Mr Duren And Silent Girl - END

By _jeisa_

1.7M 106K 9K

⚠follow dulu akun ini sebelum baca⚠ _________________________________________ Pricillia adalah seorang gadis... More

Prolog
Perkenalan Cast
MDSG part 1
MDSG part 2
MDSG part 3
MDSG part 4
MDSG part 5
MDSG part 6
MDSG part 7
MDSG part 8
MDSG part 9
MDSG part 10
MDSG part 11
MDSG part 12
MDSG part 13
MDSG part 14
MDSG part 15
MDSG part 16
MDSG part 17
MDSG part 18
MDSG part 20
MDSG part 21
MDSG part 22
MDSG part 23
MDSG part 24
MDSG part 25
MDSG part 26
MDSG part 27
MDSG part 28
MDSG part 29
MDSG part 30
MDSG part 31
Info✨
MDSG part 32
MDSG part 33
MDSG part 34
Epilog
Info 2✨
Ekstra Part

MDSG part 19

34.2K 2.4K 137
By _jeisa_

_______________________
Don't be siders!!
Plagiats jauh-jauh!!!
_______________________

Mulmed : Daya - Hide Away 🎵

____________________
Hola good people!

Gimana kabar kalian?

Semoga kalian semua sehat selalu ya gaes. Amin!

Always, terima kasih udah mampir ke sini dan aku berterima kasih banyak buat kalian yang masih tetap stay tune dengan cerita ini. Makasih banget, lope u all so much!

Happy reading!

🌸🌸🌸

Di suatu ruangan ber-AC yang di setting dengan suhu sekitar 24 derajat celcius, Pricil duduk diam sembari melipat kedua tangan atas pangkuannya. 

Dalam penantiannya, jantung gadis itu berdegup sangat kencang. Menatap sosok yang akan menentukan nasibnya dengan tatapan penuh harap.

Seorang pria paruh baya mengembuskan napasnya pelan lalu menatap Pricil dengan tatapan serius. Relfeks Pricil menegakkan tubuhnya.

"Jadi, bagaimana sir Simon?" tanya Pricil penuh harap pada dosen pembimbingnya itu.

"Begini, setelah saya mengeceknya, saya melihat masih ada beberapa bagian yang perlu diperbaiki kembali. Saya sudah memberikan tanda di beberapa halaman," jelas sir Simon.

Mendengar penjelasan dari dosen pembimbingnya Pricil mendesah pelan. Raut kecewa nampak jelas di wajah gadis berkacamata itu.

"Baik, sir. Saya akan segera memperbaikinya," sahut Pricil.

Sir Simon terkekeh pelan,"jangan kecewa seperti itu. Makanya saran saya jangan terlalu terburu- buru dan itu akan membuat kamu jadi kurang teliti." ujar dosen itu.

"Baik, sir," 

Dosen pembimbing Pricil itu tersenyum kecil, melipat kedua tangannya di depan seraya bersandar di kursi kebesarannya.

"Kamu adalah salah satu mahasiswi favorit saya yang berprestasi, jadi saya yakin kamu pasti mampu menyelesaikannya tepat waktu," kata dosen itu memberi semangat.

Pricil ikut tersenyum kecil mendengarnya. Ia lalu segera bangkit berdiri dari duduknya kemudian sedikit menunduk hormat hendak pamit,"terima kasih banyak, sir. Kalau begitu saya pamit permisi."

Pricil merasa kecewa, ternyata hasil begadangnya hampir satu minggu ini hasilnya kurang memuaskan. Padahal dia sudah berada di bab paling akhir tapi ekspektasi tidak berjalan sesuai realita. Benar apa yang dikatakan oleh dosen pembimbingnya tadi, ia terlalu terburu-buru. Apa dia terlalu bersemangat?

"Hai, Sil, gimana tadi skripsi lo aman kan?" Jenita yang sedari menunggu di luar ruangan bertanya.

Pricil mendesah,"jauh dari kata aman, Jen. Gue terlalu terburu-buru jadinya banyak yang missing." keluhnya.

"Hei, jangan murung gitu dong, kan masih ada waktu jadi jangan down dulu oke," ujar Jenita memberi semangat.

Pricil menggangguk lesu.

