9. PLEASANT

8.7K 270 19
                                    

Selamat membaca
Zico ∆

"Kita ke hotel," Suara berat dengan tubuh yang mengendarai mobil itu terdengar mengumumkan keputusan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Kita ke hotel," Suara berat dengan tubuh yang mengendarai mobil itu terdengar mengumumkan keputusan.

"Di sini, atau enggak sama sekali,"Suara menantang sangat jelas dari sang lawan bicara.

"Di rumah cuma Mommy, kita bisa bikin alasan, Mi Am_"

"Kita udah setengah jam pulang lebih lambat, dan kalau kita ke hotel resiko ketahuan lebih besar, check in pasti pakai marga, gak ! gue masih punya otak gak kek elo tolol," Zico tidak paham kenapa kesabaran nya semakin terbatas saat Aysria meninggikan suara padanya di tambah saat suara adiknya itu menentang ucapannya.

Zico membelokkan mobilnya ke arah jalanan yang kecil dan tampak sepi, melaju hingga berhenti di pertengahan jalan yang sudah menampilkan batas buntuh dari jalan kecil tak jauh dari tempatnya memarkirkan mobil.

Zico segera menoleh pada sang pemilik permintaan, tampak Aysria bergidik sendiri setelah memandangi suasana jalan yang memang tak berpenghuni, tetap di apit oleh dua barisan gedung megah, jalan sepi ini area pembatas dua gedung yang saling membelakangi.

"Gimana? Masih gak mau pilih hotel?" Bisik Zico melepaskan seatbelt Aysria.

"Di sini aja, kalau di hotel entar kebablasan sampe malam, kalau bukan sex pasti ketiduran karna nyaman," Zico tersenyum miring jadi itu pemikiran Aysria yang sesungguhnya sehingga menolak untuk berada di hotel saja? Konyol.

"Kalau begitu janji jangan nyesel kita main di mobil?" Balas Zico berbisik Serak dan mengecup garis wajah Aysria yang tampak menegang setelah mendengar balasan darinya.

"Nyesel gimana? Intinya kita main cuma sekali dan lo pake kondom," Aysria tidak bisa biasa saja dalam ucapannya, ia masih sulit menghadapi Zico yang selalu bisa menyulitkan pendiriannya yang tak pernah kokoh dan selalu runtuh begitu saja.

"Aku-Kamu, kita di sini cuma berdua, Mi Amor!" Peringat Zico menatap puas bagaimana Aysria bergerak gelisah di duduknya karna ulah tangannya yang sudah bergerilya di balik rok pas body milik adik kembarnya.

"Aku mau cepet pulang," Suara yang harusnya tegas itu justru terdengar memohon, mencengkram dasi Zico dan bersiap melumat bibir yang menyuguhkan senyum tampan nan pongah itu.

"Santai, rileks, ini belum waktunya kita terburu-buru," Aysria mengakui kadar bajingan yang di miliki Zico itu nyaris melebihi bajingan jalanan yang asal memperkosa orang lewat.

"Gimana kalau kita cerita, nanti lanjut kuliah di universitas mana, siapa tau kita satu universitas? Dan aku harap memang seperti itu," Zico bersuara santai seolah Aysria yang sudah bergairah tidak terlihat di matanya.

ZICO (Ending)Where stories live. Discover now