🐥Pertolongan untuk twins🐥

24.7K 2.2K 297
                                    

Seperti yang diperintahkan alena, sahabat satu tim dalam balapan liarnya datang siapa lagi kalo bukan januar. Tanpa menyuruh laki-laki itu untuk mampir ke apartemennya, alena menarik lemgan januar untuk segera turun kebestman.

"Lo mau kemana si len? Buru-buru banget, gue belom mampir ke apartemen lo" ucap januar padahal niatnya ia ingin meminta air minum.

"Ga ada waktu jan, anak-anak gue butuh bantuan gue" balasnya penuh dengan kekhawatiran disetiap nadanya. Januar mengernyit anak-anak apakah sahabatnya itu sudah menikah dan memiliki banyak anak, tapi bukankah sahabatnya itu masih lajang kalopun memiliki anak bukan kah baru saja tumhuh dirahim wanita itu.

"Nih pake" alena memberikan helem cargloss ke tangan januar, perempuan itu juga tak lupa memakai helem cargloss milik temannya.

"Mana konci motor lo" pinta alena tangannya menengadah meminta januar untuk segera memberikan kunci motor milik pria itu.

Masih terus melontarkan pertanyaan yang berakhir dengan tidak mendapat jawaban dari alena, januar sampai tidak sadar bahwa dirinya sudah memberikan kunci motor kepada alena.

"Naik!" perintah perempuan hamil itu tanpa mau dibantah dan tentu saja januar tak akan menumbalkan dirinya untuk menjadi santapan liar dari temannya.

Januar pasrah walaupun sebenernya ia enggan untuk membiarkan alena mengendarai motor dalam keadaan hamil. Selama diperjalanan jantung januar tak dapat berdetak dengan slow karna perempuan didepannya ini membawa motor persis seperti orang yang tengah balapan, tangan januar memegang pinggang alena dengan kuat masa bodo dengan image nya yang seorang pembalap sejati.

Tepat lampu merah menyala alena menarik rem tangan kanan dan kiri lalu berdecak kesal, kepalanya celangak-celinguk memastikan tidak ada polisi yang tengah berjaga. Januar menggeleng hatinya tiba-tiba saja tak enak bahkan terkesan resah, ia terus saja merapalkan doa berharap sahabatnya tidak menerobos lampu lalu lintas.

"Len lo ga akan neroboskan?" tanyanya harap-harap cemas bahkan pegangannya pada pinggang alena semakin erat, alena tersenyum miring, kedua anaknya dalam keadaan tidak baik-baik saja menerobos lampu merah pun akan ia halalkan demi menolong twins.

"Kalo gue ga nerobos, anak gue udah celaka jan" balasnya kemudian mengemudikan motornya dengan kecepatan tinggi dan mengundang teriakan marah dari para pengemudi jalan.

Memang dasarnya bar-bar alena bahkan tak menghiraukan teriakan penuh kecaman untuk dirinya yang ada dipikirannya hanya kedua anaknya saja, memikirkan nyawanya jadi taruhan saja tak sempat. Januar semakin setuju jika teman-temannya menjuluki alena sebagai ratu bar-bar karna kelakuan tak seperti wajahnya yang terlihat polos-polos penuh makna.

Setelah melewati beberapa jalan akhirnya mereka sampai dimansion megah milik alam, sudah beberapa bulan belakangan ini alena tak menginjakan kakinya ke mansion didepannya dan sekarang menjadi perdana kala dirinya menginjakkan kaki ke mansion ini.

Sebenarnya ia enggan untuk kembali ke mansion sialan ini, mengingat kedua anaknya sedang dalam bahaya maka dirinya harus datang ke rumah milik alam atau lebih tepatnya mansion. Teriakan dari dalam mansion membuat alena berlari memasuki rumah megah itu, dirinya tidak lagi memikirkan kandungannya yang penting kedua anaknya selamat.

Menaruh helemnya sembarangan januar ikut berlari ia meringis melihat cara lari alena yang terkesan tergesa-gesa, semoga kandungan perempuan itu kuat.

Brak...

Suara benturan kursi dengan badan alena menjadi pembuka untuk januar yang baru saja sampai diruang tamu. Matanya melotot melihat alena yang lagi melindungi laki-laki kecil yang sedang ketakutan, baru saja kursi kembali ingin menghantam tubuh alena, januar segera menendang kursi tersebut membuat kursi terlempar dan rusak karna berbenturan dengan tembok.

Bad girl and baby twinsWhere stories live. Discover now