"Thanks Jen. Yuk anterin gue buat jemput Seyhan, sekalian gue kenalin dia ke kalian berdua," ajak Pricil.

"Woah serius, asekkk. Eh by the way, kita nebeng pake mobil Gitta aja ya, soalnya gue udah gak bawa motor lagi,"

"Lho, kenapa?" tanya Pricil heran. Biasanya Jenita kalau ke mana-mana selalu membawa motor matic kesayangannya itu.

"Marvel yang nyuruh gue buat gak bawa motor lagi, katanya mulai sekarang dia yang bakal anter-jemput gue," kata Jenita seraya memutar bola matanya jengah.

Pricil terkikik,"Cie, pacarnya perhatian banget," godanya.

"Ish, Sil.....jangan gitu ah.....malu gue...."

"Bisa malu juga ternyata lu," canda Pricil yang langsung di balas pelototan dari Jenita.

Mereka berdua segera berjalan menuju tempat parkir di mana Brigitta sudah menunggu mereka di sana.

Sama seperti Jenita, Brigitta juga tak kalah antusias kala Pricil mengajaknya untuk bertemu sekalian menjemput Seyhan di TK.

🌸🌸🌸

Mobil mini cooper berwarna biru milik Brigitta membelah jalanan ibukota yang lumayan macet di siang hari. Sehingga membuat si pengemudi harus ekstra sabar. Sesampainya di TK Kasih Bunda, Pricil, Brigitta dan Jenita turun dari mobil, menatap bangunan di hadapan mereka.

"Hm, kayaknya kita kecepetan deh girls," ucap Pricil ragu. Gadis itu tidak melihat tanda-tanda kalau jam belajar di TK itu sudah selesai.

"Masa sih? Lu kata jam segini mereka dah bubar," imbuh Brigitta.

Pricil mengedikkan bahunya.

"Ya mungkin emang belum selesai belajarnya, girls," tambah Jenita sambil menyipitkan matanya karena silau matahari.

"Tunggu di dalam mobil aja yok, panas banget nih!" usul Brigitta. Jenita dan Pricil mengangguk setuju.

Akhirnya ketiganya kembali masuk ke dalam mobil sembari menunggu Seyhan.

Beberapa menit lamanya menunggu, akhirnya terdengar suara bel TK menggema pertanda bahwa kegiatan belajar sudah selesai. Secara spontan tubuh Pricil merespon, ia membuka pintu dan ke luar dari dalam mobil, di ikuti dua sahabatnya.

Tampak segerombolan anak-anak berlari berhamburan keluar dari pintu utama. Refleks Pricil menolehkan pandangannya ke kiri dan ke kanan mencari sosok Seyhan.

"MOMMYYY!!" gadis berkacamata itu membalikkan badannya dan dari kejauhan sana ia bisa melihat Seyhan sedang berlari menuju ke arahnya.

Pricil tersenyum melambai-lambaikan tangannya.

Begitu sampai, Seyhan langsung memeluk erat paha Pricil dan di balas tak kalah erat dari si empunya.

"I miss you mommy,"

"Miss you too, little boy,"

Pricil nampaknya tak sadar kalau ada dua sahabatnya yang sedang berdiri di belakangnya dengan wajah melongo.

"Ehem ehem!"

Pricil tersentak dan akhirnya sadar kalau ia tidak sendiri, melainkan ada dua sahabat kecenya juga di situ.

"Woah Sil, lu bener-bener kayak emaknya bocah ini dah, cucok!" komentar Brigitta sambil geleng-geleng kepala.

Jenita tersenyum geli mendengar perkataan sahabatnya itu. Ia juga ikut setuju dengan pendapat Brigitta.

Seyhan yang masih memeluk erat Pricil mengerjap-ngerjap matanya lucu menatap datar ke arah Brigitta dan Jenita bergantian, "mommy? Siapa aunty-aunty ini?" tanya anak kecil itu dingin.

Eh buset! Di kasih makan apa nih bocil dingin amat?!! batin Jenita dan Brigitta serempak.

"Mereka ini adalah sahabat mommy, yang waktu itu mommy cerita lho. Ayuk kenalan, mereka baik kok,"

Seyhan masih memasang wajah datarnya, Pricil melepas pelan pelukannya dari Seyhan, bangkit berdiri dan sedikit mendorong bahu anak itu untuk mendekatkannya pada Brigitta dan Jenita. 

"Nah kenalkan, yang ini namanya aunty Jenita," kata Pricil menunjuk Jenita.

"Hai, Seyhan. Senang bertemu denganmu. Ih...kamu gemes banget deh...." sapa Jenita seraya mengelus-ngelus sayang puncak kepala Seyhan.

"Hai, Aunty, Jen-Jen," sahut Seyhan malu-malu. Jenita tersenyum geli mendengar nama panggilan yang dibuat anak kecil itu untuknya.

"Kalo yang ini, namanya aunty Brigitta," Pricil beralih menunjuk pada Brigitta.

Brigitta refleks berjongkok, menyamakan tingginya dengan Seyhan, lalu mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan dengan anak itu.

"Halo Seyhan. Senang bertemu denganmu," bukannya membalas sapaan dan uluran tangan Brigitta, anak kecil itu malah berpaling memeluk paha Pricil seraya menatap Brigitta dengan tatapan datar.

Pricil pun dibuat bingung dengan tingkah anak itu,"Lho? Seyhan kenapa?"

Raut wajah Seyhan memberengut tidak suka,"wajah aunty itu seperti badut. Aku benci badut, mommy," tukas Seyhan terang-terangan.

"Haa??" cengo ketiganya. Detik kemudian barulah Jenita dan Pricil tergelak mendengar pengakuan Seyhan mengenai make up yang di pakai Brigitta yang dikata mirip badut. Sementara Brigitta sendiri, membelalakkan matanya dan menganga.

Buset! Gue dikata badut ama nih bocil!! batin Brigitta.

"Sayang, aunty ini bukan badut. Gini-gini orangnya baik kok. Ayo kenalan dulu, kan Seyhan belum kenal aunty-nya," bujuk Pricil, gadis itu susah payah menahan senyum gelinya.

Meski ragu akhirnya anak kecil itu mau berkenalan dengan Brigitta.

"Seyhan, jangan samain aunty dengan badut dong, nanti aunty kasih es krim yang banyak deh kalau Seyhan janji gak bakal bilang aunty badut lagi, oke." kata Brigitta sedikit memanyunkan bibirnya.

Jenita dan Pricil terkikik geli memandangnya.

Mendengar kata es krim, wajah Seyhan yang semula datar berubah jadi senyum binar.

"Es krim. Seyhan mau! Oke aunty Ta-Ta, Seyhan berjanji," ucap Seyhan memasang senyum manisnya.

Ya Lord, biar ngeselin nih bocil gemesin parah!! Pengen gue bawa pulang!!! batin Brigitta.

"Dah, sekarang mommy antar Seyhan ke kantor daddy kamu ya, soalnya setelah ini mommy harus balik lagi ke kampus," ucap Pricil sambil mengelus puncak kepala Seyhan.

"Tapi nanti kita bertemu lagi kan, mommy?"

Pricil mengangguk sambil tersenyum,"Iya, sayang nanti kita ketemu lagi kok. Yuk." ajak Pricil sembari berjalan menggandeng tangan Seyhan.

Setelah mengantar Seyhan ke tempat Daniel bekerja, Pricil beserta kedua sahabatnya mereka kembali ke kampus. Dan tentunya sebelum kembali ke kampus Pricil sendirilah yang mengantarkan anak kecil itu sampai ke ruangan Daniel. Tidak mau berlama-lama dalam ruangan pria itu, Pricil langsung ngacir secepat yang ia bisa dari sana karena ia merasa jantungnya lama-lama bisa copot kala mendapat tatapan intens dari manik coklat pria itu padanya.

"Sumpah gue masih sedikit kesel Seyhan bilang muka gue mirip badut!" keluh Brigitta yang sedang mengemudikan mobilnya. Jenita dan Pricil di buat tertawa terpingkal-pingkal mendengar Brigitta.

"Lagian elu sendiri pake make up ketebalan!" kekeh Jenita.

"Ya mau gimana lagi, gue kan habis bikin konten bridal make up sebelum lu berdua minta cus jemput tuh bocil di TK, jadi mana sempet gue hapus!" desah Brigitta.

