26. MINE

2.9K 152 23
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Selamat Membaca
Zico∆

Pria dengan Vape di tangannya itu melirik puas wanita yang tampak tak memiliki semangat hidup di hadapannya, jika saja ia tak memegang kendali maka sudah dapat di pastikan Wanita itu mengamuk dan mengusirnya kembali ke London detik ini juga.

"Setidaknya peluk aku, tidak ada Pria Albaran ataupun kedua orang tua kita di sini!" Titah Zico mengepul kan asap dari dalam mulutnya dan merentangkan tangannya.

Aysria dengan raut wajah tertekuk kesal dan penuh tekanan berjalan mendekati Zico mematuhi perintah pria itu, mendekap tubuh besar yang terbalut baju kaos dan celana jeans pendek tersebut, sejenak meraup kenyamanan dan ketenangan sehingga larut dalam keterdiaman.

"Sayang, kenapa kamu ke sini?" Gumam Aysria dengan pasrah.

"Aku cuma kasih kamu waktu satu Minggu dan kamu harusnya sudah kembali ke London, tapi kamu sepertinya lupa," Balas Zico melempar Vape nya ke sofa single tempatnya duduk sebelumnya.

"Ini kenapa kamu pakai perban segala, Ayo buka!" Zico sedikit menunduk tetap diam membiarkan Aysria menarik kesal perban yang melilit kepala sampai wanita itu meringis kaget.

"Kepala kamu luka karna apa lagi?" Tanya Aysria menangkup wajah Zico dan menatap khawatir.

"Orang kritis harus punya luka yang parah kan? Jaga-jaga di periksa Mommy atau Daddy jadi yah–"

"Yah apa? Kenapa bisa sampai di jahit!" Potong Aysria membentak dan menuntut penuh pada Zico.

"Hey hey, tenang oke! Ini cuma karna botol anggur, kata dokter juga ini tidak parah," Bujuk Zico menenangkan Aysria.

"Kamu kenapa harus datang ke sini kalau harus bikin luka dulu," Cicit Aysria benar-benar tidak suka dengan perilaku Zico.

"Aku kan cuma jemput kamu karna belum pulang," Balas Zico menggenggam tangan Aysria yang terdiam menyesal.

"Khulya hamil," Pekik Aysria segera memeluk erat leher Zico, pria tinggi itu mengangkat tubuhnya dan kembali duduk di sofa, berada di pangkuan Zico yang memeluknya.

"Aku tahu sayang, justru itu aku datang jemput kamu pulang," Balas Zico mengecup pipi Aysria beberapa kali melepas rindu.

"Aku capek," keluh Aysria, merengek pelan pada Zico dengan menyembunyikan wajahnya pada ceruk leher pria itu.

"Sini aku pijat, biar sehat," Tawar Zico yang justru semakin membuat Aysria siap menangis.

ZICO (Ending)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang