HAPPY READING❤️
Renaldi dengan yang lain masih terus mencari Mita hingga malam, semuanya nampak khawatir kerna mengingat Mita seringkali sakit.
Yang dipikirkan mereka hanya 'Dimana Mita?'
'Jika bukan Agra di balik semua ini, lalu siapa? '
Seribu pertanyaan sangat siap dilontarkan oleh mereka, tetapi entah untuk siapa pertanyaan itu dan akan di jawab oleh siapa?
Bahkan untuk mereka mencari Mita kemana lagi tidak tahu, tidak mungkin mereka melapor ke polisi karena Mita hilang belum lebih dari dua puluh empat jam.
Sodoran minuman kaleng membuat Renaldi dengan cepat merampas minuman dingin tersebut, pikirannya kelut entah apa yang akan dia katakan pada Rafa jika Mita menghilang seperti ini.
Memang Renaldi belum memberitahu keluarga Mita, bahkan dirinya dan teman-temannya sejak tadi belum ada yang pulang.
Pukulan kecil di bahu membuat Renaldi melirik, dia Reder yang tadi memberikan Minum padanya.
"Ayo cari lagi, pisah lagi ajah."
Instruksi Reder membuat mereka kembali menyalakan motornya, memang mereka sempat berhenti untuk menenangkan pikiran masing-masing sekaligus beribadah untuk yang muslim.
Renaldi menghentikan motornya, ketika dia mendengar deringan ponsel miliknya. Dan setelah dia mengambil ponselnya, tertera lah nama Rafa yang menelponnya.
Andra yang melihat reaksi Renaldi berpikir jika yang menelpon adalah Papahnya, tetapi dugaannya salah ketika Arsen menanya dan Renaldi menjawab jika yang menelpon adalah kakanya Mita.
Tidak lain dan tidak bukan, yaitu Rafa.
Ditekanlah tombol hijau oleh Renaldi.
"Di, lo lagi sama Mita kan?"
Renaldi terdiam, entah dia harus mengatakan apa. Tetapi dia harus jujur, urusan babak belur di tangan Rafa itu sudah resikonya, dia tidak akan melawan apa lagi membalasnya.
"Renaldi?"
"Mita sama lo kan, dia belum pulang dari tadi siang soalnya."
Renaldi menghela napasnya. "Bang," untuk beberapa saat dia menjeda ucapannya. "Mita hilang, gue lagi cari sama yang lain."
***
Rafa membawa paper bag yang akan dia berikan kepada adiknya—Mita. Dan koper yang dia bawa sejak tadi.
Dia baru pulang dari Bali, dia di undang untuk manggung di salah satu acara. Dan ketika di sana dia tinggal di rumah Satria, walaupun awalnya Rafa menolak tetapi Satria tetap kukuh dengan ancaman dia akan mengadu pada Mita.
Kalian tahu lah sifat Mita, dia selalu mengkhawatirkan Rafa setiap Rafa pergi kemana pun itu. Pasti Mita akan lebih percaya Rafa menginap di kediaman keluarga Satria dari pada dia menginap di hotel.
Mengingat keluarganya pun sangat dekat dengan keluarga Satria.
Dan untuk Paper bag yang Rafa bawa saat ini, adalah titipan dari Satria untuk Mita, dan oleh oleh untuk Mita darinya.
Rafa membuka pintu utama rumahnya, terlihat Mila sedang duduk di sofa sambil menonton drama Korea.
Rafa yang menyaksikan apa yang Bundanya tonton hanya tersenyum tipis, Bundanya memang tidak pernah berubah pikirnya.
"Mita sudah pulang?" Ucap Mila tanpa kembalikan badan, tempat yang dia duduki memang membelakangi pintu. Jadi wajar saja jika dia tidak melihat siapa yang masuk.
Ketika Mila kembalikan tubuhnya, senyum mengembang terukir dengan jelas di wajahnya. "Kamu ko pulang gak bilang? Kan bisa Bunda jemput di Bendara."
Mila menghampiri putranya, dengan cepat Rafa mencium punggung tangan Mila.
"Biar surprise gitu, Bun."
Mereka duduk di sofa, koper yang di bawa oleh Rafa dibiarkan begitu saja. Dua hari pergi serasa sangat lama.
Apa lagi dia rindu menjahili adiknya itu, tetapi dia teringat ketika tadi Mila mengatakan 'Mita udah pulang?' Berarti tandanya Mita belum pulang dong pedahal sekarang sudah jam sepuluh malam.
"Kemarin kata Mita kamu menginap di rumah Satria?"
"Iya Bun, Tante Kinan titip salam."
"Waalaikumsalam."
Rafa teringat apa yang ingin dia tanyakan, "Mita belum pulang emangnya Bun?"
"Belum, dari pulang sekolah."
"Dia gak ijin sama Bunda mau kemana?"
"Gak, biasanya sih ijin."
"Aku telpon Renaldi dulu, Bun."
Rafa mengambil ponselnya, lalu mencari nama Renaldi di kontaknya.
Panggilan terhubung dan Tidak lama dari itu, Renaldi menerima panggilannya.
"Di, lo lagi sama Mita kan?"
Tidak sepatah kata pun keluar dari Renaldi, membuat Rafa memanggilnya sekali lagi, "Renaldi?"
"Mita sama lo kan, dia belum pulang dari tadi siang soalnya."
Terdengar helaan napas dari seberang, "bang," suara Renaldi terdengar seperti orang yang sangat lelah. "Mita hilang, gue lagi cari sama yang lain."
"Bangsat, lo udah tau adik gue hilang, kenapa gak ngabarin dari tadi?!" Dia tidak habis pikir dengan Renaldi, Mila yang mendengar Mita hilang menegang seketika.
Pantas saja perasaannya sejak tadi tidak karuan, air matanya secara tidak sadar menetes begitu saja mulai membasahi pipinya yang awalnya kering membuat dua jalan air sekaligus.
"Maaf." Hanya kata maaf yang Renaldi ucapkan, Rafa mendengus kesal dan dia mengatakan. "Lo dimana?"
"Lapangan Menteng, ini semua udah pisah. Kalau lo ke sini gue tungguin."
Tanpa ba bi bu, Rafa langsung pergi dengan mengunakan Motor sport yang sudah berada di halaman rumahnya, tanpa menghiraukan Mila lagi.
Pikirannya kelut, yang dia pikirkan kemana adiknya sekarang. Sekitar lima belas menit dia langsung melihat Renaldi, dengan cepat dia turun dan menarik kerah Renaldi.
Bugh
"Itu untuk lo yang buat adik gue hilang."
Bugh
"Itu untuk lo yang gak becus jaga Mita."
Bugh
"Itu untuk lo yang gak ngabarin terlebih dahulu atas kejadian ini."
Ketika Rafa hendak memukul kembali, tertahan oleh Alvian yang menahan tangan Rafa. Dan yang lain memisahkan Renaldi dan Rafa.
Jangan tanya Renaldi melawan atau tidak, jawabannya sudah pasti tidak.
Alvian menatap Rafa, wajar saja Rafa melakukan seperti ini. Jika adiknya hilang pun pasti Alvian akan melakukan hal yang sama.
Alvian adalah satu satunya diantara mereka bertujuh yang memiliki Adik, dan sekarang Adiba—Adik Alvian—-masih SMP dan satu kelas dengan Ega.
"Kalau lo terus berantem sama Renaldi, kapan lo mau cari Mita?" Ucap Alvian dengan tatapan tajamnya.
Rafa memejamkan matanya sejenak untuk menetralkan amarahnya, dia mendekat pada Renaldi dan memukul bahu Renaldi pelan lalu mengatakan, "Sorry."
"Kita mau cari kemana dulu?"
Semuanya nampak bingung dengan pertanyaan yang di lontarkan Rendi, lalu ponsel Renaldi kembali berbunyi.
Renaldi yang mendengar ponselnya berbunyi, tetapi ini bukan panggilan melainkan hanya pesan masuk.
Renaldi menyalakan ponselnya dan ketika dia melihat lockscreen, dilihat lah sebuah persaan yang membuatnya heran dan senang.
Karena pesan itu memberitahu keberadaan Mita, tetapi yang mengirim pesan tersebut.
Jihan
Gudang sebelah lapangan Nusa, Mita ada di sana.
THANK YOU FOR READING
DON'T FORGET VOMENT!💙