BLE MOU ✓

By Si_MiyuKi

268K 23K 711

((COMPLETED)) Werewolf series #2 Tentang kisah Alpha Davion, pada cerita My Heart (cor meum) bagian "Alpha's... More

Ble Mou
INTRODUCTION
THE WOLVES
[1] A Girl With Blue Hair
[2] A Man With His Sway
[3] Leah
[4] Strangeness
[5] White Wolf
[6] Punishment
[7] Run
[8] Resquer
[9] Injury
[10] Celin's Dream
[11] Blood Bond
[12] Afraid
[13] Comfortable
[14] Begin
[15] Hurt
[16] I'm fine
[17] New Members
[18] New Members 2
[19] Dream
[20] The Mysterious Victim
[21] Something
[22] Luna Elle
[23] Saturia Clan and A Forgotten Story
[24] The Mysterious Victim 2
[25] Fullmoon
[26] Fullmoon 2
[27] Alpha's Blood
[28] A Hidden One
[29] Whole Nine Yards
[30] The End and Beginning of Everything
[31] Who is She?
[32] Cross Your Finger
[33] Bent Out of Shape
[34] Davion's Wish
[35] Worried
[36] Still Same
[37] To Unbosom
[39] Protective
[40] Racked With Pain
[41] 65 Days Over
[42] A Tiny-Furry Creature
[43] Sunshine
[44] A Little Alpha
[45] A Man With Blue Hair (END)
DREAME/INNOVEL
The Twins
SEQUEL?
Lapak Baru

[38] Jealousy

3.3K 345 17
By Si_MiyuKi

Hai, hai.. ketemu lagi di chapter 36 ini.
Adakah yang masih membaca cerita abal-abalku ini? 😂
Terima kasih banyak-banyak yang masih menunggu sampai sini dan setia membacanya. Semoga tidak mengecewakan yaa

Langsung cuss!

.

.

.

.

.

Lacey terkejut saat tiba-tiba seekor serigala besar menerjangnya. Mereka berguling hingga hampir menabrak sebuah batu besar jika saja serigala yang bertubuh dua kali lipat darinya itu tak melindunginya.

'Hello, mate.' Sebuah suara berat terdengar di pikirannya. Lacey mengarahkan pandangannya pada serigala jantan yang masih berada di atasnya itu.

'Hello, Alpha,' balas Lacey, kemudian menjulurkan lidahnya mengenai moncong besar milik Remus. Mencium serigala Alpha itu.

Lacey bangkit dari posisinya dan mendorong tubuh Remus hingga dia bisa berdiri dengan keempat kakinya. Setelah itu menggerakkan tubuhnya untuk membersihkan bulu putihnya dari dedaunan yang menempel. Dia mulai berjalan menyusuri hutan dengan Remus yang mengikutinya dari belakang.

'Ah, sudah lama sekali aku tidak melihat suasana diluar seperti ini,' gumam Lacey seraya terus melangkahkan keempat kakinya.

Hari ini mereka memutuskan untuk berjalan-jalan menyusuri hutan dengan wujud serigala mereka. Sebenarnya ini adalah permintaan Elle dan Lacey yang tiba-tiba. Tentu saja ia dan Remus menyetujuinya meskipun awalnya mereka sempat ragu. Ingatannya tentang kejadian di hutan beberapa tahun silam membuatnya sedikit khawatir. Oleh karena itu, Remus akan selalu berada pada jarak sedekat mungkin dengan serigala putihnya itu.

Keduanya terus berjalan-jalan dengan ditemani suasana hutan yang khas di pagi hari. Hingga tiba-tiba telinga mereka menangkap pergerakan di balik semak-semak. Remus menggeram dan memasang tubuhnya di depan pasangannya. Lacey mencoba melihat apa yang ada di depannya, namun tubuh besar Remus terus menghalanginya. Serigala putih itu lalu masuk ke bawah tubuh Remus, mencoba mengintip. Entah kenapa dia sangat penasaran, dan instingnya mengatakan bahwa apapun yang berada di balik semak itu bukanlah sesuatu yang berbahaya.

Remus masih terus menggeram, dan setiap kali semak-semak itu bergerak dia akan menyalak keras.

Keduanya tersentak saat sesuatu melompat keluar dari sana. Sebuah― seekor―hewan berbulu dengan tubuh buntal dan telinga pendeknya.

Remus menegakkan tubuhnya. Kini memasang posisi tubuh yang tenang. Ternyata hanya seekor anak kelinci. Remus melihat itu sebagai segumpal daging segar yang empuk. Dan baru saja dia akan maju meraih anak kelinci itu, suara kaingan lirih tertangkap telinganya.

Dilihatnya Lacey melihat anak kelinci itu dengan mata berkaca-kaca. Kedua telinganya menurun dan kaingannya masih terus terdengar. Serigala putih itu menghampiri si anak kelinci dan menguselkan wajahnya pada tubuh gembil binatang mungil itu. Membuat Remus dan Davion heran melihatnya.

'Apa yang kau lakukan, sayang?'

Lacey mengalihkan pandangannya. 'Oh, dia lucu sekali bukan?' Dan Lacey kembali merengek saat melihat anak kelinci itu berdiri mengusapkan kedua kaki mungilnya di wajahnya.

'Dia terlihat lezat,' balas Remus.

Lacey mengubah pandangannya pada Remus menjadi lebih tajam. 'Lezat?'

'Memangnya ada apa? Binatang itu adalah makananku, mungkin juga makananmu bukan?' jelasnya santai. Dia seperti tak menyadari Lacey yang tiba-tiba kesal karena perkataan Remus tadi.

'Kau tidak boleh memakannya,' rengeknya. Tatapan tajamnya berubah menjadi memelas.

Lacey berjalan ke belakang tubuh Remus dan mendorongnya untuk mendekati anak kelinci itu. Dia kemudian kembali ke depan dan menunduk, menunjukkan senyum khas serigalanya pada Remus di samping si anak kelinci yang masih terlihat tenang-tenang saja sedangkan ada dua binatang pemburunya berada di dekatnya.

'Lihatlah dia, manis sekali kan?'

Kini tanpa sadar Remus yang mengeluarkan suara rengekan. Bukan karena anak kelinci itu, tetapi karena melihat ekspresi matenya yang sangat menggemaskan saat tersenyum seperti itu.

'Ya, manis sekali,' gumamnya.

Remus melihat Lacey yang senang setelah dia menjawab demikian. Tak tahu jika sebenarnya kalimat itu ditujukan untuknya, bukan kelinci itu. Sekarang Lacey malah sedang menjilati tubuh mungil kelinci itu, persis seperti induk serigala pada cub-nya. Sebenarnya ada apa dengan pasangannya itu.

***

Setelah hampir setengah hari berjalan-jalan menyusuri hutan hingga ke perbatasan, mereka kembali ke mansion karena Lacey yang mengeluh tubuhnya lelah. Dia juga mengatakan jika Elle sudah tertidur di dalamnya, yang kemudian ia bangunkan untuk membersihkan tubuhnya.

Selesai itu, Elle langsung menidurkan dirinya. Tak membutuhkan waktu lama napas teraturnya terdengar tanda dia telah tertidur. Davion baru saja keluar dari kamar mandi di ruang kerjanya, karena tadi Elle menolak untuk mandi bersamanya entah kenapa.

Davion mendekati ranjang mereka dan mengelus surai pasangannya.

"Hei, kau harus makan siang lebih dulu."

Elle hanya mengerang pelan dan membalikkan posisinya membelakangi Davion. Pria itu menghela napasnya dan memaklumi itu, mungkin saja Elle memang kelelahan dan ingin tidur siang. Oleh karena itu, Davion memutuskan untuk keluar dari kamar dan mengerjakan tugasnya, setelah memberikan kecupan di pipi matenya dan menggumamkan ucapan selamat tidur.

Baru beberapa langkah dia keluar dari kamarnya, tubuhnya membeku. Sesuatu terasa oleh instingnya. Lalu seakan sirine di kepalanya berbunyi, dia segera melesat keluar dari mansion menuju wilayah netral di dekat teritorinya. Dia merasakan salah satu anggota kawanannya dalam bahaya. Seraya terus berlari, dia memindlink beberapa warriornya untuk ikut bersamanya dan mereka segera mengikuti Sang Alpha.

Sampai di sebuah wilayah hutan yang ternyata masih merada dalam teritorinya, di dekat perbatasan, mereka menemukan seorang perempuan sedang melindungi anak laki-laki. Mereka terkepung oleh lima rogue.

Davion segera melesat ketika salah seorang rogue menerjang si perempuan. Ia menangkap tubuh itu tepat sebelum menabrak pohon besar di belakangnya. Alpha itu menyalak keras, membuat mereka mengalihkan tatapan. Si perempuan terlihat lega dan kelima rogue tersebut memasang sikap waspada. Kelimanya masih berada dalam bentuk serigala mereka.

Davion maju ke depan dan netra hijaunya semakin menggelap. Dia mengeluarkan geraman feralnya pada kelima rogue itu, membuat mereka mundur perlahan.

"Apa yang kalian lakukan pada anggota kawananku?"

Salah satu dari mereka mendesis ke arahnya. 'Bocah itu mengganggu kami,' geramnya.

Davion melirik sekilas pada si bocah yang kini berada di pelukan perempuan itu lewat bahunya. Anak laki-laki itu bersembunyi dan terlihat semakin ketakutan.

Ia memusatkan kembali perhatiannya pada rogue di depannya. "Aku akan mengurus mereka."

"Dan sebaiknya kalian pergi dari teritoriku sekarang juga," tekannya. Sekali lagi dia menggeram untuk memberi kelimanya peringatan, setelah itu kelima rogue terebut berbalik dan meninggalkan teritorinya.

Setelah memastikan para rogue itu keluar dari wilayahnya, Davion berbalik dan melihat perempuan itu telah berdiri dibantu oleh seorang warriornya.

"Kalian baik-baik saja?"

"Y-ya, terima kasih banyak, Alpha." Dia menunduk dalam pada Davion dan pria itu bisa merasakan perasaan syukur dan lega dari perempuan yang baru saja ditolongnya.

Davion mengangguk sekilas, menatap pada ketiga warriornya. Memerintahkan dua warrior untuk mengantarkan perempuan dan anak laki-laki itu hingga ke rumah mereka, dan satu lainnya ikut bersamanya memastikan bahwa di daerah itu tak ada lagi rogue yang berkeliaran.

Tak butuh waktu lama dia dan salah satu warriornya berputar di daerah itu untuk memastikan wilayahnya bersih dari rogue, mereka kembali ke mansion. Davion juga telah mendapatkan kabar jika perempuan dan anak laki-laki tadi telah dipulangkan ke rumah mereka dengan selamat.

Waktu masih belum terlalu sore dan mungkin Elle masih bergelung di kasurnya. Davion sampai di depan mansion dan berencana untuk menyelesaikan pekerjaannya yang lain ketika di depan pintu utama dia melihat Elle berdiri disana.

Segera Davion menghampiri matenya. Semuanya baik-baik saja. Saat baru saja dia akan memeluk Elle, matenya itu malah mendorongnya menjauh. Elle memasang ekspresi aneh sambil mengendus tubuhnya. Davion dan Remus bingung dengan apa yang dilakukan oleh Lunanya itu.

"Kau dari mana?"

Davion mengangkat kedua alisnya dan menjawab, "Aku baru saja kembali dari perbatasan."

Setelah menjawab itu dia malah menjadi panik karena Elle malah terlihat bersiap untuk menangis. Kedua matanya berkaca-kaca dan rengekan lirih terdengar darinya.

"Hei, sayang, ada apa?" Dia mendekati Elle dan mencoba untuk memeluknya. Namun dia kembali didorong menjauh.

"Kau, kenapa ada bau orang lain di tubuhmu?" tanyanya dengan suara parau. Davion dan Remus semakin khawatir karenanya.

"Aku baru saja menolong anggota kawananku. Mungkin, tadi karena aku sempat menangkap tubuhnya yang terlempar."

"Apa dia perempuan?" Davion mengangguk ragu.

Setelah mendapatkan jawaban itu Elle malah semakin menangis, meski hanya isakan-isakan kecil yang terdengar cukup membuat kedua alpha itu semakin panik dan khawatir.

"Hei, ada apa? Kenapa kau menangis, sayang?"

"Kau memeluknya," rengeknya. Wajahnya semakin memerah dan tetes demi tetes bulir bening mengalir di pipinya yang terlihat semakin gembil.

"Tidak, bukan begitu. Itu hanya aksi spontanku untuk menyelamatkan perempuan itu." Ya ampun, Davion menjadi bingung sendiri bagaimana menjelaskannya pada matenya yang bersikap aneh hari ini.

"Lepaskan bajunya," lirihnya.

"Apa?"

"Aku tidak suka ada bau perempuan lain di tubuhmu," ucapnya seraya menggeleng. Dia merengut kesal, dan pemandangan itu entah kenapa malah membuat Davion gemas sendiri.

Setelah itu Davion segera menurutinya. Dia melepaskan kaus yang tadi dipakainya dan kini dia bertelanjang dada. Davion terkekeh saat ekspresi yang Elle tunjukkan seketika berubah. Matenya itu terlihat senang dan terkikik geli, meskipun wajahnya masih sembab dan jejak air mata masih terlihat. Davion semakin heran dengan perubahan mood dari pasangannya yang tiba-tiba seperti ini.

Dan ia tersentak dari lamunannya ketika sepasang lengan melingkari tubuhnya. Elle memeluknya dengan erat dan menguselkan wajahnya di dada bidangnya. Davion tertawa pelan dan mengangkat tubuh matenya, lalu berjalan masuk ke dalam.

Ia mendesah pelan. "Ah, ada apa denganmu hari ini, hm?"

Namun tak ada jawaban yang terdengar dari pasangannya ini. Setelah sampai di kamar mereka, dia baru menyadari jika Elle sudah kembali tertidur di pelukannya. Dia memindahkan Elle ke kasur mereka dengan perlahan lalu duduk di tepi ranjang. Menatap wajah matenya dan menghapus air mata yang menggantung di bulu mata Elle setelah menangis tadi.

Matenya terlihat aneh hari ini. Tetapi bukannya membuatnya takut, malah membuatnya merasa gemas sekaligus heran. Meskipun terkadang dia juga khawatir.

Sejenak dia mengerutkan dahinya. Tiba-tiba dia malah teringat dengan cerita dari ayahnya maupun Regan tentang sifat pasangan mereka yang terkadang bisa berubah seketika saat mereka sedang mengandung. Tak jarang di sela kesibukannya bersama Regan betanya itu sering bercerita tentang Ili yang bersikap aneh saat tengah mengandung putra mereka.

Mendapat pemikiran itu, Davion dan Remus seketika tertegun. Keduanya memikirkan kemungkinan apakah benar jika Elle sedang mengandung.

Davion kemudian terkekeh pelan, dia menunduk dan mencium perut rata Elle dengan sayang. Terlepas Elle benar tengah mengandung atau tidak, mereka berharap itu benar. Mereka sudah sangat tidak sabar saat itu tiba.


***
TBC.

Sebenernya mau double update, kalau udah selesai nanti malam aku update lagi deh 😁

Ada typo(s) tandai seperti biasa ya.

Kalau ada krisar kalian bisa sampaikan 😋 Tentunya cerita ini masih banyak kurangnya dan Miyu juga masih amatiran. Jadi krisar dari kalian sangat membantuku :)

Salam sayang,
Miyuki

Continue Reading

You'll Also Like

Pengantin Iblis By Khalisa

Mystery / Thriller

307K 18.4K 44
"Kau telah terikat dengannya, Alana." Malam itu burung gagak membawa kabar buruk yang akan menghancurkan seluruh hidup Alana, sebuah kutukan yang mem...
3.7M 445K 67
Eros telah bertunangan dengan Putri Orlaith, namun juga menjalin hubungan dengan adik dari Putri Orlaith yang bernama Putri Alice. Eros terperdaya o...
1.1M 84.7K 58
[Sequel of I'm The Queen of Demon Kingdom] Evander Nicolas Harrison, putra dari Lord Xavier kini telah menjadi penerus kerajaan Demon, King of Demon...
1.5M 227K 44
Aquaplaning terjadi begitu cepat sehingga Electra tidak sadar dan salah melakukan antisipasi. Kendaraan yang dilajukan Electra hingga berputar arah d...