REAL - It's Different

By redaries14

13.6K 3K 5.5K

Highest Rank 🎖 #1 180521 in Different #1 090621 in Softboy ❝ya Tuhan, aku mencintai hamba Allah❞ - Renjun ... More

For You
Renjun
Aliana
00. Begin
01. Promise?
02. It's Hurt!
03. Ah, sorry. I'm forget
04. Your'e not alone
05. The Difference
06. Bad Feelings
07. Where are you?
08. Angel like devil
09. Love u ...
10. Tell the pain more painful
12. Make a choice
13. Piano
14. Fact
15. Really okay?
16. Confess
17. The sin of love
18. Lovs way's

11. Be with me

380 75 170
By redaries14

• R E A L •

Aku sudah jatuh, jatuh ke dalam pesonamu dan aku bersungguh ketika berkata kau adalah milikku.
- Renjun

🌹🌹🥀🌹🌹

Bagai raga dan jiwa yang terpisah, mungkin itu pepatah yang cocok digunakan untuk Renjun saat ini. Raganya duduk di dalam kelas tetapi jiwanya pergi berkeliaran mencari jawaban. Jawaban untuk pertanyaan Aliana tadi malam.

Kalau seandainya lo yang buat gue sakit, siapa yang akan menyembuhkan?

Sungguh, pertanyaan itu lebih susah dijawab daripada menjawab 1000 soal kalkulus matematika. Mengapa para wanita begitu rumit? Mengapa selalu membicarakan hal yang begitu ambigu?

"Kalian buat contoh kalimat untuk masing-masing jenis majas. Jenis-jenis majas sendiri yaitu majas metafora, majas personifikasi, majas hiperbola, dan juga majas-"

"Aliana," celetuk Renjun tanpa sadar membuat semua penghuni kelas menatap ke arahnya, tak terkecuali guru bahasa Indonesianya, Pak Sucipto.

Pak Sucipto menurunkan sedikit kaca mata beningnya, menatap kearah Renjun, "anak muda jaman sekarang kalau bacin tidak tahu tempat, dasar."

"Bucin pak bukan bacin," ujar beberapa siswa meralat ucapan sang guru.

Pak Sucipto menutup bukunya dan menaruhnya di atas meja, "dulu jaman saya muda kalau jatuh cinta ya sewajarnya, kalau sedang rindu ya bertemu. Saya dulu selalu bertemu dengan Bundo manis di alun-alun kota-"

Tidak jadi memberi tugas Pak Sucipto kembali bercerita tentang masa mudanya dengan istrinya 'si Bundo'. Murid di belakang mengacungkan jempol kearah Renjun sedangkan murid ambis yang haus ilmu menatapnya murka.

Renjun meringis merasa bersalah karena telah memotong materi pelajaran.

🌹🌹🌹

Gadis remaja berkuncir kuda itu berdiri di depan pintu kamar dengan gugup. Tasya siang hari ini mengunjungi sang Ibu karena sore nanti ia akan pergi menuju tempat karantina selama beberapa minggu.

Menghembuskan napas beberapa kali serta menaikkan tali tas selempang yang sedikit melorot sebab lumayan berat karena berisi pakaian taekwondo miliknya.

Tok tok tok

Setelah mengumpulkan keberanian Tasya mulai mengetuk pintu dan membukanya secara perlahan.

"Ibu?"

Wanita dengan rambut tergerai panjang yang sedang duduk menghadap jendela pun menoleh saat mendengar panggilan itu. Tari tersenyum sendu menatap putri bungsunya yang kini berdiri di ambang pintu.

Tasya menjatuhkan tasnya dan berlari memeluk sang Ibu dengan air mata yang kini sudah mengaliri pipinya. "Tasya kangen Ibu," lirihnya di pelukan sang Ibu.

"Ibu juga kangen Tasya," mengelus punggung kecil Tasya dengan lembut.

"Ibu sudah makan?" tanya Tasya karena melihat sang Ibu yang terlihat semakin kurus.

"Hmm sudah kok."

Tasya melepas pelukannya dari sang Ibu, "sore ini Tasya bakal pergi ke tempat karantina untuk pelatihan selama beberapa minggu, jadi Tasya menyempatkan diri mengunjungi Ibu," jelasnya panjang lebar.

"Tasya juga ingin berbicara sesuatu sama Ibu," cicitnya sambil menundukkan kepala.

