TAS [4] SHANUM (END)

By cesnutboy

4.7K 371 51

THE ANGEL SERIES || SEQUEL OF SENJA [BUKU KEEMPAT DARI NOVEL THE MONSTER] Mereka dua pasang perasaan yang mas... More

Pembuka
Thankful
1| Satu Langkah
2| Apa Kabar?
3| Rehat
4 | Kejutan
5 | Dipeluk Fajar
6 | Menjauh Dari Garis Orbit
7| Runtuh & Halu
8| Hancur Dalam 360 Detik
9| Kode Etik Semesta
10| Tolong Temani!
11| Yang Sebenarnya
12| Genggam Tangan
13| Senja Kembali
15| Rasa Terbakar Jadi Abu
16| Berpulang Atau Berpaling?
17| Kopi Dan Legenda
18| Tamu Itu Pamit
19| Sesuatu Di Jogja
20| Kita Tiba Di Seribu Candi
21| Kukorek Rindu Di Bekas Bibirmu
22| Tidak Pernah Jadi Apa-Apa
23| Peluk Untuk 360 Jam Yang Terlewat
24| Kejutan Di Alun-Alun Kota
25| Berakhir Di Jogja Dengan Istimewa
TAMAT

14| Dipeluk Oleh Kau Yang Lain

111 11 0
By cesnutboy

NOW PLAYING_APA JADINYA_LANGIT SORE


SELAMAT MEMBACA TAS [4] SHANUM

CHAPTER EMPAT BELAS | DIPELUK OLEH KAU YANG LAIN

Cemburu itu wajar tapi jangan pula jadi kurang ajar. Segala rasa ada takarannya tidak kurang dan tidak lebih. Biar seimbang!

***

Ada banyak rasa yang menghuni bilik hati manusia. Ada banyak cerita juga yang menyertainya selama tinggal di bumi. Dari sekian rasa, cinta dan cemburu adalah pelengkapnya. Ibarat cinta itu sayur dan cemburu itu jadi bumbu, misalnya garam. Dalam hubungan, adakalanya di sisipi bumbu biar tidak hambar. Biar masakan punya citarasa yang lezat dan pas.

Begitu pula resep mencintai. Butuh takaran cemburu yang pas. Tidak terlalu asin atau kurang asin.

Dua orang yang kini sedang berada di pinggir jalan kota Jakarta pada malam hari. Menghirup bermacam-macam bau yang menusuk indra penciuman mereka. Mulai dari sate, soto, kerak telor, dan lain sebagainya. Bagas sengaja mengajak gadis itu bertemu meski dirinya sudah di maafkan.

Ada sesuatu yang ingin dia katakan. Bukan, lebih tepatnya jawaban gadis itu yang dia butuhkan.

"Sye, lo mau pesen apa?" Bagas bertanya pada gadis yang sedang mengamati satu per satu menu di pojok warung itu.

Tidak berapa lama gadis itu menjawab, "Gue mau gado-gado sama jeruk anget aja,"

Bagas mengacungkan jempol kemudian berjalan menuju si penjual untuk memesan, "Bang! Gado-gado sama soto betawi. Terus minumnya bir plethok sama jeruk anget. Makasih, Bang!"

Selang dua menit Bagas kembali ke tempat duduknya. Mengamati gadis itu, "Sye, sembari nunggu makanan. Gimana kalau kita main tebak-tebakan?"


Setelah gadis itu mengiyakan. Bagas memulai tebakannya, "Makanan apa yang suka genit?"

"Itu makanan apa manusia?" Gadsi itu mendelik curiga.

"Tau nggak?!"sergah Bagas menaikkan sebelah alisnya.

Sejenak permainan mereka diinterupsi oleh Mas pelayan di warung itu. Dia membawa empat menu sekaligus, "Ini mas mbak pesanannya. Selamat menikmati!"

Gadis itu mengangkat tangannya ke udara, "Gue nyerah. Nggak tahu!"

"Ketupat Babanci. Bwahaha!" Bagas tertawa terbahak-bahak karena kerecehannya.

Shanum memukul lengan cowok itu lalu mengaduk-aduk makanannya. Gado-gado sendiri berarti campur aduk dalam bahasa Betawi. Makanan satu ini berisi berbagai jenis sayur yang di rebus bersama kentang, tahu, tempe dan telur yang disiram dengan bumbu kacang. Disajikan bersama lontong potong serta taburan kerupuk. Ini adalah makanan favorite Shanum

"Sye, gue mau ngomong serius sama lo," ujar Bagas di sela-sela kegiatannya menyantap soto khas betawi.

Alis Shanum tertaut, masih fokus pada makanannya, "Soal apa?"

