🐥Celakanya ibu ratu🐥

18.8K 1.6K 78
                                    

Mohon bantuannya jika ada ketypoan dalam pengetikan^^

💅💅💅

Usai memberikan alena segelas air berwarna putih pekat yang ternyata adalah susu ibu hamil, mereka kembali bermain dengan ditemani robin serta alam. Tepat pukul 9 malam alam mengantar alena kerumah kedua orang tuanya, kenapa harus kerumah kedua orang tuanya Alena padahal kan Alena memiliki apartemen? Jawabannya karena tadi sebelum mereka pulang bunda Astrid menelfonnya dan meminta dirinya untuk segera kembali tinggal dirumah kedua orang tuanya.

Awalnya ia menolak tapi setelah mendengar alasan lainnya karna menantu bundanya tengah mengidam menginginkan Alena tinggal bersama kembali, dan entahlah itu benar atau hanya akal-akalan sang bunda agar Alena mau kembali kerumah abraham.

Bukan karna dirinya malas untuk tinggal bersama bundanya hanya saja  ia masih merasa ga enak telah mengecewakan ayah dan bundanya. Tapi mau gimana lagi sudah terjadi juga apa bisa dikembalikan seperti semula, semua sudah ditakdirkan oleh sang maha kuasa sebagai umat nya kita hanya bisa menerima walaupun diawal masalah itu terjadi kebanyakan umat suka menyalahkan takdir.

Mobil berhenti tepat didepan pintu rumah kedua orang tua alena, alam membukakan pintu untuk alena lalu menatap wanita yang tengah mengandung anaknya itu dengan perasaan yang campur aduk antara tidak ingin alena pergi dan mengkhawatirkan keselamatan alena.

"Jangan tidur malem-malem! Kamu harus inget didalam perut kamu ada anak kita!! Tunggu saya, saya pastikan kita akan bersama" ucap alam penuh keyakinan menatap tajam mata alena seolah mengatakan alena harus percaya dengan ucapannya.

Memilih diam adalah hal yang terbaik untuk tidak terlalu percaya dengan ucapan alam terlebih tanpa alam sadari sikap pengecutnya membuat goresan tipis dihatinya ya semoga saja tidak dalam. Mata alena membulat sempurna merasakan bibir kenyal yang menempel dikeningnya cukup lama sampai berhasil membuat kerja jantungnya tidak beraturan.

"Selamat malam ibunya anak-anak, jangan lupa minum vitamin" ujar alam setelahnya pria itu masuk kembali kedalam mobil dan perlahan menjalankan mobilnya menjauhi perkarangan rumah alena, sedangkan  twins sudah terlelap dibelakang jok mobil.

Setelah kepergian alam, alena memasuki rumah setelah dibukakan oleh penjaga rumahnya. Senyum alena mengembang melihat desain rumah kedua orang tuanya yang tidak pernah berubah, ahhh rasanya ia benar-benar merindukan rumah ini banyak kenangan yang ia buat disetiap sudut rumah ini.

"Alena" panggilan milik Astrid menyadarkan Alena dari rasa rindunya yang menggebu.

Tubuh Alena sudah berada didalam dekapan Astrid menyalurkan rasa rindu keduanya lewat pelukan, ia juga merasakan bibir kenyal menyapa puncak kepalanya. "Kenapa ga pernah temuin bunda? Padahal bunda ga benar-benar marah sama kamu. Ya walaupun kecewa sama kejadian yang kamu alamin" kata Astrid tangannya mengusap pipi yang terlihat berisi tersebut.

"Makin berisi ya kamu, walaupun ga seberisi mantu bunda" Alena tersenyum kecil, tubuhnya dengan mbak Caca memang berbeda bisa dibilang dimasa kehamilan, mbak Caca naik sampai 4 kg dimasa trimester ketiga sedangkan Alena hanya naik 3,5 kg.

"Ya beda atuh bunda, mbak Caca kehamilannya sudah memasuki bulan kesembilan sedangkan lena baru bulan ke lima"

"Eh iya juga, bunda lupa kalo yang hamil duluan itu mbak kamu" Alena tidak lagi menanggapi ucapan sang bunda ia memilih menaiki tangga untuk melihat keadaan kamarnya.

Bunda masih setia berada disamping Alena, sesekali wanita itu bercerita kala Alena tidak ada didalam rumah tersebut. Sampai didepan kamar senyumnya mengembang lebar, semua masih terasa sama tidak ada yang dirubah bundanya memang yang paling mengerti.

Bad girl and baby twinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang