🐥Mami Alam🐥

82.6K 4.5K 84
                                    

Beruntung alena tidak lagi melanjutkan perdebatan-nya bersama vivian jika saja ia masih meladeni ucapan kosong vivian mungkin dirinya tidak berada disini tapi berada diruangan neraka sederhana. Mata alena menerawang menatap beberapa adik kelas yang terang-terangan menatapnya.

Salah satu pria yang alena yakini adalah adik kelasnya itu menghampiri alena, tanpa aba-aba atau pemberitahuan apapun cowo yang tidak alena kenali memberikan dirinya coklat dengan tatapan penuh memuja.

"Buat gue?" tanya alena menunjuk dirinya sendiri.

"Iya buat lo" jawab si cowok kepalanya ikut mengangguk.

Alena mengerutkan dahinya ada hari sepesial apa nih sampai-sampai dirinya diberikan coklat gratis ya walaupun lokernya penuh dengan coklat. "Gue lagi ga ulang tahun, jadi dalam rangka apa lo ngasih gue coklat?" laki-laki didepan-nya nampak salah tingkah.

Bahkan matanya melirik sebentar kearah meja yang diisi oleh rekan-rekan nya, mata nya seolah bertanya apa yang harus dirinya lakukan. Dan dengan sialnya rekan-rekan yang berjumlah lima orang itu nampak menggedik-kan bahu.

"Sialan, tau gitu gue ga ikut main" gerutunya sebal ia salah mengikuti permainan sengsara yang dibuat kelima sahabatnya itu.

"Jadi apa?" tanya alena sebenarnya ia paham dengan pembicaraan adik kelasnya dengan para teman-nya, hanya melihat dari tatapan keduanya saja alena sudah dapat menebak.

Alena menepuk pundak pria disampingnya, "Gue terima semata-mata cuma mau bantu lo, lain kali kalo mau bikin taruhan ga usah libatin gue" ucapnya dingin pemuda tersebut mengangguk kemudian berjalan meninggalkan meja yang ditempati alena dan kedua sahabatnya.

Anya dan jessy nampak penasaran dengan apa yang dilakukan alena sampai membuat adik kelasnya lari sambil menggedik-kan bahu ngeri. "Lo jadi bahan taruhan lagi?" tanya jessy tepat pada sasaran alena mengangguk sambil mengunyah pesanan-nya yang beberapa menit lalu telah datang.

Sejak meninggalkan vivian dan para antek-nya alena kembali lagi ke kanti setelah memastikan bahwa si cabe tidak ada diarea kantin, tentu saja alena hanya ingin makan tenang maka dari itu ia menunggu vivian pergi.

"Emang udah gila siswa araska! Selalu menjadikan alena sebagai objek bahan taruhan" ucap jessy kesal, ini mungkin yang kesekian kalinya ia mendengar sahabatnya dijadikan bahan taruhan dan beruntungnya selama menjadi bahan taruhan alena hanya merespon cuek dan berakhir dengan si taruhan yang mengalah.

Anya mengusap-usap pundak jessy, menenangkan perempuan tersebut agar amukan dan ucapan pedasnya tidak terlontar. "Sabar jess, yang penting alena masih baik-baik aja" jessy melotot pada anya.

"Lo ngedoain alena ga baik-baik aja" sungut jessy sebal, enak aja anya mendoakan yang tidak baik untuk teman seperjuangan-nya.

Gadis dengan rambut sebahu itu menggeleng gelagapan, bukan maksudnya tidak seperti itu. Duhh niat mau nenangin dirinya malah kena semprot, "Ga gitu jess. Gue ga doain alena ga baik-baik aja kok selama ini juga gue doain yang baik-baik buat alena sama lo" terang anya, jessy memutar bola matanya malas.

"Boong tuhh, ketara banget" ujar jessy menambah terjadinya peperangan mulut.

Melihat keduanya nampak ingin beradu mulut alena membuang napas nya kasar lalu menatap malas, "STOP GESS!! Udah yaaaa... Jangan ribut gue disini mau makan bukan mau dengerin kalian ribut" lerai alena dan keduanya nampak terdiam tapi menatap saling bermusuhan.

Alena mengangkat tangan, "Nyerah gue nyerah!!!" ucapnya dengan nada kesal bercampur lelah.

"Hehe, ga lagi-lagi kok len" cengir anya kedua tangan-nya memegang lengan alena yang sudah berdiri dari duduknya.

Bad girl and baby twinsWhere stories live. Discover now