Sweet But Psycho (RSB 7) Suda...

By amndabcd

140K 13.1K 6.7K

"He is a bad boy, possesive, and cassanova! I hate him! But at the same time, I love him!" Start 26 August 20... More

Cast.
Prolog.
1. My Crazy Boy
2. Her Possesive Boy
3. That Sweet Smile.
4. Their Feeling
6. Hard Choice
7. A Smile Wounds
8. Cold Ex.
9. What If
10. Sweetest Accident.
11. Under The Rain.
12. Toxic Relationship.
13. The Truth
14. Their Relationship.
15. Sorry, Sehun.
16. Telettubies.
17. Sweet Kiss
18. Shadow of The Future.
19. Laughter Cuts.
20. About A Promise
21. Sehun's Pain.
22. The Rumor About Them
23. Everybody Leave Her.
24. Everybody Leave Her 2
25. Chiara's Feeling.
26. Hallucinations.
27. Bad News.
SBP SEGERA TERBIT
Dear Byun Baekhyun
OPEN PO!
Ayo Gabung Grup RSB
Promo Pdf Murah
Rabu Berkah Promo PDF
Give Away Time
Give Awal Saldo Dana + PDF

5. I'm Fine.

5K 631 232
By amndabcd

Hello.
Balik lagi. Hehehe
Apa kabar?
Baik? Alhamdulillah.
Sakit? Semoga cepat sembuh.
Galau? Sini cerita sama aku.
Jangan lupa tegur kalau aku nulis sesuatu yang mirip dengan cerita orang lain.

***

"Orang yang paling tegar itu sebenarnya orang yang paling pandai memendam sakit yang ia rasakan."

***

Rachel berdiri tegak di depan jendelanya, matanya fokus menatap pemandangan luar rumahnya. Sesekali melirik jam tangan mahal yang Sehun belikan untuknya beberapa bulan lalu.

Nafasnya berhembus, terdengar sedikit berat.

Sudah tiga hari dirinya seperti ini, bangun pagi, siap-siap ke kampus, berdiri di depan jendela sambil melamun, melirik jam tangannya, lalu kemudian dirinya akan terasa sulit bernafas.

"Tujuh puluh dua jam gue sia-sia!" kesalnya kemudian meraih perlengkapan kuliahnya beserta kunci mobilnya yang ada di atas nakas dan segera berlalu meninggalkan kamarnya.

"Sendiri lagi ke kampus?"

Itu suara ibunya. Jika dibilang miskin, sebenarnya Rachel tidak terlalu miskin. Tapi, jika ingin dibandingkan dengan Sehun, maka Rachel sangat miskin. Mengingat kekayaan Sehun yang tidak akan habis meski sampai tujuh puluh turunan alih-alih tujuh turunan. Itu sebabnya Rachel selalu mengatakan di depan Sehun bahwa dirinya adalah gadis miskin. Tapi, jika dilihat-lihat, dirinya mungkin bisa dibilang menengah ke atas.

Ibunya adalah orangtua tunggal yang berprofesi sebagai seorang dokter bedah di rumah sakit. Ayahnya meninggal beberapa tahun yang lalu saat mereka masih tinggal di Jerman. Tinggal di Jerman adalah sesuatu yang cukup berat untuk mereka. Mereka akan terus teringat dengan beliau jika mereka masih berada di sana. Itu sebabnya mereka memutuskan ke Indonesia. Bertemu dengan beberapa kerabat lama. Lalu, berusaha untuk membiasakan diri di Indonesia.

Penghasilan ibunya tidak seberapa untuk membiayai sekolahnya yang mahal sekali. Beruntung dirinya mampu mempertahankan nilainya hingga beasiswa yang ia raih tidak harus dicabut.

Dicabut pun, sebenarnya tak apa. Jika masalah biaya, selama ini malah Sehun yang membiayai Rachel. Selama mengenal Sehun, Rachel tidak pernah mengeluarkan uang sama sekali. Tapi, Rachel bukan perempuan penghisap uang. Ia justru benci perempuan yang seperti itu. Menurutnya itu adalah hal yang menjijikkan.

"Jika masih mampu, kenapa harus bergantung di orang lain?"

