Chapter 32 : Redley Sadness

72.3K 10.5K 432
                                    

Jika ada kesalahan dalam penulisan mohon diingatkan ya 😙

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jika ada kesalahan dalam penulisan mohon diingatkan ya 😙

♾♾♾

"Apa dengan menatapku akan membuatmu kenyang?" Brianna berkata demikian karena sedari tadi Blue terus menatapnya. Ia berkata seraya memakan sandwich di tangannya.

"Kau cantik." Blue berpangku tangan menatap lekat wajah Brianna. Wajah tanpa polesan, rambut di ikat asal— Brianna terlihat cantik walau belum mandi.

Brianna melirik Blue, ini hari libur tapi pria itu sudah membersihkan diri serta tampil menawan. "Kau juga tampan. Apalagi ini masih pagi. Kau akan pergi?" Tanyanya.

Blue memang terbiasa setelah bangun membersihkan diri sebelum memulai aktivitas— itu juga berlaku untuk hari minggu. "Kau ingin jawaban jujur atau membual?" Ujar Blue.

"Membual." Sahut Brianna.

"Karena ada kau di rumahku. Supaya kau tidak ilfeel melihatku. Aku ingin membangun image sempurna di matamu." Blue menjawabnya sesuai permintaan Brianna.

Brianna memahami Blue, berarti Blue bukan hanya orang yang menjaga kebersihan dan kerapian— Blue juga tidak suka kejorokan dan kemalasan.

"Apa sekarang kau ilfeel padaku? Karena aku tidak berniat membangun image sempurna di matamu." Brianna membalikkan perkataan bualan Blue.

Blue menggeleng, "Kau selalu sempurna di mataku, sekalipun kau belum mandi."

Brianna menunduk— tidak ingin senyumnya terlihat oleh Blue. Perkataan Blue barusan terdengar romantis.

"Aku belum ijin padamu. Aku menemukan kemeja ini di lemari." Ujar Brianna kemudian.

Brianna membutuhkan pakaian ganti, tidak mungkin memakai dress untuk tidur. Saat membuka lemari yang berada di kamar, ada beberapa kemeja Blue di dalam sana.

Blue mengangguk, "Kau boleh memakainya sepuasmu." Bahkan Blue senang jika Brianna memakai pakaiannya. Ia berniat akan memfigura kemeja yang di pakai Brianna sekarang.

"Makan." Perintah Brianna yang mulai sebal, sejak ia duduk disini hingga makanannya hampir habis— selama itu Blue menatapnya.

Blue mematuhinya, ia memakan sandwich buatan Brianna. "Aku semakin jatuh cinta padamu. Makanan buatanmu sangat cocok di lidahku." Ia tidak membual, membuat sandwich memang mudah tapi buatan Brianna ini rasanya berbeda.

"Apa kau yakin ini pengalaman jatuh cinta pertama kalinya untukmu?" Tanya Brianna kemudian.

"Kenapa?" Tanya Blue sambil mengunyah.

Double BWhere stories live. Discover now