Tari menyerngit menatap Tasya yang berdiri di hadapannya, "bicara apa?"

"Sebenarnya semua yang dikatakan rentenir-rentenir itu adalah tuduhan palsu, kak Aliana yang ingin dilecehkan oleh mereka dan kak Renjun lah yang membantu kak Aliana malam itu."

"Kak Renjun bukan pacar kak Aliana, tapi dia selalu membantu kak Aliana dan juga Tasya bahkan keluarga kak Renjun ikut andil dalam membantu menuntut para rentenir itu. Kak Renjun baik dan kak Aliana tidak bersalah," lanjut Tasya menjelaskan.

Tari menutup mulutnya terkejut, ia kemarin menangis dan menyesal karena tidak sengaja menikam putrinya tetapi ia tidak mengetahui kejadian sebenarnya.

Jadi selama beberapa hari kemarin dia benar-benar menyiksa Aliana yang tidak bersalah sama sekali dan juga dia akan menjadi seorang pembunuh karena menikam laki-laki yang selalu membantu keluarganya.

"IBU!!! Ibu kenapa, Bu." Tasya terkejut melihat sang Ibu yang menangis serta memekik kencang dan terus menjambak rambutnya sendiri.

Tasya menoleh ketika melihat beberapa orang perawat masuk dan menenangkan sang Ibu dengan memberi suntikan pada lengannya. Tasya menangis melihat sang Ibu seperti itu.

"Ibu kumohon cepat pulih," lirihnya menatap sang Ibu yang sudah dibaringkan ke atas ranjangnya.

🌹🌹🌹

Biasanya Renjun akan menunggu sekolah sepi ketika pulang tetapi tidak untuk hari ini bahkan hari-hari kemarin. Renjun berjalan tergesa melewati kerumunan siswa yang berjalan santuy di lorong bahkan ada yang sambil bergosip ria dan memenuhi lorong kelas.

'Bisa tidak kaum hawa satu hari saja tidak bergosip' batin Renjun jengkel.

Renjun lebih merutuki dirinya saat sudah tiba di parkiran sekolah. Mendengus kesal karena mobilnya yang tidak bisa keluar akibat beberapa siswa memarkirkan motornya sembarangan. Berjalan gondok sambil merogoh kunci mobilnya untuk membuka pintu.

"Lebih baik aku bawa motor saja tadi, kalau begini sama saja buang-buang waktu, cih," gerutunya kesal ketika sudah masuk ke dalam mobil.

Brak

Renjun sedikit terlonjak kaget akibat pintu belakang mobilnya terbuka dan ditutup dengan lancangnya.

"Anjir panas banget sumpah, gila ya sekolah gede tapi kerasa sempit banget kalau pas pulang gini."

"Namanya juga pulang sekolah pasti pada cepet-cepet pengen sampe rumah lah."

"Halah itu tadi gue lihat ada yang masih gosip, gue yakin pasti abis ini mereka hangout."

"Ini panas banget, OII!! ACnya nyalain dong," menendang kursi Renjun dari belakang dengan tidak sopannya. Siapa lagi kalau bukan Salsa.

Renjun yang masih cengo itu menoleh menatap kesal kearah tiga gadis bar-bar yang sialnya adalah teman gadis yang, ehem, kini ia cintai.

"Keluar," desisnya mulai menahan emosi.

"Eits, apa-apaan lo kok nyuruh kita keluar sih," balas Relin dengan menyilangkan kedua tangannya.

"Tidak pernah diajari sopan santun!!? Berani masuk mobil orang sembarangan tanpa permisi."

Amell meringis karena ucapan Renjun yang ada benarnya, "kita mau numpang Ren, lo juga mau ke rumah sakit kan?" tanya Amell hati-hati.

Renjun diam, berpikir sejenak. Renjun memang akan pergi ke rumah sakit untuk menjenguk Aliana tapi jika ketiga orang ini ikut tentu saja waktu untuk dirinya bertemu dengan Aliana akan berkurang.

"Hm, aku memang akan pergi ke rumah sakit," balasnya acuh.

"Nah, yodah yok berangkat," celetuk Salsa santuy.

"Tapi tidak dengan kalian. Keluar!" tegas Renjun membuat tiga gadis di belakangnya melotot terkejut.

