Fiance || Kim Seunghun✔

By Millenniums12

21.2K 4.1K 882

[Silverboys series Book 4] Risa harus dihadapkan pada kenyataan bahwa laki-laki yang selama ini bertingkah se... More

Hana
Dul
Set
Net
Daseot
Yeoseot
Ilgup
Yodol
Ahob
Yol
Yolhana
Yoldul
Yolset
Yolnet
Yoldasot
Yolyosot
-Majimak Chapter-
SEQUEL/KELANJUTAN CERITA SUDAH DIPUBLISH

Yolilgup

914 178 20
By Millenniums12

Author POV

Doyoung benar-benar melakukannya. Seluruh negeri digemparkan oleh kabar tentang Kim Doyoung sang pewaris salah satu perusahaan ternama di negeri ini yang menyerahkan diri pada pihak berwajib dan mengaku bahwa dirinya adalah pelaku tabrakan yang menewaskan 1 orang gadis 4 tahun lalu.

Doyoung juga mengungkap bahwa dirinya dan seluruh anggota keluarganya terutama Risa harus bungkam bahkan dikorbankan oleh Presdir Kim alias kakek mereka. Risa dipaksa menggantikan Doyoung, seolah dirinya adalah pelaku yang mengemudikan mobil dalam keadaan mabuk sampai akhirnya menabrak seorang gadis 4 tahun lalu.

Sementara itu keberadaan Presdir Kim sama sekali tak diketahui. Beliau menghilang begitu kabar tersebar ke seluruh penjuru negeri. Bahkan orang tua Risa dan Doyoung sama sekali tak mengetahui keberadaan beliau.

Seunghun menemui Ibunya Shasha untuk menjelaskan tentang semua kebenaran yang diketahuinya. Tapi ternyata, Ibunya Shasha mengatakan bahwa Doyoung telah mendatanginya sebelum menyerahkan diri ke pihak berwajib. Doyoung menyampaikan permintaan maafnya pada Ibu Shasha, atas perbuatannya 4 tahun lalu dan keterlambatan karena baru bisa datang meminta maaf secara langsung sebagai pelaku.

Orang tua Doyoung dan Risa juga datang menemui beliau. Mereka meminta maaf dengan penuh penyesalan karena ikut menyembunyikan fakta bahwa Doyoung adalah pelaku yang sebenarnya, juga soal mereka yang sama sekali tak pernah datang menemui Ibu Shasha untuk minta maaf karena dilarang Presdir Kim.

"Sampai kapan kamu mau nangis?"

Doyoung tersenyum waktu melihat Risa datang mengunjunginya. Hukuman untuk Doyoung masih belum diputuskan. Pihak berwajid masih mengumpulkan bukti terkait kebenaran yang diungkap Doyoung. Sejauh ini beberapa kaki tangan Presdir Kim yang terlibat telah ditangkap dan diselidiki. 4 orang polisi yang ada di tkp waktu insiden 4 tahun lalu terjadi juga dinyatakan terlibat. Mereka menerima suap dari Presdir Kim berupa sejumlah uang yang jumlahnya tidak sedikit.

"Kakak baik-baik aja? Pasti berat tinggal di sini ..." ucap Risa tak kuasa menahan isak tangisnya.

"Berat. Tapi entah kenapa Kakak ngerasa tenang banget, seolah semua beban Kakak udah diangkat," ujar Doyoung. Untuk pertama kalinya setelah sekian lama, Risa melihat Doyoung tersenyum begitu damai. "Harusnya Kakak berani untuk ambil langkah ini sejak awal," lanjutnya.

"Kakak udah nemuin Ibunya Shasha?" tanya Risa.

Doyoung mengangguk, "beliau bilang udah memaafkan Kakak. Bahkan beliau minta Kakak untuk tetap semangat melanjutkan hidup begitu hukuman untuk Kakak diputuskan nanti."

Risa tersenyum penuh haru.

"Kakak juga udah datang ke tempat peristirahatan Shasha," ujar Doyoung. "Sa, menurut kamu ... apa dia bakal maafkan Kakak?" tanya Doyoung, matanya berkaca-kaca.

Risa mengangguk. "Dia pasti maafkan Kakak yang udah dengan berani ambil langkah ini."

Senyuman terlukis di wajah Doyoung.

"Apa rencana kamu setelah ini? Kapan mau pulang ke rumah? Kaka dengar dari Mama, katanya kamu masih tinggal di rumah Seunghun."

"Aku bakal pulang sebentar lagi," ujar Risa.

"Lanjutkan kuliah kamu, Sa," titah Doyoung. "Lakuin apapun yang kamu mau. Tegakkan kepala kamu, jangan lagi ngerasa takut orang-orang bakal menyebut kamu pembunuh. Raih lagi kebahagiaan kamu yang sempat terenggut karena apa yang terjadi 4 tahun lalu."

Risa mengangguk sambil tersenyum dengan mata berair.

"Sekarang Kakak bisa tenang karena ada seseorang yang bisa Kakak minta untuk jaga dan lindungin kamu," ujar Doyoung.

"Siapa?" tanya Risa.

"Seunghun."

Risa melotot mendengarnya, "Kenapa dia?"

"Dia datang ke rumah, sebelum Kakak menyerahkan diri. Dia minta maaf sama Mama, Papa dan Kakak atas perbuatannya sama Kamu," ujar Doyoung. "Kakak juga minta maaf karena jadi penyebab Seunghun melakukan itu sama kamu," lanjutnya.

"Udah Risa maafin ..." Wajah Risa tertunduk.

"Soal kamu sama Seunghun ... gimana kelanjutannya?"

"Gak ada yang perlu dilanjutin." Risa masih menunduk lesu.

Dia mana tahu Doyoung senyum-senyum melihatnya, karena telah mengetahui sesuatu.

Risa datang menemui Suhyun setelah menjenguk Doyoung. Sahabatnya itu terpaku waktu melihat kedatangan Risa di gerbang kampus.

Awalnya, Risa takut Suhyun masih marah padanya. Tapi ternyata ... gadis itu langsung berlari dan memeluknya setelah berdiri diam menatap Risa cukup lama.

"Maafin gua ya, Sa."

Suhyun menangis sambil memeluk Risa.

"Kok jadi lo yang minta maaf sih? Ya gua lah yang minta maaf. Sorry ya, gua ngerti kok kenapa lo marah," balas Risa.

Mereka menjadi pusat perhatian orang-orang yang berlalu di sekitaran gerbang kampus karena menangis sambil berpelukan.

"Tangan lo udah sembuh?" Suhyun menarik tangan kiri Risa dan memperhatikan bagian pergelangan tangannya.

"Hah?" Risa terheran-heran mendengar pertanyaan Suhyun.

"Gua udah denger dari Hyunsuk, bahwa lo nyakitin diri sendiri sampai masuk rumah sakit, sebelum kabur dari rumah." Suhyun masih menangis sesenggukan.

"Lo nemuin Hyunsuk? Kapan?" tanya Risa terkejut.

"Setelah denger kabar bahwa lo ngundurin diri dari kampus. Gua khawatir banget, sampai nyaris gak tahan buat hubungin lo. Tapi karena gua masih marah banget sama lo, jadinya gua mutusin untuk nanya ke Hyunsuk. Gua makin kaget waktu dia bilang lo kabur dari rumah. Dia nanya apa gua tau lo ada masalah apa sama Seunghun, karena sebelum kabur lo berusaha untuk bunuh diri setelah pergi sama Seunghun. Gua inget lo sempet ngobrol sama Yonghee sebelum ngilang gitu aja, jadi gua desak dia buat kasih tau keberadaan lo. Ternyata feeling gua bener, dia tau lo di mana," ujar Suhyun panjang lebar.

"Jadi ... waktu gua ketemu lo di minimarket depan kompleknya Seunghun...."

"Iya, gua sengaja datang ke sana supaya ketemu lo. Bukan sekali dua kali gua datang dan duduk di sana, berharap bisa ketemu lo. Gua khawatir banget tau!" Suhyun memukul Risa, tapi langsung memeluknya lagi.

Mereka memutuskan untuk melanjutkan bicara sambil berjalan menuju kedai favorit mereka.

"Sebenernya, gua tau sejak awal tentang identitas lo. Bahwa lo adalah cucunya Presdir Kim dan dijulukin pembunuh sama banyak orang karena insiden 4 tahun lalu. Bahkan orang tua gua tau soal itu. Lo tau kan Papa gua juga pengusaha."

"Serius? Dan lo tetep mau temenan sama gua sejak awal, bahkan setelah tau soal itu?"

"Awalnya gua kaget pas tau kita satu jurusan. Gua juga gak nyangka pas jadi temenan deket sama lo gitu aja. Terlepas dari apa yang orang-orang bilang tentang lo, ternyata lo orang yang bener-bener baik. Karena itu gua gak peduli sama ucapan orang tentang lo. Dan ternyata bukan lo pelaku yang sebenernya ..." Suhyun tentu mengetahui berita yang menggemparkan belum lama ini, soal pengakuan Doyoung.

