Chapter 24 : Blue Is Angry

72.6K 10.4K 215
                                    

Jika ada kesalahan dalam penulisan mohon diingatkan ya 😙

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jika ada kesalahan dalam penulisan mohon diingatkan ya 😙

♾♾♾

Terhitung sudah lima hari ini Brianna bekerja sendiri tanpa kehadiran Blue. Entah kemana Pimpinan Perusahaan ini, sakit atau mungkin ada kepentingan keluarga— Blue tidak memberitahu alasannya, yang jelas ketidakhadiran Blue bukan karena masalah pekerjaan.

Sepertinya beberapa hari ini Blue berada di apartemen. Saat ia mengecek penyadap suara yang ia letakkan di apartemen Blue, Brianna terkadang mendapati Blue sedang berbicara dengan seseorang melalui panggilan telepon.

Tidak ada yang mencurigakan setiap panggilan yang di lakukan Blue. Semenjak terakhir ia mendengar Blue berbicara tentang perempuan berusia 10 tahun, setelah hari itu ia tidak pernah mendapati pembicaraan lain mengarah ke arah sana.

Memang melelahkan karena ketidakhadiran Blue, pekerjaan Brianna bertambah berkali-kali lipat. Tapi karena hal ini, Brianna mendapatkan akses untuk menyentuh notebook pribadi Blue.

Padahal Brianna sempat berencana untuk menerobos dan mencuri notebook milik Blue yang berada di ruangan ini.

Brianna memanfaatkan kesempatan beberapa hari ini untuk memecahkan sandi berlapis yang melindung sistem Perusahaan. Mungkin hari ini ia bisa menyelesaikan segala kerumitan dan segera mentransfernya untuk di tindak lanjuti.

Ia berharap mendapatkan bukti keterlibatan Blue dalam perdagangan manusia atau kejahatan lain— untuk segera mengakhiri misi ini.

Cctv di dalam ruangan tetap memantau segala kegiatan Brianna dalam ruangan. Akan semakin mencurigakan jika tiba-tiba Brianna merusak cctv itu. Ia bersikap seolah sedang bekerja, namun otaknya bekerja keras memecahkan angka-angka rumit yang menjadi keamanan sistem Perusahaan.

Sedangkan di waktu yang sama— di kekediaman Blue, sosok rupawan itu terlihat berdiri— bersedekap menatap hingar-bingar kota dari ketinggian apartemennya. Sudah beberapa hari ini Blue tidak bekerja atau pergi ke kantor.

Dokter yang baru saja ia datangkan berkata, kemungkinan Blue terkena gangguan Psikosomatis, keluhan fisik yang diduga disebabkan oleh faktor psikis atau mental, seperti stres, depresi, takut, atau cemas. Dokter tersebut menyarankan agar Blue mengunjungi dokter psikolog.

Ketika merasa takut atau stres, aktivitas listrik saraf otak ke berbagai bagian tubuh akan meningkat. Kondisi ini bisa memicu munculnya gejala, seperti denyut jantung menjadi cepat, mual atau ingin muntah, berkeringat, mulut kering, sakit dada, sakit kepala, atau sakit perut.

Selain itu, stres dan cemas diduga bisa memicu pelepasan zat adrenalin (epinefrin) ke dalam aliran darah atau melemahkan sistem kekebalan tubuh, sehingga menyebabkan berbagai gejala fisik seperti yang di alami Blue beberapa hari ini.

Double BWhere stories live. Discover now