BLE MOU ✓

By Si_MiyuKi

268K 23K 711

((COMPLETED)) Werewolf series #2 Tentang kisah Alpha Davion, pada cerita My Heart (cor meum) bagian "Alpha's... More

Ble Mou
INTRODUCTION
THE WOLVES
[1] A Girl With Blue Hair
[2] A Man With His Sway
[3] Leah
[4] Strangeness
[5] White Wolf
[6] Punishment
[7] Run
[8] Resquer
[9] Injury
[10] Celin's Dream
[11] Blood Bond
[12] Afraid
[13] Comfortable
[14] Begin
[15] Hurt
[16] I'm fine
[17] New Members
[18] New Members 2
[19] Dream
[20] The Mysterious Victim
[21] Something
[23] Saturia Clan and A Forgotten Story
[24] The Mysterious Victim 2
[25] Fullmoon
[26] Fullmoon 2
[27] Alpha's Blood
[28] A Hidden One
[29] Whole Nine Yards
[30] The End and Beginning of Everything
[31] Who is She?
[32] Cross Your Finger
[33] Bent Out of Shape
[34] Davion's Wish
[35] Worried
[36] Still Same
[37] To Unbosom
[38] Jealousy
[39] Protective
[40] Racked With Pain
[41] 65 Days Over
[42] A Tiny-Furry Creature
[43] Sunshine
[44] A Little Alpha
[45] A Man With Blue Hair (END)
DREAME/INNOVEL
The Twins
SEQUEL?
Lapak Baru

[22] Luna Elle

5.1K 427 6
By Si_MiyuKi

Didedikasikan untuk
haputrishahnaz

Part ini aku collab sama si cantik ini :) Jangan lupa mampir ke lapak haputrishahnaz yaa, dijamin asyik dan keren deh pokoknya 😚

***

Perayaan akan diadakan beberapa jam lagi dari sekarang. Hari ini Elle diminta untuk istirahat total selama menunggu untuk acara malam nanti.

Di dalam kamar, calon Luna itu merasa amat bosan. Berdiam disana selama beberapa jam. Jika ada yang melihatnya keluar sebentar, pasti ada saja yang memintanya untuk kembali ke kamar. Padahal ia sudah sejak kemarin selalu beristirahat. Sedangkan Davion sudah pergi sejak pagi tadi dan belum menunjukkan batang hidungnya lagi sampai siang ini.

Dia ingin sekali hanya sekadar keluar dan melihat keadaan sekitar, melihat bagaimana persiapan di luar sana. Hanya Lacey yang sejak tadi menjadi teman bercerita dan mendengar keluhannya.

Elle menoleh ketika mendengar suara pintu kamar yang diketuk dari luar. Setelahnya, dua orang omega masuk dan membawakan makan siangnya.

"Makan siang Anda, Nona," ucap mereka seraya memberikan nampan berisi sup dan semangkuk potongan buah, sedangkan omega yang satu meletakkan nampan berisi minumnya di atas nakas.

Tetapi gadis itu malah merengut dan membuang wajahnya. Nafsu makannya telah hilang. Yang dia inginkan hanya keluar dari ruangan ini dan tidak melakukan hal membosankan sejak tadi.

Kedua omega itu saling berpandangan. Mereka merasa khawatir dengan Nona mereka yang menolak makanan yang dibawanya. "Apa, Nona ingin makanan yang lain?" tanya salah satu omega itu dengan hati-hati.

Elle menghela napasnya, "Letakkan saja di meja. Aku akan memakannya nanti," lirihnya. "atau tidak." Lanjutnya dalam hati.

Omega itu mengangguk ragu. Kemudian meletakkan makanannya ke atas nakas dan keluar dari kamar itu.

'Lacey, bisa kita bertukar tempat?' pinta Elle tiba-tiba.

Lacey, yang sedang meringkuk di dalam, langsung mengangkat kepalanya. 'Ada apa?'

'Aku bosan beristirahat disini,' rengutnya.

Ia mendengar Lacey terkekeh, 'Ya, ya, human-ku sedang merajuk rupanya.' Dan gadis itu mendengus mendengarnya.

Setelahnya, Elle turun dari kasur dan melepas semua pakaiannya, kemudian berganti shift dengan serigalanya.

'Kau ambil alih saja,' gumam Elle dari dalam sana. Lagi-lagi Lacey terkekeh mendengar nada bicara Elle yang tengah merajuk.

'Kau bilang tidak mau istirahat?' tanya Lacey dengan menekan kata istirahat, yang hanya dijawab dengusan oleh Elle, lagi.

Lacey kemudian berjalan menuju balkon. Pantas saja Elle merasa bosan, dari kamarnya ini yang terlihat hanya hamparan hutan sejauh mata memandang, bukannya orang yang sedang berlalu lalang seperti yang terjadi di halaman depan. Ia menggelengkan kepalanya. Kemana juga Alpha itu, belum muncul sejak tadi.

'Hei, kau belum memakan makan siangmu,' ucap Lacey ketika berjalan masuk dan melihat makanan utuh yang ada di atas nakas.

'Kau makan saja kalau mau,' balas Elle dengan nada malas.

'Kau pikir serigala mana yang mau makan sup??' bantahnya. Sedangkan Elle hanya mengendikkan bahunya tak acuh.

Lacey, yang sebenarnya juga memang sedang malas, akhirnya memilih untuk merebahkan dirinya di balkon, seraya menikmati semilir angin di siang hari.

Sedikit lagi Lacey jatuh tertidur, jika saja tidak mendengar pintu kamar yang terbuka. Wangi dari pasangannya menyeruak memenuhi indera penciumannya. Ia tak mengacuhkannya dan tetap di posisinya.

Berbeda dengan pria yang baru saja masuk, Alpha itu berhenti seketika di tengah ruangan. Mengangkat sebelah alisnya bingung, bukannya gadis berambut biru yang ditemuinya di kamar, namun seekor serigala putih yang tengah meringkuk di balkon.

Ia berjalan mendekat, mengusap leher berbulu itu, hingga sang empunya mengalihkan pandangannya ke arah Sang Alpha. Masih dengan merebahkan kepalanya di atas kedua kaki depannya.

Davion melihat ke dalam matanya, tahu bahwa dia adalah Lacey. "Ada apa dengan Elle?" tanyanya. Sedangkan Lacey hanya menatapnya, membuat Davion mengerutkan dahinya bingung.

"Dia baik-baik saja 'kan?" Sekali lagi ia bertanya. Dijawab anggukan oleh serigala itu.

Kini keduanya sama bingungnya. Davion yang bingung bagaimana cara mengetahui apa yang terjadi dengan Elle, sedangkan Lacey bingung bagaimana menjelaskannya pada Davion bahwa gadis itu sedang merajuk dan tak mau berganti shift entah sampai kapan.

'Elle! Sampai kapan kau mau disana? Mate sudah datang,' ucapnya. Hanya keheningan, tak ada jawaban sama sekali dari seseorang yang ditanya.

"Kau sudah bicara pada Elle?" Lacey mengangguk. "Lalu?" Dan selanjutnya ia hanya mengendikkan bahu berbulunya.

Davion menghembuskan napasnya. Khawatir jika terjadi sesuatu dengan Elle. Dia jadi bingung sendiri dengan maunya perempuan itu.

"Apa dia sudah memakan makan siangnya?" Kini serigala itu menjawabnya dengan gelengan.

"Katakan padanya untuk berganti shift sekarang. Dia harus makan siang. Setelah itu katakan apa yang dia mau."

'Aku yakin kau mendengarnya juga Elle. Sudahlah, dia juga tidak tahu apa maumu sebenarnya. Aku bingung bagaimana mengatakannya,' jelas Elle. Dan lagi-lagi hanya diam yang diterima Lacey.

Serigala itu bangkit dari posisinya menjadi duduk di hadapan Davion. Kemudian membuka mulutnya, namun menutupnya kembali. Ia menggerakkan bola matanya ke atas, berpikir, bagaimana ya cara menjelaskan pada pasangannya.

"Bagaimana?" Gelengan yang pria itu terima membuatnya menghembuskan napas sekali lagi.

"Mate, aku tidak tahu apa yang membuatmu mungkin marah padaku, tapi setidaknya kau bisa menjelaskannya dulu padaku." Kini Davion bicara dengan serius. Lacey merasakan bahwa Elle kini mulai merespon.

"Berganti shift dengan Lacey sekarang," perintahnya. Nadanya membuat Elle dan Lacey seketika menurutinya.

Dan setelahnya, seorang gadis berambut biru telah duduk meringkuk di hadapannya. Davion bangkit dan mengambil pakaian yang tadi gadis itu tinggalkan di tengah ruangan, kemudian memakaikannya pada Elle.

Pria itu mengangkat alisnya melihat ekspresi yang ditunjukkan oleh matenya. Tangannya menekan kedua pipi Elle hingga bibir itu semakin mengerucut.

Ia mengecupnya sekilas, "Ada apa denganmu, sayang?" Elle tidak menjawabnya. Hanya membuang pandangannya ke arah lain.

Davion kemudian memilih untuk menggendong gadis itu masuk ke kamar mereka. Sedangkan Elle yang berada di gendongan matenya, memeluk leher pria itu dengan erat. Jika seperti ini terus, pertahanannya akan runtuh. Niat hati tak ingin mengacuhkan Sang Alpha, tapi sepertinya dia akan gagal.

Ia dibawa menuju kasur. Didudukkan di atas pangkuan Davion. "Kau marah padaku, hm?" tanyanya lembut. Pria itu memegang dagu gadisnya agar tak mengalihkan pandangan darinya lagi. Setelah lama menunggu, akhirnya gadis itu mengangguk.

"Baiklah, aku minta maaf jika memang begitu. Tapi ini juga demi kesehatanmu sayang. Kau baru saja sembuh dan harus banyak istirahat. Apalagi kau akan mengikuti acara malam nanti," jelasnya. Elle kembali mengangguk dan menyandarkan kepalanya di dada bidang pasangannya.

"Kau juga belum memakan makan siangmu," ucap Davion seraya melirik ke arah nakas.

"Mau kumintakan yang baru?" Elle segera menggeleng. Davion kemudian mengambil mangkuknya dan menyuapi Elle hingga sup itu tandas.

"Maafkan aku."

Davion, yang sedang meletakkan gelasnya kembali ke atas nakas, memusatkan perhatiannya pada Elle. "Hm?"

"Aku terlalu kekanak-kanakan," ucapnya meras bersalah.

Pria itu tersenyum maklum, "Tidak apa-apa. Asalkan kau tidak mengulanginya." Elle mengangguk, lalu kembali memeluk Davion dan menikmati waktu istirahatnya kali ini.

***

Ruangan luas dan megah dengan lampu-lampu besar itu kini begitu ramai oleh banyak orang dari tingkat atas, juga halaman depan yang dipenuhi ingar-bingar dari rakyat dari seluruh wilayah Selenehydor.

Davion sengaja memilih acara ini pada malam hari karena ia tahu bahwa rakyatnya amat menyukai waktu malam. Ditambah lagi malam ini bulan di atas mereka terlihat sangat indah, meskipun hanya menampakkan setengah wajahnya.

Beberapa ritual sudah mereka dilewati. Dan selama pelaksanaan itu pula Elle selalu gugup, tangannya kerap bergetar dan terasa dingin. Ia tidak suka menjadi pusat perhatian. Tapi Davion selalu bisa meyakinkan dirinya.

"Selamat atas penobatan Anda Luna Elle," tutur seorang pria yang tadi menghampiri mereka. Di sebelahnya berdiri seorang gadis kecil yang Elle perkirakan berumur tujuh tahun dan sangat manis.

"Terimakasih," balasnya.

"Mate, perkenalkan. Dia Alpha Brian dari Bloodmon dan di sampingnya adalah matenya, Luna Devena." Elle takjub mendengarnya. Gadis kecil itu adalah seorang luna?

Elle kembali memusatkan perhatiannya ketika suara kekehan berat terdengar dari pria di depan mereka. "Anda terkejut mendengarnya, Luna?"

Gadis bersurai biru itu meringis malu dan menggumamkan kata maaf.

Pandangannya beralih pada gadis kecil, maksudnya Luna Devena, yang menarik-narik ujung jas Alpha Brian untuk menarik perhatiannya. Alpha itu kemudian merendahkan tubuhnya untuk mendegar apa yang ingin diberitahukan oleh matenya lewat bisikan.

Alpha itu terkekeh dan kembali berdiri. "Maaf Alpha, Luna, sepertinya mate saya ingin berjalan-jalan di sekitar sini."

Davion pun terkekeh melihat interaksi keduanya. "Baiklah, semoga kalian menikmati acaranya. Selamat juga untuk Anda, Alpha. Semoga moon goddes selalu memberkati hubungan kalian."

"Terima kasih banyak, Alpha." Dan setelahnya, keduanya meninggalkan dia dan Davion.

Ternyata berada di antara orang-orang seperti mereka membuat Elle merasa asing. Terbiasa hidup dalam situasi dimana mengharuskan ia bersikap layaknya omega membuat dirinya belum juga bisa menyesuaikan diri. Beberapa kali Davion mengajaknya berkeliling untuk sekadar menyapa para tamu undangan dari berbagai pack.

Setelah itu Davion mengajaknya keluar dari pintu utama, menyapa para rakyat Selenehydor. Mereka menyambut sengan antusias Luna baru mereka. Beberapa anak kecil menghampirinya dan memberinya beberapa tangkai lili putih sebagai bentuk pengabdian mereka padanya.

Ia terharu, mengucapkan terima kasih berkali-kali kepada anak-anak yang kini memonopolinya untuk diajak berbincang. Gadis itu terkekeh melihat keributan kecil yang dibuat oleh anak-anak karenanya.

Davion sedang berbincang dengan beberapa rakyatnya ketika dia melihat dari tempatnya berdiri gadis kecil yang ia ketahui adalah Luna Devena sedang berbincang dengan seorang pria. Ia mengedarkan pandangannya, kemana Alpha Brian?

Elle menjadi khawatir. Bagaimana jika Alpha itu tahu bahwa pasangannya tidak bersama dirinya, apa Alpha itu tahu bahwa Luna Devena disana?

Ia meminta anak-anak untuk menunggu sebentar sementara dirinya menghampiri kedua orang itu.

Ketika Elle mendekat, pria yang berdiri di hadapan Luna Devena menyadari kedatangannya. Pria itu sejenak terhenyak, sebelum kemudian sedikit membungkukkan tubuhnya. "Luna Elle."

Elle tersenyum, "Apa aku mengganggu kalian?" Setelah ia bertanya barulah Luna Devena berbalik badan dan menghadap padanya.

"Tidak, Luna," ucap pria itu.

"Kalau begitu, saya permisi Luna Elle, Luna Devena." Elle merasa bingung. Jika ia tidak mengganggu, lalu kenapa pria itu langsung pergi begitu saja. Ia pun juga menyadari nada bicara si pria yang nampak terburu-buru dan sesikit kaku ketika memanggil Luna Devena dengan titlenya.

Elle mengalihkan perhatiannya pada gadis yang saat ini sedang menunduk memandang sepatu cantiknya. "Maaf, Luna Devena."

Yang diajaknya bicara mengangkat wajahnya seketika, kemudian menggeleng. "Tidak apa-apa. Luna Elle tidak bersalah."

"Siapa pria tadi jika boleh kutahu."

"Dia, Beta Louis, dari Hollymoon pack." Elle mengangguk-angguk mengerti.

"Kemana Alpha Brian?" Ia melihat sekilas bahwa Luna kecil itu terlihat gugup terlihat dari gerak-geriknya.

"A―" ucapannya terpotong ketika seorang pria yang tadi ditanyakannya berjalan mendekat dengan terburu-buru.

"Oh, kau disini rupanya." Alpha Brian melihat padanya, kemudian mengalihkan pandangan pada matenya kembali.

"Aku mencarimu sejak tadi, kau kemana saja hm?" Alpha itu mengelus puncak kepala pasangannya.

Elle melihat gadis itu semakin gugup. Ia pun menyela, "Maaf Alpha Brian, kami tadi bertemu dan berbicang sebentar, mungkin Luna Devena tidak sempat memberitahukannya pada Anda."

Alpha Brian tersenyum maklum mendengar jawabannya. "Aku kira Devena pergi atau dibawa oleh orang lain." Sedangkan Elle meringis dalam hati. Semoga Alpha Brian tidak menyadari kebohongannya.

"Kalau begitu kami permisi, Luna. Terimakasih sudah menjaganya," ucap Alpha itu.

"Terimakasih Luna." Kali ini Sang Luna kecil yang mengatakannya. Dari tatapannya, menyiratkan arti terima kasih yang sebenarnya. Ia tersenyum membalas sebelum mereka berlalu meninggalkannya.

Baru saja ia kan kembali ke tempatnya tadi ketika sebuah lengan kekar melingkar di pinggangnya. Sebuah kecupan singkat mendarat di pipinya.

"Ternyata kau disini. Ada apa dengan Alpha Brian dan Luna Devena?"

Elle berbalik dan tersenyum, "Tidak ada apa-apa. Hanya masalah kecil dan sudah terselesaikan."

Davion memandangnya skeptis, membuat Elle terkekeh. "Bisakah kita kembali, aku ingin bertemu dengan anak-anak lagi," katanya seraya menarik pelan tangan matenya.

"Baiklah, baiklah.. apapun itu aku percaya pada Lunaku." Satu kecupan mendarat lagi, kali ini di bibirnya.

"Sepertinya kau suka anak-anak," tutur Davion seraya berjalan bersama matenya. Ia melihat Elle mengangguk dengan semangat.

"Kalau kau mau kita bisa membuat satu yang seperti mereka."

Setelahnya ia terkekeh mendapati wajah gadisnya yang memerah mendengar ucapannya. Manis sekali.




***
TBC.

Double update :3
Semoga para readers sekalian menikmatinya.

Mohon maaf jika ada typo atau kesalahan, bisa ditandai ya

Salam sayang,
MIYUKI

Continue Reading

You'll Also Like

3.7M 444K 67
Eros telah bertunangan dengan Putri Orlaith, namun juga menjalin hubungan dengan adik dari Putri Orlaith yang bernama Putri Alice. Eros terperdaya o...
2.6M 257K 34
"Seperti halnya sang Putri Tidur dalam cerita dongeng Anak-anak, yang harus mendapat ciuman magis dari sang Pangeran, cinta sejatinya, agar terbangun...
247 199 4
Ini kisah gue dan keluarga super KPop gue, kalian pasti nggak nyangka kalau cerita keluarga gue memang se random itu. Pokoknya, nggak ada yang bener...
19.8K 1.1K 24
Dua sahabat yang terpisah, satunya di takdirkan menjadi mate dari kaum Warewolf dan satunya lagi di takdirkan menjadi mate dari kaum Vampire. Kedua k...