🐣Mencari🐣

106K 5.8K 22
                                    

Dua manusia berjenis kelamin laki-laki saat ini sedang disibukkan dengan beberapa tumpukan foto dan biodata warga jangan tanyakan mereka bisa mendapatkan rahasia milik warga negara ini dari mana. Berkat kepintaran azam yang diam-diam adalah hacker membuat alam dengan mudah mendapatkan biodata warga.

Alam terlihat sangat serius mencocokkan postur tubuh dan wajah sekilas yang ia dapat dari cctv. Sesekali mereka menyesap kopi yang kedua kalinya mereka pesan azam juga memesan beberapa makanan untuk ia makan. Terdengar helaan napas berat disebelah kanan azam lalu kepala azam tertengok melihat wajah frustasi milik alam.

"Kenapa lo bro?" tanya azam sambil meminum kopi yang tinggal setengah.

"Gua mau meeting sebentar elo lanjut aja" pamit alam setelah mengambil jass yang tersampir dikursi kebesaran-nya lalu pergi meninggalkan azam.

Melihat kepergian alam, azam menatap pintu yang sudah tertutup kembali setelah alam membukanya untuk keluar. Matanya kembali menatap layar laptop yang sejak tadi menampilkan beberapa biodata warga negara tempat tinggalnya.

Saat sedang membaca beberapa biodata bola mata abu-abu itu membulat kala akhirnya ia menemukan siapa yang sudah membawa dua ponakannya.

"Alena selina abraham" gumamnya membaca beberapa huruf dilayar laptopnya.

"Akhirnya... Ell, lio tunggu daddy dan om menjemput kalian." pekik azam girang bahkan sampai girangnya ia meninju-ninju angin, azam mematikan leptopnya lalu merebahkan tubuhnya dibangku panjang milik alam.

Seluruh tubuhnya sudah pegal-pegal akibat duduk berjam-jam didepan layar laptop karna alam yang tidak memberikan azam barang sedetik saja untuk meninggalkan ruangan dengan warna cool ini.

Tanpa sadar matanya tertutup rapat rasa ngantuk itu tiba-tiba saja hadir tanpa bisa dicegah dan menyebabkan azam tertidur. Satu jam lamanya alam berada didalam ruangan meeting akhirnya ia bisa menyelesaikan meetingnya. Alam juga sudah menandatangani beberapa berkas yang dibawa sekertarisnya tadi.

Membuka pintu ruangannya alam mendelik melihat betapa nyenyaknya azam tertidur dibangku panjang miliknya temannya itu memang benar-benar minta dihajar disuruh mencari twins malah tertidur nyenyak. Dengan tanpa perasaan alam menyiram wajah azam membuat pria yang tengah terlelap itu terbangun dan langsung duduk tepat dihadapan alam yang saat ini memandangnya dengan tangan didepan dada.

Dan azam merasakan bahwa nyawanya tidak dalam keadaan baik-baik saja kala melihat mata hitam pekat itu memandangnya tajam.

Satu tangan alam sudah bersiap akan melempar gelas plastik ditangannya sebelum kedua tangan azam terentang didepan wajah, "Tenang bro. Ga usah marah gitu gua udah nemuin anak lo dimana" ucapnya membuat tatapan tajam itu berubah menjadi penuh minat bahkan gelas plastik tersebut sudah tergeletak mengenaskan diatas meja.

"Dimana anak gue?" alam cepat-cepat duduk disamping tubuh azam, tidak sabar menanti infomasi yang didapat sahabatnya itu.

Azam mendengus sebal kemudian melipat tangannya didada menirukan seperti apa seorang alam jika marah tadi, "Gua ga akan kasih tau elo sebelum minta maaf sama gua. Karna elo baju sama jas gua basah"

Bukan alam namanya jika ia benar-benar akan meminta maaf atas perbuatan anarkisnya jelas-jelas ia tidak sepenuhnya salah, "Gua ga salah kenapa harus minta maaf" ujarnya santai tanpa mau repot-repot melihat betapa mengenaskan penampilan azam.

"Aish... Jelas-jelas elo salah kalo bukan karna air yang elo tumpahin dengan sengaja dimuka gua keadaan gua ga akan sebasah ini" kesal itu yang dirasakan azam saat ini rasanya ia benar-benar ingin membunuh alam jika saja hukum tidak ada alam mungkin sudah ia kirim ke neraka.

Bad girl and baby twinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang