OBLIVIATE - Draco Malfoy

By asstronomytower

224K 32.9K 4.6K

โ€ข ๐“ผ๐“ฝ๐“ฒ๐“ต๐“ต ๐“ป๐“ฎ๐“ถ๐“ฎ๐“ถ๐“ซ๐“ฎ๐“ป ๐“ฝ๐“ฑ๐“ฎ ๐“ฝ๐“ฒ๐“ถ๐“ฎ ๐”€๐“ฑ๐“ฎ๐“ท ๐”‚๐“ธ๐“พ ๐“ฏ๐“ฎ๐“ต๐“ฝ ๐“ต๐“ฒ๐“ด๐“ฎ ๐“ฑ๐“ธ๐“ถ๐“ฎ โ€ข โ—พโ—พโ—พโ—พโ—พ Rasanya ber... More

1. at least you didn't watch the quidditch world cup
2. the triwizard tournament has begun
3. you think that this astronomy tower belongs to your family?
4. i'll help you and you'll succeed if you shut up
5. it makes us become.. friends
6. starting with the cinderbella you said earlier
7. good luck
8. do you wanna go to the ball with me?
9. potentially problematic?
10. have you seen jean?
11. when all of this over, i wanna go with you
12. right to the very end
13. ew, you're a bad actor
14. it means the ministry's interfering at hogwarts
15. i wanna learn to apparate
16. oh god, this can't be real
17. we should sign up, dude
19. down here, you great buffoon!
20. shut up, or she will hurt you too
21. you'll never know love or friendship
22. yes, my lord
23. satisfied looking at my picture?
24. it's a creepy shop. he's a creepy bloke
25. what is he doing at night?
26. she was cursed, wasn't she?
27. goodnight, malfoy
28. it's not okay!
29. she doesn't have a boyfriend
30. i want you to be happier
31. you should stay away
32. i love you
33. you remember me?
34. the thoughts
35. hiraeth

18. bombarda maxima

5.2K 937 71
By asstronomytower

Liburan kali ini, dihabiskan Jean di Grimmauld Place. Bukan hanya dirinya, namun Hermione, Harry, dan Ron juga. Begitupula keluarga Weasley, merayakan Natal sekaligus selamatnya Arthur Weasley dari maut akibat mimpi Harry yang memperingatkan semua orang.

Harry bermimpi jika Ayah Ron itu diserang sesuatu saat di Kementerian. Mimpinya itu membuatnya bisa memberi tahu beberapa orang yang dia percaya untuk menyelamatkan Arthur Weasley.

"Sekarang, waktunya hadiah." Ucap Molly lalu menyerahkan berkotak-kotak hadiah kepada masing-masing dari mereka. Ada Harry, Ron, Hermione, Jean, Ginny, Fred, dan George.

Jean membuka kotak hadiahnya dari Molly. Dia tersenyum ketika melihat sebuah beanie rajut berwarna abu-abu. Jean selalu suka warna abu-abu. "Thank you," katanya sambil memeluk Molly.

Jean jadi teringat orang tuanya dirumah, bagaimana Natal mereka? Dia merasa bersalah tidak bisa menghabiskan Natal bersama orang tuanya, dan juga sahabatnya. Untung dia telah mengirim beberapa paket untuk mereka melalui burung hantunya tadi pagi. Setidaknya dia tidak terlalu tidak berguna.

"Jean, kau mendapat paket." Sirius kemudian datang membawa beberapa hadiah dari orang tua Jean. Ya, gadis itu tentu sudah mengajari orang tuanya cara berikirim dengan burung hantu.

"Kenapa banyak sekali? Bukankah orang tuamu hanya dua?" tanya Hermione bingung.

"Kurasa Ty, Callie, dan Theo juga mengirimiku hadiah karena Natal tahun ini aku tak bersama mereka." Kata Jean lalu menata kadonya. Dia kemudian naik keatas, menuju kamarnya bersama Hermione.

"Ayo buka kadonya," desak Hermione. Jean tertawa sebelum membuka hadiah dari orang tuanya. Sebuah sweater berwarna merah dan kuning. "Wow, sangat Gryffindor." Komentar Hermione.

Kemudian Jean membuka sebuah kotak kecil berwarna biru. Di dalamnya terdapat sebuah cincin perak berlambang T. Lalu ada sepucuk surat kecil.

Aku tak mengharapkan apapun, kecuali kau memakainya dan berjanji tak melupakanku.

Theseus.

Jean tersenyum. Begitupula Hermione. "Aku penasaran bagaimana Theseus ini. Dia terlihat menyukaimu, Jean. Maksudku, aku tak pernah melihatnya secara langsung, tapi dari beberapa surat yang dia kirim dan ceritamu, aku seperti yakin saja." Kata Hermione.

"Aku.. entahlah. Aku sudah menganggapnya dan Theo seperti saudara sendiri. Aku tak ingin persahabatan kami hancur karena.. kau tahu, kami menjalin ini semua sudah hampir sepuluh tahun." Jean menghela napas. Tentu dia sadar jika memang ada yang berbeda dari perlakuan Theseus untuk dirinya dibanding Callie.

Namun Jean berusaha bersikap netral, dia memilih tidak memikirkannya dan memakai cincin itu sesuai permintaan Theseus. Kemudian gadis itu membuka kado berukuran sedang, berisi sebuah syal berwarna abu-abu dan bergaris hitam. Dia tertawa ketika menyadari di ujung syal tersebut tersulam tulisan kecil, Theodore Tampan.

"Astaga, dia menjijikkan." Jean tertawa lagi. "Kau akan menggunakannya?" tanya Hermione. Jean mengangkat bahunya, "Mungkin jika terdesak."

Hermione mengambil kado Jean yang terakhir, dia membukanya. Ternyata itu kumpulan foto Jean dan ketiga sahabatnya selama Natal sejak mereka berumur 6 tahun.

Perempuan berambut ikal itu tersenyum, "Kau memiliki kehidupan muggle yang baik, Jean."

*****

Hari ini mereka kembali ke Hogwarts. Sekolah terasa ramai, namun sejuk. Keempatnya berlari menuju ke rumah Hagrid ketika mendengar kabar bahwa pria besar itu telah kembali setelah berbulan-bulan pergi entah kemana.

Sesampainya di pondok Hagrid, mereka berhenti mendadak setelah sebelumnya berlari ketika mendengar suara Dolores Umbridge di dalam. Mereka mengintip di jendela dan ternyata benar, perempuan pink itu.

Umbridge terus mendesak Hagrid untuk menjawab dimana saja pria itu selama ini. Hagrid menjawab bahwa dia pergi untuk kesehatannya dan entah apa, suaranya tidak terlalu jelas.

"Ini hari pertama dan kita sudah melihat perempuan itu?" Ron mengernyit, kesal.

Ketika Umbridge akhirnya keluar dari pondok Hagrid, keempatnya langsung buru-buru masuk ke dalam agar tak ada yang melihat mereka.

"Ini rahasia besar, oke?" ucap Hagrid. "Dumbledore menyuruhku untuk berdiskusi dengan raksasa."

"Raksasa?" tanya Hermione kaget. Hagrid langsung menyuruhnya untuk memelankan suaranya.

"Kau menemukannya?"

Hagrid mengendikkan bahu, "Yah, mereka tak terlalu sulit untuk dicari, sebenarnya. Mereka sangat besar, kan? Aku meyakinkan mereka untuk bergabung. Tapi bukan aku saja yang menginginkan mereka untuk bergabung."

Ron terlihat takut, sebelum bersuara, "Death Eaters?"

Jean menahan napas. Bayangannya tentang Death Eaters selalu buruk, penyerangan, gelap, kejam. Apalagi mereka adalah pengikut The Dark Lord. Walaupun dia merasa belum pernah bertemu dengan mereka, namun mendengar cerita Harry tahun lalu saat berada di Quidditch Wold Cup sudah membuat Jean bergidik.

Hagrid mengangguk, "Ya. Mencoba meyakinkan mereka untuk bergabung dengan Kau-Tahu-Siapa." Katanya. "Aku memberi tahu mereka pesan Dumbledore. Kurasa sebagian dari mereka mengingat kebaikannya. Kurasa.." laki-laki bertubuh besar itu mengendikkan bahu.

Tiba-tiba angin berhembus kencang, dan suara petir menggelegar. Mereka semua berdiri lalu berjalan kearah jendela.

"Semuanya berubah diluar sana. Seperti saat itu." Kata Hagrid sambil menatap langit dari jendela. "Ada badai datang, Harry. Sebaiknya kita sudah siap ketika itu benar-benar datang."

*****

"Ciptakan kenangan kuat, yang paling bahagia yang bisa kau ingat. Biarkan itu memenuhimu—terus coba, Seamus." Harry berjalan, menyemangati para Dumbledore's Army yang sedang berlatih membuat Patronus.

Jean mengayunkan tongkatnya, merapalkan mantra "Expecto Patronum." Berkali-kali namun masih belum berhasil. Tentu saja, dia masih bingung kenangan bahagia apa yang patut diingatnya saat ini.

Oh, dia mengingat suatu kejadian. Saat itu, dia masih berusia lima tahun. Dia bermain-main di halaman depan rumahnya hingga seorang anak seusianya menghampiri dirinya. Mereka bermain, tanpa tahu nama masing-masing.

Sebuah burung kecil tiba-tiba jatuh di depan mereka, sebelah sayapnya terluka. "Aku ingin merawatnya," kata Jean kecil, tak pernah takut pada apapun—kecuali gelap. Sementara teman barunya bertanya, "Kau yakin?", Jean mengangguk semangat. Dia suka burung, sangat suka. Jean pernah bermimpi memiliki burung besar yang bisa mengajaknya terbang.

