Pacaran memang indah. Fenomena pemelintir kenyataan. Kamu tidak tahu kapan cinta bisa menjadi pemegang kuasa dalam logika. Terlepas dari baik dan buruknya suatu keputusan. Haruskah didasari pada cinta semata? Bintang, perempuan 18 tahun, presiden siswa SMA swasta diam-diam menjalankan hubungan dengan pacarnya Matahari. Sebagai presiden yang baru pertama kali merasakan cinta. Tidak membuatnya mencampur aduk urusan hati dengan keputusan otaknya. Tapi siapa yang tahu, cinta itu dapat menusuk logikanya juga. Dimulai ketika dia dikenali dengan teman ayahnya, namanya Rasi. Maksudnya untuk dijodohkan dengannya karena Bintang tidak kunjung memiliki pasangan. Bintang bingung menjawabnya. Sialnya, tutup mulutnya malah membuat Bintang jatuh semakin dalam lagi di lubang perasaan yang dia gali bersama dengan Matahari. Bintang dilema untuk mengakhiri hubungannya dengan Matahari. Terlebih alasan Bintang berhubungan dengan diam-diam karena Matahari sudah disukai oleh sahabatnya sejak lama. Saat, dikenalkannya dengan teman ayahnya itu, meyakinkan Bintang bahwa ini merupakan tanda baginya untuk mengakhiri ini semua. Sebelum semuanya makin terjatuh lagi semakin dalam. Tapi apa harus berakhir? Disaat yang bersamaan, banyak hal yang harus diurusi oleh Bintang, mulai dari regenerasi presiden siswa baru, acara pentas seni sekolah dan malam perpisahan. Dan semuanya itu sudah mulai bercampur aduk dengan perasaan dan cinta. Bintang merasa, mungkin dengan kembali fokus menjalankan tanggung jawab sebagai presiden. Perlahan-lahan cintanya akan tumpul lagi dan logikanya akan kembali menajam. Bintang mengakui, dia tidak ahli dalam urusan cinta dan perasaan. Akan tetapi; Bintang akan mulai untuk belajar cinta lagi. Dengan keputusannya.