My Key

Af prmstrgt

423K 20.8K 1.9K

[COMPLETED] (Sebelum membaca cerita ini, mohon baca dulu cerita sebelumnya yang berjudul Hi, Darrel agar paha... Mere

Prolog
1. Terlalu Dekat
2. Pertemuan
3. Kamu Bukan Dia
4. Orang yang Salah
6. Hal Penting
7. Kembali Lagi
8. Datang
9. Kenapa Tau?
10. Bertemu Lagi
11. Coba Dulu
12. Pesan Itu
13. Siapa Dia
14. Jadian
15. Pendekatan
16. Cuma Teman
17. Pengakuan
18. Kasih Alasan
19. Baik Lagi
20. Berjodoh
21. Pertemuan Tak Terduga
22. Kekecawaan
23. Pertama Kalinya
24. Alasan Menjauh
25. Sebatas Teman
26. Perhatian
27. Kali Ini Benar
28. Janji
29. Siapa yang Suka?
30. Asal Mau Ikhlas
31. Jangan Memaksa
32. Move On
33. Simpan Air Mata
34. Cari Tau
35. Truth or Dare
36. Simulasi
37. Rapat Paripurna
38. Sayatan Baru
39. Mau Membantu
40. Hari Kelulusan
41. Menyadarkan
42. Sial
43. Jangan Kecewa Lagi
44. Usaha Lagi
45. Hilang
46. Satu Malam Indah
47. Cemburu
48. Penyelamat
49. Coba Ingat
50. Lebih Sayang
51. Bukan Dia
52. Lebih Baik Gini
53. Kenyataan
54. Kembalikan
55. Aku Dapat
56. Hari Bahagia
57. Kejar Dia
58. Kenapa Sekarang?
Epilog
INFO!!!!

5. Kenangan

8.6K 382 2
Af prmstrgt

Bagian 5
Selamat Membaca

Sepulang sekolah, Key menepati janjinya pada Reno untuk menemani Reno latihan futsal di salah satu lapangan futsal indoor yang tak jauh dari sekolahnya.

Jujur saja Key malas datang ke tempat rame untuk saat ini.

Saat sampai, Key duduk di salah satu kursi penonton yang cukup dekat dengan lapangan, kata Reno agar mudah mencarinya nanti.

Suasana tribun cukup ramai padahal ini hanya latihan. Key menghela napasnya, ia tak punya teman di sana. Sialan Reno.

Reno sudah berpamitan pada Key untuk pergi ke ruang ganti untuk mengganti pakaiannya.

Tak menunggu waktu lama, segerombolan tim futsal datang menempatkan diri di lapangan, berunding dengan tim masing-masing.

Terlihat Reno muncul terakhir dengan jersey tim nya, dengan wajah sok cool, Reno  menebarpesona kearah penonton yang di dominasi perempuan itu.

Tak heran jika hanya dengan pesona Reno, para perempuan itu menjerit memanggil-manggil nama Reno. Reno cukup terkenal karena ia merupakan angguta tim futsal ternama.

Key kurang bisa menikmati suasana saat permainan futsal dimulai.

Key merasa telinganya pengang sampai ia sesekali menutup telinganya. Ia berharap permainan itu segera berahir dan iaa ingin segera pulang.

Setelah menunggu sekian lama, akhirnya permainan itu selesai. Key bisa menghela napas lega karena suara teriakan itu mulai berkurang.

Terlihat Reno datang menghampirinya, dengan menenteng tas yang berisi baju dan sepatu gantinya tadi.

“Gimana? Masih mau bilang kalau temen gue cuma lo doang?” ejek Reno dengan napas yang masih terengah.

Key mendegus, “Udahlah Ren, cepetan gue mau pulang!” ucap Key tak suka.

Reno meneguk habis sebotol air mineralnya. “Yaudah.” Reno mengalah lalu berdiri dan mengulurkan tangannya.

Key menatap Reno heran.

“Katanya mau pulang. Ayo!” Ucap Reno langsung menarik tangaan Key.

***

Key sampai di rumah hampir jam tujuh malam. Gara-gara Reno sialan itu minta di temani makan dulu dan drama taksi online yang selalu di cancel alhasil Key marah dan pulang duluan dengan menaiki bajaj.

Key melenggang lemas saat sampai rumah. Ia langsung masuk dan menghempaskan tubuhnya di sofa ruang tamu.

