Promise

By iinelsey

193K 18.8K 1.7K

[SEQUEL OF LOVELY HUSBAND] Bagi seorang Elisa Sherlyn Hardikusuma, tak akan lagi dia percaya akan janji. Seba... More

Promise | 1
Promise | 2
Promise | 3
Promise | 4
Promise | 5
Promise | 6
OLA
Promise | 7
Promise | 8
Promise | 9
Promise | 10
Promise | 11
Promise | 12
Promise | 13
Promise | 14
Promise | 15
Sorry | QnA
Promise | 16
Promise | 18
Promise | 19
Promise | 20
Promise | 21
Promise | 22
Promise | 23
Promise | 24

Promise | 17

4.7K 442 59
By iinelsey

JANTUNG Frans berdetak kencang. Sejak tadi Andin, kakaknya terus menelepon. Dia tahu apa yang ingin dikatakan kakaknya itu sehingga ia memilih tidak menerima panggilannya. Dia takut yang dia dengar hanyalah berita buruk, sungguh dia tidak ingin mendengar apa pun yang buruk tentang ibunya.

Mungkin semua orang tahu bahwa Frans sangat membenci ibunya, namun dia tetaplah seorang anak yang punya kenangan bersama orang tuanya, dan meskipun hanya sesaat Frans bisa merasakan kasih sayang dari ibunya, bagaimanapun juga perempuan itu tetap orang yang melahirkannya di dunia ini.

Kemacetan membuat perasaan Frans memburuk, masih cukup jauh rumah sakit yang dia tuju, dan dia takut sesuatu terjadi pada ibunya itu. Mungkin ini ujian yang diberi Tuhan padanya, karena semenjak ibunya itu masuk rumah sakit setahun yang lalu, dia tidak pernah menjenguknya. Hanya sesekali di hari ulang tahun ibunya setiap tahun, ia akan mengiriminya kado dengan perantara pos. Tidak ada nama, hanya kado. Tapi rasanya ibunya tahu jika itu darinya.
Bahkan sebelum ibunya itu sakit, tepat saat usianya masih berusia 17 tahun, dia berhenti menemui mamanya. Jadi dia sudah hampir 10 tahun tidak bertemu mamanya. Dia hanya bisa melihat rupa ibunya dari Andin yang terus saja megiriminya foto.

Bahkan saat mendengar kabar jika ibunya menderita kanker payudara sejak 3 tahun lalu, namun semakin parah di satu tahun terakhir. Jujur, itu adalah saat terburuk bagi Frans. Ingin sekali dia menjenguk ibunya, memeluknya erat, dan meminta maaf akan semua kesalahannya. Namun, egonya terlalu besar untuk melakukan itu.

Akhir-akhir ini memang Andin semakin sering memintanya menemui ibunya dengan alasan kondiri ibu memburuk, namun Frans memilih acuh dan menjalani hidup seperti tidak ada yang terjadi. Tapi kadang kala, dia ingin menyudahi keadaan ini semua, namun dia tidak mampu. Rasa bencinya yang tertanama semenjak umur 12 tahun sudah terlalu besar dan sulit untuk diabaikan.

Sering kali dia iri dengan Andin, kakaknya itu, karena Andin begitu dewasa dalam menghadapi kejadian yang terjadi 15 tahun lalu. Kakaknya itu sangat hebat berjuang melawan rasa bencinya, dan setelah mencoba memaafkan ibu dalam waktu yang lama, Andin akhirnya berhasil memaafkannya.

Setelah pergelutan yang panjang dengan hati dan pikirannya, Frans sampai di rumah sakit yang dimaksud Andin. Dia segera meminta Andin memberitahu keberadaan ibu dan bergegas pergi di sana.

Saat sampai di kamar yang diberitahu oleh Andin, Frans langsung disapa oleh seorang remaja perempuan, yang terlihat mirip dengan ibunya dan tentunya Andi, suami ibunya. Frans tidak pernah menganggap Andi sebagai ayah tiri ataupun perempuan yang merupakan anak dari pernikahan keduanya sebagai saudara tirinya. Tidak, tidak pernah sama sekali. Karena semenjak ibu pergi meninggalkannya dan Andin, Frans merasa bahwa hubungan kekeluargaan antara mereka berdua telah putus, sehingga selama ini Frans tidak pernah peduli dengan keluarga ibunya sekarang. Hanya Andin yang sering bertemu dengan mereka, bahkan sebelum Andin menikah, mereka pernah berlibur bersama.

Andi tidak berbasa-basi, ia hanya berkata, "Masuklah, lihatlah Ibumu," sedangkan perempuan yang bersama Andi hanya menunduk, tidak berkata apa-apa. Sungguh perempuan itu sangat mirip dengan ibunya sangat muda. Jika Frans tebak, usia gadis itu masihlah sekitar 17-18 tahun. Melihat gadis itu menangis kecil membuat Frans merasa ada yang salah disini.

Frans langsung masuk ke dalam ruangan itu, dan yang dia dapati hanya Andin dan Fandi— suami Andin dan tentunya ibunya yang tergeletak lemah tak berdaya di ranjang, dengan banyak alat medis yang menempel di tubuhnya. Tubuh Frans seketika melemas, dia tidak menyangka keadaan ibu akan separah itu. Kemana ibunya yang punya senyum manis, tubuh ideal, rambut lurus, dan pipi yang temben, yang dulu sangat dia kagumi. Yang ada hanyalah ibu yang pucat, lemah, dan kurus.

Andin yang menyadari kehadiran Frans langsung memeluk adiknya itu erat, "Terima kasih sudah datang Pan, terima kasih," isak Andin masih menangis. Dia terus menangis dan Frans hanya mematung meratapi keadaan ibu yang menurutnya sangat buruk. Air mata tidak bisa dibendung begitu mendengar ucapan Andin yang membuat pertahannya hancur.

"Ibu koma, Pan. Ini sangat berbahaya, kata dokter bahkan ada kemungkinan dia tidak sadarkan diri lagi. Kankernya menyebar lebih cepat daripada perkiraan," jelas Andin dengan suara seraknya, "dan jika Ibu nggak bangun lagi, kamu sudah kehilangan kesempatan untuk bertemu Ibu seumur hidup, Pan. Kamu bodoh, selalu saja menghindar," ucapnya memukul adiknya itu perlahan. Frans terdiam dan tangisnya pecah saat itu juga.

Fandi langsung menarik Andin yang sudah hilang kendali. Dia takut keadaan Andin yang seperti itu akan memengaruhi kandungannya,"Tenang, Sayang, tenang. Ingat bayi kita, jangan menyiksa diri kamu," ucapnya berusaha menenangkan istrinya itu.

Tapi Andin tidak peduli, dia sangat marah saat ini pada Frans. Dia marah akan kebodohan adiknya itu, "Pan, kamu ingat bukan, sebelum Ayah meninggal apa pesannya buat kita? Ingat, 'kan?" tanyanya setengah berteriak.

Frans terdiam. Tentu saja dia ingat setiap ucapan ayahnya sebelum meninggal dunia.

Maafkan Ibu kalian, dia tidak salah, memang Ayah yang membuatnya seperti itu. Untuk Frans, ingat pesan Ayah, cintai wanitamu seburuk apa pun dia karena pria adalah alasan utama mengapa wanita melakukan sesuatu. Ibumu begitu karena Ayah, jadi jangan salahkan Ibumu.

Tepat semua perkataan ayahnya masih terekam jelas di memorinya. Dia tidak akan melupakan ucapan ayahnya itu, meski hingga sekarang dia belum mengerti maksud ayahnya itu.

"Kamu jangan diam, Pan! Kamu bodoh!" teriak Andin, "Ayah bilang maafkan Ibu, tapi kamu bersikeras hingga saat ini. Kakak tahu itu sulit, kita berada di posisi yang sulit untuk memaafkan saat itu, Kakak juga tahu Ibu salah telah meninggalkan kita, tapi ingat, dia tetap menemuimu dulu, meskipun kamu menghindar dari dia, dia tetap mengingat ulang tahunmu, meski kau tidak pernah menerima teleponnya dan membuang semua kado yang dia kirim, tapi dia tetap ibu yang dulu, yang sayang ke kita. Hanya saja kamu memilih tutup mata, seolah Ibu mutlak salah atas apa yang terjadi. Tapi lihat karena keegoisanmu, sekarang kamu hanya bisa menyesal. Kamu bodoh, Pan, bodoh!" tangis Andin seolah tidak akan berhenti.

Fandi segera membawa istrinya itu pergi meninggalkan Frans karena dengan emosi seperti itu, itu hanya akan memperburuk keadaan antara Frans dan Andin serta keadaan bayi dalam kandungannya.

Sepeninggal Fandi dan Andin, Frans masih dalam posisinya. Matanya tidak sekalipun beralih dari sosok wanita yang kini terlihat sangat buruk dengan bantuan alat medis yang membuatnya semakin pedih membayangkan jika hidup ibunya hanya ditopang dengan bantuan alat-alat itu. Air matanya terus berjatuhan, membasahi wajahnya yang kini terlihat begitu menyesal.

Apa yang sudah kulakukan?

***

Hai semua, maaf banget aku lama update

Bahkan udah 3 bulan nggak update dan buat kalian yang masih stay, aku mau bilang kalian hebat dan aku sayang kalian

Fyi, kisah Frans itu kisah nyata, berdasarkan kisah hidup kenalannya yang nggak bisa kukatakan siapa namanya. Tapi aku udah izin buat aplikasikan cerita hidup dia ke dalam cerita Promise ini

Maaf ya di part ini cuma diisi kisahnya Frans. Sabar, setelah ini bakal ada bagian Elisa kok hehe sabar yaa

Semoga kita semua tidak mengalami apa yang dialami Frans, amin.

Buat yang mau makin kenal sama aku, yuk di follow ig aku @iinelsey_

See you

— iin eleni sembiring

Continue Reading

You'll Also Like

768K 100K 36
Sebagai putra sulung, Harun diberi warisan politik yang membingungkan. Alih-alih bahagia, ia justru menderita sakit kepala tiada habisnya. Partai ya...
228K 1.3K 17
(βš οΈπŸ”žπŸ”žπŸ”žπŸ”žπŸ”žπŸ”žπŸ”žπŸ”žπŸ”žβš οΈ) Hati-hati dalam memilih bacaan. follow akun ini biar lebih nyaman baca nya. β€’β€’β€’β€’ punya banyak uang, tapi terlahir dengan sa...
2.1M 178K 28
Mati dalam penyesalan mendalam membuat Eva seorang Istri dan juga Ibu yang sudah memiliki 3 orang anak yang sudah beranjak dewasa mendapatkan kesempa...
1M 14.3K 35
Karena kematian orang tuanya yang disebabkan oleh bibinya sendiri, membuat Rindu bertekad untuk membalas dendam pada wanita itu. Dia sengaja tinggal...