3- Tuduhan Atas Pembunuhan

1.9K 117 4
                                    

⚠️Kalo suka sama cerita PP
Jangan lupa Follow & vote ya...

Selamat membaca...

●○●○●○●○●○●○●○●○

Katrina berlari dari kamarnya menuju ruangan tengah. Nafasnya terengah-engah begitu sampai di hadapan 3 orang yang sedang duduk di sofa. "Ah astagah... Maaf aku baru selesai mandi tadi." Setelahnya dia duduk di samping Liora yang posisinya berhadapan dengan seorang pria yang masih gagah di usia 40 tahun.

Saga yang duduk di single sofa menatap Katrina dengan tajam. "Apa pakaianmu sudah habis dimakan tikus?!" tanyanya marah.

"Apa?! Kau ingin berkomentar tentang pakaianku lagi, hah?!" balas Katrina menantang.

"Kau--"

"Sudah!"

Saga berhenti berucap begitu suara berat menginterupsi. Padahal Saga ingin sekali memarahi Katrina, pakaiannya sangatlah terbuka. Gadis itu memakai tanktop yang menampilkan perut mulusnya dan juga celana pendek di atas lutut, sangat minim pokonya.

Bukannya Saga tidak terbiasa melihat wanita berpakaian terbuka, dia hanya kesal karena harus mati-matian menahan hasratnya.

Sialan sekali gadis ini!

Segala sumpah serapah hanya mampu Saga gumamkan dalam hati untuk Katrina.

"Cepat katakan, aku ingin segera tidur." Liora menyandarkan kepalanya pada kepala sofa.

Hanza, pria berusia 40 tahun itu berkata, "sepertinya kau sangat kelelahan." Matanya menatap Liora lekat.

"Hm, Liora membantai seisi satu ruangan sendiri," ujar Katrina.

"Okey, sekarang dengarkan." Hanza mengeluarkan sebuah cetak foto yang menampilkan seorang pria yang usianya tak jauh beda dengannya. "Dia target utama. Bunuh secepatnya, bagaimanapun caranya, waktu kalian dua hari dari besok." Hanza memberi perintah.

Liora hanya bergumam sambil memejamkan matanya. Sedangkan Saga terus saja memperhatikan Katrina, dan Katrina sendiri memperhatikan foto yang diberikan Hanza.

"Besok sudah selesai," ucap Liora.

Hanza terkekeh. "Hati-hati, dia mempunyai putra yang seperti iblis. Tidak akan mudah bagi kalian untuk membunuh pria ini."

"Hm, ya sudah. Aku mau tidur." Liora bangkit dari tempat duduknya dan pergi meninggalkan 3 orang di sana.

"Kalau boleh tahu, siapa pria ini?" tanya Katrina sedikit penasaran.

"Adikku," jawab Hanza. Katrina pun langsung melotot tak percaya.

"Bagaimana bisa Anda membunuh adik sendiri?"

"Dia selalu mengalahkanku dalam hal apa pun, jadi aku membencinya." Lalu Hanza bangkit dan pergi meninggalkan mansion megah itu.

Katrina masih bingung, mengapa ada seorang kakak yang tega membunuh adiknya? Tapi itu tidak penting. Katrina hanya suka bersenang-senang dan uang.

"Saga!" Katrina dibuat terkejut oleh kelakuan Saga yang tiba-tiba mengelus pahanya. Refleks dia memukul tangan Saga yang nakal.

"Akh, kenapa kau memukulnya? Padahal aku mengelus pahamu dengan lembut," protes Saga.

"Kau bukan seleraku!" ucap Katrina ketus. Dia juga bangkit dan diikuti oleh Saga.

Saga berdecak sebal seraya mengikuti Katrina dari belakang. "Ayolah, bermain itu sangat menyenangkan. Bermainlah denganku." Saga membujuk dan memegang tangan Katrina.

Parella Perigosa {REVISI}Where stories live. Discover now