Hei, nona absurd!

By Anitbee

108K 7K 849

ini hanya cerita tentang Marsha, si gadis mungil dengan 'bapak' posesifnya. Marsha tidak peduli apapun asal... More

Hello, this is MaRsha NOT Masha
Aku Gavin
Marsha takut bear
Sayang Gavin
Marsha fine, Vin
Don't take my papa bear, Anna!
Abang Nathan
Si Pengacau Marsha
Go Away Anna!!!
it's papa bear jealous time
Tetangga Baru
Anna vs Keripik kentang
Anna vs Keripik Kentang pt.2
A Day with keripik kentang
What Happen
Teletubbies
School Again
Si Mungil dengan Perut Ajaibnya
Meet the twins' family
Mau Tidak??
Morning Papa Bear!!
Sweet Chocolate Cakes for Leo
Marsha lagi Belajar!!
"Gavin jangan cemburu begitu.."
Marsha juara!!
Marsha Hilang!!
Without You
The Way Back Home..
Normal but not Normal
Your King!
Not Double Date!!
Want to be...
Abang Nathan pt.2
Si Genit Marsha
Marsha Juga Perempuan...
Marsha sayang Gaby juga kok...
Devil's Gavin
The Return of Superman
Night Talks
Marsha's New Story is Begins!!
Absurd Feast by Marsha!
Gavin Kok Gitu??!
Gavin! Marsha Nangis nih?!!
Gavin itu Punya Marsha!!!
Again
Selfish
Sorry
My Queen
Liburan Marsha...
Mine
Married Absurd Girl
Hari Pertama
Gagal Honeymoon
Serasa Honeymoon
Semua Gara-gara Nathan
Jadi Honeymoon!
Honeymoon ala Marsha
Honeymoon ala Marsha pt.2

Marsha, Danny dan Bubbletea

1.1K 130 43
By Anitbee

Pagi ini Marsha kembali di tinggal Gavin. Marsha malas bangun cepat sementara Gavin harus ke kampus pagi sekali. Jadi Marsha kembali ditinggal dan Daniel harus merelakan bensinnya untuk menjemput Marsha.

"Danny, hari ini Danny masuk kuliah?" tanya Marsha sembari menggigit roti bakar di tangannya.

"Nanti sore, kenapa cantik?"

"Danny kenapa gak kayak Gavin?"

"Kayak Gavin? Emang gimana?"

"Gavin belajar terus setiap hari, perginya pagiiii sekali terus pulangnya malaaaamm sekali. Apa Danny gak belajar di kampus? Danny suka bolos yaa?"

"Ya enggak dong, Danny jadwal kuliahnya banyak sore. Dan Gavin jadwalnya lebih banyak dari Danny, makanya harus kuliah dari pagi sampai sore..."

"Huhh! Gavin sok pintar kuliah banyak-banyak.. Apa Gavin mau ngalahin otak jenius Marsha??"

"Aaahh, Marsha tau!! Berarti selama ini Gavin itu cemburu sama Marsha?! Karena Marsha punya otak jenius jadi disayang semua orang. Jadi Gavin jadi cemburu, makanya Gavin belajar banyak-banyak biar jenius trus disayang semua orang! Gitu??!"

"Ugh, apa Marsha juga harus kuliah? Nanti kalau Gavin jadi jenius terus disayang semua orang, terus Marsha siapa yang sayang? Huueee.."

Daniel meringis dengan celotehan si mungil itu. Asal saja mengaitkan semua yang nyangkut di otaknya.

"Enggak gitu cantik, Gavin belajar banyak biar bisa kerja terus dapat uang banyak terus nikahin kamu.."

"Nikah? Gavin jadi suami Marsha gitu?"

"Iyalah, kamu gak mau?"

"Tapi Gavin kan udah ada pacar, pasti nanti nikahnya sama pacar jeleknya itu. Bukan sama Marsha. Terus nanti Marsha disayang sama siapa? Hueeee..."

Daniel memakirkan mobilnya di depan fakultas Gavin lalu cepat-cepat menelpon si pawang gadis absurd itu.

Tak sampai lima menit, Gavin terlihat menuruni tangga dengan buru-buru dan ekspresi khawatirnya. Salahkan Daniel yang mengatakan jika Marsha menangis kesakitan.

"Sha? Sayang? Kamu kenapa?"

