Chapter 22 : Fall In Love?

75K 10.2K 501
                                    

Jika ada kesalahan dalam penulisan mohon diingatkan ya 😙

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jika ada kesalahan dalam penulisan mohon diingatkan ya 😙

♾♾♾

Blue bertopang dagu, memusatkan perhatiannya pada Brian yang sekarang sedang menjelaskan di depan layar proyektor. Ia hanya bergurau saat meminta Brian mengambil alih tugasnya, tapi Brian justru menyanggupi.

Ini merupakan meeting Perusahaan dengan pihak swasta yang tertarik dengan salah satu teknologi yang Perusahaannya kembangkan. Proyek dengan nominal cukup besar, jika tidak berhasil maka teramat sangat di sayangkan.

Di depan sana Brian terlihat percaya diri, antusias, menguasai materi dengan baik. Walau suara Brian tergolong lemah lembut tapi penyampaiannya terdengar lugas— tidak bertele-tele.

Kenyataannya, Brian di depan sana mempresentasikan dengan baik— Blue yakin, klien akan setuju untuk menjalin kerja sama ini.

Kenapa ia harus kagum pada orang cerdas? Kenapa standar yang ia buat terlalu tinggi? Blue memejamkan mata sejenak karena benaknya di penuhi pikiran rumit. Dan kenapa ia kagum pada seorang pria seperti Brian?

Pada dasarnya, Blue mengagumi kecerdasan Brian. Tapi semakin kesini, benaknya selalu di penuhi wajah Brian. Wajah yang cantik itu—

"Kenapa kau harus pria!?"

Seorang yang cerdas, biasanya juga berkarakter kuat. Dan karena terbiasa berkompetisi selama hidupnya, hal itu tak jarang memengaruhi bagaimana caranya memandang sebuah hubungan. Hal tersebut menyebabkan Blue sulit untuk melabuhkan hati pada wanita selama ini.

Dan, apa ini? Apa dirinya menyukai Brian? Apa dirinya sudah tidak normal karena suka pada sesama jenis? Di bawah meja tangan Blue mengepal sempurna. "Aku sudah tidak waras!"

"Tuan?" Ini panggilan ketiga yang di serukan Brianna.

Blue justru membayangkan jika Brian saat ini berpakaian wanita, berambut panjang dan memakai riasan wajah.

"Tuan?" Brianna menyentuh lengan Blue.

Blue mengerjap beberapa kali, ia justru termenung memikirkan hal konyol. Sepertinya, otak cerdas Blue sedang cidera saat ini.

"Sudah selesai, Tuan." Brianna berucap setelah Blue sadar dari lamunannya.

Blue mengangguk sekali. Ia mengambil alih meeting kali ini. Klien bersedia menjalin kerjasama dengan Perusahaannya dan beberapa hari kedepan mereka akan menandatangani kontrak kerja sama.

"Terima kasih." Ujar Blue pada Brian setelah kliennya berpamitan.

Brianna yang berada di sebelah Blue menoleh, "Sama-sama."

Double BTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang