BLE MOU ✓

De Si_MiyuKi

261K 22.9K 712

((COMPLETED)) Werewolf series #2 Tentang kisah Alpha Davion, pada cerita My Heart (cor meum) bagian "Alpha's... Mais

Ble Mou
INTRODUCTION
THE WOLVES
[1] A Girl With Blue Hair
[2] A Man With His Sway
[3] Leah
[4] Strangeness
[5] White Wolf
[6] Punishment
[7] Run
[8] Resquer
[9] Injury
[10] Celin's Dream
[11] Blood Bond
[12] Afraid
[13] Comfortable
[14] Begin
[15] Hurt
[16] I'm fine
[17] New Members
[18] New Members 2
[19] Dream
[21] Something
[22] Luna Elle
[23] Saturia Clan and A Forgotten Story
[24] The Mysterious Victim 2
[25] Fullmoon
[26] Fullmoon 2
[27] Alpha's Blood
[28] A Hidden One
[29] Whole Nine Yards
[30] The End and Beginning of Everything
[31] Who is She?
[32] Cross Your Finger
[33] Bent Out of Shape
[34] Davion's Wish
[35] Worried
[36] Still Same
[37] To Unbosom
[38] Jealousy
[39] Protective
[40] Racked With Pain
[41] 65 Days Over
[42] A Tiny-Furry Creature
[43] Sunshine
[44] A Little Alpha
[45] A Man With Blue Hair (END)
DREAME/INNOVEL
The Twins
SEQUEL?
Lapak Baru

[20] The Mysterious Victim

5.3K 471 14
De Si_MiyuKi

.

.

.

Dua hari. Dua hari sudah terlewat dan gadisnya belum menunjukkan tanda-tanda akan terbangun dari tidur nyenyaknya. Para dokter pack mengatakan jikalau gadis itu baik-baik saja. Tidak ada hal serius yang terjadi. Hanya saja entah apa penyebabnya sampai saat ini dia belum juga membuka matanya.

Yang Davion dengar bahwa istri dari pria yang saat ini masing berada di mansionnya, baru saja sadar. Ya, mereka memang masih berada disini sejak kejadian waktu itu trjadi.

Tok
Tok
Tok

Ia mengalihkan pandangannya pada pintu yang terketuk dari luar. Ia bangkit dari kasur dan berjalan menuju daun pintu.

Seorang omega berdiri di depannya dengan seorang pria yang baru saja ia pikirkan berada di belakangnya.

"Alpha, Tuan Arthur ingin bertemu dengan Anda," ucapnya seraya menunduk.

Davion mengangguk dan memerintahkan omega itu untuk menjaga matenya selagi ia mengajak pria itu menuju ruangannya.

"Mari ke ruanganku."

"Tidak―

―maksud saya, istri saya ingin bertemu dengan Anda. Dia ingin membicarakan sesuatu, tapi karena kondisinya yang masih lemah setelah baru saja terbangun.. bisakah Anda menemuinya sebentar saja?" ucapnya segan.

Meskipun usianya jauh lebih tua dibandingkan Davion, namun pria itu tetap menghormatinya. Davion pun mengangguk singkat, kemudian berbalik arah menuju kamar yang ditempati oleh sepasang suami istri itu.

Tepat setelah mereka membuka pintu. Ia melihat seorang wanita yang sedang berada di atas peraduannya. Wanita itu langsung berusaha untuk bangkit bangun setelah melihatnya

"Tidak perlu memaksakan diri dahulu Nyonya Arthur," ucapnya seraya memegang lengan wanita itu. Sedangkan suaminya memegang bahunya.

Wanita itu menggumamkan kata terimakasih yang diangguki olehnya.

"Jadi, apa yang ingin Anda bicarakan?" tanya Davion dengan bahasa sopannya. Entah mengapa meskipun ia memiliki derajat lebih tinggi dari mereka, ia tetap tidak bisa menggunakan bahasa nonformalnya seperti pada kebanyakan orang-orangnya yang meski telah berumur lebih tua darinya.

Wanita yang ditanya tidak langsung menjawab. Ia menatap suaminya dengan senyuman sedih dan mata yang berkaca-kaca.

Ia menghela napasnya. "Ini tentang Nona Elle."

Seketika rasa khawatir menerjang Davion. Ada apa dengan matenya, pikirnya.

Kemudian, mengalirlah cerita yang telah dilihat dari mimpinya selama ia tak sadar. Semakin lama air matanya semakin menganak sungai. Suaminya berusaha menenangkannya. Davion mengerti sekarang. Meskipun rasa khawatir itu masih menggelayutinya. Tapi ia merasa sedikit lega dengan kenyataan yang baru saja didengarnya.

Tepat setelah cerita itu berakhir, seorang omega memindlinknya. Ia segera bangkit dari duduknya. Membuat kedua orang di hadapannya terkejut.

Alpha itu tersenyum pada keduanya. "Dia telah terbangun."

***

Elle sudah terduduk di atas kasurnya ketika pintu kamar terbuka. Dan di detik berikutnya rasa hangat telah melingkupi tubuhnya. Ia balas memeluk Alpha itu dengan erat.

