7

20.1K 1.6K 16
                                    

Dio menatap makanannya dengan liur menggantung di antara celah bibirnya, Ethan yang melihat itu mendengus

"Makan yang banyak" Ethan berujar, yang di sambut anggukan antusias bocah di depannya

Ethan mulai meletakkan satu persatu makanan dan lauk ke dalam piring Dio

Dio langsung melahap makanannya dengan girang, bocah itu masi saja tidak pandai menggunakan alat makan, ia makan menggunakan tangan

Tak lama Jo datang, ia hanya berdiri diam di samping belakang Ethan. Tak berniat menganggu acara makan sang tuan

Beberapa menit terlewati Ethan selesai duluan, ia mengisyaratkan Jo untuk mendekat dengan tangannya.

"tuan, beberapa kendala peng-exporan bahan baku dari Kolumbia. Salah satunya mereka meminta kenaikan sedikit harga untuk bahan baku yang mereka jual" Jo menjelaskan

"Berapa yang mereka minta?"

"Bahan baku per-gram di jual dengan harga 326,50 dollar"

"Itu terlalu mahal, harga pasaran itu 226,50 dollar!" Teriak Ethan marah

Dio yang sedang asik makan tersentak, ia menatap takut ke arah Ethan. Apa ia melakukan kesalahan lagi? Pikir Dio

Bocah itu menunduk takut, memilih ujung baju perempuan yang ia kenakan. Ethan yang menyadari itu bergerak bangkit dengan jalan tertatih-tatih, mendekat pada bocahnya

"Hei maafkan Daddy.. apa kau takut?"

Jo tersentak, ia menatap perubahan sikap Ethan. Meski terdengar datar, namun sorot mata Ethan tidak seperti biasanya. Ada kelembutan di sana

Saat tangan Ethan ingin menyentuh pucuk kepala Dio, bocah itu menghindar membuat tangan Ethan menggantung di udara

"Maafkan Daddy.. maaf Dio" ujar Ethan lembut

Lagi lagi Jo tersentak akan perubahan Ethan, sudah berapa kali Jo di buat terkejut akan perubahan sikap Ethan. Pertama kali ketika malam di mana Ethan menyuruhnya mencari seorang bocah

Saat malam itu, Jo dapat melihat dengan jelas raut khawatir yang terpampang di wajah Ethan, meski samar Karna minimnya cahaya, Jo dapat melihatnya

Kedua, ketika di kamar Ethan tadi. Jo terkejut melihat Ethan tertawa dan tersenyum tulus pada seorang bocah. Jo tau, meski pun Ethan kejam dan brutal ia tak pernah mau menyentuh anak anak dalam bisnis kotornya, tapi juga tidak mau untuk menjadi lebih dekat dengan anak anak

Jo terus memperhatikan sikap baru Ethan, ia terkesima bagaimana seorang Ethan yang arogan meminta maaf juga tersenyum Karna seorang bocah lucu di depannya

Ethan mencoba tersenyum ke arah Dio meski wajahnya kaku Ethan berusaha tersenyum menenangkan. Ia merentangkan tangannya lagi, mencoba menggapai tubuh Dio namun lagi lagi Dio menghindar

"Nda mau, o-om selem" Dio seakan lupa dengan panggilannya pada Ethan, mungkin bocah itu memang ketakutan...

Ethan menghela nafas "Hei, lihat Daddy. Jika kau mau memaafkan Deddy. Deddy akan berikan apapun yang Dio inginkan"

Hanya itu satu satunya yang ada di pikiran Ethan, Karna demi apapun, ia tak tau caranya membujuk seorang anak

Perlahan Dio yang masi menunduk itu, mendongak. Matanya bersinar, membuat Ethan silau hingga menutup matanya. Menghindari senyum yang membunuh jantung itu...

'sial dia sangat imut! Pantas saja si kaku itu melunak!' batin Jo yang melihat ke imutan Dio. Jo yang dari tadi melihat adegan Ethan Dio, tak tahan dengan sinar terang dari dio

Ia berujar pamit dan buru buru pergi dari sana dengan menahan hidungnya yang mengeluarkan darah, mencari tisu

"Sudah sudah, jangan tersenyum seperti itu. Lanjutkan makan mu" ujar Ethan

Ia masi menutup matanya dengan tangan. Tak kuat, melihat sinar yang terpancar dari tubuh bocahnya

"Ote!" Dio menjawab riang...

