Mr Duren And Silent Girl - END

By _jeisa_

1.7M 106K 9K

⚠follow dulu akun ini sebelum baca⚠ _________________________________________ Pricillia adalah seorang gadis... More

Prolog
Perkenalan Cast
MDSG part 1
MDSG part 2
MDSG part 3
MDSG part 4
MDSG part 5
MDSG part 6
MDSG part 7
MDSG part 8
MDSG part 10
MDSG part 11
MDSG part 12
MDSG part 13
MDSG part 14
MDSG part 15
MDSG part 16
MDSG part 17
MDSG part 18
MDSG part 19
MDSG part 20
MDSG part 21
MDSG part 22
MDSG part 23
MDSG part 24
MDSG part 25
MDSG part 26
MDSG part 27
MDSG part 28
MDSG part 29
MDSG part 30
MDSG part 31
Info✨
MDSG part 32
MDSG part 33
MDSG part 34
Epilog
Info 2✨
Ekstra Part

MDSG part 9

40K 3.1K 303
By _jeisa_

_____________________
Don't be siders!!
Plagiats jauh-jauh!!
_____________________
 
Mulmed : Song by Jeremy Zucker – Comethru

__________________
Hola good people!

Terima kasih banyak buat kalian yang udah mampir ke sini

Jangan lupa juga tinggalkan jejak kalian ya

Happy reading!

🌸🌸🌸

From : Brigitta

Beb, gue ama Jenita udah OTW ke apartemen lu ya. Ntar lagi nyampe. See u!

Pricil yang membaca keseluruhan isi pesan tersebut sekejap membuatnya panik luar biasa.

Wajahnya berubah pucat pasi. Dua bola matanya bahkan nyaris keluar dari tempatnya. 

Ia benar-benar lupa kalau malam ini dua sahabatnya itu akan mampir ke apartemennya untuk belajar bareng. 

Gawat nih!
Jangan sampe gue ketahuan mereka, batin Pricil.

Pricil memang belum sama sekali memberitahukan pada kedua sahabatnya mengenai pekerjaan sampingannya yang baru. Dan kalau sampai mereka tahu, maka ia akan di 'sidang' saat itu juga oleh kedua sahabatnya.

Maka dari itu, ia sudah cenat-cenut ingin cepat sampai di apartemen sesegera mungkin. 

Pricil menoleh ke arah sampingnya dan merutuk si pengemudi mobil dalam hatinya. Siapa lagi kalau bukan Daniel.

Bagaimana tidak? Pria itu mengendarai mobilnya dengan kecepatan standar. Pricil menggigit bibir bawahnya gemas dan ingin sekali mengganti posisi Daniel dibalik kemudi. 

Ukh! Penyesalan emang selalu datang diakhir. Itulah yang di alami Pricil sekarang. Kenapa tidak dari dulu saja ia setuju dengan ajakan Brigitta untuk mengajarinya cara mengemudi mobil. 
Naas, mau di katakan apalagi. Sudah terlambat.

"tuan," panggil Pricil setengah takut setengah berani.

"ada apa?" tanya Daniel datar tanpa sekalipun menatap Pricil karena fokus pria itu sekarang hanya pada jalanan.

"tuan, bisa ngebut?" 

"apa?" 

"saya mohon tuan, ini darurat,"

"Memangnya ada apa kau ingin terburu-buru?" tanya Daniel heran.

"tuan saya mohon, ngebut ya ya?"

"for safety, NO!" tolak Daniel tegas.

GOSHHH GUE JADI GEMES LAMA-LAMA KAYAK GINI!!! batin Pricil

"plis tuan....."

"tidak bisa,"

Pricil yang sudah tak tahan lagi akhirnya tanpa sadar langsung berteriak membentak pria disampingnya.

"NGEBUT SEKARANGG JUGAAAAA!!!!" 

"Fine! Kalau itu mau kamu. Pegangan," .

Bruuummmmmmm!!

Pricil sampai terhuyung ke belakang dan langsung mencari pegangan.

Daniel membawa mobilnya melaju dengan kecepatan tinggi melebihi seorang pembalap profesional. Pria itu sekaligus ingin memberi pelajaran pada Pricil karena sudah berani meneriaki bahkan membentak dirinya.

Detik kemudian Pricil akhirnya sadar akan apa yang baru saja ia lakukan barusan.

Ya Tuhan beraninya gue teriak bentakin dia??!!
Pricil begooooo!!!

Mati gue habis ini, batin Pricil.

Beberapa menit kemudian sampailah mereka di apartemen Pricil.

Pricil yang sedari tadi menahan napasnya kini mengembuskan napasnya lega. Lega karena kegilaan pria yang ada disampingnya itu sudah berakhir.

"tuan....huh....anda.....gila!" celutuk Pricil dengan napas tersengal-sengal.

Daniel sontak menolehkan kepala lalu mendelikkan matanya tajam."Apa kamu bilang? Saya gila!? kamu yang gila!" geramnya sambil mengacungkan telunjuknya tepat didepan hidung Pricil.

Bulu kuduk Pricil spontan meremang. Ingin sekali ia menepuk bibirnya yang sudah lancang mengatai pria itu gila.

"lancang sekali mulutmu itu, nona!"

Alamat gaji di potong nih......

"sa-saya minta maaf, tuan Daniel"

"berhenti memanggil saya tuan!"

Huh?

"tapi kan anda memang majikan saya,"

"DIAM!!"

Ya Lord, serem banget....tolonggg!! batin Pricil.

"mulai sekarang, panggil saya Daniel, bukan tuan lagi. Paham?"

"paham tuan, eh D-Daniel."

"Turun!" usir Daniel. Pricil mencebik, membuka pintu mobil dan langsung turun dari sana.

"terima kasih sudah mengantar saya tu-"

Belum selesai berucap pamit, lelaki tampan itu sudah lebih dulu tancap gas meninggalkannya.

".......Daniel," 

Pricil mendengus sebal menatap mobil SUV hitam milik lelaki itu dengan tatapan jengkel.

Dasar laki-laki ndak punya sopan santun!

"fiuh, akhirnya sampai juga sebelum keduluan mere--,"

"PRICILLLLL, YAHOOOO!!!" 

Mendengar suara cempreng itu, Pricil refleks tersentak kaget dari tempatnya.

Gadis itu membalikkan badannya lalu mendapati Jenita dan Brigitta sedang berjalan menghampirinya.

"halohaa!!"

"eh baru nyampe ya? btw, itu tadi mobil siapa?" tanya Brigitta kepo. Pricil hanya diam. Tapi tidak dengan jantungnya yang malah berisik di dalam sana.

"iya tuh, mobil sultan beutt. Siapa sih?" tambah Jenita seraya bersiul.

Sekarang Pricil di buat kelimpungan.

Ia bingung harus mencari alasan yang tepat agar keduanya tidak curiga. Apalagi ia tau si Brigitta yang keponya melebihi emak-emak kompleks tidak akan puas kalau hasrat kekepoannya belum terpuaskan.

"oh itu......tadi itu anaknya nyonya Mien yang anterin gue," dalih Pricil. Ia berdoa dalam hati semoga keduanya percaya dengan ucapannya itu.

 Sejenak Brigitta dan Jenita saling melempar pandangan.

"hayoo cowo apa cewe?" tanya Brigitta sambil menaik-turunkan alisnya menggoda.

"cewek! Udah ah, mau masuk apa gak nih?!" tanya Pricil ketus.

"ck, judes amat, mbak. Nih gue bawain seblak biar hilang judes lu!" kata Jenita seraya mengangkat satu kantong kresek di tangan kanannya.

Mata Pricil sontak berbinar cerah melihat makanan favoritnya ada di depan mata. Dengan gerakan cepat ia merebut tas kresek tersebut.

"makasih ya, yuk masuk!" ajak Pricil, sementara Brigitta dan Jenita memutar bola mata mereka melihat mood sahabat mereka yang mudah berubah manis kalau sudah berhadapan dengan seblak.

Satu setengah jam lamanya mereka habiskan untuk belajar bersama.

Besoknya, mereka bertiga akan mempresentasikan hasil case yang telah mereka diskusikan malam ini.

"emang harus ya, di apartemen gue? kenapa gak di cafe?" tanya Pricil sedikit protes.

Saat ini mereka bertiga sedang beristirahat di temani cemilan nikmat puding coklat biskuit buatan Pricil.

"heleh Sil...Sil..lu protes mah belakangan, napa gak daritadi, nyonya?" seloroh Jenita.

"ya donk, kalau di cafe kan bayar. Nah bedanya di sini, ya ini. Makan gratis, udah gitu uenakk!" celutuk Brigitta tanpa rasa berdosa sama sekali.

"ck, emang rese lu, Ta! Makan melulu yang lu pikirin!"

"udah udah! Sini gue aja yang nyuci piringnya, Sil," kata Jenita lalu bangkit dari duduknya setelah mengambil tiga piring kotor dari atas meja.

"noh, liat tuh si Jenita gak rese kayak elu!" cibir Pricil pada Brigitta.

"ck, iya deh mami iya....." sahut Brigitta dengan nada santainya.

Pricil hanya bisa mengelus dadanya sabar. 

Jenita juga hanya bisa cekikikan geli melihat interaksi dua sahabatnya itu.

Detik kemudian, bau tak sedap tiba-tiba menyeruak di dalam ruang tengah tersebut.

Jenita yang hendak menuju dapur sontak menghentikan langkahnya begitu mencium bau tak sedap tersebut.
"buset! Ini kok....bau banget, ya?" gumam Jenita seraya menutup hidung dengan sebelah tangannya yang bebas tidak memegang piring.

"iya, Jen. Bau banget..........kayak........bau kentut," timpal Pricil ikut menutup hidungnya tak tahan dengan bau tak sedap yang menyeruap dalam ruangan apartemen miliknya itu.

"Jen, jangan-jangan elu ya?" tuduh Pricil. Sontak Jenita melototkan matanya tajam. Tak terima.

"HEH! Sembarangan aja ya tuh mulut!"

"ya terus, siapa donk?"

Lalu keduanya menatap Brigitta yang nampak duduk santai mengutak-atik hp seakan tak peduli.

"Ta, lu ngaku deh. Elu kan yang kentut?!" tembak Jenita.

Brigitta pun langsung menyengir kuda.
"yep, emang gue kok. Masalah buat elu?" ucap Brigitta santai tak tau malu. Sontak Pricil dan Jenita membelalakkan mata mereka dan segera menjauh dari Brigitta.

"BUSET, TA! BAU BANGET!!? MAKAN APAAN SIH??" teriak Jenita.

"kan tadi gue makan seblak sama puding buatannya si Pricil," jawab Brigitta masih dengan nada santainya.

"TAPI SERIUS BAU BANGET!!" keluh Jenita tak tahan lagi dengan bau kentut Brigitta yang menyiksa indera penciumannya.

"emang sebelum seblak ama puding, lu makan apaan sih, Ta?" 

"hehe jadi tadi siang itu.........gue makan semur jengkol empat porsiiiii akakakakkk!" ucap Brigitta lalu tertawa receh.

"BRIGITTAAAAA!!!"

🌸🌸🌸

Dua minggu kemudian.

Dari kejauhan Pricil tersenyum menatap anak kecil yang sejak awal pertemuan mereka sudah mencuri perhatian serta hatinya. Anak kecil itu tampak sedang asyik menggambar sambil berceloteh dengan seorang anak perempuan yang duduk disampingnya.

Hari ini kebetulan dirinya tidak memiliki jam kuliah. Jadilah hari ini ia mengantar dan menunggu Seyhan di sekolahnya sampai jam belajar anak itu selesai.

Seyhan Collins Turner. Bocah laki-laki umur 6 tahun dengan pipi chubby serta tingkahnya yang lucu dan menggemaskan itu membuat Pricil semakin hari tambah sayang padanya.

Ia mengakui Seyhan memanglah anak yang cerdas dan jenius. Apalagi dalam hal menghitung, anak kecil itu jagonya. Hanya bahasa Indonesia anak laki-laki itu yang sedikit kurang lancar.

Dua minggu berlalu sejak Pricil menjadi tutor belajar Seyhan. Dan tepatnya di hari ketiga ada dua fakta yang mengejutkan baginya.

Fakta pertama, ia tidak menyangka kalau Daniel Turner ternyata duda. Pria itu sendiri yang mengaku padanya padahal ia tidak pernah sekalipun bertanya.

Dari situlah terjawab sudah rasa penasaran Pricil mengenai keberadaan istri lelaki itu.

Dikatakan, sang istri meninggal dunia akibat kecelakaan mobil yang bukan hanya melibatkan istrinya tapi juga sang kakak, Darell dan kakak iparnya empat tahun lalu.