Jenita dan Pricil kembali tergelak mendengarnya. Brigitta pun berdecak sebal.

🌸🌸🌸

"Git, turunin gue di supermarket sana ya," pinta Pricil pada Brigitta yang sedang mengemudikan mobil.

"Oke sip." sahut Brigitta.

Seusai dari kampus dan mengantar pulang Jenita ke rumahnya, sekarang gantian Brigitta yang mengantar Pricil ke Turner Corp. Tapi sebelum itu, Pricil jadi teringat untuk membelikan es krim kesukaan Seyhan.

"Git, makasih ya. Gue turun di sini, lu duluan aja 'kay," ucap Pricil.

Brigitta mengerutkan alisnya heran,"eh, lo yakin mau gue turunin di sini?" tanya Brigitta khawatir.

"Iya gapapa. Gue mau beli es krim buat Seyhan, lagian tuh lu liat kantornya udah gak jauh dari sini, jadi tinggal jalan kaki deh," jelas Pricil sambil menunjuk bangunan tinggi Turner Corp yang jaraknya memang tidak terlalu jauh dari supermarket.

"By the way, lo mau beli es krim buat Seyhan kan? Ya udah gue aja. Soalnya kan tadi gue janji ama tuh bocil mau beliin dia es krim," kata Brigitta. Pricil mengangguk.

Alhasil Brigitta memarkirkan mobilnya di depan supermarket kemudian ikut turun bersama Pricil untuk pergi membeli es krim.

"Thanks ya, Ta buat es krimnya. Seyhan pasti suka banget," kata Pricil sembari mengangkat kantong kain merah berisi empat es krim kerucut rasa coklat-vanila sesudah melakukan pembayaran di kasir.

"Sama-sama, beb. Eh Sil, lo yakin mau jalan kaki aja?" tanya Brigitta sekali lagi. 

"Iya, gapapa udah deket juga kok,"

"Hati-hati ya Sil. Kalo gitu gue cabut dulu, byeeee!!"

Melihat mobil mini cooper Brigitta sudah menjauh meninggalkan area supermarket, Pricil mulai berjalan kaki menuju Turner corp.

Namun di tengah perjalanan, saat ia hendak menyeberang jalan, di depan sana Pricil melihat ada seorang pria paruh baya sedang berdiri dan ada seorang pria memakai topi juga pakaian serba hitam berjalan dengan gerak-gerik mencurigakan mendekati pria tua itu.

Pricil menyipitkan matanya hendak berjalan lebih dekat lagi.

Matanya spontan membeliak begitu ia melihat dari belakang pria bertopi itu memegang benda tajam seperti pisau lipat.

Tanpa membuang waktu banyak Pricil akhirnya memilih mengambil tindakkan. Dengan langkah pelan ia mendekat kemudian menendang pisau lipat tersebut sehingga terlepas dari tangan pemiliknya.

"Awas pak!" Pricil langsung beralih mendekati pria paruh baya tersebut, melindunginya dari si penjahat yang hendak berbuat jahat padanya.

"Sialan!!" maki si penjahat itu.

Aksi Pricil itu juga membuat si pria paruh baya tadi terkesiap kaget merasa seperti ada yang menariknya dari belakang dan membuat gerakan seolah-olah melindunginya.

"Anda siapa?" tanya pria paruh baya itu.

Pricil sedikit menolehkan kepalanya ke belakang,"maafkan saya tiba-tiba menarik bapak. Saya hanya ingin melindungi anda dari orang jahat itu, dia berniat menusuk anda dengan pisau lipatnya," begitu mendengar penjelasan dari Pricil, pria paruh baya itu itu terkejut dan langsung menatap tajam si penjahat.

Sementara penjahat itu hanya bisa berdiri diam was-was, dalam hati ia merutuk karena rencananya untuk merampok pria paruh baya itu gagal karena Pricil.

Sial sial sialan!!! Gagal lagi! Gue mesti cabut sekarang! batin si penjahat itu.

Lucky, mata Pricil dengan cepat menangkap ada sosok seorang polisi yang sedang patroli di sekitaran situ. Ia langsung berteriak memanggil si polisi meminta pertolongan.

