32. Elusan hangat

63.9K 4.2K 124
                                    


Lisa dkk menyaksikan dari atas sana terlihat menahan tawa saat Mely si ketua galak itu mendapatkan penolakan dari Rafan. "Emang enak Lo !". Ucap Kila tertawa renyah.

"Manusia kulkas nggak bakalan luluh sama Lo , Mely! Cuman pawangnya doang yang bisa". Kila melirik ke arah Lisa.

"Dasar ketua gatel!". Hardik sa'adah pelan.

"Shutt... Nggak boleh ngomong kayak gitu! Nggak baik!". Tegur Zahra memperingati.

Sa'adah menghentikan tawanya "biarin, siapa suruh gatel sama suami orang?".

"Gue curiga sama sih Mely! Apa jangan-jangan dia suka sama suami Lo, Lis ?". Ucap kila  menerka-nerka.

"Sama gue juga!". Sahut sa'adah.

"Astagfirullah. Kalina jangan suudzon dulu. Tidak baik menuduh sembarangan! ". Sambung Zahrah menasehati. "Di dalam hadist sudah dijelaskan:

إِيَّاكُمْ وَالظَّنَّ فَإِنَّ الظَّنَّ أَكْذَبُ الْحَدِيثِ

Jauhilah buruk sangka, karena sesungguhnya buruk sangka itu adalah perkataan yang paling dusta”

(HR. Bukhari & Muslim)

Ucap Zahra menjelaskan hukum mengenai berprasangka buruk kepada manusia.

"Lain kali kalian berfikir dulu baru berucap". Pesan Zahra kepada sa'adah dan Kila.

"Astagfirullah. Maaf ya Allah". Ucap Kila mengusap dadanya.

"Astagfirullah". Menghela nafas pasrah.

"Ingat jangan kayak gitu lagi, ya!". Peringat Zahra. "Bukan cuman kalian aja tapi aku, uswah, dan Lisa juga sama-sama tidak boleh suudzon."

" Kita sesama manusia saling mengingatkan satu sama lain." Pesan Zahra lagi.

Mereka mengangguk setuju atas nasehat dari sahabat mereka. Beruntungnya mereka memiliki sahabat seperti Zahra yang bisa mengingatkan hal yang di larang oleh syariat Islam.

"Mending kita masuk kelas sambil nungguin guru masuk." Ajak uswah kepada mereka.
.

.

.

Waktu semakin berlalu, semua santri keluar dari kelas setelah bergelut dengan mata pelajaran yang membuat mereka pusing.

Mengenai pelajaran saat ini yang sedikit menguras energi dan otak seakan ingin pecah, seperti pelajaran mengenai Tauhid contohnya.

"Masuk kelas langsung di serbu materi yang buat otak gue pecah," keluh Kila menyeruput es tehnya.

"Mending di serbu materi, dari pada di serbu netizen." Sambung sa'adah di samping Kila dengan mangkuk bakso.

Uswah Zahra dan Lisa hanya melihat mereka dengan geleng-geleng kepala.

"Namanya juga belajar. Pasti capek lah," sahut Lisa.

"Lo enak Lis. punya otak yang langsung bisa ngerti semua materi di depan. Lah gue! Punya otak lemotnya minta ampun, dah." Celoteh Kila kepada dirinya sendiri.

"Baru nyadar Lo, kalau otak Lo lemot?" Sahut sa'adah kelewat santai.

"Ya ellah, Lo! Emang ente kadang² bener". Jawab Kila menyadari dirinya kalau perkataan sa'adah bener apa adanya.

PESONA GUS  ( SUDAH TERBIT)Where stories live. Discover now