18

9.9K 1K 43
                                    

Sekarang musim gugur, daun dari pepohonan menguning dan siap jatuh ke tanah

Dio, bocah yang mengalami hari pahit sebelumnya kini mendapati hari yang tak pernah terpikirkan olehnya

Dio yang biasanya merasakan kasar dari permukaan batu ia tiduri, kini empuk lembut bak awan

Hawa dingin yang menembus tulang, kini menjadi hangat yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya

Bak kata pepatah, bersakit sakit dahulu, bersenang senang kemudian...

Bocah itu terus terlelap meski pagi tengah menyingsing, mata hari juga telah naik. Namun hal itu tak mampu mengusik tidur nyenyak bocah itu..

Berbeda dengan Ethan telah bersiap mengunakan jas mahal yang tersampir dengan cantik di tubuh tegapnya

Menoleh ke belakang, di mana bocahnya yang masi nyenyak dalam tidur. Tak tega sebenarnya membangunkan bocah itu, tapi bagaimana pun sarapan itu penting. Pria single itu tak mau Dio sakit..

"Son, bangun. Ayam krispi telah siap" bisik Ethan

Meski terlihat tidak berniat membangunkan Dio, percayalah cara membangunkan Dio seperti ini lebih ampuh dari apapun

"Hm, iya... Io bangun"

Nah kan!

Jika urusan makanan bocah itu akan cepat bangun, meski rasa kantuk masi menguasai nya..

Ethan menuntun Dio ke kamar mandi, bocah itu berjalan sambil menutup matanya. Membuat Ethan gemas, namun tetap memegang tangan Dio dan menuntunnya ke bathub

Ethan menyalakan air hangat, meski sekarang musim semi udara pagi tetap saja dingin..

"Udah.."

Hanya beberapa detik, dan Dio sudah hendak keluar dari bathub. Bocah itu seakan enggak untuk mandi, Ethan yang menyadari itu menduduki Dio lagi ke dalam bathub. Membasuh wajah Dio terlebih dahulu, membuat erangan tak terima keluar dari mulut Dio

"Jangan basuh wajah Dio Daddy, nanti ngantuknya ilang..."

"Jika tidak di hilangkan, bagaimana kau akan makan nanti? Kau mau hidung mu yang menerima suapan dari pada mulut mu?"

Mendengar perkataan Ethan, bibir Dio maju. Mencibir, betapa menyebalkannya Daddy nya ini..

"Ugh, iya. Tapi io masi ngantuk, Daddy mau tanggung jawab kalo ngantuk io ilang?" Bocah itu sepertinya tak ingin kalah berdebat

"Ya enggak lah, kan yang ngantuk kamu. Bukan Daddy, masa Daddy yang di suruh tanggung jawab, kan Daddy belum grepe grepe" ujar Ethan sedikit sewot

Jo yang baru saja masuk untuk mengecek ayah dan anak itu, langsung memukul kepala Ethan kesal.

"Dia masih polos, jadi jangan kotori otaknya dengan pikiran cabul mu. Jika kau memang ingin merasakan hangat dari lubang wanita, menikahlah segera! Cari ibu yang baik untuk Dio! Sekarang turun, bibi sudah memasak makanan cukup banyak" ujar Jo panjang, ia melangkah pergi. Meninggalkan sepasang ayah dan anak itu

Ethan merenggut kesal, namun tak membalas. Memilih memandikan Dio yang menatap pertengkaran kecil antara ia dan Jo. Mata bocah itu menatap puas ke arah Jo Karna telah memukul Ethan, meski bukan untuk nya tapi bocah itu tetap senang. Ethan yang menangkap pancaran kesenangan dari Dio, mendengus kesal

"Senang melihat Daddy mu yang tampan ini di pukul?"

"Seneng ga seneng ga? Ya seneng lah masa enggak" bocah itu tawa nista, membuat Ethan lagi lagi mendengus

Entah dari mana bocah itu belajar berbicara mengesalkan seperti itu, padahal bocah itu tak banyak berinteraksi dengan Jo akhir akhir ini

Tidak tau saja, jika Dio sering menonton toktok di handphone amber ketika wanita itu berkunjung ke rumah sakit

Setelah memandikan Dio, tak lupa menyiapkan bocah itu. Kini mereka tengah turun menuju lantai bawah

"Pagi nek!"  Dio menyapa dengan ceria

"Pagi juga sayang~" amber menjawab tak kalah ceria, ia menuntun Dio untuk duduk di bangku yang bersebelahan dengan bangku kepala yang akan di duduki Ethan

"Dio ingin makan apa hm?" Amber bertanya, menatap gemas Dio yang sedang berpose, berpikir.

"Aku mau yang itu, itu, itu, sama itu nek!" Ujar Dio, ia menunjuk ayam semur, ayam krispi, ayam goreng dan juga segelas susu

Membuat amber geleng kepala, namun tangan yang tetap bergerak menaruh ayam semur juga brokoli rebus di piring Dio

"Nenek, io ga mau itu. Io yang itu tuh!" Bocah itu merengek ketika melihat brokoli, keningnya menyerit jijik saat amber menambahkan beberapa brokoli lagi

"Nenek!!" Seru bocah itu, matanya hendak menangis sebelum amber berbucara-mengancam lebih tepatnya

"Makan, atau nenek tambah lagi. Sayur itu bagus buat tubuh, Dio mau pendek terus?" Amber memberi wejangan

Bibir Dio seketika maju, ia menatap Ethan meminta pembelaan. Namun bujangan itu menggeleng, membuat bibir Dio makin maju

"Jangan di majuin, kamu mau bibir kamu di comot monyet?" Amber menegur, sedikit mencomot bibir Dio yang maju

Di samping, Ethan terkekeh kecil. Kemudian berbisik pelan ke arah Dio "ini karma dek, makanya jangan ketawain Daddy. pamali"

Dan hal itu membuat Dio benar benar memecahkan tangisannya, ia tau Daddy nya itu sedang membully nya. Membuat perasaan yang awal kesal karna brokoli, menjadi lebih kesal karna Ethan

"Nenek Daddy ejek io, puk nenek puk!" Bocah itu turun dari bangku, kemudian memeluk kaki amber dramatis

Amber yang melihat cucu kesayangannya menangis, menatap Ethan garang. Melempar centong nasi yang terbuat dari plastik ke arah Ethan dan mengenai kepala pria itu

Melihat itu, membuat suara tawa Dio pecah. Tangis pura pura nya menghilang, di ganti gelak tawa yang membahana

"HAHAHAHA.. Daddy kepala Daddy ada nasi nya, hahaha" bocah itu memegang perutnya, kemudian berguling guling Karna merasa lucu

Bocah itu terus tertawa tanpa menyadari hawa gelap yang menyelimuti Amber

"Bangun Dio, itu kotor! Banyak kumannya!"  Amber berseru dengan wajah garangnya

Membuat bocah itu mendadak diam. Kini Ethan pula yang mentertawakan Dio, hingga terbahak bahak

Di detik selanjutnya, suara dio menguar di susul dengan tangis kencang

"Aku benci Daddy! Daddy jelek! Huaaaaaaa"




Bersambung...


Btw, tolong ingetin ya. Kalo ada clu yang menyimpang

Aku suka lupa ngasi nama, juga latar tempat, jadi sering ketukar tukar gitu

Kalo ada yang selip, tolong di tandai ya..

Terimakasih...

Anak PUNGOTTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang