Maaf baru update, hehe
Tenang aja, Elle dan bayi mereka selamat kok 😆
.
.
.
.
Dia kecil, sangat kecil. Bahkan hanya sebesar tangkupan tangannya. Berbulu abu-abu kecoklatan dan hangat. Kedua matanya terpejam rapat. Telinga dan ekornya pendek.
Tubuh mungilnya menggeliat di balutan selimut yang membungkusnya, lalu mengeluarkan suara dengkuran halus. Namun setelahnya, suara rengekan kecil lolos dari mulut mungilnya. Kepalanya bergerak ke kanan dan ke kiri dengan lidah kecilnya yang sedikit terjulur keluar.
Lelaki itu mengangkat wajahnya dari makhluk mungil itu ketika seseorang di atas ranjang bergerak. Sebelah tangannya memberi kode padanya untuk mendekat.
'Bawa dia kemari,' bisiknya di pikirannya.
Dengan ragu dia mengulurkan tangannya, meraih gumpalan bulu itu dengan sangat hati-hati. Tangannya bisa merasakan bagaimana permukaan kulit berlapis bulu itu begitu hangat dan empuk. Sampai-sampai dia takut jika tak sengaja meremasnya atau menjatuhkannya.
Perlahan dia meletakkannya di atas tubuh wanita itu. Kepalanya kembali bergerak-gerak dengan kedua matanya yang tetap terpejam. Wanita itu mengarahkannya untuk mendekati sumber makanannya. Dan mulut kecilnya langsung meraup putingnya, menikmatinya dengan lahap.
Davion hanya memperhatikan keduanya dengan seksama. Masih tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Sekali lagi juga bersyukur kali ini apa yang ada di depannya bukanlah halusinasi maupun mimpinya semata.
Ya, Elle dan putra mereka berhasil selamat.
Ia ingat saat itu, ketika dia melihat bagaimana tubuh Elle yang bersimbah darah. Elle sempat mengalami pendarahan hebat setelah berhasil melahirkan putra mereka. Meski ukuran tubuhnya sangat kecil, bayi mereka sangat sulit untuk keluar dan ternyata butuh tenaga besar untuk itu.
Dan ketika tak ada suara tangisan bayi yang seharusnya dia dengar, itu karena putra mereka terlahir dalam bentuk serigala. Benar-benar bayi serigala, dengan bulu abu-abu gelapnya yang agak kecoklatan.
Apa yang bisa dia katakan lagi? Tentu saja dia bahagia karena mereka berdua berhasil selamat tanpa kurang suatu apapun.
Setelah Elle dan bayi mereka dibersihkan, Elle sempat tak sadar selama dua hari karena kelelahan. Dokter Rune meyakinkan dirinya jika Elle akan baik-baik saja. Dokter tersebut langsung memberikan bayi mereka padanya untuk yang pertama kali, yang diterimanya dengan ragu karena masih terlalu takut.
Berita kelahiran putra mereka dan Sang Luna yang baik-baik saja langsung menyebar ke seluruh bagian Selenehydor. Para warga bergembira dengan kelahiran calon penerus mereka dengan suka cita. Namun, hanya itu yang mereka ketahui. Tanpa tahu jika putra mereka terlahir dalam bentuk serigalanya. Kecuali anggota pack utama tentunya. Mereka mengetahui semuanya, tetapi tetap ikut bersyukur dengan kebahagiaan itu. Meski kelahiran putra Davion dan Elle dalam wujud serigalanya masih menjadi misteri dan kebingungan semua orang.
Davion tersadar saat sentuhan halus mendarat di sisi wajahnya.
"Ada apa?" tanya Elle.
Davion menggeleng, seraya tersenyum kecil. Tatapannya beralih pada putra mereka yang masih sibuk dengan makanannya. Ia mengelus punggung kecilnya dengan telunjuknya. Membuat putra kecil mereka menggeliat dan mengeluarkan suara dengkuran lagi.
"Dia mungil sekali," ujar Davion dengan senyumnya yang semakin terkembang.
"Kau sudah punya nama untuknya?"
Davion menatap mata Elle dan mengangguk. "Levant Fritz Wilmot," jawabnya.
"Bagaimana?"
Elle mengangguk seraya menyunggingkan senyumnya. "Nama yang indah," pujinya.
Beberapa lamanya mereka hanya terdiam. Menatap pada putra mereka. Hingga kemudian dia melepas puting ibunya, lalu membuka mulut kecilnya. Membuat kedua orangtuanya terkekeh karena melihat adegan menggemaskan tadi.
"Bukankah bayi serigala terlahir buta dan tuli? Apa mungkin dia juga seperti itu?" tanya Davion berasumsi.
"Benarkah?"
"Ya. Lihatlah, kedua matanya masih terpejam. Aku penasaran apa warna matanya. Karena biasanya bayi serigala memiliki warna mata biru sebelum nantinya akan berubah." Davion terkekeh saat jarinya menyentuh hidung mungil itu, putranya mengeluarkan suara rengekan karena tidurnya terganggu oleh ulah ayahnya.
Elle hanya terdiam seraya mengelus dengan lembut tubuh kecil di atasnya. "Dia akan baik-baik saja 'kan?" bisiknya.
Davion beralih mengelus surai matenya, berusaha untuk menenangkan wanita itu. "Tentu saja. Dia pasti akan baik-baik saja, aku yakin itu."
Mendengar jawaban sederhana itu membuat Elle cukup tenang. Mereka akan terus mengawasi perkembangan putra mereka. Para dokter dan cenayang mengatakan ada kemungkinan putra mereka akan berubah ke wujud manusianya. Entah itu beberapa bulan atau bahkan beberapa tahun lagi.
***
Davion, dalam bentuk serigalanya, sedang menemani Levant kecil bersantai di taman mansion mereka. Berjemur di bawah cahaya matahari yang hangat. Sedangkan Elle duduk di atas kursinya, memperhatikan kedua laki-laki berbeda generasi itu bersama.
Levant kecil berjalan dengan keempat kakinya yang masih bergetar. Kedua matanya yang sudah mulai terbuka menampakkan netra birunya. Terus mengeluarkan suara kaingan dan gonggongan kecilnya.
Ketika Levant kecil terjatuh, Davion mendorong tubuh mungil itu dengan moncongnya. Terus mengikuti kemana keempat kaki mungil itu melangkah.
Tiba-tiba Levant mengeluarkan rengekan kecilnya. Kepalanya mendongak dan terus melakukannya berulang-ulang.
Hingga seekor serigala putih datang dari arah belakangnya. Menjulurkan lidahnya dan menyapu bulu-bulunya gelap serigala mungil itu.
'Mama disini, sayang,' ucapnya lembut.
Putra mereka bergerak untuk mendekati tubuh ibunya secara insting ketika Elle merebahkan tubuhnya di atas rerumputan, lalu mendekati sumber makanannya. Davion berjalan ke belakang tubuh Elle dan ikut merebahkan tubuhnya disana. Menempelkan kepalanya di samping leher matenya. Dan melingkarkan ekor panjangnya untuk menutupi putra mereka yang sedang menyusu hingga tubuh kecilnya dan bagian perut Elle tertutupi.
Meski Davion telah memerintahkan untuk tidak ada yang mendatangi tenpat itu, tetap saja ini adalah lapangan terbuka. Dan Davion tidak mau merusak suasana hangat di bawah sinar matahari kali ini bersama keluarga kecilnya terganggu karena hal kecil.
Mereka bertiga masih bergelung nyaman, meski Levant kecil sering kali berjalan kesana-kemari ataupun mengganggu ayahnya. Menggigit telinga ataupun ekornya untuk menarik perhatian Sang Ayah agar kembali bermain dengannya seperti tadi.
Pemandangan itu sangat dinikmati oleh Elle dan Lacey. Apalagi ketika Davion mengeluarkan lolongan panjangnya, si kecil kemudian mengikutinya. Dengan suara lolongannya yang masih lirih dan pendek Levant kecil mengikutinya.
Itu adalah lolongan pertamanya.
***
TBC.
YEAAAYY!!! Dedek Epan lahiirrr 😭😭😭
Pendek dulu ya, soalnya sinyal lagi susah banget 😭
Semoga tidak mengecewakan yaa
Ada typo(s) tandai saja. Ada krisar akan aku terima dengan senang hati ^^
Salam sayang,
Miyuki