Elixir

By alettara

7.1K 1K 293

A good poison burst as a remedy between Ara and Kirino. All names credit to eskalokal on twitter. More

Prologue
1
2
3
4
5
6
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
Epilogue
Sisi Lain

7

210 48 10
By alettara

Ara

"Udah jam tujuh lebih nih. Kalo makan sekalian kemaleman nggak?"

"Gue udah makan sih, Kak. Tadi sore dianterin Kirino. Kalo lo mau makan nggak apa-apa,"

"Wah, jangan deh kalo gitu. Nanti lo kemaleman lagi pulangnya."

"Ehhh, seriusan deh, Kak. Kalo lo mau makan, makan aja nggak apa-apa gue temenin. Paling beli minum, daripada sakit ntar. Udah mau hari H juga kan,"

"Yakin nih, nggak apa-apa?"

"Iyaaaa, serius deh. Mau makan apa emang?"

"Hokben deh, lagi pengen."

"Hayuk,"

Selepas latihan kami tidak langsung pulang. Bayu yang menawarkan tumpangan juga mengusulkan untuk mencari kostum bersama. Karena kami harus memakai kemeja kotak-kotak merah.

Senasib, kami berdua tidak mempunyai kemeja kotak-kotak berwarna merah. Kebanyakkan baju Bayu yang kuketahui berwarna hitam. Sedangkan aku sudah mulai jarang mengkoleksi kemeja kotak-kotak.

Bayu mengendarai mobilnya membelah malam yang ramai. Berbeda dengan Kirino yang katanya lebih suka mengendarai sepeda motor, laki-laki yang sedang duduk di balik kemudi ini lebih memilih mobil sebagai moda transportasinya. Padahal ia sudah tahu, kalau membawa mobil berarti harus susah-susah menemukan celah parkir.

"Ino sibuk banget beberapa hari ini deh kalo di kostan di kamar mulu,"

"Skripsian menghapus jati diri Kirino,"

"Anjir hahahaha. Lo apain itu anak sampe kayak gitu?"

"Nggak tau dah. Kirino malah tiba-tiba dari kemarin bahas masalah katering nikahan terus bilang mau cepet-cepet wisuda. Clueless banget gue,"

"Buset.... Kesalip deh gue. Masih sendiri aja sampe sekarang, Lucu amat sih young love,"

"Iya percaya yang udah bapak-bapak. Eh, tapi kata Kirino lo sempet pacaran, Kak? Last year if I'm not mistaken..."

"Sembarangan aja lo ngomongnya. Bener. It wasn't a pleasant story to tell,"

"Ouch, sorry to hear that, Kak. Gue nggak bermaksud buka luka lama lo,"

Bayu membelokkan mobilnya pada mall yang kami tuju dan mengambil satu tiket parkir otomatis yang berada di depan.

"It's okay, Ra. Gue udah oke,"

"Terus...?"

"Ya nggak gimana-gimana? Gue cuma butuh waktu buat healing aja. Apaan deh kok lo jadi nggak enakan gitu. Santai aja, kali,"

Laki-laki itu terkekeh ringan hingga matanya yang sedang mencari celah parkir kosong itu menyipit.

"Abisan lo kayak berat banget gitu masa lalunya sih, Kak. Kan gue jadi merasa bersalah,"

"Nggak apa-apa, Ra. Serius deh."

Kami berdua keluar dari range rover hitam miliknya kemudian berjalan masuk ke dalam mall. Bayu berjalan di sebelah kananku. Pembicaraan barusan tidak berlanjut dan diganti dengan pertanyaan mengenai menu apa yang akan ia pesan di restauran Jepang tersebut.

"Sorry ya, Ra. Harus nemenin gue makan dulu,"

"Belom juga lebaran udah maaf-maafan mulu, Kak. Santai aja deh. Kan kita bisa nyantai dulu, brainstorming mau milih baju apaan,"

"Gaya lo brainstorming kayak mau nulis essay aja."

Hokben malam ini ramai pengunjung. Membuat kami mau tidak mau harus duduk di pojokkan. Aku sendiri tidak masalah, tapi kadang duduk di pojok itu sedikit mempersulit akses kalau-kalau kita butuh beranjak dari kursi untuk sebentar.

Kalau sedang pergi makan beramai-ramai, aku selalu menyarankan teman-temanku untuk mengisi meja yang terletak di tengah. Dan dengan tidak tahu dirinya kami bercanda hingga terbahak dengan kencang. Beberapa pengunjung melemparkan pandangan aneh yang ditujukkan pada kami saat itu.

Bayu melahap makanannya dengan cepat. Menunjukkan bahwa laki-laki itu memang tengah kelaparan berat entah sejak kapan ia menyembunyikannya. Sepenangkapanku, Bayu ini berasal dari keluarga berada. Tapi tumbuh dalam didikkan yang sederhana.

"Laper banget lo, Kak?"

"Banget dah nggak usah ditanya. Gue cuma makan indomie siang tadi jam dua belasan kayakanya,"

"Wow. If I were you, I would probably die in hunger sih Kak kayaknya. Kenapa nggak makan yang bikin kenyang?"

"Lagi hemat gue. Nabung buat masa depan,"

"Gila. Gue setuju sih sama lo. Nabung nggak harus dimulai dari kita udah punya. Kayak, kapan sih gitu? Dari sekarang nggak ada salahnya juga,"

"Betul. Anak muda kadang suka lupa, terus yaudah hura-hura aja gitu. I'm not being offensive, ya. Cuma berpendapat aja,"

"Ironically, bener sih. Nggak semua, cuma beberapa gitu. Selagi muda punya banyak peluang, pakai sebanyak-banyak lah,"

"Gue suka pola pikir lo. Cocok lah lo jadi pembicara bisnis,"

"Ye mana ada. Ngitung kembalian gorengan aja masih salah."

Bayu meledak dalam tawa dan kembali melanjutkan sesi makan malamnya yang sempat tertunda karena pembicaraan kami barusan. Serius, pertama kali mengenal Bayu, aku pikir dia tipe manusia yang susah tertawa, hidupnya terlalu terorganisir sampai harus terpatok pada agenda, and take everything seriously. Stigmaku mulai terkikis banyak hari demi hari sampai saat ini.

Ponselku menyala dan menampilkan beberapa notifikasi disana. Beberapa dari grup-grup dimana aku tergabung. Dan ada satu pesan yang sering sekali menghiasi layar ponselku setiap hari.

ini grup (4) [10]
ye panjul, nempelin perangko jangan pake ludah

Sukses Sebelum Purna (20) [8]
Iya nggak masalah mau motifnya gede atau kecil, yang penting kotak2 merah

Kelas (B)erisik (30) [15]
TUGAS APAAN?!

Tim Sukses Ara dan Aidan👍🏻 (4)
Papa :Kakak udah makan?
Serafina Ara : Udah, Pa. Tadi dikirimin Kirino
Papa : 👍🏻👍🏻
Mama : Mau juga dong dikirimin
Aidan Paramarta : Kak Ino lama2 jadi kurir makanan
Serafina Ara : Pasti kamu iri @ Aidan

Kirino Isha K
Selamat malam malam malam
Udah sampe kostan?

Serafina Ara
Selamat malam sekali aja
Belom nihh
Sekalian nyari kostum sama Kak Bayu

Kirino Isha K
Tadi udah dimakan kan nasinya?
Kalo belum nasinya nangis

Serafina Ara
😂😂😂
Udahhhh
Tenang aja sih
Kamu udah makan?

Kirino Isha K
Udah
Keburu basi kalo lama-lama dibungkus
Aku bagi dikit ke Unyil

Serafina Ara
Unyil main ke kostan kamu?

Kirino Isha K
Iya sore tadi
Dateng-dateng minta makan
Kalo kenyang ditinggal
Dasar kucing durhaka

Serafina Ara
Kalo beramal nggak boleh diitung, Mas Kirino

Kirino Isha K
Iya Mbak Ara
Cuma laporan aja kok
Sama curhat dikit
Kirino Isha K sent a photo.
Segitu tuh dikitnya

Serafina Ara
👀👀

Kirino Isha K
Ra, fun fact
Kamu tahu nggak kalo air bisa ngantuk?

Serafina Ara
Hah???
Emang iya?
Fakta dari mana tuh?

Kirino Isha K
Ada pokoknyaaa
Tadi aku baca
Mau tau nggak kenapa?

Serafina Ara
Kenapa emang?

Kirino Isha K
Soalnya air kan kalo direbus menguap
Makanya ngantuk

Serafina Ara
...........

Aku terbahak setengah heran dengan bercandaan yang baru saja dilontarkan Kirino dalam ruang percakapan kami. Kirino itu, selalu absen dari kata gagal membuatku tertawa atau bahagia lewat hal-hal kecil. Walaupun caranya tergolong ajaib.

"Ra, masih waras lo ketawa sendiri?"

".... Ya Tuhan, kelakuan temen lo nih kak,"

Aku menyodorkan ponselku kepada Bayu yang baru saja menandaskan makanan yang berada di depannya. Sedetik kemudian laki-laki itu terbahak sedikit kencang.

"Ajaib banget kan, Kak..."

"Anjir, Ino. Hahahahah. Cuma lo doang dah yang tahan sama dia, Ra. Gila nggak kuat gue,"

Selesai dengan tawa tidak jelas yang disebabkan oleh Kirino, Bayu dan aku meninggalkan restauran Jepang itu untuk mencari kemeja kotak-kotak berwarna merah. Kami menyisir satu persatu untuk mencari kemeja yang dirasa pas untuk kami.

"Kak, bagus nih."

"Eh iya boleh juga. Nih kebetulan banget gue juga nemu buat lo,"

"Lah, malah tukeran kita?"

"Anjir hahaha. Gue coba dulu deh,"

Kami berdua memasukki ruang ganti masing-masing untuk mencoba kemeja tadi. Kemeja kotak-kotak merah sesuai dengan kesepakatan dalam rapat kecil-kecilan sore kemarin selepas latihan. Kemeja dengan motif kotak-kotak berukuran sedang itu membalut tubuhku dengan nyaman.

Karena sudah merasa cocok, kami berdua memutuskan untuk mengambil kemeja itu dan membayarnya di kasir. Seorang laki-laki berjalan mendekat ke arah Bayu yang sedang berdiri di sampingkuㅡmasih menyelesaikkan transaksinya.

"Oi, Bay,"

"Eh, Dim. Sendiri lo?"

"Enggak, sama cewek gue. Lo sama cewek lo?"

"Bukan. Ini adek gue. Adek beda ibu, hehehe. Ra, kenalin nih Dimas. Temen gue anak Hukum,"

"Ara,"

"Dimas,"

Laki-laki bernama Dimas tadi kemudian hanyut dalam percakapan yang cukup lama dengan Bayu hingga transaksinya selesai. Aku beberapa kali menimpali karena Dimas menanyakan beberapa pertanyaan kepadaku.

"Duluan ya, Dim."

"Duluan, Kak Dimas,"

"Yoi. Ati-ati lo berdua,"

Bayu dan aku berjalan menjauh dari meja kasir dan keluar dari toko tersebut untuk kembali ke parkiran karena hari sudah mulai malam. Belum lagi aku harus mempersiapkan kelas untuk besok pagi. Beruntungnya aku mendapatkan jatah kelas siang.

"Persebaran temen lo kayaknya merata di seluruh jurusan ya, Kak?"

"Persebaran anjir, dikata hasil bumi apa. Membuka relasi kan perlu. Tapi gue heran aja, tau-tau kok punya banyak temen dari dikenal-kenalin kalo nggak ketemu di event apa,"

"Ngeriii. Gue yang nggak tahu apa-apa ini merasa kecil banget deh,"

"Belum aja. Sepengelihatan gue ya, lo tuh anaknya sebenernya terbuka, cuma kayak belum explore aja. Pelan-pelan pasti bisa. Lagian lo kan anaknya ramah udah gitu baik juga. Who can resist?"

Range rover hitam milik Bayu meninggalkan tempat parkir yang semakin ramai. Yang membuatku sedikit kesal berada di mall dengan menggunakan mobil adalah biaya parkir yang selangit.

Kadang kalau harus pergi ke mall dengan menyetir sendiri, aku pasti akan menghitung-hitung waktu yang kadang membuatku sedikit tidak nyaman karena harus menekan biaya parkir. Analoginya seperti, aku hanya mencari angin atau bertemu teman, tapi diwajibkan membayar biaya yang sedikit tak masuk akal.

"Lo suka nonton banget ya, kata Kirino. Dia jadi suka minta film ke gue,"

"Ih iya bener bangettt. Biasanya kalo weekend atau ada waktu kosong gitu gue nonton. Terus kadang gue suka nulis-nulis cerita iseng gitu ngembangin film yang kadang endingnya nggak sesuai sama ekspektasi gue,"

"Wah, keren anjir. Lo ada minat jadi sutradara gitu nggak sih?"

"Ada sih. Cuma kayaknya bakalan susah deh..."

"Coba aja lo ikutan writing contest gitu-gitu,"

"Belom ada nyali, hehehe. Padahal nulis sama nonton tuh kaya nyediain semesta alternatif yang kita nggak punya di semesta kita. Jadi kayak kita bisa rehat sebentar gitu. Bisa jadi orang lain,"

"Gue juga suka bikin lagu buat penyanyi-penyanyi lokal atau siapa yang minta gitu. Iseng-iseng lah biar agak sibuk. And I feel it, kita beda media aja. Ada beberapa perasaan yang nggak bisa diekspresiin pake kata-kata,"

"BENER BANGET. Aslii, sepemikiran banget kita, Kak. Tapi sayanganya akhir-akhir ini gue jarang nonton. Sibuk mulu,"

"Yahh sedih. Pasti wish list lo banyak,"

"IYA sampe numpuk di memo gue doang. Lo suka nonton juga dong kok berarti kalo Kirino sering minta film ke lo?"

"Lumayan. Gue kadang nonton kalo nggak tau mau ngapain. Kadang nobar sama anak kostan. Gue koleksi juga gara-gara anak kostan pada minjem laptop gue buat download,"

Bayu terkekeh dari balik kemudi. Cahaya lampu mobil dari arah seberang menyorot wajahnya sekilas.

"Lah kocak. Lo suka film apaan, Kak?"

"Gue suka drakor atau k-movie sih. Western juga,"

"Seriusan seorang Bayuaji ternyata juga suka korea? Gue kira lo nggak suka..."

"Lah, apa salahnya?"

"Ya nggak ada. Cuma lo tuh nggak menyiratkan sama sekali gitu. Btw ada saran k-movie yang bagus nggak?"

"On Your Wedding Day. Sedih sih tapi,"

"Noted. Besok gue coba tonton,"

"Pinjem flashdisk gue aja tuh di tas pindahin dari situ,"

"Serius nggak apa-apa?"

"Serius dah. Ambil aja di tas gue, yang warnanya hitam fdnya,"

Aku mengambil ransel hitam milik Bayu dan mencari dimana letak flashdisk itu atas izin pemiliknya. Benda kecil yang mampu menyimpan ratusan dokumen itu akhirnya ku temukan di kantong bagian depan ranselnya dan meletakkannya di tempat aman dalam ranselku.

"Lo sama Kirino oke, kan?"

"Puji Tuhan baik-baik aja. Paling debat kecil sih kayak masalah makan atau apa gitu-gitu. Nggak ada yang serius,"

"Seneng deh kalo gitu. Gue berharap kalian bisa bener-bener sampeㅡ"

"Tapi nggak tau, Kak. Lo tau kan gue sama Kirino gimana kondisinya?"

Bayu mengangguk samar dalam pencahayaan yang minim. Tapi aku masih bisa mendapati jika laki-laki itu sedang menggerakkan kepalanya.

"Suatu saat nanti, pasti gue sama Kirino akan sampai dititik kita nggak tau harus apa,"

"Maksud lo?"

"Kayaknya, nggak ada salah satu diantara kita yang mau ngalah. Gue nggak tau kapan waktu itu tiba, tapi gue takut."

"Ra..."

"Gue nggak akan pernah siap buat waktu itu, tapi gue harus siap. Kalo gue sama Kirino bakalan terus muter-muter disini aja,"

Lagu Malibu Nights yang dibawakan oleh LANY mengalun memenuhi mobil Bayu. Semakin membuat atmosfer kian menjadi terasa begitu gelap. Malam menemaniku, tanpa mengikutsertakan bulan yang seharusnya berpendar menjadi kawan manusia ketika kegelapan datang.

Bayu memarkirkan mobilnya tepat di gerbang kostku. Semenjak pembicaraan tadi, tidak ada salah satu dari kami yang membuka suara. Padahal tadinya kami banyak sekali bertukar pikiran. Bayu sudah tahu alamat kostku karena waktu itu pernah mampir dengan Kirino. Perjalanan pulang menjadi detik-detik yang menyiksa karena banyak hal yang menggerogoti pikiranku.

"Sekarang lo nikmatin aja apa yang ada. Semuanya bakalan berjalan sesuai alur. Rencana Tuhan lebih baik dari apa yang kita pikirin, just believe in Him."

"Thanks, Kak. Gue aja yang harus mulai siap sama realita."

"Find me kalo lo butuh cerita. Gue bakalan ada."

omg for the first time ever, this story reach 2047 words!

Continue Reading

You'll Also Like

102K 12.8K 37
Jake, dia adalah seorang profesional player mendadak melemah ketika mengetahui jika dirinya adalah seorang omega. Demi membuatnya bangkit, Jake harus...
136K 28K 60
#Dapatkan di mizanstore.com atau toko buku terkemuka# Penerbit Pastelbooks A heart to unbreak. A soul to rest in peace. Gemina Inesita: mahasiswi De...
416K 30.7K 40
Romance story🤍 Ada moment ada cerita GxG
470 171 90
[Versi III] [Cerita #2 Ours Series] Bagi Lia, tidak ada yang lebih ia sayangi daripada adik, keluarga, dan rumahnya. Bagi Tora, tak ada yang lebih pe...