🐣Mengantar twins🐣

82K 4K 48
                                    

Tubuh alena terguncang oleh tangan besar milik alam yang berusaha untuk membangunkan-nya. Kedua mata alena terbuka berusaha menyesuaikan cahaya yang masuk kedalam retinanya. Tunggu, ada yang salah dengan posisi mereka wajah keduanya hanya berjarak 5 cm kalau aja ada orang lain yang tidak sengaja mendorong kepala alam sudah pasti akan terjadi pertemuan bibir antara bibir.

Kedua bahu milik alena menggedik ia berusaha untuk mengenyahkan pikiran kotornya lalu kembali tersadar bahwa posisi mereka belum berubah dengan reflek alena mendorong tubuh alam membuat jarak wajah mereka lumayan jauh.

Alam yang sejak tadi menatap gadis didepan-nya pun tersadar akibat dorongan alena, ia berdeham cukup keras untuk menetralisir jantungnya yang tiba-tiba berteka ga karuan. "Ekhem... Kita udah sampai dirumah kamu" alena melihat sekeliling tempat ia berada dan benar mobil alam telah berada didepan rumah alena.

"Terimakasih atas tumpangan-nya om alam" alena keluar dari mobil alam lalu menutup kembali pintu mobil tersebut.

"Kalo gitu saya permisi" pamit alena melangkah kan kakinya untuk memasuki rumah sang bunda.

Sebelum sosok alena menghilang ditelan gerbang alam berujar yang membuat perempuan tersebut tak percaya, "Besok saya jemput" tiga kalimat yang membuat alena membuka kembali gerbangnya.

"Bapak ngomong apa tadi?" tanya alena mendadak kupingnya budek gini, tapi sebenarnya ia hanya ingin memastikan bahwa pendengaran-nya masih baik-baik saja.

Alam berdecak sebal, dirinya paling malas mengulangi kata yang sudah terucap olehnya. "Saya tau kamu ga budek alena" balas alam tanpa melihat alena sedangkan gadis itu terlihat mendengus kesal.

"Tentu saja, lena cuma mau mastiin kalo kuping lena tuh masih dalam kondisi baik" alam mengangguk-angguk tanpa niat membalas ucapan alena.

"Kita berangkat bareng" ujar alam kemudian menyalakan mesin mobil, meninggalkan perkarangan rumah alena.

Kedua telapak tangan alena meninju-ninju angin menyalurkan kekesalan-nya lewat angin karna ga mungkin ia meninju alam bisa-bisa ia diserang twins walaupun alena sanggup melawan alam.

"Emang minta digeri-geri tuh orang, gue belum jawab apa-apa main jalan aja. Semoga jidatnya kepentok pintu" sungutnya kesal sambil menyumpahi alam kemudian berjalan membuka gerbang.

Beruntung malam ini alena tidak telat sampai rumah kalo aja telat mungkin alena sudah ditaksi untuk pulang keapartement-nya. Ia membukuk-kan badan-nya supaya tak terlihat oleh keluarganya tapi baru sepuluh langkah alena sudah berteriak kesakitan karna jidatnya kepentok pintu.

Kata orang, nyumpahin orang lain itu ga boleh nanti ujung-ujungnya kita duluan yang kena sumpahnya baru orang yang kita sumpahin. Dan alena merasakan-nya kepala cantiknya terkena pintu yang sialnya sangat keras itu.

"Aaaaauuuhhh..." ringisnya mengusap-usap pelipisnya yang menjadi santapan malam pintu rumahnya.

Si pelaku menatap alena tajam kepalanya menggeleng melihat kelakuan sang adik yang tak pernah berubah selalu saja ceroboh. Berkali-kali irawan menelfon adiknya itu sampai ia menelfon kedua sahabat adiknya yang berakhir jawaban lena lagi ga sama anya bang atau jess, ga tau bang rasanya irawan mau pasung adiknya aja biar ga ngeluyur seenaknya.

"Ooooo.... Jadi ini kucing bengal yang selama ini kita cari" sindir irawan kedua tangan-nya bersidekap dada.

Cengiran polos alena membuat irawan usap-usap dada berusaha engga terlena oleh wajah polos itu, bisa-bisa ia tidak jadi memarahi adiknya. "Hehe... Maafin alena ya bang iwan, ga lagi-lagi kok. Tadi lema kerumahnya twins" jelasnya.

Irawan ga habis pikir dengan adiknya bisa-bisanya kerumah orang tanpa mengabari orang rumah, "Kamu tau kita disini khawatir sama kamu alena, apa susahnya sih cuma kirim pesan kalo kamu emang ga bisa telpon kami!!" alena menunduk. Iya dia salah tapi apa harus abangnya ini mengomelinya dengan membentak.

Bad girl and baby twinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang