FREE STYLE

Bởi bydinaraa

13.3M 1M 295K

🔥FOLLOW DULU SEBELUM BACA, KARENA BEBERAPA PART DI KUNCI Nichol yang merasa bosan dengan hubungannya denga... Xem Thêm

Kenapa Harus, Kamu?
Kamu Tahu Alasannya.
Serakah!
Fase Bosan
Dia Aga, Agarish
Terasa hambar
Terbongkar
Sebenarnya, Kita..........
Aku Cemburu
Tuduhan
Putus.
Semakin Kalut
Kembali - Terlepas
Cinta Segitigashittt
Burung Pipit Burung Camar
Ketertarikan
Sephora, "aku tak sebaik itu."
Satu Frekuensi
Sephora, 'antagonis sesungguhnya'
Bentuk Perhatian.
Berubah
Jadian
Tujuan Yang Sama
Ungkapan.
Tingkah Manis
Kesenangan sederhana.
Rumus.
Penyesalan.
Totalitas 🎉
Perlawanan.
Berbagi.
Termakan Umpan
Pelarian.
Cemburu
Cemburu 2
Cemburu yang sia-sia

give and take

215K 28.1K 2.6K
Bởi bydinaraa

Jalur rekom temen

Jalur komen tiktok



Happy Reading.

Friona selalu menanamkan give and take. Memberi anaknya kebebasan dan kepercayaan penuh, tapi ia juga menuntut sebuah prestasi, meski tak harus menjadi juara pertama.

Sebagai orang tua, kita tak bisa hanya menuntut tapi juga mengarahkan, mengasah, mengawasi setiap prosesnya dan yang terpenting mengetahui batas kemampuan sang anak.

"Fokus sweetheart," tegur Friona dalam mode diktaktornya mendapati Sephora berulang kali menatap ponselnya yang menampakkan wajah Agarish.

"Lihat jam doang, ma," jujur Sephora.

"Mentang-mentang baru jadian bawaannya lengket mulu," ejek Friona, ia duduk santai bersandar pada headboard ranjang sambil mensecroll aplikasi belanja online.

"Aelah, terserahlah." Sephora kembali fokus dengan tumpukkan soal di depannya.

Sejak kecil Sephora sudah terbiasa mengikuti berbagai les. Friona tak terbantahkan, dirinya pun juga tidak memberontak, karena sadar itu sebagai bekal di masa depan. Jika berhasil, dirinya sendiri yang diuntungkan dengan bonus dapat membanggakan orang tua.

Timer pada ponsel Friona berbunyi, menandakan waktu belajar Sephora selesai. "Ok sweetheart, kamu bebas."

"Akhirnya." Sephora buru-buru mengemasi bukunya, meregangkan ototnya yang kaku sambil berjalan ke sisi ranjang kemudian merebahkan dirinya di samping Friona.

Friona tertawa kecil, membelai lembut rambut Sephora lalu mengecupnya penuh sayang. "Mama cek Anna dulu ya, habis ini kita makan siang bareng."

"Hehmm." Kini fokusnya pada ponsel yang ia sandarkan pada bantal di sampingnya. "Ga."

Mendengar Sephora yang memanggilnya, Agarish mengaktifkan mikrofonnya. "Udah?"

"Iya. Jadi anak IPS emang sesantai itu ya, Ga?" Selama ini saat melakukan video call, Agarish yang menunggunya belajar atau ia yang menunggu cowok itu selesai bermain game.

"Hehhm, pagi di kelas udah banyak jawaban bertebaran," jawab Agarish santai, ia melepas headphonenya dan fokus pada layar ponsel. "Entar sore ikut gue ke presmian caffenya Abiputra."

Sephora mengangguk. "Iya, tadi Belva juga ngabarin. Kok berisik,  ada siapa?"

"Justin sama Grady." Agarish mengamati mata lelah gadis itu, semalam mereka pulang dini hari dan paginya Sephora sudah olahraga otak. "Sana makan, terus tidur siang? "

"Lo, udah makan?"

"Udah, cepet sana turun. Entar sore gue jemput. Bye."

Sephora berdecak. Kebiasaan, jika cowok itu sudah berkata bye, bunyi tut,tut,tut adalah kelanjutannya.

---------

Mata lentik itu perlahan mulai mengerjab, mengedarkan pandangannya ke seisi kamar yang tak ia kenali. Perlahan Anna duduk bersandar di kepala ranjang sambil memijat pelan kepalanya yang berdenyut efek alkohol.

Suara ketukan pintu mengambil semua fokus gadis itu, Friona muncul di balik pintu. "Baru bangun?"

Friona berjalan ke pojok ruangan membuka gorden dan jendela agar sirkulasi udara berganti. "Bersih-bersih dulu, tante tunggu di meja makan." Ia tersenyum hangat lalu menutup pintu kembali.

Anna masih mematung, ia jelas tau wanita cantik itu mama Sephora. Potongan kejadian semalam membuatnya mencengkram selimut sangat erat.

Merasa gamang, pertemuan terakhir mereka saat kejadian di sekolah waktu itu, memgingat pengakuannya semalam membuatnya semakin kalut tak berani keluar.

Setengah jam berlalu Anna masih tak bergeming, ia tetap berada di posisi sebelumnya. Suara ketukan pintu dan teriakan Sephora tak ia hiraukan.

Sephora yang mulai jengah tak mendapat respon, membuka pintu kamar tanpa permisi dan berkacak pinggang. "Kalau lo nggak turun sekarang, gue pastiin lo gak bisa keluar selamanya dari kamar ini!"

Menutup pintu kamar kencang, berjalan menuruni tangga sambil tertawa, mengingat wajah pias Anna barusan.

Anna buru-buru membersihkan diri dan berganti baju. Berjalan perlahan untuk mengulur waktu. Degup jantungnya sudah menggila, kepalanya semakin pening memikirkan kejadian apa yang akan terjadi.

"Akhirnya turun juga. Sini makan," ujar Friona ramah.

"Tante, maaf saya----"

"Orang bandel yang gak nurut gak usah di maafin, ngrepotin aja. Udah dibilangin jangan minum selain orange juice, lo malah ngebantah, kalau sampai lo teler bangun-bangun di kamar hotel gimana?" sembur Sephora, meluapkan kekesalannya.

"Sweetheart," tegur Friona yang tak ingin anaknya terlalu ikut campur. "Lain kali jangan sampai kelepasan lagi, masih pusing nggak?"

Anna menunduk, merasa bersalah namun sedikit lega karena Friona tak memarahinya. Jika itu bundanya sudah dipastikan ia akan kena marah tujuh hari tujuh malam. "Dikit tante."

Friona tersenyum hangat. "Kamu minum obatnya dulu baru makan. Katanya habis ini ayah kamu bakal jemput."

"A---ayah tante?"

"Mampus lo!" Sephora menyeringai puas melihat Anna yang duduk gelisah dikursinya.

"Tapikan kamu juga main kesana," cicit Anna pelan.

"Waaah ... mulai berani dia. Gue kesana udah ijin ya."

"Emang ayah ngijinin ya, Ra?"

Sephora mengangkat bahunya tak acuh. "Mana gue tau, kan lo yang tinggal sama ayah."

"Ra, udah," lerai Friona. "Kamu 'kan emang salah, jadi nanti apapun yang Adrian katakan kamu dengerin dan jangan diulang lagi."

"Tante gak marah?" tanya Anna pelan.

Bukan Friona yang menjawab tapi Sephora. "Ye, ngapain mak gue ngomelin anak orang."

Friona tertawa kecil, sepertinya Sephora masih kesal karena Anna tak menuruti omongannya semalam, kekhawatirannya tertutup gengsi. "Sephora itu sebenernya khawatir sama kamu."

"Males banget khawatir sama dia," elak Sephora.

Anna mengangguk dan tersenyum menatap keduanya bergantian. "Makasih."

Sephora mendengus dan menatap Anna sinis.

Friona mulai mengambil lauk pauk diikuti keduanya. Bukan Sephora namanya jika saat memakan makanannya di rumah tanpa drama.

"Makan Ra," ujar Friona.

Baru empat suap gadis itu sudah terlihat tak selera lagi. "Kenyang."

"Alasan, di luar sana tuh banyak yang mau makan aja harus kerja dulu. Kamu tinggal makan aja pakek drama." Itu kalimat berisi nasehat yang berulang kali Friona katakan setiap harinya. Tapi tangannya segera mengambil ahli piring dan sendok punya anaknya, mulai menyuapi.

Sering kali Friona menabok paha Sephora saat anak itu tidak segera mengunyah makanannya.

Anna tersenyum di balik wajah juteknya Sephora, ternyata adik tirinya itu punya sisi manja seperti ini.

"Apa lo senyum-senyum?" tanya Sephora tak ramah seperti biasa.

"Gapapa." Anna kembali melanjutkan makannya.

*******

(Repost 2 November 2023)

Next part full Aga-Sepho

Đọc tiếp

Bạn Cũng Sẽ Thích

4.9M 183K 14
Series #2 Fantasi Damn My Mate Is A Nerd [Baca dulu cerita Mine] Hai, namaku Kelvin. Aku anak pertama dari pasangan teromantis sepanjang massa, sia...
12K 4.7K 31
AIMAN NABEEL AKBAR anak dari Abdul Malik abbas, pemilik pesantren Darussalam di Riau. Aiman harus menerima jika dirinya harus di jodoh kan dengan...
755K 57K 52
Siapa sih yang tidak mengenal Aqueena Reicheneder? Ingat namanya baik-baik. Gadis cantik penyuka segala hal tentang Bad Boy yang punya hobby nge-stal...
1.4M 101K 44
Aneta Almeera. Seorang penulis novel terkenal yang harus kehilangan nyawanya karena tertembak oleh polisi yang salah sasaran. Bagaimana jika jiwanya...