Pundaknya terasa pegal mengingat didalam tasnya terdapat bbeberapa buku yang ia pinjam dari perpustakaan tadi.

Key memejamkan matanya sejenak berharap rasa pegalnya bisa sedikit berkurang.

Tak lama setelah Key memejamkan matanya, seseorang duduk di sebelah Key.

Key spontan membuka matanya karena sedikit terkejut.

”Mama?” ucap Key saat mendapati mamanya sudah duduk di sampingnya.

Raina mengulas senyum, “Habis dari mana? Tumben jam segini baru pulang.” Tanya Raina.

“Itu tadi Reno, Ma.” Ucap Key.

“Sudah, sana mandi dulu. Tadi udah makan?” Tanya Raina.

Key mengangguk, “Udah kok, Ma.” Jawab Key.

“Ya udah nanti habis mandi istirahat.” Ucap Raina lalu pergi.

Key langsung meraih tas yang tadi ia biarkan tergeletak di lantai. “CK. Beratnya, kaya beban hidup aja.” Gumam Key.

***

Setelah ritual mandi nya selesai, Key duduk di kursi di depan meja belajarnya. Meraih benda pipih miliknya yang tergeletak diatas meja itu.

Key mengotak-atik segala sesuatu dari benda pipih itu. Ah, semua Nampak membosankan.

Key kembali meletakkan ponselnya di atas meja. Lalu tak sengaja tangan Key menyenggol sebuah kotak.

Key meraih kotak tersebut. Kotak berwarna abu-abu itu kini dipegang oleh Key. Ya, Key ingat betul kotak miliknya itu dan siapa pemberinta.

Kotak itu adalah pemberian Darrel di ulang tahun Key tahun lalu, kotak yang isinya sangat berarti bagi Key.

Key membuka kotak tersebut. Isinya masih utuh,bahkan kalung pemberian Darrel tidak ia kenakan karena takut kalau hilang.

Di dalam kotak tersebut berisi secarik kertas berisikan pesan-pesan Darrel yang ditulis Darrel semdiri dengan judul “Wejangan Untuk Calon Makmum” Key tersenyum membuka kertas itu dan membaca judulnya lalu menutupnya lagi.

Tangan Key meraih sebuah benda lagi yang ada di dalamnya. Sebuah kalung berliontin bulan sabit  pastinya. Kalung yang di beli Darrel bersama Zahra di salah satu toko perhiasan di sebuah mall ternama, yang saat itu Key juga berada disana sampai terjadi  kesalah pahaman.

Key kembali meletakkan kalung tersebut kedalam kotak. Key merasa bodoh saat itu, saat bagaimana ia marah saat mengira kalau Darrel memiliki hubbungan khusus dengan Zahra. Walaupun sebenarnya memang, karena Zahra adalah sepupunya Darrel.

Key meraih benda berikutnya. Sebuah benda yang bisa di bilang sangat bersejarah. Benda tersebut ada saat pertama kali Key masuk kedalam kehidupan dan alur cerita Darrel. Apalagi kalau bukan sebuah plester yang di yang sudah di laminating.

Key meraih benda kecil itu, secarik notes kecil tertinggal disana yang bertuliskan;

“Besok kalau ketemu, kasih ke aku lagi. Ini niatnya aku mau pamer aja kalau aku punya cewek yang perhatian. Jangan lama lihatinnya, lihatin yang punya aja biar ada sensasi yang berbeda.”

Key senyam-senyum sendiri membacanya lalu mengemas kembali kotak tersebut. Sebenarnya masih ada satu kotak lagi yang berisikan sebuah handycam dan beberapa lembar foto.

Key menghela napas. Hal-hal aneh seperti itulah yang tidak bisa Key dapatkan di orang lain.

Key memutuskan untuk tidur cepat malam ini. Seperti kata orang-orang, pura-pura bahagia itu butuh tenaga yang extra.

***

Key sudah bangun sejak adzan subuh tadi. Sekarangpun, jam masih menunjukkan pukul 06.00 Key sudah selesai mandi dan berada di dapur membantu Bi Ina memasak untuk sarapan.

Nayla baru saja bangun dan kini berjalan menuruni tangga dengan penampilan acak-acakan dan masih mengenakan piyama.

Nayla langsung duduk di kursi di ruang makan. “Kakak ngapain sih jam segini udah mandi? Kan hari ini hari Minggu.” Tanya Nayla.