Marsha segera melompat ke gendongan Gavin. Untung Gavin kuat.

"Gaviiinn, hueeee.."

"Iya iyaa, Gavin disini. Kenapa hem?"

"Danny bilang kalau Gavin kalau Gavin nanti nikah sama pacar Gavin yang jelek itu, hiks.. Kalau Gavin nikah, terus yang sayang Marsha siapa? Hueeee... Gaviiin.."

Gavin segera menoleh ke arah Daniel. Daniel hanya menggeleng bermaksud mengatakan kalau bukan ia pelakunya. Daniel sabar, sudah dibantuin sekarang di fitnah lagi. Untung abang kembarnya sabar.

"Sstt, Gavin gak akan nikah sama siapa pun. Udah diam, nanti jelek kalau nangis teruss.."

Marsha mengangguk dan perlahan menghentikan tangisannya.

"Masuk jam berapa?"

"Tadinya jam 4, tapi kayaknya gak jadi..."

"Boleh titip Marsha seharian ini? Nanti sekitar jam 6, bunda udah pulang. Jadi nanti antar ke rumah aja..."

Daniel mengangguk. Dirinya ikhlas jadi pengasuh Marsha seharian ini. Daripada digangguin kakak kembarnya di rumah.

"Gavin belajar lagi?" tanya Marsha lirih sambik menatap sedih Gavin.

Gavin hanya mengangguk sambil tersenyum tipis. Meski dalam hati ia juga merasa sangat merindukan si mungil. Dadanya terasa sesak setiap melihat si mungil menatapnya sendu seperti ini. Tapi ia harus melakukan ini.

"Kamu main sama Daniel dulu ya? Gavin harus ketemu dosen dan belajar lagi.."

"Bukan pacaran?"

Gavin menggeleng lalu menarik Marsha untuk ia peluk kembali. Memberi kecupan-kecupan kecil di kepala Marsha.

"Tapi Marsha mau sama Gavin, hiks..'

"Hei, kok nangis lagi? Gavin cuma sebentar kok yaa? Bentar lagi Gavin libur, jadi Marsha bisa sama Gavin terus teruss. Marsha mau nunggu sebetar lagi?"

"Hiks, iyaaa. Tapi jangan lama, hiks.."

"Iya, gak lama.."

"Gaviinn!!"

Marsha dan Gavin kompak menoleh ke arah suara yang memanggil nama Gavin. Ada senior Gavin disana, si Dinda menyuruh Gavin untuk segera menyusulnya.

"Gavin harus belajar lagi, kamu baik-baik sama Daniel yaa? Jangan nakal, oke cantik?"

Marsha hanya mengangguk dan membiarkan Gavin mencium kedua pipinya.

"Bro, aku pergi dulu. Titip Marsha dan jangan macam-macam.." ujar Gavin sambil menyerahkan kartu atmnya ke tangan Daniel.

Daniel hanya mencibir meski tangannya mengambil kartu itu. Bukan, Daniel tidak menginginkan kartu itu. Tapi kalau tidak menerima, Gavin akan memaksa. Jadi lebih baik terima saja. Biar cepat.

"Jadi kita mau kemana?" tanya Daniel sembari menghidupkan mobilnya.

Daniel menoleh karena tak mendapat respon dari Marsha. Gadis itu hanya diam saja.

"Sha?"

Marsha masih diam. Kepalanya menempel di jendela kaca mobil, bibirnya mengerucut dan jemari tangannya memilin ujung bajunya.

"Marshaa?!"

"Huh? Apa Danny?"

Marsha tampak terkejut saat Daniel sedikit berteriak memanggilnya.

"Kamu kenapa? Kok diam terus? Kamu sakit? Hem?"

Marsha menggeleng kepalanya pelan lalu kembali menunduk dan memilin ujung bajunya kembali.

"Mau main kemana?"

Marsha kembali menggeleng. Sepertinya mood gadis itu benar-benar tak baik hari ini.

"Mau bubbletea?"

"Huh? Kalau es krim boleh?"

"Boleh dong, ke kafe biasa?"

"Heung!"

Daniel kembali fokus ke jalanan. Sementara Marsha kembali berdiam diri. Entah apa yang sedang gadis itu pikirkan. Tapi dengan ekspresi sendunya, Daniel bisa menebak jika Marsha pasti memikirkan bapak galaknya.

