OBLIVIATE - Draco Malfoy

By asstronomytower

224K 32.9K 4.6K

โ€ข ๐“ผ๐“ฝ๐“ฒ๐“ต๐“ต ๐“ป๐“ฎ๐“ถ๐“ฎ๐“ถ๐“ซ๐“ฎ๐“ป ๐“ฝ๐“ฑ๐“ฎ ๐“ฝ๐“ฒ๐“ถ๐“ฎ ๐”€๐“ฑ๐“ฎ๐“ท ๐”‚๐“ธ๐“พ ๐“ฏ๐“ฎ๐“ต๐“ฝ ๐“ต๐“ฒ๐“ด๐“ฎ ๐“ฑ๐“ธ๐“ถ๐“ฎ โ€ข โ—พโ—พโ—พโ—พโ—พ Rasanya ber... More

1. at least you didn't watch the quidditch world cup
2. the triwizard tournament has begun
3. you think that this astronomy tower belongs to your family?
4. i'll help you and you'll succeed if you shut up
5. it makes us become.. friends
6. starting with the cinderbella you said earlier
7. good luck
8. do you wanna go to the ball with me?
9. potentially problematic?
10. have you seen jean?
11. when all of this over, i wanna go with you
13. ew, you're a bad actor
14. it means the ministry's interfering at hogwarts
15. i wanna learn to apparate
16. oh god, this can't be real
17. we should sign up, dude
18. bombarda maxima
19. down here, you great buffoon!
20. shut up, or she will hurt you too
21. you'll never know love or friendship
22. yes, my lord
23. satisfied looking at my picture?
24. it's a creepy shop. he's a creepy bloke
25. what is he doing at night?
26. she was cursed, wasn't she?
27. goodnight, malfoy
28. it's not okay!
29. she doesn't have a boyfriend
30. i want you to be happier
31. you should stay away
32. i love you
33. you remember me?
34. the thoughts
35. hiraeth

12. right to the very end

5.8K 1K 182
By asstronomytower

Hari ini, Third Task dari Turnamen Triwizard akan berlangsung. Ini adalah Final Task dan tidak mungkin para finalis bisa bersantai sejak semalam. Jangankan para finalis, bahkan penonton pun tidak bisa bersantai menunggu Final Task ini.

Jean, Hermione, dan Ron sudah duduk di kursi penonton yang tersedia. Tak jauh dari mereka, ada Draco Malfoy yang terlihat bersorak-sorai bersama teman-temannya.

"Jantungku berdebar." Kata Hermione. Ron melirik sinis kearahnya, "Tentu saja, Viktor Krum berada di dua pilihan antara mati atau selamat."

"Ron!" Hermione memukul laki-laki bersurai kemerahan itu. Sedangkan Jean terlihat diam saja. Dia memiliki perasaan tidak enak sejak bangun tidur tadi. Namun gadis itu berusaha menutupinya karena tidak ingin membuat teman-temannya khawatir.

"Jean! Itu pacarmu!" Kata Ron heboh sambil menunjuk Cedric yang muncul bersama ayahnya. Jean menahan napas malu, Ron benar-benar menyebalkan. Kini semua orang disekitar mereka melihat kearahnya.

"Kau memang tidak bisa memelankan suaramu, bukan begitu?" perempuan itu memutar bola mata birunya. Ron hanya tertawa.

Kemudian finalis lain mulai bermunculan. Harry yang didampingi oleh Dumbledore, Viktor yang didampingi oleh Igor Karkaroff, dan Fleur yang didampingi oleh Madame Maxime.

Ketika Professor Dumbledore naik ke podium dan memerintahkan para penonton untuk diam, suarasa langsung hening. Kemudian laki-laki itu mulai bersuara, "Professor Moody menempatkan piala di dalam labirin. Hanya dia yang tahu tempat persisnya," ucap Kepala Sekolah Hogwarts itu.

"Sedangkan Mr. Diggory.." suara Dumbledore terpotong oleh teriakan pendukung Cedric. Jean bertepuk tangan, namun tidak bersorak karena masih sibuk menenangkan hatinya. Dia sedikit tersenyum ketika melihat Amor Diggory, ayah Cedric, mengangkat tangan putranya bangga sementara Cedric menahan tangannya sendiri karena malu, takut di cap sombong.

"He's a real Hufflepuff." Komentar Hermione yang ternyata juga melihat apa yang diperhatikan Jean. Jean mengangguk setuju.

"Dan Mr. Potter.." suara Dumbledore kembali berhenti oleh teriakan pendukung Harry. "Berhubung mereka sama-sama berada di posisi pertama, mereka jadi yang pertama memasuki tempat itu. Diikuti Mr. Krum.." laki-laki tua itu berhenti sejenak, membiarkan pendukung Viktor bersorak. "Dan Miss Delacour." Kali ini pendukung Fleur yang bersorak.

"Orang pertama yang menyentuh pialanya akan menjadi pemenang!" Ucap Dumbledore kemudian. Semua bersorak dan bertepuk tangan. "Aku memerintahkan panitia untuk mengawasi garis tepinya, kapanpun peserta ingin mengundurkan diri dia hanya perlu mengirim sinyal percikan merah dari tongkatnya."

Lalu Professor Dumbledore mengumpulkan para finalis untuk diajak bicara secara privasi. Hermione ternyata menyadari kegelisahan Jean, gadis itu sedari tadi maengusap-usap kedua tangannya dan selalu mengambil napas panjang.

"Kau baik-baik saja?" tanya Hermione. Jean menoleh kearahnya. Tidak mengangguk, dan tidak pula menggeleng. "Tak apa, Cedric itu pintar, kau tahu. Dan Harry juga. Mereka akan berjalan keluar labirin dengan tersenyum nantinya, percayalah padaku."

Jean memaksakan tersenyum. "Rasanya pandai saja tak cukup untuk kali ini." Dia menggumam.

Suara meriam tiba-tiba terdengar, membuat Jean dan Hermione yang tidak fokus langsung terkejut. Mereka melihat Harry dan Cedric saling melempar senyum menyemangati sebelum memasuki labirin. Beberapa saat kemudian, Viktor Krum menyusul, diikuti dengan Fleur Delacour memasuki labirin.

Bermenit-menit berlalu, bahkan sudah dua jam. Tak ada sedikitpun tanda kecil bahwa salah satu peserta berhasil menyentuh piala Triwizard. Hingga sebuah mantra Periculum dilemparkan ke langit dan membuat tanda kembang api merah.

Penonton mulai was-was siapa kira-kira yang harus mundur.

"Astaga, itu Fleur!" Ron menahan suaranya. Jean dan Hermione menoleh dengan cepat ketika panitia membawa tubuh Fleur yang pingsan. Beberapa bagian bajunya terkoyak dan warnanya sudah terkontaminasi oleh warna cokelat tanah. Bahkan ada beberapa goresan di kulit cantik Fleur.

"Pasti di dalam sana sangat mengerikan." Jean mendengar Seamus berkata. "Fleur adalah yang terhebat di Beauxbatons dan lihatlah dia, seperti habis dibantai. Bagaimana bisa?" Kemudian Neville menyahut.

Jean tak bisa apa-apa selain merasakan jantungnya semakin berdetak diatas rata-rata. Keringat dingin mulai bercucuran di dahinya. Dia sendiri tak tahu kenapa dia seperti ini.

Sebuah ledakan berwarna biru terdengar belasan menit setelah Fleur di evakuasi. Ledakan itu terjadi di tengah labirin. Penonton tentu bisa melihatnya.

"Seseorang telah menyentuh pialanya." Ucap Ron, sedikit menebak-nebak. "Apakah memang harus meledak?" tanya Hermione khawatir. Sekarang mereka tak peduli siapa yang menang semenjak melihat Fleur keluar dalam keadaan seperti itu. Mereka hanya ingin Cedric, Harry, dan Viktor selamat.

Namun tak ada yang keluar pasca ledakan kecil itu. Semua bertanya-tanya apa yang terjadi. Bukankah seharusnya pertandingan telah berakhir dan mereka mengumumkan pemenangnya? Namun dari ketiga finalis, tak ada satupun yang keluar dari labirin. Masih menjadi misteri siapa yang telah menyentuh piala Triwizard.

Tiba-tiba suara terompet berbunyi. Menandakan ada finalis dengan piala yang telah datang. Semua orang bersorak gembira. Mereka berdiri sambil bertepuk tangan.

"Noo..!!" teriak Jean setelah memperhatikan siapa yang muncul dan kenapa orang itu tak berdiri dengan bangga. Itu Harry, dengan memeluk jasad Cedric yang telah terbujur kaku. Sedangkan piala itu entah terlempar kemana.

"Jean.." Hermione menahan air matanya melihat sahabatnya menangis histeris. Tentu sebagai perempuan, Hermione bisa merasakan apa yang dirasakan Jean. Apalagi itu adalah sahabatnya. "Jean!" Ron berteriak ketika Jean dengan segala ketidak peduliannya menerobos para penonton yang mulai menyadari ada yang tidak beres.

Gadis itu berlari menuju Cedric dan Harry. Dia bersimpuh memegangi wajah Cedric yang pucat. Air matanya tak berhenti mengalir. Dadanya terasa terhimpit sesuatu tak terlihat, membuatnya sesak setengah mati.

"Cedric," katanya bergetar. "Cedric.." ucap Jean begitu parau. Hatinya begitu sakit.

"Harry!" Dumbledore datang sambil berusaha mengambil alih tubuh Harry. "No!" laki-laki itu melawan, masih ingin memeluk seseorang yang telah menyelamatkannya.

"He's back, he's back! Voldemort is back.." lirih Harry dalam kepiluannya. Suara sahabatnya itu terdengar samar di telinga Jean, padahal jarak mereka cukup dekat.


"You promised me!" teriak Jean akhirnya menemukan suaranya. Dia mengguncang tubuh Cedric yang telah tidak bernyawa dengan harapan agar laki-laki itu bangun dan memberikan senyum terbaiknya seperti biasanya.

"Cedric, please.. please wake up.. you promised me a lot of t-things.." Jean menaruh kepalanya di dada Cedric. Tak ada lagi detak jantung yang terdengar.

"Cedric memintaku membawa tubuhnya kembali.. aku tak bisa meninggalkannya, tidak disana.." kata Harry tersedu-sedu. Jean semakin menangis mendengar penuturan laki-laki berkaca mata itu.

Beberapa guru mulai berbicara pada Dumbledore, namun baik Jean maupun Harry sama-sama tidak peduli. Hingga tiba-tiba seseorang datang tergopoh-gopoh, berteriak histeris, "Thats my son!"

Jean menoleh dengan cepat. Tak peduli wajah cantiknya mulai membengkak karena menangis hebat dan rambutnya yang mulai acak-acakan. Dia melihat wajah Amor. Begitu syok melihat putra kebanggaannya harus berakhir hari ini.

Dengan segala kekuatannya, Jean berdiri, memberi tempat untuk Amor Diggory meratapi jasad putranya. Professor McGonagall merangkul Jean yang masih berdiri dengan tertatih. "He loves you." Ucap perempuan tua itu. "I can feel it. Even now." Sambungnya.

Jean tak bisa berkata apa-apa selain tersenyum kecil, sedikit dipaksakan. Otak dan hatinya masih belum bisa menerima apa yang telah terjadi hari ini. Baru kemarin dia dan Cedric berbincang-bincang di pinggiran Danau Hitam, berbicara tentang dunia muggle.

ProfessorMcGonagall melepaskan Jean, membiarkan gadis itu memiliki waktunya sendiri. Jean berjalan pelan sekuat tenaga dengan pandangan kosong, kemanapun. Asal jauh dari kerumunan.

Gadis itu sempat menangkap figur Hermione dan Ron yang menatapnya dan Harry bergantian dengan cemas, tetapi tak memiliki jalan untuk menghampirinya karena orang-orang juga ingin melihat apa yang terjadi. Namun Jean mengalihkan pandangannya, dia sedang tak ingin berbicara pada siapapun sekarang. bahkan Hermione, atau Ron.

"Mereka akan berjalan keluar labirin dengan tersenyum nantinya, percayalah padaku."

Tidak, kau salah, Hermione. Ya, Cedric dan Harry memang berhasil keluar. Tapi mereka tidak berjalan. Jean meremas bajunya di bagian dada, berharap rasa sakitnya hancur. Namun itu tak membuahkan hasil apapun. Dia berjalan menuju asrama Gryffindor dengan berpegangan pada tembok-tembok koridor.

Rasanya berjalan saja tak mampu. Kakinya tidak kuat menopang berat tubuhnya, lututnya lemas. Jean hampir saja terjatuh jika saja seseorang tidak memeganginya. Jean tak bisa lagi menahannya. Dia mengeluarkan tangisannya kembali saat merasakan seseorang dengan cincin perak bergambar ular memeluknya.

"Menangislah. Tapi jangan pernah menangis sendirian lagi."

*****

"Today, we acknowledge a really terrible loss. Cedric Diggory was, as you all know exceptionally hard-working, infinitely fair-minded, and, most importanly.. a fierce, fierce friend." Dumbledore membuka pidatonya.

Semua murid berkumpul di Great Hall, bersama para professor. Semua wajah terlihat murung dan sedih. Bahkan Professor Snape yang seperti hanya punya satu ekspresi, kini menunjukkan ekspresi sedihnya, walau tidak terlalu kentara. Bukan rahasia lagi jika Cedric Diggory merupakan murid yang cerdas di angkatannya.

"Now i think, therefore, you have the right to know exactly how he died." Dumbledore menunduk sejenak, sebelum melangkah maju. "You see.. Cedric Diggory was murdered.. by Lord Voldemort."

Jean menunduk. Menarik napas panjang sambil memejamkan matanya. Di kepalanya muncul berbagai kemungkinan cuplikan bagaimana Voldemort membunuh laki-laki yang akhir-akhir ini mengisi harinya itu. Hermione menoleh kearahnya, dia merangkul gadis itu, berusaha menyalurkan kekuatan.

"The Ministry of Magic does not wish me to tell you this. But not to do so, i think, it would be an insult to his memory. Now, the pain we all feel at this dreadful loss reminds me and reminds us that while we may come from different place and speak in different tongues.. our hearts beat as one. In light of recent events, the bonds of friendships we've made this year will be more important than ever." Ucap Professor Dumbledore.

"Remember that, and Cedric Diggory will not have died in vain. You remember that, and we'll celebrate a boy who was.. kind, and honest, and brave, and true.. right to the very end."

Continue Reading

You'll Also Like

114K 13.6K 29
Di Tahun Keenam, hari-hari Irish diisi oleh Draco Malfoy. Namun ada banyak hal yang menghalangi mereka untuk bergandengan tangan, tapi Irish dan Malf...
20.1K 3.2K 65
COMPLETED. Buku ke-2 dari seri Lost In Time. Sejak perjalanan terakhir di Narnia, mereka tahu waktu akan menjadi musuh terbesar dalam hidup mereka. P...
149K 25.2K 83
โ—Sebuah cerita rahasia dibalik film Harry Potter and The Half-Blood Princeโ— #1 in wizard [15-07-2022] #1 in slytherin [19-04-2024] #2 in dracomalfoy...
356K 4K 82
โ€ขBerisi kumpulan cerita delapan belas coret dengan berbagai genre โ€ขwoozi Harem โ€ขmostly soonhoon โ€ขopen request High Rank ๐Ÿ…: โ€ข1#hoshiseventeen_8/7/2...