"... Dan apa yang bikin gua marah sama lo waktu itu adalah ... lo gak pernah mau bagi beban lo sama gua. Padahal gua tau apa yang pastinya lo pendem dan bikin lo selalu keliatan gak bahagia. Semuanya pasti berkaitan sama insiden itu. Gua baru ngerti sekarang, kenapa lo gak bisa cerita apapun selama ini," lanjutnya.

Risa tersenyum, dipeluknya lengan kiri Suhyun erat-erat.

"Sekarang lo tinggal ceritain apa yang terjadi antara lo dan Seunghun!" pinta Suhyun.

Risa menceritakan semuanya. Mereka bicara di kedai tteokbokki favorit mereka. Suhyun sempat emosi waktu mendengar apa yang telah Seunghun lakukan pada sahabatnya. Tapi dia mengerti setelah mengetahui hubungan Seunghun dengan gadis yang menjadi korban dari insiden 4 tahun lalu.

"Terus sekarang rencana lo apa? Perasaan lo tulus kan sama Seunghun?" tanya Suhyun.

"Gak tau. Gua ngerasa gak pantes ada di sisi dia," ucap Risa.

"Hey! Kenapa harus ngerasa kaya gitu? Inget, Sa! Lo cuma korban dalam persoalan yang terjadi. Lo sama sekali gak salah!" ucap Suhyun meyakinkan. "Terus sekarang gimana sikap Seunghun ke lo?" tanyanya lagi.

Risa menggeleng, "gak tau. Sikap dia ngebingungin banget belakangan ini."

Sementara itu ... Laki-laki yang tengah mereka bicarakan sedang mengemas sesuatu dalam kamarnya.

Midam dan Suah hanya memperhatikan waktu Seunghun melepas satu per satu figura berisi foto dirinya dengan Shasha dari dinding, lalu memasukkannya ke dalam kotak.

Seunghun tersenyum penuh arti. Diusapnya permukaan foto Shasha yang tersenyum begitu cantik dalam foto.

"Sha, sekarang kamu bisa istirahat dengan tenang. Aku minta izin untuk lanjutin hidup tanpa kamu, ya. Tapi kamu tenang aja, sampai kapanpun aku gak akan pernah lupain kamu. Terima kasih karena kamu pernah hadir dalam hidup aku," ucap Seunghun sebelum meletakkan foto terakhir dan menutup kotak besar berisi foto-foto dirinya dengan Shasha.

"Jadi apa rencana lo sekarang?" Midam bertanya waktu Seunghun duduk di tengah dirinya dan Suah.

"Lo beneran naksir Risa?" tanya Suah masih tak bisa percaya dengan pengakuan Seunghun padanya dan Midam beberapa hari yang lalu.

Seunghun mengangguk sambil memeluk boneka pompompurin kesayangannya.

"Terus Risa nya gimana? Dia mau balikan sama lo?" tanya Midam.

Kali ini Seunghun menggeleng.

"Mungkin dia ngerasa gak enak atas semua perbuatan keluarganya ke Shasha," ujar Suah.

"Iya, emang berhubungan sama hal itu. Tapi gua gak bakal nyerah! Gua mau lindungin cewe rapuh itu dan balikin kebahagiannya yang sempet lenyap karena apa yang terjadi selama 4 tahun terakhir," ujar Seunghun.

"Kena batunya kan lo! Ujungnya naksir beneran sama Risa," ejek Midam.

Tiba-tiba terdengar suara gadis yang tengah mereka bicarakan sejak tadi, dari lantai bawah.

"Tuh orangnya balik," ucap Suah.

Seunghun melompat ke atas tempat tidurnya. "Kalian turun cepetan! Kasih tau dia bahwa gua demam ya!" titahnya, sambil berbaring dan menyelimuti tubuhnya sendiri.

Suah dan Midam geleng-geleng kepala. Meski begitu mereka menuruti perintah Seunghun.

Sesuai dugaan Seunghun, tak lama Risa datang ke kamarnya. Gadis itu keliatan khawatir waktu melihat Seunghun menggigil di balik selimut. Padahal Seunghun cuma pura-pura.

"Kamu sakit?" tanya Risa.

"Keliatannya?" Seunghun malah balik bertanya.

Risa mendekat ke arahnya, berniat menyentuh dahi Seunghun untuk mengecek karena katanya Seunghun demam.

Tanpa Risa duga, Seunghun malah menariknya sampai Risa berbaring tepat di hadapannya.

"Kapan mau pulang?" tanya Seunghun, dengan suasana yang menjadi kikuk dan jantungnya yang berdebar hebat karena ulahnya sendiri.