Relin mencondongkan tubuhnya, "lo ngusir kita??!"

"Lo nggak tau siapa kita??!!" tambah Salsa yang ikut-ikutan memanasi suasana.

"Gaes lebih baik kita keluar deh," ujar Amell memegang pundak kedua temannya yang duduk tepat di sampingnya.

Salsa menghempas lebay tangan Amell, "lo kok ngalusnya sama si Ali doang, ama kita-kita kok ngegas??!!"

"Jelas, aku suka dan cinta kepada Aliana bukan dengan kalian," balas Renjun enteng.

"Kebangetan lu Ren, ngga gue restuin lu ama sahabat gue!" pekik Relin.

Salsa dengan dramatisnya, menatap Renjun dengan raut wajah kecewa, "ternyata gini kelakuan lo di belakang si Ali. Tega lo Ren dasar LPG!!."

"Untuk apa meminta restu kalian, yang kubutuhkah restu keluarga bukan restu kalian. Jadi, keluar dari mobilku sekarang!"

Salsa kembali menendang kursi Renjun dengan keras, "anjing lo!!! Gue usir lo dari rumah sakit bokap nyokap gue baru tau rasa."

"Silahkan saja," balas Renjun enteng.

"LO-"

"Keluar!"

"Ren kita kan searah ja-"

"Keluar atau aku seret?" ancamnya yang terdengar serius.

"Janc-"

"Satu."

"Kita temennya si Ali, kok lo te-"

"Dua."

"Gaes mending kita keluar aja deh, haha," balas Amell disertai tawa canggung.

"Tig-"

BRAK

Suara pintu mobil yang ditutup dengan teramat kasar begitu memekakkan telinga. Renjun tersenyum penuh kemenangan ketika melihat tiga gadis itu keluar. Ia melajukan mobilnya dengan kencang ketika parkiran yang sudah mulai sedikit siswa.

"FUCK YOU!!! RENJUN SIALAN!!! AWAS LO BAJING," semua umpatan keluar dari mulut Salsa ketika keluar dari mobil Renjun, bahkan ia berlari dan menodongkan kedua jari tengahnya kearah mobil Renjun yang kini sudah menjauhi pelataran parkiran sekolah sambil terus berteriak nyaring.

Relin dan Amell yang berdiri tepat di belakang Salsa meringis malu ketika beberapa teman seangkatan, adik kelas, hingga kumpulan kakak kelas memerhatikan mereka.

"Pengen menghilang," cicit Amell menunduk tak berani menunjukkan wajahnya.

"Bunuh orang dosa gak sih," ujar Relin jengkel menatap malu Salsa yang masih berteriak sambil mengangkat kedua jari tengahnya.

Salsa berbalik menghampiri kedua temannya yang menunduk sedari tadi, "pesen taxi aja gaes. Gue cape anying!" ucap Salsa dengan mengelus tenggorokannya yang terasa kering.

"Gue balik dulu bye, lu pesen taxi sendiri aja ya, emuach," balas Relin yang langsung mengangkat kepala ketika mendengar suara motor kekasihnya.

Salsa melengos, "ih curang masa lu ninggal kita sendiri sih."

"Ehem, Sal gue juga pulang bareng Samuel, tu dia udah nungguin. Hehe," celetuk Amell mengedikan dagu kearah pria yang sedari tadi menunggu.

Salsa menganga, merasa dikhianati oleh sahabatnya sendiri, "semua pergi ma cowoknya, nah gue kok masih jomblo. Tega bat lo semua," balas Salsa.

Amell meringis, mengulurkan tangan menepuk bahu Salsa, "mau gue bantu nyari nggak? Tipe lu yang kaya gimana, mungkin si Sam punya temen yang cocok sama lo."

"Bener, lo serius?" tanya Salsa kegirangan menatap Amell yang dibalas dengan senyum dan anggukan.

"Oke, kalau gitu tipe gue yang macho. Ya idealnya kaya duda-duda keren gitu," balas Salsa dengan mata berbinar.

Amell memudarkan senyum, sudah lelah menghadapi Salsa. "Dikasih hati minta tai!! Dahlah gue cabut dulu," berbalik dengan kesal meninggalkan Salsa.

"MEL!!! KOK LO NINGGALIN GUE SIH."

"GUE MAU SAMA DUDA, TOLONG CARIIN GUE DUDA!!!"