“Emang kamu, kalau libur nggak pernah mandi.” Jawab Key saat meletakkan beberapa lauk diatas meja.

Nayla tidak menggubris ejekan kakak nya.  Ia lebih tertarik untuk segera menyomot tempe goreng yang baru saja di letakkan Key diatas meja.

Tangan Nayla terulur untuk segera menyerbu tempe tersebut. Namun saying, belum sampai tangan Nayla menyentuh tempe tersebut, tangan Key lebih dulu menggeplak tangan Nayla.

“Cuci tangan sama gosok gigi dulu sana! Jorok banget sih. Gitu kok katanya mau jadi pemusik terkenal.” Ketus Key.

Nayla mengusap punggung tangannya yang di geplak Key tadi. “Galak banget sih.” Gumam Nayla kesal lalu melenggang pergi untuk cuci tangan dan gosok gigi. Mungkin nanggung, ia juga mau mandi sekalian.

Saat Nayla melangkah naik keatas, kedua orang tua Key turun kebawah.

“Kenapa Nayla?” Tanya Vito saat sudah duduk.

“Key suruh cuci tangan sama gosok gigi dulu baru sarapan, Pa.” jawab Key lalu ikut duduk di depan orang tuanya.

Vito menggeleng pelan. “Gimana Key, persiapan ujiannya?” tanyaa Vito.

“Ya gitu, Pa. Key udah pinjam beberapa buku di perpustakaan juga. Nanti tinggal di pelajari.” Jelas Key.

“Untuk kuliahnya, beneran nggak mau ke London aja? Di sana kana da Om Rendy, jadi aman.” Tanya Vito lagi.

Key diam, lalu mengalihkan pandangannya pada Raina yang baru saja meletakkan nasi di atas meja.

Raina mengulas senyum. Ia sangat paham apa yang di maksud putrinya itu.

Raina duduk di samping Vito. “Sudah-sudah, itu Nayla sudah turun. Kita sarapan dulu.” Ucap Rania saat melihat Nayla sudah turun menuju meja makan.

***

“Papa ke kantor dulu sebentar, nanti baru kita pergi jenguk nenek. Oke?” ucap Vito saat sudah berada di depan rumah bersama Raina, Key dan Nayla.

“Sama beli gitar baru?” sambung Nayla.

Vito tertawa pelan lalu mengangguk. “Iya.”

“Yasudah Papa berangkat ya, keburu telat.”

Mereka bertiaga mengangguk lalu satu per satu mencium punggung tangan Vito.

Saat mobil Vito sudah melaju, Nayla langsung masuk kedalam rumah. Sedangkan Key dan raina masih diam di tempat yang sama.

Raina mengulas senyum lalu mengusap pelan rambut Key.

Key menatap Raina sendu.

“Papa bukan maksa kamu buat kuliah di sana. Kamu bebas nentuin pilihan kamu.” Ucap Raina menjelaskan.


Bersambung.....

Haii!!!! Balik lagi nih. Maaf banget lama update karena banyak tugas banget di sekolah;(

Jangan lupa kasih bintang sama komen yang banyak ya guys biar aku semangat lanjutinnya!

Oh iya follow instagramku yah!
_pramestiregitaa
Nanti ada kejutan-kejutan menarik aku share disana ya!!!

See u!

Ini Key:

Fortsæt med at læse

You'll Also Like

RICORDARE Af ~

Teenage Fiktion

319K 22.6K 51
[COMPLETED] Kezia Alqueena menemukan seorang cowok yang menarik perhatiannya. Dia adalah Arvan, seniornya di Altavista, tentu saja dia bukanlah satu...
36.3K 3.9K 45
[DILARANG KERAS BAGI YANG MAMPIR CUMA UNTUK COPAS!] Jika para reader yang liat cerita yang copas grafi, langsung lapor ya^^ Jangan lupa follow author...
2.9M 163K 40
DILARANG PLAGIAT, IDE ITU MAHAL!!! "gue transmigrasi karena jatuh dari tangga!!?" Nora Karalyn , Gadis SMA yang memiliki sifat yang berubah ubah, kad...
ARSYAD DAYYAN Af aLa

Teenage Fiktion

2.2M 117K 59
"Walaupun وَاَخْبَرُوا بِاسْنَيْنِ اَوْبِاَكْثَرَ عَنْ وَاحِدِ Ulama' nahwu mempperbolehkan mubtada' satu mempunyai dua khobar bahkan lebih, Tapi aku...