Fakta yang kedua sukses membuat Pricil syok bukan main.

Ia baru saja usai menina-bobokan Seyhan dikamarnya ketika pria itu mengatakan fakta tersebut kepadanya.

Flashback on

"A-apa tuan?"

Pricil terkejut bukan main mendengar apa yang baru saja di katakan majikan tampannya itu.

Seyhan bukan anak kandungnya?

Omong kosong macam apa ini???

Lah terus anaknya siapa dong?

"Anda tidak sedang bercanda dengan saya kan, tuan Daniel?" tanya Pricil ingin memastikan kembali bahwa apa yang ia dengar bukanlah bualan semata.

Daniel menghela napasnya pelan,"apa kau pikir saya sedang bercanda sekarang?"

Dear Lord, Jadi ini sumpah beneran???

"........Seyhan bukanlah darah dagingku. Dia adalah anak dari kakakku, Darell." ungkap Daniel dengan raut wajah serius.

Pricil terdiam mencerna setiap perkataan pria itu padanya.

"Lalu kenapa anda mengatakan hal ini kepada saya?"

Satu hal terbesit dalam pikirannya. Kenapa pria itu repot-repot ingin mengatakan mengenai hal ini padanya. Dirinya ini kan orang asing, pikirnya.

"Saya memang ingin kamu mengetahuinya. Tapi saya harap kamu juga menutup mulut mengenai hal ini dari siapapun, paham?"

Pricil mengangguk patuh. 

"Iya tuan, saya paham."

Kemudian pandangan gadis berkacamata itu menatap Seyhan yang sudah terlelap di atas kasur yang bertemakan cars itu. 

"Seyhan waktu itu baru berumur dua tahun saat ia kehilangan orang tua kandungannya. Dan setelah insden itu saya langsung mengambil alih hak asuh Seyhan," Daniel kembali angkat bicara. Pria itu duduk dipinggir kasur, mengusap sayang pipi gembul putranya dengan sorot pandangan mata menatapnya penuh kasih sayang.

"Dia sangat berarti banyak bagi saya, dan saya harap kau bisa menjaganya dengan baik," pesan Daniel tanpa sekalipun mengalihkan pandangannya dari Seyhan.

"pasti tuan, Daniel"

Flashback off

"Anaknya mbak, ya?" suara seorang wanita yang duduk di sampingnya memecah lamunan Pricil mengenai pembicaraannya dengan Daniel tempo hari.

"mbak bicara dengan saya, ya?" tanya Pricil polos.

Wanita disampingnya itu sontak tertawa kecil.
"iya, saya bicara dengan mbak. Mbak ini lucu ya,"

"oh he-haha, iya maaf, mbak. Um, tadi maksud mbak anak yang mana?"

"Itu tuh yang lagi asyik menggambar bersama putri saya. Ganteng ya mbak, anaknya," puji wanita itu antusias sembari menunjuk pada Seyhan.

Mendadak lidah Pricil terasa kelu.

Apakah ia harus pura-pura mengakui kalau ia adalah ibunya Seyhan?

Atau mungkin ia harus mengaku sebagai pengasuhnya? Atau murni jujur sebagai tutor belajar Seyhan?

"y-ya, mbak. Dia putra saya." akhirnya opsi pertama yang menjadi pilihannya.

Huh, gak apa-apa deh demi Seyhan.....demi Seyhan.....batin Pricil.

🌸🌸🌸

"DADDYYYY!!" pekik Seyhan sambil berlari menghampiri Daniel yang baru saja turun dari mobil SUV hitamnya. Lelaki itu baru saja datang dari kantor untuk menjemputnya.

Berhubung jadwalnya hari ini tidak terlalu padat jadinya Daniel memutuskan untuk menjemput sekaligus mengajak putranya itu makan siang.

"Hai kiddo!" Daniel membalas pelukan putranya tak kalah eratnya, ia bahkan mengangkat tubuh mungil Seyhan lalu memutarnya sampai membuat anak kecil itu memekik senang.

"How's your school today?" 

"All good daddy. Tadi miss Raina memuji gambarku dan aku jadi juara pertama di kelasku!" sahut Seyhan sambil memperlihatkan gambarnya.