🌹🌹🌹

"Eh kok tumben kamu pulang dulu, biasanya langsung cuss werrr ke rumah sakit?" Wendy menatap sang putra yang baru saja pulang dari sekolah, dengan tatapan menelisik.

Renjun melengos mendengar pertanyaan yang disertai ejekan dari sang Mamah. "Seragamku basah kena keringat, aku mau mandi dulu."

Berbalik meninggalkan dapur setelah meneguk segelas air, langkah Renjun terhenti ketika Mamahnya kembali bersuara.

"Besok Aliana udah boleh pulang lho."

Renjun manggut-manggut, "bagus dong."

Wendy kembali menghentikan kegiatan memasaknya, menatap sang putra. "Aliana bakal pulang ke rumah neneknya, rasain kamu udah nggak bisa ketemu lagi." Jelasnya disertai ejekan.

Berjalan tergesa menghampiri sang Mamah, "maksud Mamah apa?"

"Ayahnya Aliana akan kembali ke luar kota untuk beberapa minggu, adiknya berada di tempat karantina untuk kejuaraan awal bulan mendatang, ibunya ada di bangsal psikologis. Kamu pikir Aliana bisa hidup sendirian di rumahnya dengan tangan yang terluka seperti itu?"

Mendapati Renjun yang masih diam tak bersuara membuat Wendy menghembuskan napas pelan.

"Cuma sampai beberapa minggu saja hingga Ayahnya kembali lagi, jangan galau gitu dong," mencoba menghibur sang putra.

Renjun menoleh menatap sang Mamah, sedetik kemudian ia mengambil ponsel yang berada di saku celanya. Mencoba mencari nomor seseorang disana. Wendy hanya menatap sang putra dengan tatapan bertanya.

Panggilan terhubung, bias suara seorang di seberang sana mulai terdengar membuat Renjun mengembangkan senyumnya.

"Hallo, Om Jon ini saya Renjun."

🌹🌹🌹

"Queen Aliana, why you dont like this?" mengangkat sendok berisi bubur dengan tangan kecilnya. Lalu memasukkannya kembali ke dalam mukut kecilnya.

Aliana tertawa kecil melihat Sera yang duduk memakan bubur miliknya, tangan kirinya terulur mengambil tisu dia atas nakas. "I dont like this, Princess Sera. I just want to eat SEBLAK right now," membalas pertanyaan Sera dengan tangan yang senantiasa mengelap lembut bibir mungil itu.

Memandang Aliana dengan kepala sedikit dimiringkan, "sebelak?

"Not sebelak but SEBLAK," balas Aliana mengoreksi.

"What this is?" menaruh mangkuk berisi bubur itu di nakas. Sera naik ke keatas kursi agar bisa duduk diatas ranjang pasien Aliana dengan hati-hati supaya tak mengenai tangan Aliana yang terluka.

"Eum, gimana ya gue jelasinnya," bergumam dengan sedikit melirik kearah Sera yang menatap dirinya dengan mata berbinar menunggu jawaban. "SEBLAK is foods that can only be eaten by a professional person. Not people can eat seblak," balas ngawur dari Aliana.

"Woahh, amazing foods. So, may I eat SEBLAK?"

Aliana menggeleng dengan sok bijak. "No, big no Princess Sera!! Only Queen can eat seblak, Princess may not."

Kriet

Pintu terbuka memperlihatkan Wendy yang membawa tote bag berisi sewadah sup buatannya tadi dan jangan lupakan Renjun, lelaki itu bahkan masuk dengan senyum yang terus mengembang.

"Ouh Sera, dont sit in here," Wendy menggendong Sera dari ranjang pasien, setelah menaruh tote bagnya diatas nakas.

"Sayang Mamah buatin kamu sup, dimakan ya," ucap Wendy kepada Aliana.

Aliana membalas dengan anggukan senang, "siap Mah, makasih."

Renjun sedikit terkejut ketika Aliana memanggil Mamahnya dengan panggilan 'mah'.

"Mom, I want to be a Queen. I want to eat seblak," celetuk Sera mengerucutkan bibir.

"Eh, kayaknya Sera udah ngantuk. Ngomongnya jadi ngelantur kaya gini, Mamah pulang dulu ya, jangan lupa dimakan supnya." Wendy pergi menggedang Sera yang masih tak henti mengoceh tentang 'seblak'.