Itu adalah kalimat yang selalu Rachel ucapkan untuk mempertahankan sikap mandirinya.

"Biasanya aku juga sendiri perginya," jawab Rachel sembari duduk di depan meja makan. Menyantap roti lapis kesukaannya dengan khidmat.

"Bukannya kamu bareng sama teman kamu yang cowok itu?"

Rachel melirik ibunya sekilas, memilih melanjutkan makannya, kemudian meminum susu cokelat yang tidak pernah ibunya lupa buatkan untuk Rachel tiap pagi sampai habis.

"Udah nggak. Rachel pergi!" ucapnya mencium pipi ibunya kemudian beranjak pergi menuju kampusnya menggunakan mobil yang baru bisa ia beli ketika ia menabung hampir tujuh tahun lamanya. Itu juga ia bisa beli karena Sehun menambah tabungan Rachel yang sebenarnya masih kurang.

Seharusnya ia memperlakukan Sehun dengan baik. Tapi, alih-alih memperlakukan Sehun dengan baik, Rachel malah berlaku sebaliknya.

Definisi seseorang yang tidak tahu diri.

"Sendirian lagi?"

Rachel yang baru saja tiba di kampusnya mendadak terkejut karena seseorang tiba-tiba menyentuh lengannya. Beruntung Rachel bukanlah seorang yang mengidap penyakit lata yang akan mengucapkan hal-hal aneh saat terkejut ataupun seorang atlet tinju yang akan memberikan pukulan maut pada orang yang berani membuatnya terkejut.

"Bikin kaget aja lo, Ra!" sahutnya sembari mengelus dadanya pelan.

"Ini udah tiga hari, Chell. Lo nggak khawatir?"

"Kenapa gue harus khawatir?" tanyanya dengan wajah datarnya sembari melangkahkan kakinya menuju ke kelasnya.

Chiara, sahabat karib Rachel, mengikuti langkah gadis tersebut, jika Rachel sudah bersikap seperti ini, itu tandanya ia berniat lari dan menjauhi percakapan mereka.

"Lo nggak takut semisal Sehun ternyata diculik?"

Langkah Rachel berhenti, kepalanya menoleh kepada Chiara, lalu kemudian matanya menatap Chiara dengan tatapan tajamnya. "Lo bilang apa, sih? Memangnya ada orang kayak Sehun yang diculik?"

"Heh! Sehun itu anak konglomerat yang super tajir. Selain itu, Sehun cakep pakai banget. Kalau bukan om-om yang nyulik dia karena dia orangnya kaya, bisa jadi dia diculik sama tante-tante girang karena ketampanan yang Sehun punya."

"Lo ketularan begonya Chaeri? Tumben," jawab Rachel seadanya kemudian melanjutkan langkahnya.

"Jangan nangis lo kalau mayat Sehun tiba-tiba ditemukan."

"Lo nggak bisa ngomong yang berfaedah, yah?" semprot Rachel lagi-lagi menghentikan langkahnya.

"Kenapa? Lo khawatir, kan? Cowok yang ngejar lo setengah mampus itu hilang tanpa kabar selama tiga hari. Lo merasa kehilangan, kan?"

"Nggak!"

"Nggak usah sok nggak khawatir. Noh, mata lo udah mau nangis. Sono beli tisu!"

Kini gantian Chiara yang meninggalkan Rachel.

Ini gila!

Sepeninggal Chiara, air mata Rachel mendadak turun satu persatu. Dadanya terasa nyeri sekali.

Sial. Dirinya betulan menangis. Sudah tidak tahan akan sesak yang menggerogotinya.

Iya, benar apa kata Chiara.

Sehun hilang tidak ada kabar sudah sekitar tiga hari. Chat, pesan, telepon, atau apa pun itu, semuanya tidak Rachel dapatkan lagi dari Sehun.

Terakhir ia melihat Sehun adalah hari di mana dirinya meninggalkan lelaki itu di depan rumahnya tiga hari yang lalu. Sesudahnya, Sehun tidak pernah muncul di hadapannya lagi.

Kadang Rachel iseng untuk lewat di depan fakultas Sehun, tapi dirinya tidak menemukan sosok lelaki itu.

