Ia seorang wanita yang hanya bisa menangis. Memeluk bantal. "Kau, manja Nad. Seperti anak kecil begitu saja menangis," cibir Nahdif. "Di mana letak adilmu, Mas," seru Nadira. "Kau menuntut? Ingat setiap bulan aku masih memberimu nafkah bukan, dan aku masih mengirimi orang tuamu, Nad," papar Nahdif. "Tidak adakah rasa, untukku?" "Jika, kau terus menuntut seperti ini aku tak kuat, Nad." Lelaki itu mengambil tas tangannya memasukan seluruh pakaian wanitanya. "Apa yang kamu lakukan?" tanya Nadira. "Aku, akan mengantarkanmu ke terminal bus. Pulanglah kepada orang tuamu," jawab Nahdif. Isakan tak henti-hentinya keluar darinya. Lelaki itu mengembalikanya kepada orang tuanya dengan cara seperti ini? Bukankah dulu ia memintanya secara baik-baik. Setelah menurunkannya di terminal. Nahdif langsung pergi. Meninggalkan dirinya tanpa kata.