Ethan yang melihat bocahnya sudah asik sendiri dengan makanan, berjalan menjauh dari area meja makan dengan sedikit pincang. Dio menyadari itu, namun memilih abai, makanan di depannya rasanya jauh lebih menarik

"Jo datang keruangan ku!" Seru Ethan lantang. Dengan langkah kaki keruangan kerja miliknya

Jo yang tak jauh dari Ethan, mengangguk. Setelahnya membawa sekotak tisu di tangan dan sebuah maps warna merah di apit antara ketiak. ia juga melangkah pergi mengikuti Ethan dari belakang

Ethan perlahan duduk di kursi kerja miliknya, ia menatap jo yang baru saja masuk

"Berkas"

Jo langsung menyerahkan maps dengan sampul merah ke tangan Ethan. Ethan membuka maps, membaca dengan teliti hingga tak lama ia mengeluarkan decakan kesal

"CK! Buat janji temu dengan mereka. Pastikan kau menyiapkan segalanya nya Jo, aku ingin membuat kejutan pada mereka" ujar Ethan, ia menyerahkan maps ke tangan Jo kembali

"Dan, Jo jangan lupa buat beberapa investor yang bekerja sama dengan kita, untuk menarik saham mereka dari si Sialann itu" lanjutnya, ia menyeringai ke arah Jo dengan pandangan kosong

Bulu kudu Jo meremang, ia sedikit paham dengan pikiran Ethan saat ini. Karna bagaimana pun, ia cukup lama berkerja dengan Ethan

Pria itu tak akan mau melepaskan mangsa nya, bak kata pepatah jangan pernah bermain api, Karna api itu bisa saja melahap mu kapan pun itu...

Jo mengangguk singkat. Setelahnya ia pamit undur diri..

"Baik tuan, saya permisi..."

Setelah kepergian Jo, Ethan menyandarkan tubuhnya dengan kaki yang ia naikkan ke atas meja kerja.

Tak lama suara tawa menggema, memenuhi ruangan hingga terdengar ke luar

"HAHAHAHA...."

Dio yang memang berada di depan pintu kerja Ethan tersentak takut, ia mulai menempelkan telinganya di pintu guna memperjelas apa yang terjadi di ruangan pria yang mengklaim dia sebagai miliknya

Mendengar suara tawa Ethan yang seperti psikopat. Dio menelan ludahnya susah payah, ia menjauh dan menatap pintu dengan horor

Sebelumnya, ia kebingungan mencari keberadaan Ethan yang tiba tiba menghilang. Padahal setelah makan, ia ingin langsung meminta sesuatu seperti yang di katakan Ethan tadi

Dio diantar oleh Jo yang kebetulan berpapasan dengannya di ruang tamu, setelah mengantarkan Dio di depan pintu Jo langsung pamit pergi tanpa kata

"Daddy selem, cepelti pcikopet.." ujar Dio, mukanya memucat takut

Dio mengurungkan niatnya untuk masuk ke dalam, memilih pergi mencari hiburan Karna sekarang ia tengah di Landa kebosanan

Dio berjalan menyusuri vila, hingga langkahnya membawanya ke belakang vila.

Dio menatap kagum area belakang vila, ada beberapa tanaman bunga di sana. Ia baru mengetahui itu, meski ia berulang kali datang hanya untuk mencuri makanan buatan Ethan, ia tak benar benar memperhatikan sekitarnya, terlalu fokus pada makanan dan kabur

Di pojok taman, beberapa pohon buah buahan di tanam. Salah satu nya pohon jambu, mangga, jeruk, dan juga stroberi. Ah! Jangan lupa, semangka yang kini menjalar di tanah, ada yang berbuah besar membuat Dio menatap semangka penuh minat

Kakinya melangkah menuju semangka itu, berjongkok ia mengusap pelan semangka dengan ukuran besar itu.

Air liur sudah menetes dari mulutnya, ia menoleh ke kanan dan ke kiri. Merasa aman, ia membawa semangka itu dengan ke cepat kilat...








Bersambung...

Anak PUNGOTTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang