Chapter 44 : Brianna At Auction?

51.6K 7K 37
                                    

Jika ada kesalahan dalam penulisan mohon diingatkan ya 😙

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jika ada kesalahan dalam penulisan mohon diingatkan ya 😙

♾♾♾

Ekor mata Brianna melirik pria yang menimbulkan kepedihan dan kesengsaraan di masa lalunya, siapa lagi kalau bukan Edwin.

Pria keparat!

Hati Brianna bergemuruh mengingat perlakuan Edwin padanya. Pria itu mengadopsinya hanya untuk menguasai harta peninggalan orangtua kandungnya.

Brianna di paksa melayani mereka— dijadikan pelayan di rumah itu. Jangankan memberikan kehidupan yang layak, membelikan pakaian bagus saja mereka tidak sudi mengeluarkan uang untuk Brianna. Hal kecil seperti makanan saja, Brianna harus berharap lauk yang mereka santap di meja makan bersisa, jika tidak maka Brianna harus makan seadanya.

Bukankah keluarga Edwin sangat tidak manusiawi? Padahal mereka hidup bergelimang harta karena kekayaan orangtua Brianna. Edwin hanya sopir dan Viola hanya pelayan.

Di meja tempat keberadaan Edwin juga ada Gary, pria itu statusnya menjadi buronan saat ini. Selain Edwin dan Gary, ada dua orang lagi di meja itu— sayangnya dua orang itu memakai topeng.

Acara ini juga memiliki mc yang memandu acara. Para wanita yang akan di lelang menaiki panggung satu persatu dan berbaris rapi diatas sana. Brianna juga ikut naik ke atas panggung.

Brianna menarik napas dan membuangnya perlahan sambil membagi pandangan pada manusia di depan sana.

Musik erotis bernuansa sedikit misterius mulai terdengar. Brianna mulai menggerakkan tubuhnya. 1 jam berlatih memang waktu yang sangat singkat tapi Brianna harus menunjukkan penampilan terbaiknya.

Brianna menyerahkan diri dan menyatu pada ritme musik. Gerakan tariannya melambat ketika musik juga melambat, tangan Brianna bergerak menyusuri rahang— perlahan turun ke dada dan berakhir meletakkan telapak tangan pada pusarnya. Setiap gerakan Brianna membuat suasana semakin panas, semua pria memusatkan perhatian pada keindahan dan kesempurnaan tubuh Brianna yang tentunya sangat menggoda— sayang jika dilewatkan begitu saja.

Brianna mendapatkan siulan, komentar panas, teriakan dan tepuk tangan meriah. Brianna yakin, applause itu bukan karena keindahan tariannya tapi karena otak kotor mereka, karena mata mereka kini sedang melahap habis tubuhnya.

"Baiklah. Sembari menikmati tarian Carla, mari kita mulai dengan gadis pertama kita malam ini." Ujar pembawa acara pada para tamu hadirin.

Pelelangan dimulai sembari di iringi tarian. Brianna harus membagi konsentrasi— mendengarkan jalannya pelelangan seraya terus meliukkan tubuh.

Double BWhere stories live. Discover now