"Besok-"

"Bisa gak tinggal sedikit lebih lama lagi-"

"Kamu udah nahan aku di sini selama satu minggu!" dengus Risa, mengingat Seunghun tak kunjung mengantarkannya pulang dan terus memintanya untuk tinggal sedikit lebih lama lagi.

"... Sebenernya apa sih yang kamu mau? Kamu mau nunggu Hyunsuk datang lagi ke sini untuk jemput aku?" tanya Risa.

"Dia gak bakal datang. Aku udah peringatin dia," ujar Seunghun.

"Hah?" Risa mengernyitkan dahi, tak mengerti.

"Sa, aku nahan kamu di sini bukannya tanpa tujuan," ujar Seunghun.

"Terus apa tujuannya? Kamu minta aku stay di sini, tapi setiap hari kamu pergi sama Suah dan Kak Midam. Maunya apa sih?" Risa jadi emosi.

"Aku mikir-mikir selama satu minggu terakhir. Bayangin gimana kalau kamu beneran pulang ke rumah orang tua kamu. Dan kayanya aku gak bisa...."

"Gak bisa apa?" tanya Risa lagi.

"Gak bisa kalau gak ada kamu lagi di rumah ini," ucap Seunghun membuat pipi Risa memerah merona.

Mereka mana tahu, Midam dan Suah yang menguping merasa ingin muntah mendengar ucapan Seunghun barusan.

"Bisa gak kamu tinggal sama aku aja?"  pinta Seunghun.

Risa melotot menatapnya. "Ya gak bisa lah!"

Tapi kemudian Seunghun meraih tangan Risa, lalu memasangkan cincin di jari manisnya. Bukan cincin yang diberikan Kakek Risa atau cincin yang ditunjukkan Seunghun di rumah penyimpanan abu, tapi cincin yang baru Seunghun beli untuk melamar Risa.

"Kalau gini bisa, kan?" ucap Seunghun. "Sa, kita mulai lagi semuanya dari awal, ya? Ucapan yang Kak Donghyuk bilang ke aku jadi kenyataan. Aku beneran kena batunya. Aku ... jatuh cinta beneran sama kamu."

"Rasanya bakal aneh kalau kita lanjutin, setelah semua yang terjadi antara kita. Percaya sama aku, Seunghun!" ucap Risa. Dia menahan tangis.

"No. Kamu yang harus percaya sama aku, Sa. Kita bisa lanjutin semua ini. Kali ini bukan lagi hubungan yang ternyata cuma cinta sepihak atau hubungan yang terjalin karena perjodohan, tapi hubungan yang dimulai karena perasaan kita berdua."

"Tapi-"

"Percaya sama aku, Risa. Apa yang terjadi kemarin sama sekali bukan salah kamu. Kamu cuma korban. Aku udah bertekad untuk jaga dan lindungin gadis rapuh yang satu ini," ucap Seunghun penuh kesungguhan.

"Kamu cuma kasian karena aku rapuh-"

"Bukan gitu. Ada di sisi kamu selama kurang lebih satu tahun, cukup bikin aku tau banyak hal tentang diri kamu. Dan aku mau jadi seseorang yang bawa kamu untuk raih kebahagiaan. Aku mau ... gadis yang udah cukup lama menderita ini ... dapetin lagi senyum bahagianya tanpa ada sedikitpun luka yang tertinggal karena apa yang terjadi di masa lalu."

Risa memandangi Seunghun dengan mata berkaca-kaca.

"Lagi," ucapnya.

"Apanya?" tanya Seunghun.

"Yakinin aku lagi," pinta Risa.

Seunghun tersenyum, "aku gak bisa lepasin cewe manja yang satu ini," ucapnya.

Dahi Risa mengernyit, "cewe manja?"

"Iya, cewe manja yang selalu minta aku masakin makanan kalau laper. Cewe manja yang mungkin gak bakal aku temuin lagi di dunia ini. Cewe manja yang bikin aku jatuh cinta karena meskipun dia bodoh, gampang ditipu-AW! BERCANDA RISA!" Seunghun meringis waktu Risa mencubit lengannya.

"... Tapi dia baik, karena masih terus peduli sama aku, bahkan di saat aku jahat banget sama dia. Cewe tulus yang bahkan udah bikin aku jatuh cinta hanya dengan liat gimana cara dia ngerawat Nara selama ini. Dan masih banyak lagi ..." lanjut Seunghun.

Risa jangan ditanya, air matanya akhirnya luruh juga.

"Jadi, Risa, mau gak kamu ngulang lagi semuanya? Kali ini gak ada kepura-puraan di antara kita," ucap Seunghun.

