Dia : Ha Yoonbin

By CHANGDARKBIN

19.6K 2.2K 114

Apa jadinya jika kita sudah lumayan bersahabat lama tetapi malah memiliki perasaan lebih? Memang benar pepata... More

Awalan
1. Kerusuhan dipagi hari
2. Situasi Canggung
3. Dua Kembar Beda Sifat
4. Mobil merah dan Klaksonnya
5. Keanehan sikap Yoonbin
6. 28 Huruf, 7 Kata
7. Senyum? seriously?
8. Novel Horor
9. Geprek Haruto
10. Pak Ong
11. Bolos bareng?
12. Yah, ketauan
13. Kepedean seorang Yoonbin
14. Haruto galau
15. Permintaan maaf
16. Perdamaian
17. Peningkatan
18. Dugaan Jihoon
19. Hyunjin sakit
20. Ketauan pt. 2
21. Sebenarnya ada apa?
22. Terdiam
23. Cemburu
24. Mengintip
25. Pengakuan hati
26. Kenyataan mengejutkan
27. Siapa dia?
28. Nggak Peka
29. Malam Terakhir
Sequel
[ Isi Surat ]
[ Isi surat ]
:'

30. Im Go, Goodbye Hyeji

458 52 16
By CHANGDARKBIN

"Cie yang pas malem pelukan depan teres ekhem!" cibir Hyunjin saat Hyeji menduduk dirinya di kursi makan. Junho yang tadinya asik bermain game kini mendongak menatap kakak beradik tersebut bergantian.

"Siapa yang pelukan?" tanta Junho polos. Matanya mengerjap bingung.

Hyunjin melirik Hyeji. "Siapa lagi kalo bukan nyonya Ha."

"Gue tabok ya lo, bang!" ancam Hyeji berancang-ancang memukul Hyunjin menggunakan sendok makan. Junho sekarang paham. "Oh Hyeji.. " katanga manggut-manggut. "Sama Yoonbin ya?" tanya Junho.

"Bacod ye anjir kalian! Dah lah gak mood gue!" Hyeji bangkit berdiri mengambil tasnya di atas meja lantas keluar rumah meninggalkan Hyunjin dan Junho yang terbengong-bengong.

Junho mengalihkan pandangannya pada Hyunjin. "Adek lo noh bang!"

"Sodara lo noh!"

Yha malah saling nunjuk dua tampan ini.

Disisi lain Yoonbin menatap pantulan dirinya dicermin, hari ini adalah hari yang Yoonbin benci seumur hidupnya. Meninggalkan sahabat-sahabatnya, kakak serta adiknya, sekolah, lingkungan yang sudah menjadi tempat ia tinggal namun penuh dengan jeratan papahnya. Dan terpenting adalah kekasihnya, Hwang Hyeji. Yoonbin menangis semalaman bermohon-mohon pada papahnya agar membatalkan pertunangannya dengan perempuan china tersebut.

Tapi nihil, tidak bisa. Kalau keputusan papahnya sudah bulat tidak akan bisa di ganggu gugat. Lagipula Yoonbin tidak mau orang-orang terdekatnya terluka karena papahnya. Yoonbin yakin, kalau ia menolak, papahnya akan mencelakakan sahabat serta Hyeji.

Yoonbin tidak mau itu terjadi. Yoonbin pun sudah menulis surat untuk diberikan ke Hyeji dan Haruto. Kenapa Haruto? Nanti kalian akan tau apa isi surat itu.

"Yoonbin.. " panggil seseorang dari balik pintu. Yoonbin melihatnya dari kaca, ternyata Ryujin dan Guno.

Ia mendekat, menatap Yoonbin dari ujung kaki hingga atas. "Maaf ya, kita nggak bisa bantu. Gue udah mohon-mohon sama papah, tapi dia nggak perduli." ujar Ryujin.

"Gapapa." jawab Yoonbin singkat.

"Terus gimana sama Hyeji? Pasti dia bakalan sedih banget lo tinggal pergi, apalagi perginya karena pertunangan. Yang artinya nggak ada kesempatan buat dia hidup bareng sama lo." Guno menimpali.

Yoonbin tau, Yoonbin sangat tau. Tapi Yoonbin nggak mau menemui Hyeji dan mengatakan kalau ia hari ini harus pergi. Papahnya menyuruh untuk tidak sekolah karena jadwal penerbangan di lakukan pagi ini. Yoonbin semakin merasa hatinya hancur berkeping-keping tak tersisa. Tidak ada kesempatan kah?

"Udah nggak bisa, nggak bisa." lirih Yoonbin menangis. Ryujin menepuk-nepuk pundak Yoonbin menenangkan, bagi Ryujin ini pun sangat menyakitkan jika harus meninggalkan orang yang kita sayang.

Ting!

Ponsel Yoonbin bergetar, Yoonbin merogohnya didalam saku celana. Melihat si pengirim pesan pun sudah membuat Yoonbin menangis semakin kencang. Hyeji, dia yang mengirimkan pesan.

Mine 🤗
|ga sekolah ya?
|lagi sakit? Padahal pas malem baik-baik aja 😩

Yoonbin tersenyum melihat emoji yang Hyeji kirimkan.

Mine 🤗
|sekolah ga sih? Gerbang mau di tutup tau, Ryujin sama Guno juga belum dateng nih
|Yoonbin kok malah di read aja :(
Read

Yoonbin tak kuasa jika harus membalas pesan dari Hyeji, ia lebih baik melihatnya saja. Mematikan data serta mematikan daya ponselnya. Semoga Hyeji tidak akan menanyakan Yoonbin kemana pada Ryujin. Iya, Ryujin dibolehkan sekolah. Tapi tidak untuk Guno, karena Guno harus ikut ke Korea menyaksikan pertunangan Yoonbin.

"Yoonbin, udah waktunya pergi." ujar Yohan dari balik pintu dengan style rapihnya. Disampingnya ada Guanlin yant ikut menatap Yoonbin iba.

Yoonbin menghembuskan nafasnya kasar lantas mengangguk. Mengambil kopernya tak lupa meninggalkan surat yang ia titipkan pada Ryujin. "Titip buat Hyeji dan Haruto. Kalo seandainya mereka semua udah tau, tolong jelasin." titah Yoonbin setelahnya pergi meninggalkan Ryujin.

***

"Nggak masuk si Yoonbin mah, Ji. Udah yuk kekelas." ajak Hyunsuk merangkul pundak Hyeji. Namun Hyeji segera menghempaskan tangan Hyunsuk dari pundaknya.

"Ji.. " geram Hyunsuk.

"Lo nggak tau gue khawatir ya, Suk? Pas semalem Yoonbin bilang kalo ini hari terakhir dia! Pikiran gue kemana-mana, Hyunsuk! Semaleman gua nggak tidur mikirin ucapan dia. Gue khawatir Yoonbin kenapa-kenapa, gue merasa Yoonbin kayak bakalan pergi jauh banget dari gue." gertak Hyeji dengan nada parau.

Hyeji semalam tidak bisa tidur hanya karena memikirkan perkataan Yoonbin malam itu. Tapi Hyeji berdoa agar Yoonbin baik-baik saja, entahlah, Hyeji merasa Yoonbin akan pergi jauh darinya.

"Yoonbin nggak bakalan pergi, Hyeji. Nanti pulang sekolah kita kerumahnya, ya? Udah sekarang masuk dulu keburu pak kai ngomel nih." ujar Hyunsuk merangkul Hyeji lagi. Hyeji pasrah walaupun masih dalam hati tidak tenang.

Singkat cerita jam istirahat sudah tiba, Junkyu tertawa bahagia karena telah mengerjai Jeongwoo sampai itu anak terpeleset jatuh dikamar mandi. Jihoon sedari tadi merekam raut wajah Jeongwoo yang terlihat kesakitan, ada Yoshinori juga yang tertawa kencang.

Hyunsuk tersenyum kecil melihatnya, rasanya melihat sahabatnya tertawa saja sudah sangat bahagia bagi Hyunsuk.

Yeonjun melirik ke arah Hyeji. "Nggak dimakan, Ji?" tanyanya membuat lamunan Hyeji buyar. "Enggak nafsu, Jun." jawab Hyeji tersenyum.

"Jangan diet! Lo udah bodygoals gitu," desis Haruto tanpa mengalihkan pandangannya dari ponsel.

Hyeji menatap Haruto sendu, kenapa Haruto malah berpikiran Hyeji sedang melaksanakan diet sih? Udah tau Hyeji lagi khawatir dengan Yoonbin yang sama sekali nggak ada kabar, sehari aja kalang kabut.

Keadaan kembali hening, Haruto sibuk dengan ponselnya yang kini tengah bermain game bersama dengan Junkyu dan Yoshinori. Sebelum tadinya menertawakan Jeongwoo, Jihoon nge-vlog ditemani Hyunsuk dan Jeongwoo juga tentunya. Hanya Yeonjun yang makan, sisanya sibuk.

"Ini lo pada kaga makan?" tanya Yeonjun melirik teman-temannya satu persatu.

Hyunsuk menjauh dari kamera, "Hah apa, Jun?"

"Lo pada nggak mau ini? Mie ayam sayang banget udah gue traktir." ujar Yeonjun lemas.

"Oh iya lupa! Maaf ya Yeonjun sayang, ayo woi makan dulu kesian ini si ayam-ayaman sd udah beliin mie ayam. Kamu juga sayang," ujar Hyunsuk melirik Hyeji seraya menaik-turunkan alisnya.

Kasihan Yeonjun dipanggil ayam-ayaman sd, nggak nyadar emang si Hyunsuk kalo rambutnya aja warna biru.

Saat lagi asik makan mie, tiba-tiba Ryujin dateng duduk bersebelahan dengan Hyunsuk. Hyunsuk terbatuk gara-gara disenyumin Ryujin.

"Eh ngapain lo disini?" tanya Jihoon ketus.

Ryujin tersenyum kecil sembari menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Canggung karena kemarin pernah nyakitin perasaan Hyeji dan berkata yang enggak-enggak sama sahabatnya.

"Gue boleh gabung kan?" tanya Ryujin.

"Bo-

"Nggak!" sahut mereka bersamaan, tidak untuk Hyunsuk dan Hyeji.

"Hush! Nggak boleh begitu!" tegur Hyunsuk meraup wajah Jihoon yang tadi mulutnya monyong. "Boleh kok. Gabung aja gapapa, ya kan ji?" tanya Hyunsuk.

Hyeji tersenyum. "Boleh kok." balasnya.

"Eh lo tau Yoonbin kemana?" tanya Hyeji merubah posisi duduknya menjadi dekat dengan Hyeji. Ryujin tersenyum kikuk, kedua bola matanya begulir tidak nyaman. Sial, Ryujin harus menjawab apa?

"Kenapa nanya ke Ryujin, Ji? Kan dia bukan emaknya Yoonbin, " Junkyu menimpali.

"Berisik maneh!" ketus Hyeji membuat Junkyu mengerucutkan bibirnya. Hyeji kembali menatap Ryujin seakan-akan meminta penjelasan, Hyeji yakin pasti Ryujin akan jujur padanya Yoonbin kenapa tidak masuk, soalnya yang tau Ryujin saudara Yoonbin ya hanya dirinya.

Ryujin menghembuskan nafasnya kasar. "Yoonbin.. " ujar Ryujin melirik satu persatu teman-temannya Hyeji. Apakah Ryujin akan langsung jujur? Bagaimana kalau hati Hyeji akan sakit nantinya?

"Yoonbin kenapa? Sakit kah?" tanya Hyeji lagi sembari menebar senyum.

Ryujin meneguk salivanya kasar. "Sebenarnya..





















































































































































"YOONBIN!" teriak Hyeji membuka lebar-lebar pintu rumah milik Yoonbin. Hyeji nggak mikir tentang marahnya dia saat tau kalau Yoonbin bakal di jodohin dan tinggal di Korea.

Iya, Ryujin cerita semuanya dari awal sampai ke akhir. Hyeji sebenarnya sudah ada pirasat kalau Yoonbin bakalan pergi jauh darinya, nggak mungkin kan Yoonbin bilang kalau ini hari terakhir mereka?

Perasaan Hyeji saat itu benar-benar hancur saat tau pacar seharinya harus pergi ninggalin dia. Hyeji sih nggak masalah kalau harus pergi mengejar ilmu ke negara orang, ini masalahnya di jodohin. Hyeji bener-bener merasa hatinya sakit banget.

Pertama : Yoonbin nggak jujur.

Kedua : Hyeji tau dari Ryujin, dan nggak berusaha buat membantah perkataan papahnya.

Hyeji nggak tau kalau papah Yoonbin itu susah banget untuk dibantah. Hyeji nggak tau kalau papahnya Yoonbin dulu adalah mantan psikopat, dia bisa menghalalkan semua cara demi berjalannya misi.

"Yoonbin! Lo dimana anjeng?! Keluar!" bentak Hyeji mengeluarkan semua emosinya. Kedua tangannya terkepal kuat, kakinya sangat lemas namun ia tahan. Bibirnya bergetar tidak kuat menahan suara yang seharusnya keluar sedari tadi. Matanya memerah, sudah berembun disana dan siap jatuh.

"Hyeji.. Yoonbin udah pergi," lirih Hyunsuk.

Hyunsuk pun merasa terpukul kenapa sahabatnya itu tidak bisa berkata jujur padanya, semuanya kecewa baru mengetahuinya sekarang. Kecewa untuk kedua kalinya saat tau kalau Ryujin dan Guno ternyata bersaudaraan dengan Yoonbin. Musuhnya yaitu Guno adalah saudara sahabatnya sendiri.

"NGGAK! YOONBIN NGGAK PERGI!" bantah Hyeji menggelengkan kepalanya tidak percaya. Berbalik menatap sekeliling rumah milik kediaman Yoonbin, kenapa rasanya seperti tertimpa bebatuan yang sangat besar? Apa harus hubungan mereka kandas secepat ini? Padahal mereka berdua baru memulainya semalam.

Haruto menangis dalam diam, dia nggak tega melihat cewek yang dia sayang jadi seperti itu. Hyeji menangis saja sudah mencubit hati Haruto, Haruto ingin memeluk Hyeji. Sungguh.

Hyeji berlari menghampiri Haruto, menggenggam kedua tangannya. Kedua mata Hyeji sudah sembab, matanya memerah bagai terkena debu.

"Haru.. Ha-haru.. Yoon-yoonbin nggak pergi kan? Yoonbin nggak ke Korea kan? Lo nggak percaya kan sama ucapannya Ryujin tadi?" tanya Hyeji dengan suara paraunya.

Ryujin memejamkan matanya, entah kenapa mendadak ia merasa sedih juga. Sesama perempuan ia tahu sangat sakit ditinggal kekasihnya bertunangan.

"Sebelum Yoonbin pergi, Yoonbin nitip ini," Ryujin memberikan secarik kertas beramplop sangat rapih. Hyeji hanya menatapnya tanpa berminat untuk mengambil, Haruto lah yang akhirnya mengambil surat tersebut.

"Itu apa, Jin?" tanya Junkyu.

"Surat dari Yoonbin, Yoonbin bilang-

"Semua yang lo ucapin cuma bohong! Gue tau lo suka sama Yoonbin, Jin. Tapi jangan sampe bohong begini, lo bukan cuma bohongin gue, tapi semuanya lo bohongin!" sungut Hyeji menunjuk para sahabatnya.

Yeonjun menunduk, tidak kuat melihat Hyeji lagi. Suaranya sudah serak, matanya sangat merah. Tangannya bergetar hebat saat menunjuk sahabatnya.

"Gue emang suka sama Yoonbin, Ji. Tapi gua sadar kalo gue ini sodara dia, gak mungkin gue bohong. Kalaupun gue bohong, lo nggak akan di ijinin masuk kerumah Yoonbin, kenapa lo di ijinin? Karena tuan rumah lagi nggak ada, mas Yohan, Guanlin sama Yoonbin pergi ke korea. Guno juga dan ibu gue. Jadi buat apa gue bohong?!"

Hyeji semakin menggelengkan kepalanya masih tidak percaya, beralih menatap kamar Yoonbin di lantai dua. Jatuh berlutut tidak kuat lagi menahan kakinya yang semakin berat.

"Yoonbin.. " lirih Hyeji. Satu air mata lolos lagi dari matanya, terdengar isakan dari mulutnya. Punggungnya bergetar karena menangis.

"Hyeji.. " panggil Haruto. Ia ikut berjongkok, memeluk tubuh kecil Hyeji tak lupa menepuk-nepuk punggungnya agar tenang.

"Haru.. Yoonbin nggak pergi kan?"

"Enggak kok, Yoonbin ada," bohong Haruto. Hyeji semakin menangis kencang, semuanya menangis. Jihoon yang bawel kini berubah menjadi si cengeng. Yoshinori, Junkyu dan Jeongwoo pun sama. Jangan tanya bagaimana Hyunsuk, ia masih merasa marah dengan Yoonbin yang tidak jujur padanya.

Haruto mendekatkan bibirnya pada kuping Hyeji, membisikan sesuatu mana membuat Hyeji semakin terisak.

"Gue selalu di samping lo, dan masih suka sama lo."

***

2 tahun kemudian

"Sini, sini." seru Jihoon menepuk-nepuk tempat disampingnya. Seorang gadis cantik tersenyum manis melihatnya, berlari kecil menghampiri Jihoon lalu mendudukkan bokongnya disamping Jihoon. Jihoon merangkul gadis tersebut bersamaan dengan laki-laki di samping kiri Jihoon, Yeonjun.

"Siap semua?"

"Siap!" jawab semua murid serentak.

Setelah hasil jepretan dari foto album sekolah keluar, Jihoon menghampiri Haruto yang kini tengah melepaskan topi wisuda. Iya, hari ini mereka resmi lulus dari sekolahnya. Semuanya gembira bahkan ada yang menangis karena tidak mau meninggalkan banyak kenangan di sana.

Hyeji berdoa, semoga ia akan bertemu lagi dengan Yoonbin kelak nanti. Tidak apa jika Yoonbin sudah bertunangan, Hyeji hanya ingin menyapa Yoonbin. Setidaknya Hyeji ingin melihat senyuman malu-malu Yoonbin lagi.

"Yoonbin, aku tetep sayang sama kamu."

***

Akhirnya end juga cerita abal-abalan aku yeay! Makasih banyak yang udah setia nunggu cerita ini sampai tamat ya, kawan-kawan.

Kalau nggak ada kalian, nggak ada komen atau vote kalian, mungkin aku nggak semangat buat lanjut revisi Ha Yoonbin ini.

POKOKNYA MAKASIH BANGET SEKALI LAGI 😭😁

Aku sayang banget sama kalian, nggak tau mungkin kalian sayang sama mas ben-nya aja awokawok.

Maafin juga ya endingnya nggak sesuai ekspetasi kalian, jujur, aku nggak jago bikin orang nangis. Soalnya aku itu happy virus hehe /plak/

Ini teh mau di bikin sequelnya nggak? Kalo banyak yang komen, insyaallah aku bikin. Kalo 1 atau 4 mah yang komen aku gamau. Takut pas bikin cape-cape, tangan cantengan, taunya nggak ada yang baca.

Mau jujur lagi, karena aku terlalu semangat bikin cerita ini dulu. Aku sampe nggak pernah tidur semaleman, sekarang pun sama. Makanya aku punya insomnia kayak lagu skz itu hehe 😌

Udah lah curhatnya, makasih banget lah ini mah hatur nuhun sekali lagi.

Sampai jumpa di sequel, eh itupun kalo kalian mau ( emot senyum ).

AYLOPYU YANG BUAAAAANYAK 😙😙😙

Continue Reading

You'll Also Like

431K 593 4
21+
77.6K 1.1K 10
[WAJIB VOTE⚠️] ada seorang ceo yang menikahi seorang laki-laki yang lucu nan gemas dan setelah menikah 2 bulan lalu mereka memiliki anak 3 laki-laki...
821K 13.6K 21
Megan tidak menyadari bahwa rumah yang ia beli adalah rumah bekas pembunuhan beberapa tahun silam. Beberapa hari tinggal di rumah itu Megan tidak me...
188K 15.6K 19
🐇🐇🐇