Sesampainya di kafe langganan Marsha, Daniel langsung memesan es krim porsi jumbo dan segelas bubbletea untuknya.

"Danny, apa Marsha boleh makan siang sama bunda?"

"Kamu mau ke kafe bunda?"

"Heung, Marsha rindu bunda. Mau peluk bundaa.."

"Iyaa, nanti Daniel antar. Oke?"

"Hem, terimakasih Danny.."

Daniel menghela nafasnya, melihat Marsha yang bertingkah normal seperti ini aneh rasanya.

Gadis itu hanya diam, tak mengoceh, tak bertanya aneh, tak bertingkah aneh. Bahkan menghabiskan es krimnya dengan sangat tenang.

Daniel jadi was-was di buatnya. Ini seperti bukan Marsha sama sekali. Apa gadis itu punya kepribadian lain? Atau ada yang bertukar jiwa dengan Marsha? Atau..?

Astaga, kenapa jadi Daniel yang berpikiran absurd sekarang? Apa jangan-jangan pikiran mereka yang tertukar?

"Astagaa, jauh-jauh.. jauh-jauh.."

Daniel mengetok meja dan kepalanya bergantian sambil bergumam.

"Danny kenapa? Meja sama kepala Danny nakal ya? Meja sama kepala Danny berantem? Atau Danny lagi cek kekuatan kepala Danny? Oh! Marsha tauu, Danny mau punya kepala kayak meja yaaa?"

"Astaga, Thank's God!!" seru Daniel sujud syukur atas kembali nya si absurd Marsha.

"Iih, Danny benaran udah ganti kepala jadi kayak meja yaa? Kok jadi gila? Hiii... Ya Tuhan, lindungi Marsha dari Danny yang gila.."

"Danny gak gila, Danny senang Marsha yang banyak bicara kayak gini. Bukan yang diam aja.."

"Ohh"

"Cuma oh?"

"Terus apa? Marsha panjangin oh nya gitu?"

"Gak gak, udah cukup.."

Marsha mencibir Danny sambil mengangkat mangkuk es krimnya lalu mendongak dan menuangkan sisa es krim yang sudah cair ke mulutnya.

"Dannyy..~~"

Dan kini Daniel agak merinding, mendengar Marsha memanggilnya dengan nada berbahaya itu.

"Marsha boleh coba bubbletea punya Danny tidak..~~?"

Daniel menarik gelas bubvleteanya cepat. Mengalihkan pandangannya agar tak melihat ekspresi Marsha yang menyebalkan itu. Dengan senyuman dan tatapan mengarah ke Daniel dan tangannya yang menggosok meja. Benar-benar seperti penggoda dan Daniel takut tak kuat menahan dirinya.

Tapi tidak sampai di detik ke sepuluh, Daniel menyerah. Ia menyerahkan gelas bubbletea nya ke gadis menyebalkan itu dengan pelan, tak ihklas.

"Hihi, terimakasih Danny"

Danny hanya mencibir lalu berdiri dan berjalan menuju meja kasir. Memesan kembali segelas bubbletea untuknya.

Daniel itu penggila bubbletea, jadi ia tak rela jika mengiklaskan bubletea nya begitu saja. Jadi ia kembali memesan, toh pakai duit Gavin kok.

"Danny..~~Marsha mau minta lagii..?"

Belum juga Daniel duduk, tapi Marsha sudah meminta lagi dengan suara imutnya dan kedua tangan menengadah meminta.

"Astagaaa, nih!"

Daniel menyerahkan kembali gelas bubbletea nya. Lalu dengan kesal kembali ke meja kasir untuk memesan.

"Marsha! Udah! Gak ada lagi bubbletea!!"

Daniel mengeram menahan emosinya. Ini sudah gelas kelima bubbleteanya di rebut Marsha. Bahkan penjaga kasir sampai bingung melihat Danny yang bolak-balik memesan bubbletea.

"Hihii, Danny lucu kalo marah. Wajahnya kayak mau nyamuk lapar, hihiii.."

Daniel memalingkan wajahnya, makin kesal di ejek Marsha begitu.

"Ayo pulang!"

"Terus bubbletea untuk Danny?"

"Gak usah, aku gak mau beli bubbletea kalau lagi sama kamu. Nanti Danny beli sendiri aja!"

