32. WIFE

2.2K 127 14
                                    

Selamat Membaca
Zico∆
..

"Coach menghubungi ku sudah lima kali, pihak club terus berusaha agar kau bisa ikut tanpa tes tapi syaratnya memang seperti itu, apa lagi Coach mau kau menjadi kapten dalam liga ini," Jelas Nicholas dengan suara yang cukup pelan menoleh dari kursi depan ke arah Zico yang duduk di belakang.

"Apapun tesnya, kau tenang saja!" Balas Zico santai, melirik Aysria yang lelap dengan berbantalkan pahanya.

"Aku lupa kau itu cerdas tapi–" Nicholas Segera mengangguk kalah dengan teguran Zico yang mengangkat telunjuknya di depan bibir.

"Kita bisa bahas besok, temui aku di apartemen, oke!" Potong Zico, berbisik pada Nicholas sesaat lalu kembali menunduk pada Aysria yang sedikit terusik.

Zico selama ini Nicholas kenal sebagai orang yang serius melakukan apapun, tetapi setelah kembalinya Aysria bahkan setelah menjadikannya sebagai istri perhatian pria itu nyaris hanya berpusat pada Aysria, Nicholas khawatir itu akan mempengaruhi profesi Zico yang sedang puncak-puncak nya, berita pernikahannya saja sudah hampir mengganggu proses perekrutan Zico.

"Kamu nanti mau makan apa sayang?" Tanya Zico menunduk pada Aysria yang sudah bangun dari tidurnya, telapak besar Zico tetap mengusap perut di balik jaket kulit yang sedang Aysria kenakan.

"Haggis," Jawab Aysria, memperbaiki posisinya dengan memeluk lengan Zico

"Nicholas, bisa tolong mampir ke restoran di dekat kampus? Kita beli Haggis di sana," Tanya Zico pada Nicholas.

"Bisa," Balas Nicholas, segera menepuk bahu supir mereka dan memperjelas arah mereka untuk pergi.

"Nich, di mana Mareta?" Tanya Aysria, terpaksa sedikit menengadah pada tarikan Zico pada dagunya.

"Dia masih di Mansion, akan menginap di sana menyusun semua perlengkapan Zico yang di pindahkan dari Apartemen." Jawab Nicholas mencoba bersabar dengan perasaan kesalnya pada Zico yang asik menggoda Aysria, sebelumnya kening sekarang pria itu melumat bibir Aysria!

Ada banyak waktu untuk mereka bermesraan di rumah nanti, mengapa harus di dalam mobil seperti ini, Nicholas sadar supirnya pun tersiksa berada di satu mobil yang sama dengan pengantin baru yang tidak tahu tempat tersebut.

"Terimakasih sudah bekerja keras untuk Zico, ada dua Paperbag hitam di belakang, oleh-oleh untukmu dan Mareta jangan turunkan saat kita sampai di apartemen!" Peringat Aysria mengambil jarak dari Zico dengan mengecup punggung tangan pria itu, menyadari ketidak nyamanan Nicholas terhadap sikap Zico.

"Terimakasih Ay–"

"Kemari sayang, aku ingin terus mencium mu!" Bisik Zico yang terdengar di seisi mobil.

"Asshole," Gumam Nicholas ingin segera keluar dari mobil.

"Cukup!" Peringat Aysria tersenyum, merengkuh leher Zico dengan mengecup dua kali bibir pria itu berharap cukup membungkam Zico.

"Nicholas apa kau sudah mengatur jadwalku untuk bulan madu? Aku ingin membuat acara pernikahan juga secepatnya–"

"Diamlah Brengsek, berkat kau pergi nyaris seminggu ke Indonesia aku kesulitan mengatur jadwal mu di sini, lupakan soal Bulan madu bahkan aku tidak yakin kita bisa membuat acara pernikahan setelah awak media menjadikanmu sasaran empuk." Potong Nicholas di ambang rasa sabar, Aysria tersenyum geli menatap raut wajah Zico yang kaget karna perlawanan Nicholas.

ZICO (Ending)Where stories live. Discover now