DEGREES ft. Jaehyun

jaehyunable tarafından

829K 85.6K 14.3K

❝ Jangan pernah temui Ella tanpa sepengetahuan saya. ❞ ❝ Loh, memang apa salahnya? Ella anak aku. Bukan, Ella... Daha Fazla

meet the cast 🌃
| 1
| 2
| 3
| 4
| 5
| 6
| 7
| 8
| 9
| 10
| 11
| 12
| 13
- ramadhan edition 💫
| 14
| 15
| 16
| 17
| 18
| 19
| 21
| 22
| 23
| 24
| 25
| 26
i miss y'all ; hope you guys read this :) ♡
| 27
| 28
| 29
| 30
| 31
| 32

| 20

23.7K 2.5K 371
jaehyunable tarafından




"Daddy tadi dari mana?"

"Habis beliin bubur buat Bunda,"

"Loh, Bunda sakit?"

Jaehyun terkekeh pelan, ia menggeleng. "Tadi minta sarapan bubur."

Ella membulatkan bibirnya. Gadis itu memandang pantulan wajahnya juga sang Daddy di cermin. Jaehyun tengah serius menyisir rambut panjangnya. Pria itu kemudian membagi rambut Ella menjadi tiga bagian, hendak mengepangnya. Ella menahan tawa, tak kuasa melihat Daddy-nya yang terlihat bingung.

"Kemarin Daddy sempat lihat tutorial kepang rambut," ujar Jaehyun sambil membongkar kepangan yang gagal. "Ella mau dikepang kayak rambutnya Elsa nggak?" tawarnya sambil tersenyum manis namun membuat sang anak meringis. "Terakhir kali Dad eksperimen, rambutku jadi harus di potong loh gara-gara Daddy iket mati," gerutunya membuat Jaehyun tertawa polos.

"Tenang, Daddy udah belajar sampai hafal luar kepala kok step by step nya," bujuk Jaehyun.

Jaehyun mulai mesasak sedikit rambut diatas kepala Ella, di bagian pangkal rambutnya. Setelah itu ia membaginya menjadi tiga dan membuat pola kepang Perancis. Pria itu terlihat serius walau cara mengepangnya masih tergolong amatir. Sesekali ia mengulang silangan rambut yang salah. Ella tersenyum samar melihat pantulan Jaehyun. Daddy-nya terlihat lebih baik daripada Daddy saat perkara di mobil waktu itu, walau di lubuk hatinya ia masih takut bila suatu saat Jaehyun akan memisahkan kembali ia dengan Bunda. Ella ingin menghabiskan waktu lebih banyak lagi dengan Bunda juga Daddy.

"Dad," panggilnya kecil. Lanjutnya, "my dream came true."

"Hng?" Jaehyun bergumam.

Ella menghembuskan nafasnya panjang. Sebaiknya, jangan mengungkit apapun tentang alasan keberadaan Hana di rumah. Rencananya kemarin lebih dari sukses walaupun ia harus menderita kesakitan terlebih dahulu. Tapi tak apa, karena Ella ikhlas. Bahkan, jika pada akhirnya semua kebahagiaan fana ini akan selesai, tak segan ia akan mengambil langkah yang sama seperti sebelumnya.

"Nothing."

Jaehyun menghentikan aktivitasnya. "Kenapa? kamu terlanjur buat Daddy penasaran, jadi harus cerita."

"Ih, kok maksa sih??!"

"Cause I'm your father."

"Bapak-bapak emang suka kepo ya, Dad?"

Jaehyun mendelik. "Kamu manggil Daddy bapak-bapak?!"

"Loh, bener kan—

"Sudah berapa kali Dad bilang kalau Daddy nggak se-tua itu, cutie pie,"

"Daddy baper." tandas Ella. "Yang namanya bapak-bapak itu berarti udah punya anak. Kalau Dad nggak mau di panggil bapak-bapak, terus aku anak siapa?"

"Anak Daddy sama Bundamu lah!" Jaehyun jadi sewot. "Konotasi bapak-bapak tuh rasanya tua banget, Sayang...,"

"Ck, jangan-jangan selama ini aku anak Om Johnny," gumam Ella refleks membuat Jaehyun memutar kursi yang diduduki sang anak. Pria itu berlutut tepat di hadapan Ella membuat gadis itu sedikit tersentak.

"Jangan ngomong sembarangan." Suara berat Jaehyun membuat Ella tak berkutik. Jaehyun menghela nafas. Tangan pria itu terulur mengusap pipi putri kecilnya dengan lembut. "Kamu itu anak Daddy dan Bunda, selamanya akan seperti itu, Sayang...," lirihnya pelan. "Jung Ella adalah anugerah paling indah yang pernah Jung Jaehyun miliki. Kamu tumbuh di rahim Bundamu dengan baik, dengan beribu kasih sayang yang kami berikan. Mengerti?"

Ella mengangguk kikuk. Rasa bersalah kemudian menyerangnya. Apa ia baru saja melukai perasaan Daddy?

T-tapi, kalau memang Daddy se-sayang itu, kenapa harus begini? kenapa Bunda nggak bisa tinggal disini? Aku terlahir bukan dari sepasang insan yang bodoh. Ella tahu... kalau sebenarnya bukan Bunda yang nggak mau tinggal satu rumah, tapi Daddy-lah yang melarangnya.

Lagi-lagi ia tak punya nyali untuk mengutarakan semuanya. Ella mampu untuk bertingkah bodoh hingga bisa membayakan nyawanya, tapi hanya untuk berniar bersua apa yang ada dibenaknya, nyali gadis itu sudah ciut lebih dulu.

"Tell me then, kenapa harus Om Johnny?"

"Hm?"

"Kenapa Ella bisa mikir kalau—ah, I hate to say this—kalau kamu anaknya?" Terlihat Jelas Jaehyun setengah hati mengatakannya.

Pipi Ella jadi bersemu. "Itu... Om Johnny yang kasih aku nomor Kak Jisung, hehehe..." Jaehyun mendelik. "Lagian Daddy sih..., aku minta nomornya ke Daddy, malah nggak di kasih!"

"Ella sogok apa?"

"Nomornya Tante Wen, hehehe.."

Jaehyun berdecak. "Barter nomor telepon?"

Ella mengangguk semangat.

Jaehyun menatapnya selidik. Tangan kanannya mengadah. "Let Daddy check your phone."

Ella melotot. "IH NGAPAIN??! AKU BELUM SEMPAT SAY HELLO KAK JISUNG BY WHATSAAP KOK!!!"

tapi by Line, hehehe.

"Kalau belum kenapa harus panik gitu?" Jaehyun bertanya remeh. "Sini. Nggak usah banyak alasan."

"DADDY NGGAK PERCAYA SAMA ELLA?!"

"Serahin dulu ponselnya kalau mau Daddy percaya."

"BUNDA!!!!!!!" Ella berteriak nyaring memanggil bantuan. "Kamu pikir Bunda bakal belain? I'm sorry to say this, tapi Bundamu ada di kubu Daddy." Jaehyun tersenyum kemenangan.

"NGGAK BISA GITU!!"

"Lihat aja nanti."

"OMAAAA!!!"

"Oma lagi ikut senam lansia di depan komplek."

Wajah Ella memelas. "Daddy...," rengeknya manja sambil menarik-narik ujung kemeja yang Jaehyun pakai.

Keduanya menoleh bersamaan ketika ketukan pintu terdengar. Hana disana, masih dengan daster andalannya. Wanita itu sudah mandi sejak pagi tadi dan kembali memakai salah satu koleksi dasternya.

"Ella kok belum ganti baju?" Hana berjalan mendekat. Ia menoleh pada Jaehyun yang sedang menatapnya. "Pak Taeyong ada di ruang tamu sama anaknya."

"Hah? Kak Jisung ngapain dateng ke rumah???!" Ella jadi panik. Jaehyun berdecak. "Suruh bawa pulang anaknya dulu, ntar ada yang kepedean lagi."

"Daddy ih!" Ella cemberut.

Hana terkekeh melihat interaksi keduanya. "Kata Tante Wendy, Ella suka sama Jisung ya?"

"Bunda, ssssttt!" Ella menaruh jari telunjuknya di depan bibir. "Hoax kok, hoax!" sanggahnya keras. Jaehyun menatap putrinya dengan alis terangkat.

Hana berjalan menjauh dan membuka lemari besar milik Ella. Ia berkacak pinggang sambil menelusuri dress yang tergantung rapi. "Ella, mari berguru bersama Bunda. Pembelajaran pertama: Pilih dan pakai baju yang dia suka. Jisung suka cewek yang model bajunya gimana?" ia menoleh pada Ella.

"Dress!" jawab Ella cepat.

Jaehyun melotot. "Hana...," tegurnya dalam.

"What?" sang istri menjawab santai. "Let our princess having a crush on someone."

"YOGSIII!!! MANA MUNGKIN BUNDA ADA DI KUBU DADDY!!!" Ella tertawa kemenangan sambil menatap Jaehyun.

Jaehyun berdiri dan berjalan mendekati Hana. "C'mon babe, Ella masih terlalu kecil." bisiknya agar Ella tak mendengar.

Hana diam dan memilih untuk mengabaikan ucapan sang suami. Tangannya terulur mengambil salah satu dress berbahan jatuh kemudian mendekati Ella yang masih duduk di depan meja riasnya.

"Pakai ini aja—wait, what's wrong with your hair?" tanyanya begitu melihat surai putrinya. Seperti sebuah kepangan namun rasanya tidak pantas disebut kepangan. Hanya pola pertama yang terlihat baik. Semakin kebawah polanya semakin acak-acakan.

Ella menghela nafas. Lagi-lagi eksperimen Daddy gagal. "Can you fix my hair, Bunda? yang simple aja,"

Hana mengangguk setuju. "Ganti baju dulu. Nanti sekalian Bunda poles make up sedikit."

Ella tersenyum lebar dan mengecup kilat pipi Hana. "I love you, Mommy!"

Gadis itu berlari pelan masuk kedalam walk in closet. Sementara itu Jaehyun lagi-lagi meghembuskan nafasnya panjang. Bisa-bisanya Hana mengizinkan Ella untuk menyukai lelaki. Terlebih lagi—astaga! putera pertama Taeyong bernama Jisung itu berusia delapan belas tahun alias dua kali lipat dari umur putrinya!

Jaehyun membalikkan tubuh Hana yang sedang merapikan meja rias Ella. Wanita itu tersentak kecil ketika Jaehyun mendekatkan wajahnya.

"Hana, listen to me. Kalau kamu pikir Jisung itu seumuran Ella, kamu salah. Dia itu—

"I know Jung, I know." balasnya cepat.

Jaehyun menatap sang istri bingung. "God, then why you—kenapa kamu malah ngedukung Ella?!" tekannya tak sabar.

"Papinya Jisung ganteng. Rahangnya cakep."

"Excuse me?" Jaehyun menganga tak percaya. Ia tertawa sumbang. "Gimana ceritanya kamu muji pria lain didepan suami sendiri?"

Walau sudah melihat wajah Jaehyun yang memerah, Hana tetap melanjutkan. "Kenapa? cemburu?"

"Aku nggak pernah cemburu, ya!"

"Bagus dong kalau gitu." Hana memasang senyumnya.

Jaehyun membuang nafasnya kasar. Bukan jawaban seperti itu yang ia harapkan. "Intinya, aku tetap nggak ngizinin Ella deket-deket sama cowok itu. Dia masih kecil dan harus fokus sama kariernya sekarang." matanya menatap tegas Hana. "Ini yang pertama dan terakhir kalinya. Aku nggak mau kamu ngebela Ella kalau konteks masalahnya kayak gini. Nggak ada kata pacaran sebelum aku yang pilih sendiri suami Ella kelak nanti. Ella itu bayi and will forever be my little baby—

Tanpa babibu, Hana meraih leher Jaehyun. Membungkam pria itu dengan bibirnya sambil menahan tawa melihat ekspresi kaget Jaehyun yang belum siap. Wanita itu hanya menempelkan bibir mereka. Namun ketika hendak melepas, Jaehyun malah merengkuh pinggangnya dan melumat bibir Hana dengan cepat. Lidahnya mendesak Hana dalam. Jaehyun melepaskan seluruh kecemburuannya pada ciuman yang ia berikan pada Hana. Tangannya mencengkram pinggang Hana membuat bokong wanita itu menjadi duduk pada maja rias.

Hana memukul dada bidang Jaehyun, mengakhirinya sebelum semakin jauh dan sadar karena mereka salah tempat. Jaehyun menurut dan melepaskan tautannya dengan sang istri. Pria itu menyatukan dahi mereka persis seperti di kamar mandi tadi.

"Kamu yang mancing, Hana..." bisiknya pelan.

"Dasar murahan, gitu aja langsung bangun." tuding Hana sambil melirik kebawah. Jaehyun terlihat tak peduli. "Murah sama istri sendiri nggak dosa kok." jawabnya pelan. "Jangan coba sogok aku. Sekali tidak, ya tetap tidak. Aku nggak akan ngebiarin anak kita udah main cinta-cintaan gitu."

Hana tergelak. "Jung, aku bilang 'having a crush' bukan 'fall in love'. "

"It means same, Istriku..." Jaehyun menatapnya lelah.

"It's different," sergah Hana tenang.

"Just a crush. They can't come together. Crush will always be crush."








tbc



sepertinya memang sudah seharusnya nulis interaksi keluarga jung ini ᵘ ᵕ ᵘ

btw

Minal Aidin Wal Faidin. Mohon maaf lahir dan batin semuanya~ ☺️💚


nggak kerasa udah seminggu nggak update yorobun, maaf:") perasaan tiap hari cuma streaming sm voting eh dah jumpa lagi sama minggu.

kalian juga jangan lupa streaming Punch yaa!! 🥊

udah deh, segitu dulu.

panen foto sebelum kadaluarsa

ANAK SIAPE NIH CAKEP AMAT

that detail ....

menangisi jung jaehyun
😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭


yang ditaksir ella 😃🐭

yang baca ini tengah malam, yuk langsung segera tidur. jaga kesehatan ya semuanya, jangan sampai sakit. semoga pandemi ini cepat berakhir. jangan keluar rumah kalau emang urusannya nggak urgent. stay safe everyonee!! 🥰♡♡♡





see you in next chapter.

jangan lupa vote yaw ᴗ͈ˬᴗ͈

Okumaya devam et

Bunları da Beğeneceksin

1M 84.3K 29
Mark dan Jeno kakak beradik yang baru saja berusia 8 dan 7 tahun yang hidup di panti asuhan sejak kecil. Di usia yang masih kecil itu mereka berdua m...
455K 8.4K 13
Shut, diem-diem aja ya. Frontal & 18/21+ area. Homophobic, sensitif harshwords DNI.
318K 26.2K 37
"I think ... I like you." - Kathrina. "You make me hate you the most." - Gita. Pernahkah kalian membayangkan kehidupan kalian yang mulanya sederhana...
44.9K 3.2K 48
"Jika ada yang harus berkorban dalam cinta ini, maka itu cintaku yang bertepuk sebelah tangan" - Dziya Idzes "Sekat-sekat ruang yang tertutup layakn...