"Hihii, Danny ngambek.. Apa Marsha harus cium yaa? Kalau Marsha ngambek kan Gavin pasti langsung peluk terus cium Marsha??"

"Danny, sini Marsha ciuuumm!!

"Gak! Aku belum mau mati!"

"Iish, memangnya ciuman Marsha bikin mati apa?"

"Gak, bapak galakmu yang bikin mati.."

"Danny, Marsha sayang Danny loohh.."

"Aku sayang bubbletea!"

"Danny lebih sayang bubbletea apa Marsha?"

"Bubbletea!"

"Pilih Marsha apa bubbletea?"

"Bubbletea"

"Pilih Gaby apa bubbletea?"

"Bubbletea!"

"Pilih mami El apa bubbletea?"

"Bubbletea!"

"Pilih bubbletea apaaa.. Sherin?"

Daniel tiba-tiba tergugup dan tak menjawab secepatnya yang tadi. Membuat Marsha tertawa karena berhasil menjahili si muka datar itu.

"Kamu tau darimana Sherin?"

"Dari ponsel Danny, hihi.."

"Sherin, kamu lagi apa? Udah selesai tugas? Boleh aku lihat?"

"Sherin, kamu suka bubbletea? Aku tau tempat bubbletea yang enak, mau coba?"

"Sherin, aku lagi minum bubbletea. Kamu mau gak? Aku bawain ke kampus nanti.."

"Sheriin, aku.."

"Stopp! Udah, gak usah dilanjutin. Kamu baca semua pesan Danny sama Sherin?"

"Hihi, maaf Danny. Tapi Marsha penasaran, soalnya kan Danny baru sekarang punya pacar, hehe.."

"Belum pacaran cantik.."

"Kenapa belum?"

"Danny kan harus pendekatan dulu... Ahh, kamu belum ngerti itu. Marsha jadi ke tempat bunda?"

Marsha mengangguk dan masih tersenyum. Dan senyuman itu menular ke Daniel. Mengingat si gadis yang sedang ia dekati membuat bibirnya tak tahan untuk tak tersenyum. Sherin namanya, satu dari 8 mahasiswi sejurusan dan seangkatannya. Perawakannya seperti Marsha, mungil-mungil menggemaskan. Untung saja otak tak seperti Marsha.

Daniel pertama bertemu di kedai bubbletea dan saat itu untuk pertama kalinya, Daniel rela tak minum bubbletea karena merelakannya untuk Sherin.

"Danny!! Marsha mau pipiisss..!"

"Astaga, tunggu sebentar yaa. Kita cari pom bensin dulu.."

"Huh? Marsha mau pipis Dannyyy bukan mau isi bensin!"

"Tauu, kamu nanti buang air di toilet yang di pom bensin.."

"Iih?! Marsha gak mau! Nanti pipis Marsha gak mau keluar! Marsha mau pipis di restoran bunda aja. Danny cepat bawa mobilnya!!"

"Astagaaa, gini amat ngasuh anak orang.."

Harusnya Daniel belajar memperbanyak sabar dari kakak kembarnya.




Double up guuyyss...
Biar hati senang dan gembira, hehee...

Tadinya mau buat cerita yang sedih sedih menyesakkan gituuu..
Tapi aku gak kuaaattt, hueeee...
Aku gak sanggup bikin Marsha menderita lama-lama biar Gaby aja..

Thankyuuu for vote dan koment kalian yaa..
Keep health dan always be happy...

Continue Reading

You'll Also Like

11K 1K 18
MOHON FOLOW AUTHOR SEBELUM BACA! TOLONG JADI READERS DENGAN ETIKA JANGAN LUPA TINGGAL KAN VOTE COMENT NYA YA 😊 Ayana Anindya Danurdara, Aya, begitu...
96K 2.4K 52
Kehidupan seorang Queensha Falery Zavandra yang awalnya dikelilingi kemewahan, harus berakhir kala dirinya dikirim ke luar kota seorang diri untuk be...
126K 7.7K 53
SEBELUM BACA CERITANYA, LEBIH BAIK FOLLOW DULU. DON'T COPY MY STORY Sequel dari cerita Mutiara. Baca dulu cerita Mutiara yang pertama biar tau jala...
3.6M 189K 49
Alena selina abraham gadis nakal yang setiap harinya selalu membuat orang tuanya gemas dengan kelakuannya. Wanita imut nan manis yang selalu ikut bal...