"Kalau begitu, kita merawatnya bersama." Anak itu tersenyum pada Jean. "Namaku Theseus Clyde."

Hampir enam tahun mereka merawat burung itu, entah bagaimana caranya karena mereka hanyalah anak kecil. Mereka, sejujurnya, tak benar-benar merawat. Mereka hanya fokus membuat burung itu nyaman dan tak menyakitinya. Burung itu tumbuh besar bersama mereka, menjadi seekor elang yang gagah.

Mereka memutuskan untuk melepas elang itu, membiarkannya bebas. Hingga suatu hari Jean mendapat surat dari seekor burung hantu, tepat saat ulang tahunnya yang ke sebelas. Surat itu yang ternyata mengubah hidupnya—sampai saat ini.

Kilasan memori itu membuat Jean tersenyum. Pertemuan pertamanya dengan Theseus, anak laki-laki polos yang baik hati, tumbuh besar bersamanya hingga perempuan itu sudah menganggapnya sebagai kakak.

Jean memejamkan matanya. Menarik napas sembari membiarkan kenangan indah itu merasuki dirinya, lalu dia berbisik sambil mengarahkan tongkatnya kedepan, "Expecto Patronum." Dan sebuah Patronus elang berwarna biru-perak muncul dari ujung tongkatnya.

Gadis itu tersenyum bahagia ketika akhirnya berhasil menciptakan Patronus pertamanya. Seekor elang. Itu membuatnya merindukan Archer, elangnya yang dia rawat bertahun-tahun bersama Theseus. Bahkan Jean sempat berharap dia ditempatkan di asrama Ravenclaw hanya karena logonya adalah seekor elang saking cintanya Jean kepada burung.

Tiba-tiba lampu gantung di Ruang Kebutuhan bergoyang, membuat keadaan yang tadinya ramai menjadi hening seketika. Terdengar debuman yang dekat, sedikit guncangan. Semua Patronus yang berhasil muncul lenyap. Penerangan dari lampu mati-nyala-mati-nyala, membuat Jean kaget setengah mati.

Harry dan Nigel yang terdekat dengan sumber suara berjalan perlahan menuju kearah tembok berlapis cermin yang mulai retak. Baru selangkah maju, suara debuman lain kembali terdengar hingga cermin itu pecah. Para Dumbledore's Army langsung mengacungkan tongkat sihir mereka waspada.

Nigel dan Harry mengintip ke sebuah celah kecil yang tercipta di tembok. Jean masih waspada dengan tongkat sihirnya. Begitu pula anggota lain.

"Aku akan menyelesaikan ini." Suara di balik tembok terdengar. Harry segera menyeret Nigel agar menjauh dari tembok sebelum mantra "Bombarda Maxima!" terdengar dan tembok itu meledak.

Terlihat disana, Dolores Umbridge, Mr. Filch, Crabbe, Goyle, dan beberapa murid Slytherin yang menatap puas kearah Dumbledore's Army.

Semuanya terkesiap. Mereka ketahuan.

Kemudian datang Draco Malfoy dengan menggeret seorang perempuan dari asrama Ravenclaw yang juga anggota Dumbledore's Army, Cho Chang. Ekspresi awalnya yang senang karena bisa mengungkap sebuah perkumpulan yang selama ini dicarinya, berubah terkejut luar biasa ketika melihat Jeannete McLouis ternyata adalah salah satu anggota Dumbledore's Army.


*****

haiii aku ga nyangka cerita yg aku tulis karena gabut pas 2017 ada yang minat baca:') udah 3k+ readers bnr bnr pgn nangis hmm:( iya sebenernya cerita ini udah lama ditulis tapi baru berani post akhir-akhir ini karena aku orangnya mudah insekyur wkwk. aku mau ngucapin terimakasih sebesar-besarnya buat semua readers yang sudah minat baca cerita halu dan gajelas ini, terutama yang since day one, but i love all of you guys so much:"

Continue Reading

You'll Also Like

185K 25.2K 36
[Draco Malfoy x Reader] Semua berawal dari keisengan mu menulis surat untuk Draco Malfoy dan membakarnya, membawa mu pergi ke dunia fantasi yang tid...
20.1K 3.2K 65
COMPLETED. Buku ke-2 dari seri Lost In Time. Sejak perjalanan terakhir di Narnia, mereka tahu waktu akan menjadi musuh terbesar dalam hidup mereka. P...
1M 61.9K 36
Delissa Lois adalah seorang gadis cantik yang terkenal barbar, suka mencari perhatian para abang kelas, centil, dan orangnya kepo. tapi meskipun begi...
141K 18.3K 60
15+ Ketika menginjakkan kaki untuk pertama kalinya di Hogwarts, semua yang Calla inginkan hanyalah memiliki teman dan menjadi murid berprestasi. Jatu...