Tahu bahwa ada orang lain selain mereka disana, Elle menolehkan kepalanya ke belakang, dan menemukan dua orang tengah berdiri di belakang tubuh pria itu. Ia pun menghela pelukan mereka.

Elle mengerutkan keningnya, melihat satu persatu wajah sepasang suami istri yang sedang menatapnya juga. Setelah terbangun dari tidurya yang entah berapa lama, Elle merasa ada sesuatu yang terlupakan.

Davion kemudian mempersilahkan keduanya untuk mendekati Elle. Sang suami menuntun istrinya itu untuk duduk di hadapan Elle.

Cukup lama ruangan itu hening. Hingga tangan wanita itu mulai terangkat, mencoba meraih wajah gadis yang sedang duduk berhadapan dengannya.

Dengan perlahan, ujung jarinya mulai menyentuh permukaan kulit Elle, dan gadis itu pun diam tak menolaknya. Hingga akhirnya, telapak tangannya menyentuh sisi wajah calon Luna itu. Kedua matanya berkaca-kaca, siap menumpahkan lagi air beningnya. Helaan napas lega keluar dari bibirnya.

Ada yang berubah dari tatapan yang Elle layangkan. Kedua matanya membola, pupilnya melebar. Diikuti kesiapan lirih dari bibirnya.

Ia bisa merasakannya...

"Mama?" bisiknya.

Dan pecahlah tangisan wanita itu. Ia langsung meraih tubuh Elle. Membuainya putrinya dalam pelukannya. Sedang Elle, ia merasakan sesuatu yang baru. Kehangatan yang selama ini tidak pernah dirasakan olehnya. Kehangatan yang berbeda.

Kedua tangan Elle mulai bergerak dengan ragu. Melingkarkannya di sepanjang tubuh wanita itu. Wanita yang memiliki warna rambut sama sepertinya.

Lagi, Elle merasakan rasa hangat di belakang tubuhnya. Ia melihat seorang pria ikut memeluk mereka berdua dan menangis tanpa suara.

Sedang Alpha itu melihatnya seraya tersenyum tipis. Mereka telah kembali bersama.

Putri mereka yang hilang telah kembali ke pelukan kedua orang tuanya.

***

Setelah kejadian penuh haru itu, Elle kembali istirahat setelah mengeluh kepalanya kembali terasa sakit. Pun kedua orang tuanya yang juga kembali ke kamar mereka.

"Kau baik-baik saja?" tanya Davion.

Gadis itu hanya menjawabnya dengan gumaman pelan seraya menguselkan wajahnya di dada pria itu. Davion mengeratkan pelukannya, ia kembali mengelus rambut Elle dengan lembut. Setelah dirasanya gadis di pangkuannya tertidur, ia pun merebahkan tubuh itu dengan benar di atas kasur, menarik selimut hingga sebatas perutnya.

"Sleep well, moonlight," bisiknya setelah mengecup kening gadisnya.

Ia lalu keluar dan menutup pintu sepelan mungkin, berjalan menuju ruangan kerjanya dimana Sang Beta telah menunggunya disana.

"Ada apa Regan?" tanyanya langsung tepat setelah ia membuka daun pintu. Sang empunya nama segera berdiri dan menunduk hormat sekilas.

"Para warrior di perbatasan timur memberi kabar bahwa salah satu dari mereka melihat pergerakan kecil yang mencurigakan. Mereka berasumsi bahwa kelompok Karvidan mulai kembali bergerak," lapornya.

Davion mendengarnya dengan seksama, "Perintahkan Delta Caton untuk sementara lebih memfokuskan pengawasannya di daerah timur."

"Baik Alpha," jawabnya tegas.

***

"Wake up my child."

Suara itu menyentaknya. Membuatnya terbangun. Ia mengerjapkan kedua matanya sebelum kemudian ia turun dari peraduannya, keluar menuju ke tangga untuk sampai ke lantai bawah.

Tunggu. Untuk apa ia ke lantai bawah? Pikirnya.

Tepat di ujung tangga, ia berhenti. Mencoba lagi untuk menggerakkan tubuhnya.

Berhasil. Ia pun mencoba mencubit tangannya yang lain. Tidak terasa sakit.

Ini mimpi. Pikirnya lagi.

'Brakk'

Tubuhnya terlonjak kaget ketika mendengar suara keras dari arah pintu utama. Terdengar amat keras di telinganya.

Tubuhnya seakan tak bisa digerakkan lagi. Lagipula ia berasumsi bahwa ini hanyalah mimpi, karenanya ia akan membiarkan kemana tubuhnya bergerak.

Ketika pintu utama telah terbuka. Tubuhnya pun dengan cepat bergerak keluar dan mencari sumber suara tadi.

Betapa terkejutnya ia ketika melihat apa yang ada di depannya. Seekor serigala besar berwarna hitam dengan mata merahnya tengah berdiri dengan tegap di tengah halaman luas itu.

Sosoknya yang berada di bawah sinar rembulan menambah kesan seramnya. Tak bisa dipungkiri bahwa ia merasa ketakutan, namun tubuhnya yang sejak tadi memang memberontak, membuat perasaan takutnya kian memuncak.

