Mr Duren And Silent Girl - END

_jeisa_ द्वारा

1.7M 106K 9K

⚠follow dulu akun ini sebelum baca⚠ _________________________________________ Pricillia adalah seorang gadis... अधिक

Prolog
Perkenalan Cast
MDSG part 1
MDSG part 2
MDSG part 3
MDSG part 4
MDSG part 6
MDSG part 7
MDSG part 8
MDSG part 9
MDSG part 10
MDSG part 11
MDSG part 12
MDSG part 13
MDSG part 14
MDSG part 15
MDSG part 16
MDSG part 17
MDSG part 18
MDSG part 19
MDSG part 20
MDSG part 21
MDSG part 22
MDSG part 23
MDSG part 24
MDSG part 25
MDSG part 26
MDSG part 27
MDSG part 28
MDSG part 29
MDSG part 30
MDSG part 31
Info✨
MDSG part 32
MDSG part 33
MDSG part 34
Epilog
Info 2✨
Ekstra Part

MDSG part 5

49.1K 3.4K 642
_jeisa_ द्वारा

_________________
Don't be siders!!
Plagiats jauh-jauh!!!
_________________

Mulmed : Daniel

Hola good people

Terima kasih banyak buat kalian yang masih setia stay tune cerita ini ya ^^

As always jangan lupa tinggalkan jejak kalian oke oke?

Happy reading!

🌸🌸🌸

Sebuah gedung pencakar langit berdiri menjulang mengalahkan tinggi gedung-gedung yang ada disekitarnya.

Di lantai 50, seorang pria dengan sejuta pesona yang dimilikinya sedang duduk bersandar di kursi kebesaran seraya memijit pelipisnya pelan. Ia mengembuskan napasnya kasar.

Kata 'kacau' mungkin cocok untuk menggambarkan bagaimana kondisi pria tampan itu sekarang. Kantuk mata hampir menyerupai mata panda, rambutnya nampak berantakan tapi tak menghilangkan kadar ketampanannya, jambang tipis disekitar dagunya pun mulai menebal. Ingatkan ia untuk bercukur besok pagi.

Daniel mencoba mengalihkan 'masalah' yang berkecamuk dalam pikirannya dengan memilih sibuk bekerja.

Diliriknya arloji rolex yang ada dipergelangan tangannya sebentar dan jam sudah menunjukkan pukul 21.20 WIB.

Pria itu menghela napasnya pelan. Saking sibuknya ia bekerja, ia sampai tidak sadar kalau waktu sudah selarut ini. 

Seketika rasa bersalah mulai merasuki relung hatinya, mengingat ada putra kecilnya yang sedang menunggu dirumah.

Akhirnya tak mau membuang waktu lagi Daniel langsung menekan tombol off pada MacBook miliknya, tak lupa membereskan dokumen-dokumen yang berserakkan di meja sebelum melangkah keluar dari ruangan itu. Beranjak dari kursi kebesarannya lalu berjalan membawa serta Macbook ditangannya.

Diraihnya jas hitam mahal yang tadi ia lempar begitu saja di atas sofa kemudian berjalan melangkah keluar ruangan. 

Sebuah senyuman kecil menghiasi wajah tampan Daniel  yang teringat akan putranya. Ia sepertinya sudah tidak sabar ingin cepat-cepat pulang bertemu dengan malaikat imutnya dirumah.

Mobil SUV berwarna hitam itu melintas membelah jalanan ibukota dimalam hari. Lucky,  jalanan ibukota malam ini lumayan lancar jaya, tidak seperti kemarin hari macetnya luar biasa, mampu bikin orang-orang darah tinggi mendadak.

Begitu tiba dipertigaan jalan, Daniel memperlambat laju mobilnya bersiap-siap untuk berhenti karena rambu lalu lintas menunjukkan warna merah. Beberapa menit kemudian pandangannya jatuh kepada tiga orang pria yang tengah menyudutkan seorang gadis di gang kecil dekat supermarket.