Melihat Pricil berteriak memanggil polisi sontak membuat si penjahat jadi panik dan hendak melarikan diri. Namun sayang sekali, sebelum penjahat itu melarikan diri, Pricil menarik jaket hitam pria itu dari belakang dan dengan gerakan yang cepat ia berhasil melumpuhkan pergerakan penjahat itu.

Tak lama kemudian, dua orang polisi datang dan terkejut melihat seorang gadis menduduki punggung seorang pria berjaket hitam dengan kedua tangan di kunci dari belakang.

"Ada apa ini?"

"Orang ini mau mencelakai bapak itu, pak polisi," ungkap Pricil.

"Ng-gak pak, gadis ini berbohong," kilah si penjahat itu.

"Udah deh pak gak usah ngeles, tuh buktinya," ucap Pricil seraya menunjukkan pada kedua polisi tersebut barang bukti pisau lipat yang tergeletak tak jauh dari posisi mereka.

Bukti pun sudah cukup kuat, tanpa banyak cat cit cut kedua polisi itu segera meringkus si penjahat dan membawanya ke kantor polisi.

"Terima kasih sudah menolong saya, nona," pria paruh baya itu menatap Pricil sambil tersenyum kecil. Namun setelah di amati lebih lama wajahnya Pricil, seketika ia mengerutkan alisnya seperti mengenal gadis itu di suatu tempat.

"Sama-sama. Lainkali hati-hati ya pak,"

Ah....gadis ini.

Sontak pria itu tersenyum simpul begitu ia sudah mengingat siapa gadis yang sedang berhadapan dengannya sekarang ini.

"Kalau begitu saya permisi ya pak. Saya harus buru-buru," tanpa mendengar balasan dari pria paruh baya itu Pricil membalikkan badannya kembali berjalan menuju Turner Corp.

Pricil tidak menyadari, pria paruh baya yang kelihatan gagah itu terus menatapnya dari kejauhan masih dengan senyum seringai misteriusnya.

"Tuan, tuan!" panggil seseorang berbadan kekar berpakaian serba hitam, tapi tidak membuat perhatiannya terusik sama sekali, tatapannya terus mengarah pada Pricil.

"Anda tidak apa-apa tuan?" tanya satu orang berbadan kekar lainnya.

"Saya tidak apa-apa. Kalian terlambat!" dasar bodyguard tidak berguna! tambah pria itu dalam hatinya.

"Maafkan kami tuan, ban mobilnya kempis. Tapi sekarang semuanya sudah beres, juga--"

Pria paruh baya itu mengangat sebelah tangannya menyuruh mereka diam,"sudahlah, antarkan saya pulang sekarang juga. Oh, dan satu lagi....."

"Apa itu tuan?"

"Mulai sekarang awasi gadis itu," pria tua itu menunjuk pada sosok Pricil yang masih tertangkap indera penglihatannya. Kedua anak buahnya itu mengikuti arah tunjuk bos mereka kemudian mengangguk mantap.

"Baik, tuan,"

TBC

Sekian dulu part kali ini

Lanjut? hehe...

____________________
Thanks for reading

Also, jangan lupa tinggalkan jejak kalian oke oke

See u gaes on the next part

(Seyhan😚)

Stay healthy, stay safe

Withlove,
Jeisa 💙

Continue Reading

You'll Also Like

16.2K 484 31
🚫TOLONG HARGAI KARYA ORANG LAIN DENGAN CARA TIDAK PLAGIAT📢🚫 "Aww adaww," "Jalan tuh dilihat depan, Met. Bukan nyeleweng aja," Sahutan Tama membuat...
2.6M 181K 46
Danuarta Putra Wijaya, Danu resmi menyandang status duda dengan satu orang anak ketika usianya menginjak 37 tahun. penghianatan, dan perselingkuhan i...
Alina Journey [END] By

General Fiction

394K 23.1K 36
Alina Roselyne Caxton dokter muda spesialis anak yang berkerja di Rumah Sakit Sanjaya. Alina sangat suka anak kecil bukan hanya karena berkaitan deng...
170K 9.1K 30
"Dari sekian banyak wanita yang saya kenalkan ke dia, cuma kamu yang deket sama Nada. Itu tandanya dia sayang sama kamu." - Dikta