OBLIVIATE - Draco Malfoy

By asstronomytower

224K 32.9K 4.6K

โ€ข ๐“ผ๐“ฝ๐“ฒ๐“ต๐“ต ๐“ป๐“ฎ๐“ถ๐“ฎ๐“ถ๐“ซ๐“ฎ๐“ป ๐“ฝ๐“ฑ๐“ฎ ๐“ฝ๐“ฒ๐“ถ๐“ฎ ๐”€๐“ฑ๐“ฎ๐“ท ๐”‚๐“ธ๐“พ ๐“ฏ๐“ฎ๐“ต๐“ฝ ๐“ต๐“ฒ๐“ด๐“ฎ ๐“ฑ๐“ธ๐“ถ๐“ฎ โ€ข โ—พโ—พโ—พโ—พโ—พ Rasanya ber... More

1. at least you didn't watch the quidditch world cup
2. the triwizard tournament has begun
3. you think that this astronomy tower belongs to your family?
4. i'll help you and you'll succeed if you shut up
5. it makes us become.. friends
6. starting with the cinderbella you said earlier
7. good luck
8. do you wanna go to the ball with me?
9. potentially problematic?
10. have you seen jean?
11. when all of this over, i wanna go with you
12. right to the very end
13. ew, you're a bad actor
14. it means the ministry's interfering at hogwarts
15. i wanna learn to apparate
16. oh god, this can't be real
17. we should sign up, dude
18. bombarda maxima
19. down here, you great buffoon!
20. shut up, or she will hurt you too
22. yes, my lord
23. satisfied looking at my picture?
24. it's a creepy shop. he's a creepy bloke
25. what is he doing at night?
26. she was cursed, wasn't she?
27. goodnight, malfoy
28. it's not okay!
29. she doesn't have a boyfriend
30. i want you to be happier
31. you should stay away
32. i love you
33. you remember me?
34. the thoughts
35. hiraeth

21. you'll never know love or friendship

5K 876 103
By asstronomytower

Dengan menggunakan Thestral, mereka semua terbang ke London, menuju ke Kementerian Sihir. Begitu lift berhenti di Departemen Misteri, Jean langsung mundur selangkah, memegangi lengan Neville yang berdiri di sebelahnya dengan kaget.

"Kau tidak apa-apa, Jean?" tanya Neville kahwatir atas pergerakan Jean yang tiba-tiba.

Jean menarik napas panjang, "Ya, hanya saja aku tak mengira akan segelap ini." Dia menggumam.

"Itu pintunya." Ucap Harry mengingat beberapa pengelihatan yang ia dapat selama ini. Mereka berjalan kearah pintu tersebut.

"Kau tahu, Jean, di dalam bisa saja jauh lebih gelap dari sekarang." kata Ron menakut-nakuti sebelum mereka masuk ke pintu tersebut.

Jean yang sudah dirambati kegelisahan jelas percaya saja dengan ucapan Ron. "Benarkah? Bagaimana jika aku pingsan?" tanyanya khawatir.

"Bagus. Kita bisa meninggalkanmu disini." Jawab Ron asal. Hermione memukulnya sebelum mereka benar-benar masuk kedalam pintu tersebut.

Ternyata benar. Ruangan tersebut begitu gelap, dan besar, dan berlorong-lorong. Semakin menambah kesan menakutkan. Semuanya mengucapkan mantra "Lumos." Dan setitik cahaya muncul di ujung tongkat masing-masing.

"Astaga, apa mereka begitu miskin hingga membeli lampu saja tidak bisa?" Jean menggerutu. "Lebih baik kau pingsan saja, akan sama gelapnya dengan menutup matamu." Sahut Ron.

Harry berjalan cepat kedepan, menelusuri nomor rak yang ada di pengelihatannya. Namun rak itu tidak ada. "Seharusnya berada disini." Kata Harry berdiri di sebelah rak nomor 94.

"Harry, ada namamu disini." Suara Neville terdengar. Kepalanya mendongak keatas melihat bola ramalan yang lebih bersinar dari lainnya. Harry mengambilnya, kemudian bola ramalan itu bersuara.

"The one with the power to vanquish the Dark Lord approaches. And the Dark Lord shall mark him as his equal, but he shall have power the Dark Lord knows not. For neither can live, while the other survives."

"Harry." Panggil Hermione lalu menunjuk ke suatu arah. Seseorang berdiri beberapa meter dari mereka. Harry segera berdiri di depan teman-temannya. Orang itu berjalan, mendekat kearah mereka.

"Dimana Sirius?" tanya Harry berani.

"Kau tahu, kau harus belajar membedakan antara mimpi.." orang itu mengambil tongkat dari jubahnya. "..dan kenyataan." Sambungnya lalu melepas topengnya.

Semuanya terkesiap begitu mengetahui siapa dibalik topeng tersebut. Lucius Malfoy.

"Kau hanya melihat apa yang Dark Lord ingin perlihatkan padamu. Sekarang berikan ramalannya padaku." Lucius mngulurkan sebelah tangannya.

"Kalau kau melakukan sesuatu kepada kami, aku akan menghancurkannya." Ancam Harry, dia bersungguh-sungguh. Lagipula dia sudah mendengar ramalannya.

Suara tawa jahat menggema dari balik tubuh Lucius, "Dia tahu cara bermain." Tubuh dari si pemilik tawa itu mulai terlihat. Seorang perempuan berambut hitam keriting acak-acakan dengan baju hitam dan lipstik merah gelap. "Bocah kecil. Potter." Katanya dengan nada meremehkan.

"Bellatrix Lestrange." Ucap Neville, mengenali perempuan itu.

Bellatrix tersenyum, "Neville Longbottom, kan? Bagaimana ayah dan ibumu?" tanyanya sinis.

"Lebih baik karena dendamnya akan terbalaskan." Neville langsung mengacungkan tongkatnya kepada pembunuh ayah dan ibunya itu, namun Harry menahannya dengan cepat. Neville jelas tak sebanding dengan Bellatrix Lestrange.

"Sekarang, tolong semuanya tenang, bisa? Yang kami inginkan hanya ramalan itu." Lucius meminta baik-baik.

"Kenapa Voldemort butuh aku untuk mendapatkan ramalan ini?" tanya Harry.

Bellatrix melotot, "Kau berani menyebut namanya? Kau darah kotor!" pekiknya.

"Tenang, dia hanya ingin tahu, kan?" Lucius menenangkan Bellatrix. "Ramalan hanya bisa diambil oleh kepada siapa itu dibuat. Yang mana untungnya itu milikmu." Jelas Lucius, mejawab pertanyaan Harry.

Sementara Harry berdiskusi dengan Lucius—dan dipelototi Bellatrix, Hermione, Ron, Jean, Neville, Luna, dan Ginny mulai waspada karena dari berbagai arah, muncul satu-persatu orang berjubah hitam dan bertopeng.

"Aku tak berharap bertemu Death Eaters sekarang." gumam Ron. Jean yang mendengarnya sedikit terkejut. Jadi mereka adalah Death Eaters? Pelayan setia Voldemort? Dan Lucius Malfoy? Salah satu dari mereka? Draco..?

Berbagai pertanyaan muncul di kepala Jean, namun gadis itu memilih mendorong pertanyaan-pertanyaan itu kebagian paling belakang otaknya dan selalu bersikap siaga.

"Bukankah kau selalu berpikir mengapa ada hubungan antara kau dan the Dark Lord? Mengapa dia tak bisa membunuhmu ketika kau masih bayi? Tidakkah kau ingin tahu rahasia dari lukamu?" Lucius berjalan mendekat kearah Harry, begitupula Bellatrix dibelakangnya.

"Semua jawabannya ada di tanganmu, Potter." Lucius menunjuk ke bola ramalan yang dipegang Harry. "Yang harus kau lakukan hanya memberikannya padaku. Maka aku akan menunjukkanmu semuanya."

"Aku telah menunggu selama 14 tahun." Kata Harry.

"Aku tahu.." sahut Lucius lembut.

Harry menatap matanya, "Kurasa aku bisa menunggu lebih lama. Sekarang!" dia berteriak.

"Stupefy!" semuanya merapal mantra bersamaan agar para Death Eater menjauh. Mereka berlari, berusaha menemukan jalan keluar. Namun para Death Eater kembali. Mereka selalu ada dimanapun dengan kemampuan mereka bertransformasi menjadi asap, mempercepat gerakan mereka.

"Levicorpus!"

"Petrificus Totalus!"

"Stupefy!"

"Stupefy!"

Berbagai mantra diucapkan namun sulit sekali menghindar dari Death Eaters. Tentu, mereka lebih senior dibanding Harry dan teman-temannya. Mereka berhenti di sebuah perempatan, sebuah asap mulai terlihat dan Ginny langsung merapalkan mantra sebelum asap itu bertransformasi menjadi manusia.

"Reducto!"

Terjadi sebuah ledakan biru yang cukup besar. Mereka sempat diam sebentar, terperangah. Sebelum akhirnya sadar tempat itu mulai runtuh. "Kembali ke pintu!" teriak Harry lalu mengajak teman-temannya berlari.

Mereka berhasil mencapai pintu sebelum reruntuhan menimpa tubuh mereka, namun begitu keluar, tubuh mereka langsung jatuh karena tak ada lantai setelah pintu.

Mereka semua mencoba bangun, dan berjalan. Harry menatap ke sebuah objek. Sebuah gerbang satu pintu yang aneh.

"Suara itu, kalian mendengarnya?" tanya Harry kepada teman-temannya.

"Harry, itu hanya gerbang kosong." Ucap Hermione. "Harry ayo pergi dari sini." Bujuk Ron. "Ya, tempat ini semakin gelap." Jean memeluk dirinya sendiri.

"Aku juga mendengarnya." Ucap Luna kemudian.

"Berlindung di belakangku!" teriak Harry ketika merasakan Death Eaters kembali menemukan mereka. Semuanya mengacungkan tongkat, waspada.

Asap-asap mulai berdatangan, terlalu banyak dan lebat hingga mereka kewalahan. Harry terjatuh, masih menggenggam erat bola ramalannya. Ketika matanya terbuka, dia melihat seluruh temannya telah ditawan oleh Death Eaters.

Menyisakan dirinya sendirian.

"Apa kau percaya, atau terlalu lugu untuk berpikir bahwa anak kecil mampu melawan kami?" Lucius Malfoy berjalan kearahnya. Kata-katanya begitu tajam, menunjukkan kekesalan karena dia sudah meminta bola ramalan itu secara baik-baik namun Harry tak menyambutnya dengan hangat.

"Biar kubuat sederhana, Potter. Berikan ramalan itu sekarang, atau melihat teman-temanmu mati?"

Harry terlihat ragu, namun akhirnya menyerahkan bola ramalan itu kepada Lucius. Pria berambut pirang platina itu tersenyum puas. Sebelum dia merasakan ada seseorang dibelakangnya.

"Menyingkir dari anak baptisku." Sirius datang dan langsung memukul Lucius.

Cahaya-cahaya putih mulai berdatangan, lalu bertransformasi menjadi anggota Orde of Phoenix. Menyelamatkan teman-teman Harry yang awalnya ditawan oleh Death Eaters.

"Hermione!" Jean berlari kearah sahabatnya setelah diselamatkan oleh Nymphadora Tonks. Mereka berpelukan, hampir berpikir kalau malam ini adalah terakhir kali mereka melihat satu sama lain.

"Stay here." Ucap Nymphadora sebelum naik, ikut bertempur melawan Death Eaters.

Mereka berlindung dibalik dua buah batu besar yang cukup untuk melindungi tubuh mereka berenam. Jean melongok keatas, melihat Harry dan Sirius melawan Lucius dan salah satu Death Eater yang tak dia ketahui namanya. "Harry!" hampir saja Jean keluar dari tempat persembunyian mereka dan berlari menuju Harry, namun Ron menariknya kembali.

"Apa kau gila?!" tanyanya ketus. "Aku tidak merasa diam saja adalah hal yang patut dilakukan saat ini." Jean mendengus. "Ya. Diam saja adalah hal terbaik, dengan begitu anggota Orde of Phoenix tak perlu repot-repot melindungi kita." Ron memutar bola matanya.

Semuanya akhirnya kembali diam meski tetap waspada. Hingga tiba-tiba tubuh Lucius Malfoy terjatuh dari atas mereka, menjadi di depan mereka. Dan kemudian terdengar suara Bellatrix Lestrange yang mengucapkan sebuah kutukan, "Avada Kedavra!"

Jean merasakan kilasan memori itu kembali menyerangnya. Kepalanya sakit sekali setiap mendengar kutukan tak termaafkan itu diucapkan.

"Jean.. Jean.."

Suara Luna yang memanggilnya daritadi akhirnya bisa ditangkap oleh indera pendengaran Jean. Perempuan itu memegangi kedua bahunya lembut. Sementara Hermione menangis di pelukan Ron.

"Bellatrix membunuh Sirius." Kata Luna, menjelaskan kenapa Hermione menangis. Jean berusaha berdiri dan melihat Harry mengejar Bellatrix, memasuki sebuah pintu dengan amarah luar biasa.

Sayup-sayup mereka mendengar gema teriakan Bellatrix, "I killed Sirius Black!" dengan bangga.

Para anggota Orde of Phoenix menghampiri mereka. "Kalian baik-baik saja?" tanya Nymphadora, berusaha tegar walaupun baru kehilangan salah satu sahabatnya.

Beberapa menit berlalu, mereka semua memutuskan untuk menyusul Harry. Disana sudah ada Dumbleodre yang selama ini menghilang, dan Harry yang tergeletak menahan sakit.

Harry menatap ketiga temannya. Mengingat memori bahagia yang mereka ciptakan. Memberinya kekuatan untuk melawan Voldemort yang sedang menguasai dirinya.

"You're the weak one, and you'll never know love or friendship. And i feel sorry for you.." Harry mengerang kesakitan.

Jean dan Hermione menahan napas. Begitupula Ginny dan Luna. Sungguh tak tega melihat Harry merasa sebegitu tersiksa.

Kemudian hal yang tak pernah mereka pikir akan lihat, Lord Voldemort. Ada di depan mata mereka saat ini. Keluar dari tubuh Harry. "Youre a fool, Harry Potter. And you will lose everything." Ucapnya kejam pada Harry yang telah tergeletak lemah.

Tiba-tiba beberapa pekerja Kementrian muncul dari Jaringan Floo. Mereka begitu terkejut melihat Lord Voldemort yang benar-benar kembali. Sementara the Dark Lord langsung melarikan diri, bertransfigurasi menjadi abu, Hermione, Jean, Ron, Neville, Luna, dan Ginny langsung berlari kearah Harry. Memeluk laki-laki itu bersama.

*****

Liburan musim panas telah tiba. Jean turun dari kereta Thestral lalu menggendong ranselnya, berjalan bersama teman-temannya menuju King Cross.

Dia sempat menangkap figur Draco menatapnya dari kejauhan, namun Jean langsung mengalihkan pandangannya. Masih bingung apakah dia harus mempercayai anak dari seorang Death Eater?

Lagipula, pertemuan terakhirnya dengan Draco di ruangan Umbridge bukanlah hal yang menyenangkan untuk diingat. Atau justru.. menyenangkan sekali?

Jean memejamkan matanya. Berusaha tidak memikirkan Draco setidaknya selama musim panas ini saja.

"Aku memikirkan sesuatu yang Dumbledore katakan padaku." Harry bersuara.

"Apa itu?" tanya Hermione.

"Meskipun kita harus menghadapi pertarungan besar, kita memiliki sesuatu yang tidak dimiliki Voldemort." Kata Harry.

Ron menanti kelanjutannya, "Ya?"

"Sesuatu yang layak diperjuangkan." Sambung Harry sambil tersenyum.

Continue Reading

You'll Also Like

156K 18.5K 44
cc: @malfoyuh Link: https://www.wattpad.com/story/65144436-dear-draco Hai, semuanya! Ini adalah hasil terjemahan bahasa Indonesia dari fanfiction "De...
185K 25.2K 36
[Draco Malfoy x Reader] Semua berawal dari keisengan mu menulis surat untuk Draco Malfoy dan membakarnya, membawa mu pergi ke dunia fantasi yang tid...
98.9K 11.8K 99
Meet me in the Astronomy Tower - Draco Malfoy Completed #Draco X OC All original characters belong to J.K Rowling. Most of the gif are property of Wa...
357K 4K 82
โ€ขBerisi kumpulan cerita delapan belas coret dengan berbagai genre โ€ขwoozi Harem โ€ขmostly soonhoon โ€ขopen request High Rank ๐Ÿ…: โ€ข1#hoshiseventeen_8/7/2...