39. EXPULSION

1.3K 113 19
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.






Selamat Membaca
Zico∆

Pria itu sedikit meregangkan ototnya, Menghela nafas dan tersenyum pada Aysria yang sudah bangun namun masih tetap berbaring tenang di dalam pelukannya,
"Kepalaku sakit," Bisik Aysria mengadu pada suaminya.

"Kemari, biar ku pijat," Balas Zico meraih kepala Aysria dan memijatnya.

"Boleh aku menangis lagi?" Tanya Aysria, meminta izin.

Zico segera menatap serius istrinya dan menggeleng,
"Tidak boleh, Tidak boleh, sayang!" Jawab Zico, menyatukan wajahnya dengan Aysria, menggesekkan kulit wajah mereka dengan dua pasang mata yang terpejam.

"Kenyataan terlalu menyakitkan," Gumam Aysria, memeluk leher Zico.

"Kalian mengucapkan selamat pagi dengan cara mesra seperti itu setiap hari?" Zico berdecak, sedangkan Aysria segera melepaskan pelukannya pada leher suaminya, melirik malu pada Althair yang berbaring menumpukan kepala di belakang Zico mengamati mereka.

"Sudah pagi, sekarang kau keluar dan bersiap untuk sarapan!" Usir Zico, berdecak melirik putra Huzair itu.

"Oke, tapi aku juga mau–" Balas Althair, dengan berani bocah itu menyelip di antara Zico dan Aysria, mengecup singkat bibir kakak perempuannya di depan suami wanita itu.

"-Good morning my sexy cousin." Ucap Althair dengan begitu jantan.

Membuat kedua kakak kembarnya itu terperangah kaget dengan sikap dan ucapannya.

"Bocah sialan!" Umpat Zico, sempat memukul kepala Althair Sebelum bocah cabul itu meninggalkan kamarnya.

Aysria mengulum bibirnya malu, memeluk Zico dan menyembunyikan wajahnya di dada bidang suaminya itu untuk tertawa pelan.

Zico bernafas lega mendengar suara pelan istrinya, melirik pintu kamar yang di tutup Althair, Aysria melupakan kesedihannya sejenak dan itu anugerah yang pagi ini Zico dapat.

"Kamu mandi dua kali lagi yah nanti!" Ucap Aysria, menjauh dari Zico dengan mengusap hidungnya, God Damn.

Lagi?

Zico tidak bau sama sekali, tapi perintah Aysria dan ekspresi wanita itu sungguh hampir membuat Zico merasa tersinggung, Zico harus sabar karna hal itu hanya efek janin di dalam perut istrinya.

Pria itu mengangguk pasrah dan menjauh dari Aysria, turun dari ranjang besar itu bersiap ke kamar mandi.

"Bener yah, dua kali, lapor sama aku kalau udah sekali dulu, nanti aku yang suruh lagi Sebelum yang kedua kalinya!" Jelas Aysria, mengacungkan telunjuknya.

ZICO (Ending)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang