Better Better; haruto

By exidied

9.9K 899 134

Bisa gak sih, gantengnya Hansel dikurangin? Kalo rasa ngefans ini jadi perasaan suka, emang dia mau tanggung... More

- Better Better -
- cast -
1) Kamis, 24 Oktober 2019
2) Demi Dia
3) Three Point dari Marcel
4) Menyesal
5) Firasat Baik
7) Selesai
8) Tahun Terakhir
9) Hanya Bonus
10) Fun Fact
11) Rahasia Kelas
12) Tisam
13) Because of Him
14) Talented
15) Hadiah Valentine
16) Confusion
17) Empty
18) No More Time
19) Sticky Notes
20) Newest News
21) Let It Flow
22) New Page
23) Comeback
24) Perkara 500 Ribu
25) Miracle
26) Pamer
27) Basket
28) Basket Player
29) Bimbang
30) The First Time (END)

6) Satu Setengah Meter

359 39 0
By exidied

H-1 pertandingan melawan SMA 20. Hari ini Marcel dapat keuntungan besar, karena traktiran Rina dan Wina dalam rangka memberi selamat telah menjadi 4 besar sekaligus memberi semangat untuk pertandingan besok. Sedangkan aku, akan mentraktir Marcel setelah pertandingan berakhir.

"Makasih Winaa," ucap Marcel sambil meletakkan mangkok soto di atas meja kantin. Sekarang kami berenam sedang berada di kantin untuk  menghabiskan waktu istirahat.

"Yoi. Besok harus menang ya!"

"Amin deh amin,"

"Pasti besok lo bolos?" tebakku sambil sambil mengaduk es jerukku.

"Iya dong,"

Tidak heran lagi, pasti mereka harus menyimpan energi sebelum bertanding dari pada menghabiskan waktu di sekolah.

"Gue ikutan ah," kata Aaron.

Kevin menyahut, "Yang ada lo dicariin Joko sampe nelpon bapak lo,"

"Joko posesif banget jadi wali kelas,"' kata Marcel menambahkan.

Aku tertawa mendengarnya. Memang benar sih, wali kelas kami itu sangat posesif. Jika ada siswa yang masuk tanpa kabar, maka beliau akan menanyakan kepada siswa kelasnya, orang tua, bahkan menelpon siswa tersebut.

Tiba-tiba Rina menyenggol lenganku waktu manik matanya menangkap sesuatu yang bersinar memasuki kantin.

"Apaannn—ohh," awalnya aku ingin marah kepada Rina yang terus menerus menyenggolku, sebelum akhirnya aku paham, jika teman-temanku seperti ini kelakuannya, pasti ada Hansel.

Aku langsung mencari keberadaan pemuda yang kukagumi itu. Tidak susah, karena memang se-dashing, se-good looking, sebersinar itu, hingga tak jarang beberapa pasang mata menoleh ke arah Hansel yang sedang memasuki kantin.

"Kenapa sih? Hansel?" tebak Marcel yang posisinya membelakangi Hansel.

"Iya lah, siapa lagi," balasku. Manik mataku fokus memandangi Hansel. Tidak terlalu fokus sih, nanti bisa ketahuan bahwa aku memandanginya.

"Gila cuyyy ganteng bangett huhuhuhu," kataku dengan suara pelan, yang langsung disetujui oleh Rina dan Wina.

"Bucin lu," ledek Kevin.

"NGACA YA TOLONG," seru Wina.

"Ah, ga bakal sampe segitunya gua mah," katanya, masih ngotot.

"Tapi, gue kaget lho Ayna kayak gini. Ga nyangka aja dia bakal suka sama orang sampe segininya," celetuk Rina.

Iya gue sendiri sebenernya juga ga nyangka, batinku.

"Tapi ternyata Ayna diem-diem bucin ya," tambah Wina.

"Hah, bucin gimana,"

"Nih ya, lo tuh perhitungan banget kalo soal uang, apalagi uang buat ojol karna rasanya sayang banget kan, mending ga usah berangkat. Tapi, kemarin lo bela-belain naik ojol. Belum harga tiket masuknya yang bisa buat dua kali makan di kantin," Wina menjabarkan semuanya.

"Lah, itu bucin?"

"Huu bucin bucin!" Kevin semangat meledekku, kubalas saja dengan melemparkan secuil wafer, yang diikuti Aaron.

"Lu ngapain ikutan?" tanya Kevin tidak terima dilempar Aaron.

"Iseng aja," jawab Aaron enteng.

"Gue juga iseng," kali ini giliran Kevin yang ngelempar wafernya ke arah Aaron.

"Tuh lewat lagi!" bisik Rina.

Aku pura-pura mengedarkan pandangan seolah aku sedang mencari seseorang, padahal yang kulihat adalah Hansel.


"Hansel!" panggil Marcel.


Marcel ini sengaja ya membuatku terdiam kaku?

Pemuda dengan tubuh tinggi itu mendekati Marcel. Dagunya terangkat sekali untuk meminta penjelasan Marcel.

"Besok lo masuk sekolah?" tanya Marcel.

Jantungku berdetak lebih cepat dari biasanya. Apakah karena faktor Hansel yang berada di dalam radius satu setengah meter dariku?

"Engga hehe," jawabnya, disertai cengiran.

Sial sial sial.  You're the cutest fukin thing i've ever seen!

Sedari tadi mataku sesekali menatap ke arah Hansel, sesekali ke meja makan, sesekali ke Marcel, kubuat seakan senatural mungkin yang malah jatuhnya seperti orang salah tingkah.

"Gua juga kok, jaga kesehatan bro," kata Marcel, yang langsung dibalas acungan jempol dari Hansel sebelum pemuda itu meninggalkan kantin.

Aku langsung menghela napas lega. Rasanya cakupan oksigen kembali normal, yang sebelumnya entah kenapa sangat sulit sekali bernapas.

Pencapaian hari ini, Hansel berada di dalam radius satu setengah meter dariku.

"Eh, katanya Hansel punya pacar ya?" tanya Rina tiba-tiba dengan gosip yang dibawanya.

Aku pura-pura tidak peduli, agar mereka tidak menganggapku seorang bucin. Padahal ya, rasanya seperti ditusuk beberapa jarum. Hanya sedikit sakit.

"Hah siapaa?" Wina mendekatkan diri ke arah meja, siap mendengarkan gosip dari Rina.

"Katanya sih anak sekolah lain. Tapi ga tau deh,"

Wina menyahut, "Iya sih, mana ada orang macem Hansel kayak gitu gak punya pacar? Pasti kalo engga taken ya fakboi,"

"Yang sabar ya, Na," ucap Aaron. Rina yang disamping malah nepuk-nepuk pundak Ayna.

Aku ketawa sambil menyingkirkan tangan Rina. "Apa sihh, gak sedih gua. Gue kan cuma suka sebagai fans,"

"Boong tuh boong,"

"Benerann,"

Iya, aku hanya mengaguminya sebagai rasa suka fans, tidak lebih. Memang ada rasa sedikit sakit hati ketika mengetahui Hansel sudah memiliki pacar. Tapi, hanya perasaan itu saja yang muncul. Aku tidak cemburu, atau ingin mengenal lebih Hansel. Aku lebih suka melihatnya dari jauh tanpa ia mengenalku.

🏀 🏀 🏀  🏀 🏀

"Suporteran ga ya," gumamku.

Sebuah pertanyaan yang membuatku bimbang sejak kemarin.

Yang pertama, jika aku suporteran, mau tidak mau aku harus memperhatikan koor suporternya dibanding fokus ke jalan pertandingan. Masalahnya, kapan lagi liat Hansel main?

Kedua, aku sekarang sudah kelas 3 SMA, yang sebentar lagi akan lulus dan sudah tidak bisa suporteran lagi mendukung Smakta bertanding di tahun selanjutnya. Dan tidak ada yang tahu jika ternyata besok adalah pertandingan terakhir, atau lanjut ke final. Kemungkinan terburuknya, misalkan kalah, dan aku lebih memilih menonton dari pada suporteran, akan sayang sekali aku tidak mendapat pengalaman terakhir suporteran.

Tadi, aku sudah bertanya-tanya ke anak kelas meminta pendapat. Kebanyakan jawaban dari mereka, memilih untuk menonton. Tapi tetap saja aku bimbang.

Aku langsung menoleh ke samping, di mana ada Marcel yang diam-diam sedang membuka youtube sewaktu pelajaran fisika. "Kalo lo jadi gue, mending suporteran atau nonton?"

Pemuda itu mem-pause video yang ia tonton dari Youtube, lalu berpikir sebentar. "Suporteran,"

Aku mendesah kecewa karena jawabannya tidak sesuai harapanku. "Kenapa?"

"Mending lo suporteran di pertandingan besok, terus baru fokus nonton waktu final," jawab Marcel, yang mengundang tepuk tangan tanpa suara dariku.

"Bener juga. Tapi, yahh sayang banget ga bisa fokus nonton,"

"Yaa, semua pilihan kan ada konsekuensinya,"

Aku menganggukan kepala, lalu kembali menghadap depan pura-pura memperhatikan guru padahal pikiranku masih tentang pertandingan.

Iya, ada benarnya juga jawaban Marcel tadi. Jawaban yang menyiratkan optimisme, harapan, sekaligus doa.

🏀 🏀 🏀 🏀 🏀 🏀

Malamnya, aku iseng membuka akun instagram pihak penyelenggara lomba. Untuk apa lagi jika bukan melihat foto Hansel  yang tertampang sebagai best player of the day beberapa hari yang lalu. Hanya lihat fotonya saja, mood-ku langsung membaik.

Sambil merebahkan diri di kasur, aku men-scroll komentar yang didominasi oleh kaum hawa, bahkan dari sekolah lain. Ada yang memuji, atau men-tag temannya sambil berkata, "ini lho yg kemarin mainn." Atau komentar dari anak-anak Smakta yang bangga sambil men-tag akun Hansel.

Ada satu komentar yang membuatku mengernyitkan dahi. Sebuah akun yang hanya men-tag @mayjunemay tanpa mengatakan apa-apa. Penasaran sekaligus iseng, aku membuka akun tersebut yang sayangnya diprivat. Atau jangan-jangan, ini akun pacarnya Hansel? Karena dibanding komentar yang lain, komentar ini yang hanya men-tag orang tanpa berkata apa-apa.

Ngomong-ngomong, sampai hari ini aku belum mem-follow instagram Hansel yang diprivat. Dari pengamatanku, sepertinya Hansel hanya akan accept teman satu sekolahan. Buktinya, dari kemarin followers pemain basket unggulan sekolahku itu hanya bertambah 2. Padahal, pasti banyak sekali yang request untuk mem-follow-nya. Nah, karena itu aku memilih mem-follow ketika Hansel sudah tidak di masa kejayaan seperti sekarang ini, terkenal hingga sekolah-sekolah lain, agar notifikasinya terlihat. Jika aku mem-follow sekarang, pasti sudah tertimbun dengan request-an yang lain.

Kemarin Rina sudah menyuruhku untuk segera mem-follow, tetapi aku tetap keukeuh tidak mau, alias belum. Cih, mentang-mentang dia sudah di-accept bahkan di-follback sebelum Hansel terkenal.

Aish, andaikan aku sudah mengagumi Hansel sejak dulu, pasti kami sudah saling follow di instagram.

Hansel dengan nomer punggung lamanya. Waktu latihan biasa, alim banget pake jersey sambil dobelan kaos atau manset. Giliran udah tanding, cuma ketekan doang hhhhh

oiya, kira-kira ada yang ga tau maksud suporteran di sini gak ya?

Kalo ada yang gak tau, aku jelasin.
Jadii, suporteran di sini maksudnya, ya mendukung tim sekolah mereka wkwk. Siswa satu sekolahan dikumpulin di satu tribun atau bahkan lebih tergantung berapa banyak yang dateng, dengan dress code yang udah ditentuin (kalo Smakta hobi banget pake kaos item, pake warna putih baru sekali wkwk). Nanti di depan ada beberapa koor suporter yang mimpin gerakan, juga ada beberapa yang megang drum, atau apa sih namanya yang ada di drum band.

Biasanya mereka nyanyi lagu penyemangat yang kayak suporteran di pertandingan bola itu lho, ada juga lagu buatan sendiri. Dan waktu nyanyi, diiringi gerakan yang dipimpin koor. Yang pernah ikut dbl pasti tau nie wkwkkw

Nahh, begitu gaiss, semoga paham yaa, lov u all

Continue Reading

You'll Also Like

2.6K 310 12
[ COMPLETED ] Entah Ryujin yang bodoh atau Jaemin yang terlalu brengsek. Ryujin yang sudah terlanjur sayang pada Jaemin akhirnya harus menerima kenya...
960K 61.2K 37
๏ผณ๏ผฌ๏ผฏ๏ผท ๏ผต๏ผฐ๏ผค๏ผก๏ผด๏ผฅ Kisah tentang seorang bocah 4 tahun yang nampak seperti seorang bocah berumur 2 tahun dengan tubuh kecil, pipi chubby, bulu mata lentik...
506K 40.6K 27
[14+] dingin kaya es, tapi mesum juga kayak adek gue. start 29/10/2017 end 13/11/2020
128K 247 9
Gadis polos yang terjerumus suasana malam club, menceritakan cerita seorang influencer yang terkenal dikalangan remaja berusia 16 tahun. cerita lengk...