Meteor Ga(y)den [END]

By KevNamja

133K 10.4K 808

Ini adalah cerita yang terinspirasi dari drama Meteor Garden 2018 dengan berbagai perubahan dan adaptasi. Ten... More

Visual
Satu
Dua
Tiga
Empat
Lima
Enam
Tujuh
Delapan
Sembilan
Sepuluh
Sebelas
Dua Belas
Tiga Belas
Empat Belas
Lima Belas
Enam Belas
Tujuh Belas
Delapan Belas
Sembilan Belas
Dua Puluh
Dua Puluh Satu
Dua Puluh Dua
Dua Puluh Tiga
Dua Puluh Empat
Dua Puluh Lima
Dua Puluh Enam
Dua Puluh Tujuh
Dua Puluh Sembilan
Tiga Puluh
Epilog

Dua Puluh Delapan

1.9K 191 12
By KevNamja

Austin ke rumah Kenneth untuk mengajaknya main. Tapi kata ibunya, Kenneth sudah berangkat bekerja di kafe. Lalu ponsel Austin pun berdering, itu adalah teman sekelasnya yang mengingatkan mengenai tugas kelompok. Austin lupa kalau hari ini ada kerja kelompok. Ia pun langsung bergegas ke rumah temannya.

Di kafe, Verina seperti biasa datang untuk menggoda bayi dan pengeran kecil. Tapi sebenarnya alasan yang paling penting kenapa ia selalu datang ke kafe adalah karena wifi yang super cepat. Verina harus mendownload series BL favoritnya seperti Still 2gether yang sedang tayang sekarang atau Oxygen the Series yang akan tayang beberapa hari kemudian. Katanya, kecepatan internet di sini bisa mendownload file satu giga hanya dalam tiga detik.

"Rey, Rey, kemarilah!" teriak Verina histeris sambil melambai-lambaikan tangannya. Untung kafe sekarang sedang sepi.

"Apa, Ver?" Reynard melihat ke layar laptop.

"Ini adalah series BL terbaru! Dari Korea! Apa kau dengar? KO-RE-A!!! Aww!!!"

Reynard tampak bingung. "Apa yang bagus dari itu?"

Verina mendengus. "Rey, dengarkan bayi uke kecilku yang polos. Jarang sekali ada series BL dari Korea! Dan lihat, Mr. Heart ini akan jadi series kedua setelah Where Your Eyes Linger. Pasti akan sukses besar! Aku harus langganan dan streaming sebanyak yang aku bisa!"

Reynard menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, Verina tahu itu.

"Apa kau tidak ingin belajar dari series-series ini?"

"Untuk apa?"

Verina benar-benar kehilangan kesabaran. "Kau bisa membuat momen indah dengan sugar daddy-mu yang jenius itu berdasarkan series-series ini. Kyaaa! Aku penasaran apakah kalian sudah tidur bersama?!"

Reynard hanya tersipu. "Benarkah series ini bisa dijadikan referensi?"

"Chai khaaa!"

"Apa yang kau bilang Ver?"

"Hoih, tidak penting! Intinya adalah tentu saja kau bisa. Mau nonton bersama denganku? Sini siniii!" Verina menggeser kursinya.

"Tapi aku harus berdiri di sana dan menjaga kafe."

"Ao, lalu di mana Kenneth? Kan dia bisa menjaganya untukmu..."

"Entahlah, aku tidak melihatnya masuk sejak tadi." Reynard mengedikkan bahunya.

"Begini saja, kita nonton di dekat counter. Nanti jika ada pelanggan masuk kau bisa melanjutkan pekerjaanmu." saran Verina dan langsung mendapat anggukan antusias dari Reynard.

"Ver, boleh kutanya sesuatu..."

"Apa pun itu..."

"Cerita di dalam series itu terlihat menyenangkan, tapi apakah hal itu bisa benar-benar terjadi di dunia nyata? Maksudku, apakah aku akan bahagia nanti?"

"Ohh, bayi kecilku sudah mulai mengkhawatirkan masa depan. Tentu saja kau akan bahagia. Lihat dirimu, kau berhasil menaklukkan playboy jenius matematika itu. Dengarkan aku. Kau tidak perlu mengkhawatirkan masa depan karena itu masih ada di depan. Yang perlu kau khawatirkan adalah masa sekarang. Kalau kau tidak mau khawatir di masa depan, maka hal yang harus kau atasi adalah melakukan yang terbaik untuk hari ini."

"Ver, apakah kau kerasukan oleh hantu semacam motivator?"

"Emm" sontak Verina menjitak kepala Reynard. "Aku belajar banyak dari series. Lihat, keren bukan?" Verina membanggakan dirinya.

Mereka pun melanjutkan tontonan dan sesekali Reynard melayani pelanggan yang datang.

Hari berlalu begitu cepat. Austin akhirnya tiba di rumah ketika hari sudah malam. Banyak sekali pekerjaan yang harus ia selesaikan. Satu-satunya yang terpikirkan olehnya sekarang adalah Kenneth. Austin tahu kalau ia punya hidup sendiri. Tapi melihat Kenneth yang mengalami hal sulit belakangan ini membuatnya harus tetap mengkhawatirkan pangeran kecilnya itu.

Austin pun mengambil ponsel dan menelepon Kenneth. Nomornya tidak aktif. Lalu ia mencoba menghubungi Reynard. Hal yang sama pun terjadi, nomor Reynard juga tidak aktif. Mungkin mereka berdua sudah tidur, karena jam sekarang sudah menunjuk pukul 23.30. Tentu saja, itu sudah sangat larut. Dasar Austin. Lambat laun mata Austin pun terpejam karena rasa lelah dan kantuk.

***

Keesokan harinya Austin bangun kesiangan. Ia telah lupa dengan agendanya untuk menjemput Kenneth. Tapi setelah melihat jam, pasti Kenneth sudah berada di kafe sekarang. Austin pun pergi kamar mandi dan membersihkan dirinya. Kemudian menelepon Kenneth. Tapi nomornya masih tidak aktif. Lalu dengan cepat ia menelpon Reynard. Aktif.

"Halo, Tin?"

"Rey, Kenneth sudah berada di kafe sekarang, kan?" Austin hanya ingin memastikan.

"Justru aku ingin menanyakannya padamu. Kemana kau membawa pergi Kenneth kemarin hingga dia tidak masuk kerja, hmm?"

Deg. Austin terkejut. "Aku tidak membawanya kemana-mana. Aku kemarin pergi mengerjakan tugas kelompok bersama temanku."

Keduanya diam dari masing-masing ponsel.

"Kau sudah meneleponnya?"

"Nomornya tidak aktif."

"Mungkin menanyakannya kepada...orang tuanya?"

"Kemarin ibunya bilang kalau Kenneth sudah berangkat kerja. Makanya aku bisa mengerjakan tugas kelompokku dengan tenang."

"Ke mana ya kira-kira dia pergi?"

"Entahlah. Dia tidak pernah menghilang seharian tanpa kabar, atau bahkan tanpa pamit padaku. Aku akan mencoba mencarinya."

"Baiklah. Aku juga akan meminta bantuan Michael untuk mencarinya."

"Terima kasih, Rey. Aku tutup dulu."

Austin memikirkan segala tempat yang mungkin dikunjungi oleh Kenneth. Mulai dari kampus, taman, kafe, atau mana pun yang pernah Kenneth dan Austin kunjungi bersama. Austin juga terus menerus menelepon nomor Kenneth yang tidak aktif itu. Austin benar-benar khawatir.

Di sisi lain, ketika Michael di telepon Reynard, Sebastian mendengarnya.

"Apa Mich lo bilang? Kenneth ilang?"

"Iya, sejak kemarin. Nomornya tidak aktif dan sekarang Austin sedang mencarinya. Lo mau bantu nyari?"

Raut wajah Sebastian berubah khawatir. Ke mana perginya anak itu?

"Baiklah gue bantu nyari dengan cara gue."

Sebastian bergegas ke suatu tempat. Sementara Michael pergi ke kafe dan menanyakan detailnya pada Reynard.

Austin mondar-mandir di taman dan kafe sekitarnya, tapi tidak ada tanda-tanda Kenneth di sana. "Ken, lo di mana sih?!!!" Austin tampak putus asa.

Lalu ada klakson mobil yang berbunyi. Itu mobilnya Sebastian. "Masuk!"

Austin pun mengikuti perintahnya lalu, "Lo tau nggak di mana Kenneth?" ucap Austin terengah-engah. Ia sudah sangat putus asa mencarinya.

"Gue nggak tau, tapi mungkin gue tau orang yang bisa bantu buat nyari dia."

Sebastian memakirkan mobilnya di kantor polisi dan langsung masuk begitu saja di suatu ruangan dan diikuti oleh Austin.

Sebastian berbicara pada seorang polisi yang sedang mengerjakan sesuatu di komputernya. Melihat kedatangan Sebastian, orang itu langsung menghentikan pekerjaannya dan seakan memberikan hormat pada Sebastian.

"Pak Kim, bisa tolong bantu aku mencari posisi ponsel ini sekarang?" Sebastian memberikan sebuah nomor pada polisi yang dipanggilnya Pak Kim itu.

"Tentu saja."

Setelah beberapa menit menunggu, akhirnya data terkahir ponsel itu berhasil ditemukan termasuk lokasinya.

"Sayangnya ponselnya sudah tidak aktif. Jadi data real time mengenai lokasinya sekarang tidak bisa ditemukan." jelas polisi itu.

"Bagaimana dengan data terkhirnya?"

"Untuk data terakhir..." polisi itu tampak menyipitkan matanya untuk melihat letak geografis yang muncul di layar komputernya. "Di bandara."

Sebastian sekilas menoleh ke arah Austin.

"Bisakah aku melihat rekaman CCTV di bandara?" tanya Sebastian lagi. Ia penasaran apa yang dilakukan Kenneth di bandara.

"Ini akan memakan waktu agak lama karena..."

"Atau aku akan menelepon papa untuk membantuku?" polisi itu sedikit ketakutan.

"Baiklah, aku akan berusaha semaksimal mungkin." ucap polisi itu. Austin dapat menyaksikan bagaimana berpengaruhnya Sebastian ini.

Setelah menunggu sekitar satu jam karena akses kamera CCTV bandara harus melalui prosedur yang panjang, rekaman itu berhasil ditemukan.

Dalam rekaman itu terlihat Kenneth yang sedang keluar dari sebuah mobil hitam bersama seseorang yang berbaju merah. Sayangnya wajah orang itu tidak tampak di kamera.

"Apakah aku bisa melaporkan ini sebagai tindakan penculikan?!" ucap Sebastian dengan nada yang tajam dan menakutkan. Ia benar-benar marah sekarang. Sangat.

***

Ditulis pada 08/09/2020

Continue Reading

You'll Also Like

320K 30.4K 68
Berawal dari perawan adiknya yang direnggut oleh nama 'Trikandraputra', Si Sipit Adebaron Utami berkelahi dengan ketua geng X dari SMK Langga 99, Sek...
1.2M 58.5K 68
Follow ig author: @wp.gulajawa TikTok author :Gula Jawa . Budidayakan vote dan komen Ziva Atau Aziva Shani Zulfan adalah gadis kecil berusia 16 tah...
23.4K 359 4
Demi mendapatkan warisan dari kakeknya akhirnya ia rela mengubah jati dirinya menjadi wanita demi di peristri oleh orang kepercayaan sang kakek
59.7K 5.6K 33
[Book 1] Kevin tuh misterius, gak ada yang tau siapa keluarganya kecuali enam temannya yang super prik. Atau bahkan cuma Keno yang tau, cowok mungil...