Bagas memborgol dua tangan gadis itu dan mengalihkan fokus itu ke arahnya. Tatapan Bagas mulai menajam, setegas perubahan struktur wajahnya. Bagas menelan ludah sebelum menjawab, "Ini perihal rasa. Gue suka sama lo lebih dari citra rasa soto yang jadi favorite gue belasan tahun."


Mendengar perkataan Bagas, gadis itu tertawa seolah-olah ada yang lucu. Tapi ekspresi cowok itu masih serius. Shanum merasa ada yang aneh, "Lo kepentok apa barusan bisa ngomong gini tiba-tiba. Keracunan makanan ya lo?!"

Bagas menggeleng pelan, "Gue serius, Sye! Gue beneran suka sama lo sejak kita pertama kali ketemu,"

"Fix, lo habis minum bir langsung nge-fly!"

"Mana mungkin gue mabuk. Bir cuma nama doang isinya aja rempah-rempah." Kata Bagas memperlihatkan isi gelas tersebut pada Shanum.

Minuman ini cocok untuk menghangatkan badan kala dingin dan bagus untuk kesehatan. Meskipun namanya bir tapi minuman ini tidak membuat mabuk karena tidak mengandung alkohol. Terbuat dari jahe, daun pandan wangi serta serai seeta tambahan kayu secang, yang membuat warna bir menjadi merah ketika diseduh dengan air panas.

"Maaf, tapi gue nggak bisa jadi cewek lo. Gue udah punya someone."

"Gapapa! Ehm, gimana acting gue barusan?" Tanya Bagas disertai kekehan di akhir kalimatnya. Membuat Shanum sukses terperangah dengan tanda tanya di atas otaknya.

"Jadi gini, gue mau nembak cewek  kaya tadi. Udah keren belum? Semoga aja jawabannya beda dari jawaban lo barusan,"

Bagas tertawa, Shanum memutar bola matanya setelah paham maksud cowok itu.

"Gue kira lo serius. Ternyata gue jadi kelimci percobaan,"

"Jangan marah dong! Kasih komentar gimana?" Tanya Bagas lebih tepatnya meminta saran.

"Kurang romantis dikit," celetuk Shanum terus terang.

Tiba-tiba Bagas memekik disertai ekspresi panik, "Eh, Sye ada kecoa di bawah!"


Shanum refleks berhambur ke pelukan Bagas. Mengingat dia sangat takut dengan makhluk kecil bernama kecoa.

"Mana mana? Singkirin!" Jerit gadis itu dengan ekspresi takutnya.

"Liat gue!" Titah Bagas membuat gadis itu bersitatap dengan jarak 5 cm dengannya. Senyum kemenangan terbit di wajah Bagas.

"Romantis kan?" Tambah Bagas sambil tersungging.

"Dih, modus!" Pekik Shanum segera bangkit dan duduk di tempatnya semula.

Diam-diam cowok itu tidak berhenti terkikik sedangkan gadis yang dia tertawakan memasang wajah jutek dan melanjutkan makannya. Tanpa tahu ada sepasang mata yang kian nestapa tak sengaja melihatnya.

***
Malam ini di waktu yang bersamaan. Senja hunting sketsa bersama Rayna. Mereka ingin mengabaikan kota Jakarta yang terkenal dengan ramainya dalam sebuah kanvas. Saat asik berjalan menikmati suasana. Pandangan Rayna yang membidik objek dengan lensanya guna mendapat eagle lukis yang bagus ternyata...

Bencana!

Bukan untuknya tapi untuk lelaki disampingnya.

"Ja, bukannya itu Shanum cewek lo?" Tanya Rayna menurunkan kameranya dan memperlihatkan dua orang di ujung sana.

"Di pojok warung betawi sama cowok,"

"Lo kenal cowok itu?" Lagi-lagi Rayna bertanya.

"Mungkin temennya," jawab Senja tanpa minat.

"Tapi kenapa romantis gitu,"

Senja menatap gadis itu tajam, menyembunyikan sebelah tangannya yang kosong mengepal dengan sempurna. Sudah siap membinasakan siapa saja. Tapi dia mengontrol-nya dengan baik agar tidak terlepas seperti kemarin. Dia bisa saja berlari kesana dan menghajar cowok itu. Tapi tidak akan!

Senja berbicara, "Ray, bisa nggak sih lo nggak usah ngurusin gue sama cewek gue. Risih tau nggak dengernya."

"Ya, maaf! Kan gue cuma kepo,"

"Sstt, diem! Biar gue tanya ke dia langsung. Jangan bikin kompor,"

"Udah panas!" Nada cowok itu makin tinggi.

"Gue mau ke toilet bentar," Rayna memilih melarikan diri daripada mendengarkan kalimat kasar dari Senja.

Senja tahu rasa sayang yang dia berikan pada gadis itu sudah seluruhnya, banyak. Dan cemburu yang dia rasakan pun juga semakin parah. Banyak yang telah dia korbankan untuk kembali ke Jakarta. Bukan untuk bertengkar dan menyudahi tetapi untuk memperbaiki. Tapi mengapa malam ini yang semesta suguhkan kopi pahit bukan teh manis?

"Lo tahu, gue cemburu saat ini! Liat lo sama cowok yang kemarin lagi," gumamnya dalam hati, terbersit sedikit rasa kecewa yang sakit di ulu hatinya.

Melihat kamu berada satu frame cerita dengannya...

Saling tatap dan makin dekat...

Meski aku tahu hatimu sudah kuikat...

Aku masih saja takut...

Mendengar kamu dan dia tertawa serta berceloteh panjang lebar...

Sedang aku sudah lama tak kau dengar kabarnya...

Bahkan untuk waktu bersama saja hanya ditumbuhi jarak...

Bolehkah aku cemburu?...

Benarkah aku cemburu?...

Kala tatap mataku tidak mantap...

Aku goyah melihatmu di pelukan dia yang selain aku...

Mungkin saja aku masuk dengan kurangku...

Dan sekarang ada yang lebih dariku...

Boleh aku cemburu?...

Keluar dari batas benar atau salah...

***

Jika kenyamanan itu dibuat dan bukan dicari tapi mengapa sekeras apa dia berusaha membuat kata nyaman itu ada. Tetap tak menemui kata jadi. Jika nyaman datang karena kebiasaan dan bukan paksaan tapi mengapa setiap hari yang dihabiskan bersama tidak juga menumbuhkannya. Ternyata rasa nyaman bisa menjadi jebakan bagi si pemasang perangkap. Karena berurusan dengan yang namanya isi hati tidak pernah bisa ditebak.

Rayna terjebak dengan nyaman yang berusaha dia ciptakan. Masihkah boleh mengharap? Saat harapan itu sebatas ketikil tajam yang melukai kakinya ketika berjalan. Sebanyak apapun waktu yang dia habiskan dengan Senja, tidak akan mampu menghadirkan rasa yang sama ataupun saling nyaman pada akhirnya.

"Percuma kalau cuma gue yang nyaman. Tapi lo- nya nyaman sama orang lain," gumama Rayna menyeka air matanya.

"Bukan tidak mau mengusahakan tapi gue sadar lebih awal. Gue cuma pelengkap yang nggak sengaja masuk di salah satu bab cerita milik lo,"

Sedangkan Senja mengirimkan sebuah pesan singkat ke ponsel gadisnya. Tidak ingin marah atau mencecarnya dengan seribu pertanyaan yang butuh penjelasan agar hatinya lega.

From: Senja
To: Shanum❤

Selamat malam, putri! Tuan sedang mengabadikan senyummu dalam mimpi. Semoga hasilnya indah :)❤❤

Senja menggunakan logika meski perasaan itu asalnya dari hati yang tak punya logika. Seringkali logika dan nurani seringkali tidak selaras, keduanya mirip musuh. Jikalau dimintai sudut pandang pasti memiliki jawaban yang berbeda, tidak bisa diajak berkompromi.

"Sye, semoga nantinya tidak ada lagi jeda dan tidak ada lagi jarak. Biar gue simpan rindu dan cemburu ini jadi racun paling mematikan buat hati gue sendiri," lirihnya menatap pilu objek di ujung sana ditemani bising kendaraan yang melaju satu per satu.

Disimpan kertas sketsa yang berisi racun sebelum Rayna datang. Melanjutkan langkah dengan berat hati. Menyusuri kenangan kejam di ibukota ini.

***

Welcome Gengs!

Gimana menurut kalian? Maaf kalau kurang ngena dan typo.
Boleh dong kasih comment kalian?!

Gue berharap kalian sudi baca, vote and comment cerita ini.
Dan jangan lupa mampir ke story TAS lainnya.

Love,

@cesnutboy




Continue Reading

You'll Also Like

797K 95.6K 12
"Gilaa lo sekarang cantik banget Jane! Apa ga nyesel Dirga ninggalin lo?" Janeta hanya bisa tersenyum menatap Dinda. "Sekarang di sekeliling dia bany...
494K 37.6K 27
Hanya Aira Aletta yang mampu menghadapi keras kepala, keegoisan dan kegalakkan Mahesa Cassius Mogens. "Enak banget kayanya sampai gak mau bagi ke gu...
2.6M 130K 59
LO PLAGIAT GUE SANTET 🚫 "Aku terlalu mengenal warna hitam, sampai kaget saat mengenal warna lain" Tapi ini bukan tentang warna_~zea~ ______________...
1.1M 42.1K 51
"Gue tertarik sama cewe yang bikin tattoo lo" Kata gue rugi sih kalau enggak baca! FOLLOW DULU SEBELUM BACA, BEBERAPA PART SERU HANYA AKU TULIS UNTUK...