Pria itu menyipitkan matanya sebentar lalu ikut tersadar seperti mengenal gadis itu.

Tak lama kemudian tatapannya berhasil menangkap pergerakan gadis yang tidak di ketahui namanya itu melakukan gerakan semacam bela diri, lalu membanting tubuh si pria botak. Disusul gerakan berupa tinju dan tendangan dilayangkan gadis itu pada pria yang satunya lagi hingga jatuh tersungkur.

Senyum seringai terukir diwajah tampannya setelah ia menonton aksi gadis itu tadi.

Menarik. Gadis yang pemberani, batin Daniel.

Detik berikutnya, Daniel memicing curiga ketika dilihatnya pergerakan mencurigakan salah satu dari antara ketiga pria tersebut. 

Ia mengamati gerak-gerik si pria berambut gondrong seperti sedang berusaha meraih kedua pergelangan kaki si gadis. Dan tepat seperti dugaannya, gadis itu langsung jatuh tersungkur setelah pria itu berhasil meraih pergelangan kakinya.

Tanpa sadar Daniel mencengkram kuat kemudi mobilnya merasa tidak tega melihat gadis itu kini tidak berdaya.

Tin Tin!!

Daniel tiba-tiba tersentak kaget mendengar bunyi klakson dari pengendara mobil lain yang ada dibelakangnya. Dan ternyata begitu dilihat  rambu lalu lintas sudah berubah warna hijau.

Dengan cepat ia membanting stir mobilnya dan langsung tancap gas untuk segera memberikan pertolongan pada gadis itu.

"bagus! Sekarang ikat dia, dan kita bawa ke markas terus kita cicip tubuhnya! HAHAHA!!" perintah pria dengan gaya rambut plontos itu pada kedua temannya.

Daniel merasa jijik dan darahnya ikutan mendidih. 

MENJIJIKAN! batin Daniel.

Sekarang ini ia sedang bersembunyi dibalik tembok gang dan menunggu timing yang pas untuk melakukan aksi penyelamatannya sebelum memberikan 'pelajaran' pada ketiga pria bejat itu.

"TIDAK! LEPAS!! LEPASKAN SAYA!!!!" teriakan gadis itu semakin membuatnya geram.

"tidak lagi, nona manis. HAHAHAHA!!" 

"SAYA JIJIK DENGAN KALIAN! CEPAT LEPAS-" Akhirnya tidak tahan lagi, Daniel segera keluar dari tempat persembunyiannya dan melayangkan tinjunya tepat mengenai pada wajah si pria botak.

Bugh!!

Pukulan yang dilayangkan pun cukup keras sehingga membuat wajah si botak membentur dinding gang lalu jatuh tak sadarkan diri.

Aksi Daniel tersebut sontak membuat Pricil dan kedua pria lainnya jadi terkejut bukan main.

Masih dengan posisi menelungkup karena badannya tengah dihimpit, dengan susah payah Pricil mencoba menengadahkan kepalanya untuk melihat siapa yang sudah berhasil menumbangkan satu dari ketiganya.

Gadis itu menyipitkan matanya mencoba mengenali sosok pria yang membelakanginya. Kacamata bacanya sedikit melorot.

Siapa pria itu? batin Pricil.

Pria dengan gaya rambut plontos terhenyak menatap Daniel yang masih setia memunggungi mereka. 

Mata pria itu sontak termangu ketika melihat salah satu temannya sudah tergeletak tak sadarkan diri. Detik berikutnya pria itu menatap Daniel dengan sorot mata marah.

"SIALAN! SIAPA KAMU BERANINYA MENGGANGGU URUSAN KAMI??!!" 

Daniel tersenyum miring mendengarnya. Dengan gerakan slow motion pria itu membalikkan badannya.

Dan seketika Pricil dibuat menganga.

Ya Tuhan!
Di-dia!!?
Si om-om serem!?? batin Pricil.

Dengan langkah perlahan seraya memasang wajah dingin, Daniel berjalan menuju si pria plontos dan dengan cepat langsung pukulan tinju yang keras. Nampak darah segar keluar dari sebelah sudut bibir pria itu akibat pukulan dari Daniel.

"Lepaskan gadis itu. Atau kalian akan mati ditangan saya," 

Si pria plontos memuncratkan darah segar yang keluar dari sudut bibirnya, lalu menatap Daniel tajam,"cuih! Kurang ajar kamu!!!" kemudian pria itu bangkit, bermaksud menyerang balik tapi gerakan Daniel lebih gesit.

Dan kesempatan terbuka lebar bagi Daniel, dengan gerakan cepat ia meraih kerah jaket hitam belakang pria itu, ditariknya, dibawa kebelakang pundaknya, lalu dengan sekali angkat  dibantingnya tubuh pria itu ke tanah lalu terdengar bunyi retakan tulang.

"ARGGHHHH!!!"  

Melihat temannya mendapat serangan mematikan tersebut sontak membuat si pria gondrong memucat dan panik.

Tidak ingin menjadi korban selanjutnya pria itu menjadikan Pricil sebagai sanderanya sebelum mengambil ancang-ancang untuk kabur. Dengan kasar pria itu menyuruh Pricil berdiri dan mengunci tubuhnya dari belakang."Jangan berani macam-macam denganku atau gadis ini akan kubunuh!" 

Daniel yang ingin mencoba melangkah mendekat spontan memberhentikan langkah kakinya. 

Walaupun berbagai seni bela diri telah dikuasainya, tetap ia tidak ingin bertindak gegabah yang pada ujungnya bisa membahayakan nyawa Pricil. 

Sementara Daniel sedang memikirkan cara untuk membebaskannya, dengan cepat Pricil sudah terlebih dulu mengambil tindakan dan nyatanya berhasil membuka cekikan pria itu darinya.

Kemudian gadis itu memajukan sedikit kaki kirinya, membalikkan badannya dan menendang perut pria itu. Tidak cukup sampai disitu, Pricil kembali mengangkat kaki kirinya dan memberikan tendangan yang cukup keras untuk kedua kalinya tepat mengenai dada pria itu dan membuatnya terhuyung sampai ke belakang sebelum jatuh terlentang. 

Tidak ingin tambah babak belur, seraya meringis pria itu segera bangkit meski gerakannya sedikit jatuh-bangun dan tanpa banyak waktu lagi ia pun pergi melarikan diri dari sana.

Daniel yang sedari menonton aksi Pricil, tersenyum miring.

"Seharusnya kamu menendang tepat diwajahnya, bukan di dadanya," sindir Daniel pelan.

Pricil tersentak. Tidak menyadari kalau pria yang menolongnya masih ada disitu.

"Um, terima kasih banyak tuan atas bantuan anda." ucap Pricil tulus meski sedikit gugup.

Daniel memasukkan kedua tangannya kedalam kantong celana lalu memandang gadis yang sedang berdiri menunduk didepannya itu,"sama-sama. Dan saran saya sebaiknya anak gadis sepertimu lainkali jangan terlalu sering keluyuran malam-malam. Berbahaya." ujarnya bijak.

Pricil spontan mengerutkan keningnya, ada sedikit emosi yang ia rasakan ketika mendengar perkataan pria itu. Dia mengerti maksud pria itu sebenarnya baik, tapi mengingat bagaimana ia hidup bekerja keras, banting-tulang mencari uang sampai larut malam membuatnya merasa keberatan dengan perkataan pria itu. 

"Terima kasih atas perhatian anda, tuan. Tapi maaf, anda yang tidak mengerti apapun mengenai hidup saya, lebih baik diam saja,"  cetus Pricil sedikit sinis sambil membenarkan posisi kacamatanya.

Gadis itu kemudian memungut tas bawaan yang tergeletak ditanah lalu berjalan melewati Daniel.

Daniel mengetatkan rahangnya, merasa jengkel dengan sikap gadis itu padanya. Entah kenapa ia merasa terganggu dengan sikap Pricil yang sinis itu. 

Dengan cepat Daniel mencekal lengan Pricil lalu menatapnya intens.

Si empunya refleks tersentak kaget. "Ma-maaf tuan? Apa yang anda lakukan? Bisa gak lepaskan tangan anda dari lengan saya?"

"Saya akan mengantarmu pulang," 

Pricil buru-buru menggelengkan kepalanya, menolak,"ti-tidak tuan, anda tidak perlu mengantar saya. Tempat tinggal saya sudah dekat dari sini." 

Daniel seakan tidak peduli protes yang keluar dari mulutnya. Pria itu tetap menyeretnya terus sampai menuju parkiran.

"Tidak ada bantahan, nona. Masuk!" 

"tapi-" Pricil masih kekeuh ingin menolak.

"Masuk!"

Sialan! Dasar om-om diktator! Main maksa gue!! umpat Pricil dalam hati.

Akhirnya gadis berkacamata itu hanya bisa menghela napas pasrah sambil dalam hatinya menyumpah serapah Daniel dengan berbagai macam nama-nama binatang.

🌸🌸🌸

Jenita dan Brigitta memandang Pricil dengan tatapan horor. 

Keduanya mengamati sahabat mereka yang sedang diam melamun tapi gerakan tangannya yang memegang garpu menusuk-nusuk kuat daging bistik yang ada dikotak bekal seperti pembunuh bayaran.

"Jen, tuh si Pricil kenapa ya? auto serem gue liat dia," bisik Brigitta pada Jenita yang duduk disampingnya.

"gak tau tuh, lu tanya aja sendiri sama orangnya," bisik balik Jenita yang dibalas gelengan dari sahabatnya itu.

"ck! gitu aja takut!"

"eh curut! Emang lu sendiri berani hoo?!"

"diem lu!"

"elu yang diem!"

Perdebatan sengit antara kedua sahabatnya berhasil membuat Pricil terusik dan langsung memberhentikan kegiatan tusuk-menusuknya. 

Pikirannya mengenai kejadian semalam entah kenapa membuat gadis itu kesal bukan main. Kini ditambah perdebatan dua curut di hadapannya itu maka jadi tambah kesal lah dia.

"Woy! Lu berdua ngapain sih? Berisik!" 

"Akhirnya sadar juga nih anak woyy! Seharusnya itu pertanyaan kita ke lo tauk!" cerocos Brigitta seraya bersedekap dada.

"Lu kenapa sih? Cranky banget, kayak mau bunuh orang tauk gak? Tuh coba lu liat kondisi bekal lu sekarang," tukas Jenita sambil menunjuk kotak bekal milik Pricil.

Pricil mengerutkan alisnya bingung kemudian melihat ke arah kotak bekalnya.

Mata gadis itu membeliak ketika mendapati isi kotak bekalnya yang berantakan. Nasi dan sayur berhamburan keluar, bahkan bistik buatannya pula hancur tak berbentuk lagi.

"lo lagi kesal ama siapa sih, Sil?" tanya Jenita penasaran. Gadis itu seakan paham betul watak sang sahabat. Biarpun sahabatnya itu memiliki sifat pendiam tapi kalau udah kesal atau marah auranya bisa jadi menyeramkan dalam sekejap.

"Gak ada!" kilah Pricil berbohong.

"Heh, boong dosa lho!" kata Brigitta.

Pricil hanya diam tak menjawab lagi, dan lebih memilih membersihkan kekacauan yang ia buat.

"Lu berdua daripada bahas gue mending sekarang kita ke perpus buat bikin essay dari sir Handoyo!" ujar Pricil mengalihkan pembicaraan.

"Huu! Dasar kutu buku," ejek Brigitta. 
Pricil spontan memutar bola matanya malas.

Akhirnya setelah selesai membereskan kotak bekalnya, Pricil  bangkit berdiri lalu melangkahkan kakinya menuju perpustakaan, menyusul dibelakangnya Jenita serta Brigitta yang wajahnya ditekuk.

Bagi Brigitta buku-buku pelajaran adalah musuh bebuyutannya. Jika ia diberikan pilihan, memilih antara membaca buku pelajaran atau novel, maka sudah dipastikan dengan mantap ia akan memilih membaca novel.

🌸🌸🌸

"Pricil bisa ke gudang sebentar, tolong kamu ambilkan paket buku pelajaran SMP yang baru masuk tadi siang terus bawa ke sini," titah nyonya Mien pada Pricil yang baru saja selesai mengantar pelanggan ibu-ibu yang mencari buku masakan.

"Baik, nyonya!" sahut gadis itu patuh kemudian membawa langkah kakinya menuju gudang sambil mendorong troli pengangkut barang.

Disaat yang bersamaan, seorang pria memakai setelan abu-abu bersama seorang anak kecil baru saja memasuki toko.

"Nainai!!" seru riang seorang anak laki-laki dengan memakai seragam Taman Kanak-Kanak.

"Eh ada Seyhan cucu nainai!!" Nyonya Mien membuka lebar kedua lengannya untuk menyambut kedatangan Seyhan.

"Hai, aunty," sapa Daniel singkat pada wanita paruh baya bermata sipit yang tak lain adalah sepupu dari mamanya.

"Halo juga, Dan. Tumben? Mau cari buku buat Seyhan ya?" 

"Ya, begitulah," sahut Daniel datar. 

Mendengar jawaban datar pria itu, nyonya Mien memutar bola matanya jengah. Dia sudah kebal bahkan muak dengan raut wajah Daniel yang selalu saja datar bak tembok.

"Seyhan mau cari buku apa, sayang?" 

"Aku mau cari buku tentang nama-nama hewan, nainai!" jawab Seyhan antusias.

"Tiara!" panggil nyonya Mien pada salah satu pegawainya.

"Ya, nyonya?"

"Tolong gantikan saya dikasir sebentar, ya?"

"Oke siap, nyonya!"

"Ayuk ikut nainai. Nainai akan tunjukkan dimana letak buku-buku yang kamu cari itu," ajak nyonya Mien sembari menggenggam sebelah tangan Seyhan.

"Daddy?"

"Seyhan ikut nainai saja ya, daddy juga mau cari beberapa artikel bisnis," ucap Daniel yang dibalas anggukan kepala oleh Seyhan.

Nyonya Mien segera mengiring Seyhan menuju sebuah rak buku yang terdapat buku-buku yang diinginkan bocah imut itu.

"Nah ini dia bukunya. Ini kan buku yang kamu cari?" Nyonya Mien mengangkat sebuah buku  bersampulkan gambar hewan tepat seperti apa yang dicari anak kecil itu.

Seyhan spontan mengangguk mantap,"iya nainai. Aku mau itu! Itu juga boleh kan nai-nai?" kemudian menunjuk pada rak buku yang ada disebelahnya.

"Buku mobil-mobillan? Oh tentu saja boleh, sayang," 

"Apa masih ada buku lainnya yang Seyhan inginkan?" tanya nyonya Mien yang hanya dibalas gelengan oleh si kecil.

Disaat yang bersamaan Pricil baru saja keluar dari gudang seraya mendorong troli barang yang penuh berisi paket buku pelajaran tingkat SMP.

Sepasang netra hitam Seyhan dengan cepat mengenali sosoknya. 

Anak kecil itu menaikkan kedua sudut bibirnya membentuk senyuman kemudian berlari kecil ke arah Pricil.

"LHO SEYHAN MAU KEMANA SAYANG?" teriak nyonya Mien kaget melihat Seyhan yang tiba-tiba saja berlari entah mau ke mana.

Sementara Pricil, gadis itu tengah mengusap peluh yang jatuh membasahi wajahnya. Kegiatannya didalam gudang tadi cukup menguras tenaga karena dia harus memakai tangga untuk bisa mengambil semua buku paket pelajaran itu.

Namun tiba-tiba saja gadis itu tersentak kaget ketika ia merasa seperti ada yang memeluk kedua pahanya.

Gadis itu menundukkan kepalanya dan mendapati bocah laki-laki yang ia temui dirumah sakit tempo hari kini muncul lagi dihadapannya.

"Hai, kakak cantik!" Sapa Seyhan seraya tersenyum sampai membuat kedua matanya menyipit.

Pricil terkejut bukan main.

"Se-Seyhan?"

Eh tunggu dulu! kalau Seyhan ada disini, berarti bapaknya yang serem-serem sialan itu juga ada disini donk?? batin Pricil.

"Seyhan!" panggil Daniel dan nyonya Mien pada Seyhan. Keduanya dibuat heran dengan tingkah anak laki-laki itu.

"Um, maaf nyonya. Dia tiba-tiba datang memelukku...." kata Pricil sedikit gelapan mencoba menjelaskan. Ia juga mencoba melepas pelukan anak laki-laki itu dari pahanya. Tapi lucunya, bocah imut itu seakan tidak mau melepasnya. Malah semakin erat memeluk pahanya.

Saking eratnya, gadis itu jadi agak susah menggerakkan tubuhnya.

"Seyhan, ayo pulang!" titah Daniel yang hanya dibalas gelengan pelan putranya.

Pria itu menutup matanya sebentar. Mendengus kasar. Baru kali ini putranya itu membantahnya.
"Seyhan!" panggil Daniel lagi dengan nada suara berubah dingin dan membuat putranya jadi sedikit takut. 

Akhirnya dengan patuh anak itu melepas pelan pelukannya dari paha Pricil sedikit tidak rela.

Dengan langkah lebarnya Daniel berjalan menghampiri keduanya lalu menggendong Seyhan.

"Ayo kita pulang, kiddo,"

Melihat situasi itu Pricil hanya bisa tutup mulut. Meski dilain sisi juga ia merasa kasihan melihat raut wajah murung anak laki-laki itu.

Setelah berpamitan dengan nyonya Mien, Daniel dan Seyhan pun pergi meninggalkan toko buku tersebut. 

Dalam gendongan daddy-nya, dari kejauhan Seyhan masih setia menatap Pricil dengan tatapan sendu. Anak kecil itu merasa kecewa karena pertemuannya dengan gadis itu terbilang sangat singkat.

TBC

Nainai : panggilan nenek/oma dalam bahasa mandarin

_________________

Sekian dulu ya!

Gimana part kali ini?

Semoga kalian suka hehe

See u gaes on the next part. Bye-bye!

(Mr duren)


With love,
Jeisa 💙



पढ़ना जारी रखें

आपको ये भी पसंदे आएँगी

587K 56.3K 125
Gadis Sekarwangi, tidak pernah menyangka jika rumahtangga yang ia bangun bersama suaminya, Pradipta harus berakhir ditengah jalan karena sang suami k...
39.5K 2K 25
(HIATUS) Indonesia adalah salah satu personifikasi yang memiliki banyak Harem:v Harem: -Netherlands -North Korea(N.K) -Russia -Japan -Portugal . . . ...
Alina Journey [END] द्वारा

सामान्य साहित्य

394K 23.1K 36
Alina Roselyne Caxton dokter muda spesialis anak yang berkerja di Rumah Sakit Sanjaya. Alina sangat suka anak kecil bukan hanya karena berkaitan deng...
Rekomendasi Cerita Wattpad 🍁 द्वारा

कथेतर साहित्य

104K 1 1
(21+) Cerita wattpad yang menurutku bagus 👌🏻 Jangan lupa vote ya.....