REAL - It's Different

By redaries14

13.6K 3K 5.5K

Highest Rank 🎖 #1 180521 in Different #1 090621 in Softboy ❝ya Tuhan, aku mencintai hamba Allah❞ - Renjun ... More

For You
Renjun
00. Begin
01. Promise?
02. It's Hurt!
03. Ah, sorry. I'm forget
04. Your'e not alone
05. The Difference
06. Bad Feelings
07. Where are you?
08. Angel like devil
09. Love u ...
10. Tell the pain more painful
11. Be with me
12. Make a choice
13. Piano
14. Fact
15. Really okay?
16. Confess
17. The sin of love
18. Lovs way's

Aliana

998 256 404
By redaries14

My first work

Kritik dan saran kalian sangat membantu, jangan lupa voment.
Typo? tolong diingatkan ya. Terima kasih :')
Selamat membaca♥

• R E A L•

Sungguh memuakkan, benar-benar memuakkan. Jam baru saja menunjukkan pukul 12.00 dini hari dan terhitung sudah ada 3 rentenir dirumahnya untuk menagih hutang.

Gadis bersurai legam itu memejamkan matanya rapat-rapat menahan diri untuk tidak mencakar wajah rentenir, dan mengomel pada kedua orang tuanya. Menahan emosi yang sudah diubun-ubun.

"Bisa ngga kalian gausah hutang lagi, percuma kalian hutang buat bayar hutang, gitu aja terus. Sama aja kaya gali lobang tutup lobang" omelnya keluar dari kamar setelah rentenir itu pergi.

"Kamu tahu apa? Masih kecil juga" ucapan ayahnya sebelum berlalu menuju meja dan menyesap kopi. Oh astaga.

"Mangkanya kamu seharusnya bantu kerja, ngapain cape-cape sekolah" Ibunya bahkan ikut mengomelinya dan apa Ibu tadi bilang. Ya Ibunya hanya lulusan SMP dan pikirannya tentang tidak pentingnya pendidikan sungguh miris.

Aliana memijat pangkal hidungnya merasa pusing, bahkan ia merasa matanya memanas. Pergi menuju kamarnya dan menutup pintu, ah sial. Ia terlalu emosional ketika menyangkut keluarganya.

Ayahnya dulu seorang kepala kontraktur punya beberapa anak buah, ketika ada proyek di Surabaya ayah rugi besar karena proyek tiba-tiba dibatalkan. Semua anak buah pergi meninggalkan ayah, dulu ia masih duduk di bangku sekolah dasar dan tidak mengerti tentang hal itu.

Tapi sekarang ia sudah mengerti, bahkan keluarganya mulai kacau dengan hutang dimana-mana. Untuk sekarang ayah bekerja serabutan terkadang juga menjadi sopir carteran.

Sementara sang ibu mengelola rumah makan, ya rumah makan peninggalan neneknya. Setidaknya keluarganya masih punya penghasilan tetap, meski harus dibagi dengan kebutuhan pokok dan tentunya untuk bayar hutang.

Aliana menyeka air matanya ketika ponselnya berdering. Ah akhir-akhir ini ia terlihat sangat lemah. Ia benci itu.

"Hm?"

"Jemput dong, udah selesai nih" suara adiknya di seberang sana.

"Nebeng temen lah, atau naik angkot sana. Lagi berak nih ganggu aja" Bohong, padahal ia sudah mengambil kunci motor.

"Ewh jijik kak, cepet ah. Berak mulu" ia yakin adiknya itu tengah menutup hidung dengan ekspresi jijik.

"Iya Neng. Jan lupa bayar ya" ucapnya sebelum mengakhiri sambungan.

Aliana mengambil kunci lalu mengenakan masker, rumahnya dan tempat latihan adiknya tidak cukup jauh, sekitar 3-5 menit.

Gadis remaja yang berdiri dipinggir jalan dan masih mengenakan pakaian taekwondo itu pun menoleh ketika mendengar bunyi nyaring dari klakson yang memang sengaja dibunyikan oleh sang kakak.

"Buset kak, dah kek teroris aja lu" celotehan adiknya yang memandangi pakaiannya. Hm memang seperti teroris sih. "Training item, hoodie item, masker item. Gak sekalian pake kaca mata item?"sarkasnya.

"Kalau kakak pake ijo-ijo nanti dikira ojek online. Mending gini lah" ucapnya berusaha untuk menyanggah kritikan sang adik.

"Ribet amat idup lu kak" celotehan sang adik setelah menaiki motor.

"Hm memang" gumamnya acuh.

Aliana menjeput adiknya yang baru saja selesai latihan taekwondo. Adiknya itu memang cerewet, ya meskipun ia juga cerewet sih. Tasya Andriani Putri adik perempuannya yang terkadang bisa menjadi seperti teman sendiri. Adiknya itu sangat berbakat, buktinya banyak penghargaan yang didapat oleh adiknya untuk bela diri taekwondo.

Adiknya sudah belajar taekwondo sejak sekolah dasar dan itu sudah di biayai pemerintah untuk latihan mingguannya.

Jika saja bukan pemerintah yang membiayai mungkin bakat sang adik akan terpendam, secara orang tuanya mana mungkin mau membiayai uang untuk latihan dan biaya pendaftaran kejuaraan.

🌹🌹🌹

Sang kepala keluarga menoleh melihat putri bungsunya, sambil menghela napas kasarnya. Makan malam bersama keluarga tapi tak ada kehangatan di ruangan ini, ditambah putri sulungnya yang terlihat jengkel karena masalah siang hari tadi.

Mencoba mencairkan suasana, sang kepala keluargapun membuka suara. "Besok kamu udah mulai masuk SMP, semuanya udah disiapin kan?" tanyanya kepada si bungsu.

Mendengar pertanyaan yang ditujukan untuk dirinya, sibungsu pun mengurungkan diri untuk menyuap makanan. "Udah kok yah, besok berangkat juga sama kakak" menoleh pada kakaknya yang terliat seperti singa betina, sungguh menyeramkan.

Ah iya, Tasya diterima di sekolah yang sama dengan dirinya, sekolah terpadu. Adiknya bersekolah di SMPnya yang dulu lewat jalur prestasi, Aliana yang merekomendasikan adiknya langsung kepada wakil kesiswaan. Aliana cukup punya nama baik di SMPnya dulu, dia sangat dikenal baik oleh guru.

"Aku udah selesai" Aliana bangkit dari kursi dan mengambil ponselnya yang berdering.

Ia menuju kamarnya dan menutup pintu.

Kamar yang tidak terlalu luas, tapi cukup rapi dengan barang minimalis, hanya ada ranjang yang cukup untuk satu orang, almari kayu dengan cermin, meja belajar dan kursi.

Ia duduk dikursi yang berada tepat di depan meja belajarnya. "Hm?" sahutnya setelah mengangkat panggilan.

"Besok jangan lupa, lo jadi panitia untuk MPLS." Suara pria disebrang sana yang ia yakini pasti sedang frustasi dengan proposal beserta tetek bengeknya.

* MPLS = Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (atau dulu biasa disebut MOS)

Aliana yang sedang diperingati malah merotasikan bola matanya malas. "Iya-iya udah tau. Kemaren juga udah ikut rapat."
Jawabnya ogah-ogahan.

"Gue cuma takut lo berangkat telat Al. Besok panitia harus berangkat pagi. Grup chat OSIS juga dilihat dong, jangan dipendem aja tu notif-" omel pria yang menjadi ketua pelaksana MPLS tersebut terputus ketika sengaja Aliana mematikan panggilan.

Aliana yakin 100% pria itu sedang mencak-mencak sekarang

Memang disengaja ia tadi tidak membuka line, karena ada satu hal yang membuat darahnya naik.

Segera setelah ia memutuskan panggilan ia membuka line dan terlihat banyak sekali notifikasi, namun setelahnya ia memijat pangkal hidungnya melihat pesan yang ia kirim diabaikan oleh PO.

PO adalah singkatan dari Pengutang OSIS, Aliana sendiri yang mebuat istilah itu untuk oknum-oknum laknat yang punya hutang kepada OSIS.

Dia mengirim pesan pada semua PO, ada yang sudah dibaca dan ada yang membalas. Hm ya setidaknya mereka membalas tidak seperti oknum terlaknat satu ini, berani-berani iya mengabaikan puluhan pesan yang ia kirim.

LINE

PO 400k

*PO = Pengutang OSIS (istilah yang dibuat oleh Aliana sendiri :v)

*400k = jumlah hutang yang dimiliki

"Kurang ajar!" ia menggertakkan gigi frustrasi melihat satu nama yang berani mengabaikan pesannya


~ Terima kasih untuk yang sudah mengapresiasi ~

Continue Reading

You'll Also Like

303K 9K 30
[Geminifourth area ✔️🔞] END!! #geminifourth#gay#bxb BELUM DI REVISI TYPO BERTEBARAN!! Fourth adalah seseorang yang sangat pendiam,tidak banyak berbi...
495K 49.5K 38
Menceritakan tentang seorang anak manis yang tinggal dengan papa kesayangannya dan lika-liku kehidupannya. ( Kalau part nya ke acak tolong kalian uru...
84.4K 7.9K 21
Romance story🤍 Ada moment ada cerita GxG
104K 10.1K 27
Brothership Not BL! Mark Lee, Laki-laki korporat berumur 26 tahun belum menikah trus di tuntut sempurna oleh orang tuanya. Tapi ia tidak pernah diper...