Yoonbin melangkahkan kakinya tergesa-gesa karena ponselnya terus berbunyi berkali-kali membuat Yoonbin risih. Bukan hanya itu, bahkan kakak dan adiknya ikut mengirimkan pesan serta menelpon sama seperti papahnya.
Pintu terbuka lebar menampakkan semua keluarga sedang berkumpul di ruang tengah. Yohan ada bersama Guanlin duduk bersebelahan dengan papahnya, lalu disusul perempuan paruh baya namun terlihat masih muda. Anggap saja itu adalah Ibu Yoonbin, ibu tirinya.
Dan terkahir kedua anak dari ibu tiri Yoonbin. Satu laki-laki dan satu perempuan, bernama Guno. Lalu perempuan bernama Shin Ryujin. Yang mana artinya berarti mereka berlima akan menjadi saudara. Yoonbin benci kepada papahnya karena telah menikah lagi. Sebenarnya ibu Yoonbin sudah bercerai dengan papahnya.
Dan Yoonbin benci melihat kalau ternyata Guno lah saudara tirinya, teman lamanya yang kini menjadi saudara tiri Yoonbin.
Yoonbin tidak mengenal Ryujin. Sebaliknya Ryujin pun tidak mengenal Yoonbin, ia hanya sering mendengar nama saudara tirinya itu kalau ia akan mempunyai saudara laki-laki yang tampan. Dan benar saja, kalian boleh anggap Ryujin gila karena telah menyukai saudaranya sendiri.
"Ini yang namanya Ryujin, nah kalo ini kamu udah kenal kan?" Tanya papah Yoonbin memperkenalkan Ryujin kepada ketiga anak kandungnya.
Yohan mengepalkan kedua tangannya erat, mati-matian menahan emosinya agar tidak keluar. Beda lain dengan Guanlin, itu anak malah melambaikan tangannya seraya tersenyum cerah.
"Aku udah kenal Ryujin!" Ucap Yohan dengan wajah datarnya.
Yoonbin menolehkan pandangannya ke Yohan. Yoonbin tau kalau kakaknya sekarang sedang menahan emosinya.
"Terus maksud papah ngumpulin kita lagi tuh apa? Dikira papah aku nggak punya kesibukan kali! Tadi tuh aku harus ujian tau! Gara-gara papah nelpon aku berkali-kali akhirnya aku izin pulang. Untungnya di izinin karna aku ganteng." Ujar Guanlin mengerucutkan bibirnya kesal.
Yoonbin bergidik ngeri. "Najis." Umpatnya pelan.
"Jadi papah bermaksud untuk menyekolahkan Ryujin di sekolah kamu, sekelas sama kamu. Guno sekelas sama kamu juga kan? Oh salah. Guno beda kelas." Tanya Papahnya sembari menatap Yoonbin.
"Harus banget di sekolah aku?" Yoonbin bertanya balik.
Yohan dan Guanlin saling bertatap pandang sampai pada akhirnya mereka hanya memilih diam. Beda lain dengan ibu tirinya Guno dan Ryujin ia tersenyum tulus kepada Yoonbin. Ia tau kok sangat sulit menerima orang tua baru, apalagi ibu.
"Biar kamu bisa jagain dia, Yoonbin." Ucap Papah.
Yoonbin berdecih, beralih menatap Ryujin. "Bang Yohan..." Panggil Yoonbin tanpa mengalihkan tatapannya dari Ryujin.
"Hah? Apaan?" Saut Yohan kebingungan.
"Lo kenal Ryujin kan?"
"Kenal lah! Dia kan pacarnya temen gue." Jawab Yohan seadanya.
Yoonbin menyunggingkan senyum sinis. "Perilaku dia gimana?"
Yohan hendak menjawab namun pundaknya malah di tepuk oleh papahnya. Yohan tau kalau papahnya meminta ia untuk tidak menjawab.
"Bang!" Panggil Yoonbin.
"Nanti gue ceritain. Untuk sekarang lo nurut aja, biarin Ryujin sekelas sama lo." Ujar Yohan finnal. Bangkit berdiri meninggalkan ruang keluarga.
Yoonbin berdecak kesal. Lantas ia mengikuti langkah Yohan menaikki tangga, tersisalah Guanlin yang sedari tadi hanya cengar-cengir memperlihatkan deretan gigi bersihnya. Tidak tau aja sebenarnya Ryujin mati-matian menahan amarahnya dan juga menahan rasa senangnya karena bisa sekelas dengan saudara tirinya. Saudara yang Ryujin suka.
***
"Pelit amat najis! Ngutang juga belagu banget lo!" Cibir Yoshinori menjitak kepala Jihoon. Jihoon malah menjulurkan lidahnya meledek.
Sialan si titisan dajjal! Batin sekaligus umpat Yoshinori menatap Jihoon tajam
"Sehari tanpa keributan squad kita mah nggak bisa. Tapi kalo nggak ada keributan sepi, jadi aku menetapkan untuk menyukai keributan." Seru Junkyu tersenyum cerah.
"Yeu sini lo ribut sama gue!" Tantang Jihoon menggebrak meja. Haruto memutar kedua bola matanya malas, lagi dan lagi. Kenapa nggak ada yang waras sih?
"Berisik gobloq! Tuhkan gue pake qalqalah!" Sungut Hyunsuk mengusap dadanya sabar. Junkyu tidak perduli, ia mengusap rambutnya kebelakang. "Hyeji hari ini masuk kan?" Tanya Junkyu.
"Masuk!" Seru Haruto semangat. "Tadi dia nelpon gue katanya hari ini masuk, soalnya bang Hyunjin udah di pulangin." Ujar Haruto memberitahu.
"Serius bang Hyunjin udah sembuh?" Timpal Jeongwoo.
"Iya. Udah!" Jawab Haruto.
"Mau pada jenguk lagi nggak?" Tanya Hyunsuk melirik sahabatnya bergantian. "Gue setuju aja sih!" Saut seseorang membuat yang lain menolehkan kepalanya kebelakang.
"Kenapa?" Tanyanya bingung.
"Tumben lo mau. Biasanya harus dipaksa dulu." Sindir Junkyu mana membuat Yoonbin tersenyum kecil. Junkyu dan yang lain terkejut melihat Yoonbin tersenyum kepadanya, selama bersahabat dengan Yoonbin. Mereka tidak pernah melihat Yoonbin tersenyum bahkan sekecil pun tidak.
"L-lo udah bisa senyum?" Tanya Jihoon polos.
Jeongwoo menggelepak kepala Jihoon kencang. "Semua orang bisa senyum! Cuma diantaranya emang ada yang sok tebar senyum kayak Junkyu!" Sindir Jeongwoo membuat Junkyu mendecih tak suka. "Terus ada yang males senyum kayak Yoonbin." Sambungnya lagi.
"Nyindir pak bos?" Tanya Junkyu mengusap kepala Jeongwoo. Lalu setelahnya Junkyu memukul kepala Jeongwoo kencang.
"Ini pada mau nggak? Kalo nggak mau gue sama Yoonbin aja dah." Sungut Hyunsuk.
"Gue ikut!" Timpal Haruto.
"Gue nggak bisa kayaknya. Soalnya hari ini mau anter emak ke pasar." Jihoon menimpali. Yoshinori angkat tangan. "Gue juga! Hari ini papah gue baru pulang dari Jepang." Katanya.
"Hati-hati Corona, Yosh!"
Yoshinori menampol pipi Jihoon gemas. "Enak aja! Insyaallah kaga lah! Amit-amit gue." Ketusnya.
"Yaudah berarti Yoshinori sama Jihoon enggak nih?" Tanya Hyunsuk melirik mereka berdua bergantian. Jihoon dan Yoshinori menggeleng bersamaan.
"Lo berdua?" Tanya Hyunsuk lagi kepada Junkyu dan Jeongwoo.
"Gue nggak ikut! Mau nyuci sempak banyak banget." Ujar Jeongwoo. Junkyu bergidik mendengarnya. "Definisi jorok sesungguhnya! Jangan bilang lo nggak pake semvak hari ini?" Tanya Junkyu menduga-duga.
"Apaan sih anjir malah bahas semvak!" Sungut Hyunsuk. "Kalo lo, Kyu?"
"Bisa lah apa sih yang enggak buat Hyeji." Ujar Junkyu menepuk-nepuk dadanya bangga. Haruto dan Yoonbin mendecih pelan. Namun Hyunsuk masih mendengarnya, Hyunsuk berfikir kalau Haruto wajar saja karena memang Haruto suka kepada Hyeji. Tapi Yoonbin?
"Yaudah lah nanti nunggu di parkiran aja. Pake mobil—
"Gue aja."
Hyunsuk menoleh ke Junkyu. "Serius?"
"Iya." Katanya.
"Yaudah. Sekarang mending balik kekelas masing-masing. Enak lo pada mah ada temen, lah gue di kelas cuma deket sama si Sunwoo. Itupun dia kaga masuk." Lirih Hyunsuk.
"Sabar ya bro!" Jihoon menepuk pundak Hyunsuk pelan.
"Anjing malah pada melow sih? Gue kekelas duluan, ya? Sampai bertemu di parkiran sayang kuh!" Ujar Junkyu sembari merangkul Haruto dan Yoshinori lalu melengos pergi meninggalkan taman.
"Gue duluan lah." Jeongwoo menarik Jihoon pergi dari kantin. Tersisa Yoonbin dan Hyunsuk. "Lo nggak kekelas, Bin?" Tanya Hyunsuk.
Yoonbin tidak menjawab, ia langsung membalikkan badannya membelakangi Hyunsuk. Berniat menyusul teman-temannya, namun Hyunsuk segera mencegahnya dengan pertanyaan yang membuat Yoonbin terdiam.
"Lo suka sama Hyeji, ya?" Tanya Hyunsuk.
***
Hey kalian semuaaa! Aku mungkin nggak bakalan banyak chapter di book ini. Kan sebelumnya sampe 60-an lebih, nah insyaallah kalo aku nggak males ngetik, aku usahain sampe 20-an keatas atau bisa sampe 30 chapter aja.
Makasih yang udah baca dan kasih vote sampai sini, aku berterima kasih banget sumpah :(
Maafin ya kalo emang gaje banget ini cerita bagi kalian. Aku udah berusaha kok, tapi ya kemampuan aku cuma segini gak sebagus cerita orang lainnya. Pokonya terimakasih banget sama kalian.
Jangan lupa kencangkan lagi votenya!
Sampai jumpa di chapter selanjutnya.. ❤👋
Guno
Shin Ryujin