Serigala itu menengok ke arahnya. Netra merahnya amat menusuk. Keempat kakinya mulai bergerak melangkah dengan perlahan ke arahnya yang tengah berada dibalik pohon besar itu.

Namun, ia melihat siluet seseorang tengah mengintai. Berada cukup jauh di belakang sang serigala. Ia terus memperhatikan siluet itu. Kemudian mengalihkan pandangannya pada makhluk besar di hadapannya.

Serigala itu menyeringai. Mata merahnya semakin terang terlihat.

Sebelum kemudian, detik berikutnya ia merasakan tubuhnya melesat dengan amat cepat. Ke arah siluet disana.

Terus mendekat.

Hingga ia dapat melihatnya dengan jelas. Seorang warrior. Dengan matanya yang melotot tajam ke arahnya. Bibirnya bergetar dan terbuka. Suaranya tercekat.

Ia merasakan sesuatu yang hangat seperti mengalir melewati tangannya. Aroma amis tercium inderanya. Ia menunduk dan melihat sebuah belati perak telah terbenam dalam dada kiri warrior itu.

Hingga tubuh tak bernyawa itu ambruk di bawah kakinya. Ia masih terus menatapnya. Ia merasakan jantungnya berdegup amat cepat. Dadanya terasa amat sesak karenanya.

Tangan dan pakaian bawahnya telah ternodai oleh darah.

Tubuhnya berbalik. Ia mendapati serigala hitam tadi telah berada di hadapannya kembali. Makhluk itu kemudian menekuk keempat kakinya. Seraya menunduk dalam, tubuhnya perlahan merendah.

Layaknya memberi hormat padanya.

"Thank you

My Princess."

Ia terus mengikuti apa yang tubuhnya lakukan. Mencoba mengenyahkan apa yang baru saja terjadi tadi. Menganggap bahwa ini pasti hanyalah mimpi buruknya

Hingga sesuatu mulai muncul dari dalam dirinya. Perasaan aneh yang begitu asing.

Seringai itu tercetak di bibir tipisnya.

"Lakukan tugasmu,"

"bawa aku pergi dari sini."

***

Pagi hari itu terasa berbeda dari pagi-pagi sebelumnya. Sejak terbangun dari tidurnya tadi, Elle merasa hawa di sekitarnya terasa mencekam, suram. Tak.terasa hangat seperti biasanya.

Apakah hanya dia yang merasa seperti itu?

Elle memutuskam untuk terus melangkahkan kakinya menuju pintu utama.

Matanya menangkap kesibukan orang-orang di sekitarnya. Ia baru ingat, pagi tadi setelah ia terbangun pun Davion sudah tak ada di atas peraduannya atau bahkan di sekitar kamarnya.

Ketika Elle berniat mendekat ke tempat dimana sepertinya banyak orang tengah mengerumuninya, dua orang warrior mendekatinya.

"Nona, sebaiknya Anda tetap berada di dalam. Alpha memerintahkan kami untuk menjaga Anda agar tidak mendekat ke area pelatihan."

"Ada apa disana?" tanyanya. Kedua warrior itu saling pandang.

"Sebaiknya Nona segera kembali ke dalam. Alpha telah memerintahkan kami untuk menjaga Anda tetap aman. Alpha sedang menanganinya saat ini." Jawaban itulah yang ia dapatkan, membuatnya tak bisa berbuat apa-apa lagi selain mengikuti apa yang telah dikatakan oleh warrior itu. Ia tahu, mereka pasti tidak ingin membuatnya semakin khawatir ataupun ketakutan setelah mendengar apa yang telah terjadi disana.

Ia menghela napas, kemudian berbalik untuk menuju pintu utama. Kedua warrior itu mengikutinya.

"Salah satu warrior terbaik disini tewas terbunuh, jasadnya ditemukan di area pelatihan."

"Para cenayang bilang sebuah kabut putih dan seekor serigala hitam yang melakukannya."

Samar-samar ia mendengar percakapan dua orang werewolf penyidik yang berada dalam radius cukup jauh dari mereka. Ia mencoba menahan degupan jantungnya. Mencoba berpura-pura tak mendengarnya.

Ia akan tanyakan semuanya pada Davion ketika pria itu kembali.

Apa yang sebenarnya terjadi?




***

TBC.

Continue lendo

Você também vai gostar

2.5M 74.2K 12
[Kalian bisa baca di Karyakarsa. Ada voucher sebesar 20k untuk 20 orang pertama khusus paket FULL EDITION. Kodenya K20GTF. Semoga suka.] Mourena Que...
1M 138K 47
"I'm Hanzel Lee Alpha of Dark Moon Pack reject you, Devia Alexander as my mate." Penolakannya terngiang-ngiang di kepalaku. Menghantarkan rasa bahagi...
5.3K 770 9
Xavier is an Alpha, and Orion is an Enigma. They are two parallel lines that were never meant to intersect
2.8M 152K 66
#1. Vanderbilt Story Part 1-11 :public Part 12-end : private Hidup selama bertahun-tahun dengan harta, pesona dan hubungan singkat yang panas ti...