"Great job, kiddo! C'mon give me high five!

Daniel mengangkat sebelah jemarinya kemudian bertos ria dengan Seyhan.

Pricil yang mengamati interaksi ayah dan anak itu mau tak mau tersenyum. 

"Daddy......lapar!!" rengek Seyhan. Bocah tampan itu mengembungkan pipinya lucu sontak saja mengundang tawa dua orang dewasa di hadapannya.

"Alright. Ayo kita makan siang, kiddo," 

"Kakak cantik juga ikut, daddy! Ayo kakak cantik, kita makan siang!" ajak Seyhan seraya mengulurkan sebelah tangannya pada Pricil.

Ihh gemes banget nih bocah.....pengen gue deh tuh cubit pipinya!!!

Seulas senyum tak pernah pudar dari gadis berkacamata itu. Ia pun mengangguk lalu menerima dengan senang hati uluran tangan mungil Seyhan yang masih setia terulur padanya.

Ketiganya berjalan menuju mobil SUV yang diparkirkan Daniel ditempat parkir menuju ke restoran terdekat untuk makan siang.

Dari kejahuan siapa pun bisa melihat dengan jelas dan pasti akan beranggapan kalau mereka adalah keluarga kecil yang bahagia.

"Kamu mau makan apa, kiddo?" tanya Daniel ketika mereka sudah berada disebuah restoran yang menyediakan menu-menu nusantara yang enak.

"aku mau ayam goreng daddy!"

"iya, boleh tapi harus makan sayur juga, oke?"

"oke daddy!"

"kamu mau pesan apa, Pricil?" Pricil refleks terkejut mendengar lelaki itu memanggil namanya tanpa embel-embel 'nona'.

Dan oh--tunggu dulu, kenapa pula jantungnya ikutan cenat-cenut??

"Um....saya pesan pecel lele saja, Da-Daniel," jawab Pricil sediki gugup. Ia juga ikut memanggil nama pria itu tanpa embel-embel 'tuan' seperti yang dinginkan pria itu.

Daniel mengangguk singkat, kemudian mengangkat tangan, memanggil pelayan untuk mencatat pesanan mereka.

Disaat mereka sedang menunggu pesanan mereka datang, tiba-tiba saja Pricil merasakan bajunya ditarik-tarik. Sontak ia menoleh lalu mendapati Seyhanlah pelakunya.

"Kakak cantik," 

"Ya?" 

"um........aku......" Seyhan menundukkan kepalanya malu-malu.

Pricil yang memperhatikan tingkah Seyhan dibuat bingung sekaligus gemas. Ia merasa anak itu seperti ingin mengatakan sesuatu padanya tapi malu.

"Seyhan, mau apa? Apakah ada yang ingin kamu pesan lagi?" tanya Pricil lembut.

Anak laki-laki itu menggelengkan kepalanya cepat.

"kiddo, apa ada sesuatu yang ingin kamu katakan? Ayo sayang, katakan saja." Daniel yang ikut penasaran akhirnya angkat bicara.

Seyhan menganggukan kepalanya, lalu menatap Pricil penuh harap.

"kakak cantik,........bolehkah aku memanggilmu......mommy?" tanya Seyhan dengan wajah polosnya. Sukses membuat Pricil membelalakkan matanya terkejut.

Sementara Daniel, pria itu tersenyum menyeringai.

TBC

Sekian dulu pemirsah 😊

See u gaes on the next part!

Stay healty, stay safe

Withlove,
Jeisa💙

(DANIEL)

Continue Reading

You'll Also Like

225K 10.9K 33
Ayunda Ixora Pratama, seorang wanita ambisius yang sangat ingin menjadi profesor di usia muda. Apa pun akan dia lakukan untuk mendapatkan impiannya...
588K 56.3K 125
Gadis Sekarwangi, tidak pernah menyangka jika rumahtangga yang ia bangun bersama suaminya, Pradipta harus berakhir ditengah jalan karena sang suami k...
13.2K 588 16
Apa saja sih yang dilakukan keluarga Uzumaki di waktu senggang mereka? Mau cari tahu? Kuy ikuti kisah ini!
1.7M 121K 72
Alina Pramesti, seorang sekretaris yang merangkap sebagai baby sitter untuk anak dari bosnya. Alin yang memang menyukai anak kecil tentu senang saat...