Dirinya berpikir, apa Sehun marah karena dia meninggalkannya di mobil sendirian malam itu? Apa karena hanya itu? Atau memang sudah waktunya Sehun membuktikan omongan Rachel bahwa lelaki itu hanya main-main dengannya saja? Rachel tidak tahu jelas apa alasan Sehun. Yang ia pikirkan hanyalah mengapa dirinya merasa tidak biasa tanpa Sehun.

***

"Rachel?"

Rachel yang tadinya hendak membuka pintu mobilnya menoleh, mendapati seorang perempuan cantik yang ia ketahui bernama Irene, bukan dari fakultasnya, tapi perempuan itu dari fakultas yang sama dengan Sehun. Hanya saja perempuan itu sering ke Fakultas Kedokteran, mengingat bahwa Irene adalah seorang kekasih dari senior Rachel di kedokteran.

"Kak Irene? Nungguin Kak Suho, yah?" tebaknya.

Perempuan tersebut mengangguk. "Bagaimana kabarnya Sehun? Udah ada perubahan setelah operasi?"

Kedua kening Rachel mengernyit. "Operasi?" tanyanya bingung.

"Iya operasi. Kemarin Sehun operasi usus buntu, kan? Katanya parah, yah? Belum sempat nengokin, kalau kamu ke rumah sakit, salam untuk dia, yah. Bilang ke dia kalau nanti malam Kakak datang jengukin dia. Dia dirawat dj Dahlia Hospital , kan?""

Untuk saat ini, air liur Rachel terasa seperti sebuah kerikil yang sangat susah untuk ia telan.

Operasi? Rumah sakit? Usus buntu? Sehun?

Ia sama sekali tidak tahu itu semua. Jangan bilang jika selama ini Sehun hilang karena alasan itu.

Tanpa memberi respon terlebih dahulu untuk kalimat yang dikeluarkan oleh Irene, Rachel langsung masuk ke dalam mobilnya dan menjalankan mobilnya bak orang kesetanan menuju ke Dahlia Hospital. Benar atau tidaknya Sehun dirawat di sana, ia tidak peduli. Ia hanya harus sampai di sana terlebih dahulu. Itu yang ia pikirkan.

Hanya dalam kurun waktu sekitar sepuluh menit, Rachel sampai. Ia memarkirkan mobilnya dengan model yang tidak wajar, lagi-lagi tidak peduli jika mobilnya mengganggu atau bahkan bisa diderek karena melanggar aturan parkir.

Gadis itu berlari ke arah resepsionis, menanyakan pasien atas nama Sehun, kemudian berlari lagi menuju ruangan yang seorang perawat beritahukan padanya.

Hingga langkah gadis itu berhenti tepat di depan sebuah ruangan yang ia yakini adalah ruangan milik Sehun.

Hatinya terasa dicubit kecil-kecil, lagi-lagi terasa nyeri. Itu yang ia rasakan.

Melalui kaca kecil yang ada di pintu, Rachel dapat melihat dengan jelas keadaan di dalam sana.

Di mana Sehun sedang tertawa bahagia bersama dengan seorang gadis.

Natasha Sue.

Seorang yang pernah dekat dengan Sehun.

"I'm fine," bisiknya kemudian pergi dari sana dengan matanya yang berembun.

***
B e r s a m b u n g

Continue Reading

You'll Also Like

162K 16.6K 65
FREEN G!P/FUTA • peringatan, banyak mengandung unsur dewasa (21+) harap bijak dalam memilih bacaan. Becky Armstrong, wanita berusia 23 tahun bekerja...
77K 6.1K 46
cerita fiksi jangan dibawa kedunia nyata yaaa,jangan lupa vote
910K 75.6K 28
Mark dan Jeno kakak beradik yang baru saja berusia 8 dan 7 tahun yang hidup di panti asuhan sejak kecil. Di usia yang masih kecil itu mereka berdua m...
58.4K 5.4K 69
Kisah fiksi mengenai kehidupan pernikahan seorang Mayor Teddy, Abdi Negara. Yang menikahi seseorang demi memenuhi keinginan keluarganya dan meneruska...