"Kamu yang ngajarin Sera?" pertanyaan yang dilontarkan Renjun terdengar seperti tuduhan bagi Aliana.

Aliana meringis, "yaaa eum mungkin" balasnya tanpa dosa.

Renjun melengos acuh, berjalan kearah nakas mengeluarkan kotak makan berisi sup buatan Mamahnya. Membuka sup itu membuat kepulan uap menguar.

"Sedekat itukah kamu sama Mamah?" tanya Renjun dengan tangan yang menyodorkan sendok berisi sup ke mulut Aliana. Tanpa pikir panjang Aliana membuka mulut dan memakannya, membiarkan Renjun menyuapi dirinya.

Aliana mengangguk, "Mamah sering kesini sih, gue pernah panggil Tante tapi Mamah Wendy marah dan bilang nyuruh panggil Mamah aja, yaudah," balasnya acuh.

"Cuma gitu aja?" tanya Renjun sekali lagi, dengan tangan yang kembali menyuapi Aliana.

"Gue mau makan ya!! Kok lu tanya-tanya mulu sih, entar dulu kek!" omel Aliana dengan sedikit mengunyah makan yang disuapkan Renjun.

"Oke, maaf."

Hanya terdengar dentingan sendok di ruangan itu, dengan Renjun yang sangat telaten menyuapi Aliana. Entah Aliana kelaparan atau doyan karena sup buatan Wendy habis hanya dalam waktu beberapa menit saja.

Menaruh wadah diatas nakas dan mengambil air putih untuk Aliana.

"Besok kamu sudah diperbolehkan pulang."

"Oh ya?" tanya Aliana begitu antusias, lalu kembali meminum airnya dengan dibantu sedikit oleh Renjun.

"Hm, pulang ke rumahku."

BYUR

Semburan air putih dari mulut Aliana tepat mengenai wajah tampan Renjun. Membuat Renjun refleks memejamkan mata dan sedikit terkejut.

"HA!!?" refleks Aliana tidak santai.

"Kamu akan pulang ke rumahku," jelas Renjun untuk kedua kalinya dengan mata yang masih terpejam karena semburan maut Aliana.

"APA!!?" teriak Aliana yang sungguh menggelegar dan memekakkan telinga.

Renjun menegakkan punggung, membuka matanya dan meraih tisu diatas nakas untuk mengelap air di wajahnya dengan kasar. Kesabaran Renjun sudah habis, ia mencondongkan tubuh kearah gadis yang baru saja menyemburnya, menghimpit Aliana pada ranjang pasien, dan menatap gadis itu lekat-lekat.

"Aliana, dengarkan aku."

Ditatap dengan posisi dan jarak sedekat ini oleh pria setampan Renjun jelas saja membuat Aliana gugup. Obsidian legam Renjun menatap tepat pada netra jernih milik Aliana.

"Dengarkan aku baik-baik, tidak akan ada pengulangan."

Suara lembut Renjun yang terdengar begitu dalam dan menghipnotis dengan jarak sedekat ini. Aliana yang sudah mati kutu dan kehabisan kata hanya mengangguk kecil sebagai jawaban.

Semakin mendebarkan ketika Renjun menarik kedua sudut bibirnya dan menyunggingkan senyuman manisnya. Jantung Aliana yang sedari tadi berdegup tak karuan semakin menggila ketika melihat senyum Renjun dengan posisi dan jarak sedekat ini.

"Kau akan pulang ke rumahku tinggal bersamaku."


< to be continued >

~♥~


BONUS PICT dari🌹
- SALSA SI PENCARI DUDA -

Continue Reading

You'll Also Like

92.7K 6.2K 26
"MOMMY?!!" "HEH! COWOK TULEN GINI DIPANGGIL MOMMY! ENAK AJA!" "MOMMY!" "OM!! INI ANAKNYA TOLONG DIBAWA BALIK 1YAA! MERESAHKAN BANGET!" Lapak BxB ⚠️ M...
84.6K 7.9K 21
Romance story🤍 Ada moment ada cerita GxG
58.1K 8.8K 55
Rahasia dibalik semuanya
321K 24.4K 110
"Jadi, saya jatuh dan cinta sendirian ya?" Disclaimer! Ini fiksi nggak ada sangkut pautnya di dunia nyata, tolong bijak dalam membaca dan berkomentar...