Risa mengangguk. Menghadirkan senyuman di wajah Seunghun.

"Sementara aku berusaha untuk bantu perusahaan Papa bangkit, kamu lanjutin kuliah yang sempat ketunda, ya? Setelah itu ... kita bisa pergi ke manapun kamu mau. Cuma ada aku dan kamu," ucap Seunghun.

Risa tersenyum dan mengangguk setuju. Dia balas memeluk waktu Seunghun memeluknya erat sekali.

"Bloon banget. Ngapain ngelamar cewe di tempat tidur coba?" tanya Suah berbisik.

"Kaga tau. Biarin aja. Nanti kalau ketiduran, paling bangun-bangun diomelin emaknya," sahut Midam sebelum menarik Suah pergi.

Ucapan Midam benar-benar kejadian. Risa sempat melotot terkejut waktu terbangun dengan jarak wajahnya yang begitu dekat dengan wajah Seunghun. Sesaat dia lupa apa yang terjadi dan bagaimana bisa dia tertidur berhadapan dengan laki-laki itu.

Risa menyentuh pipi laki-laki yang masih terlelap di hadapannya. Menyentuh setiap inci wajah Seunghun dengan perasaan berdebar dan masih tak percaya bahwa dirinya benar-benar akan memulai kembali hubungan dengan Seunghun.

Risa beringsut turun dari tempat tidur. Dia terpaku waktu menyadari bahwa tak ada lagi foto-foto Shasha yang terpajang dalam kamar Seunghun. Mata Risa berair, ditatapnya Seunghun sekali lagi dengan tatapan penuh haru, sebelum dirinya keluar dari kamar Seunghun.

"Selamat pagi Kak Risa~"

Nara menyambut waktu Risa datang ke dapur untuk mengambil minum.

"Pagi?" tanya Risa terkejut. Nara mengangguk mengiyakan.

Gadis kecil itu saling tatap dengan Papanya, keheranan melihat reaksi terkejut Risa waktu mengetahui bahwa sekarang sudah pagi.

Karena seingat Risa ... dirinya terlelap dengan Seunghun waktu hari masih sore. Dan sekarang sudah pagi? Artinya Risa dan Seunghun tidur lama sekali.

Seunghun datang ke dapur. Dia baru bangun tidur dan baru membasuh wajahnya. Waktu akan mendekat ke arah Risa yang tengah mengambil minum ...

"OM!" Suara Nara mengejutkannya dan juga Risa.

Risa sampai berbalik dan terkejut menemukan Seunghun berdiri di belakangnya.

"Apa?" sahut Seunghun santai.

"Om kenapa tidur sama Kak Risa sih? Harusnya kan aku yang tidur sama dia!" ucap Nara kesal.

Seunghun membulatkan kedua matanya. Risa jangan ditanya, hampir dia menyemburkan air dalam mulutnya.

Donghyuk langsung memelototi Seunghun. Dia bangkit dan berdiri di samping Seunghun.

"Jangan macem-macem sebelum nikah!" bisiknya, memperingatkan.

"Engga, astaga ... tidur doang gak ngapa-ngapain!" sahut Seunghun panik.

Risa langsung memelototinya. Gara-gara Seunghun, Risa jadi tertidur di kamarnya sampai Nara menangkap basah mereka tidur berdua.

"Siap-siap ya. 1 jam lagi anterin aku pulang."

Risa akan pulang hari ini.
Dia telah selesai mengemas semua barang-barangnya.

"Hah? Kenapa harus hari ini? Besok aja, ya? Atau lusa. Atau besok-besoknya lagi," bujuk Seunghun semelas mungkin.

Tapi bujukannya gagal. Keputusan Risa telah bulat. Dia akan pulang hari ini.

Awalnya Nara menahan Risa dan tak mau melepasnya pergi, tapi setelah Risa berjanji akan sering datang mengunjunginya, akhirnya Nara mau mengizinkan Risa pulang.

Seunghun mengantar Risa dengan mobilnya. Dia ikut masuk waktu sampai di kediaman orang tua Risa. Mengekori Risa dan membawakan barang-barangnya.

Orang tua Risa menyambut di teras. Dipeluknya putri mereka erat-erat.

"Akhirnya kamu pulang juga, Sayang." Sang Mama membelai pipi Risa dengan penuh kasih sayang.

"Ayo masuk, Seunghun." Papa Risa berjalan masuk beriringan dengan Seunghun. "Gimana kabar orang tua kamu?"

"Baik, Pa."

Risa reflek menoleh menatap Seunghun—terkejut mendengar laki-laki itu menyebut Papa Risa dengan sebutan Papa. Biasanya kan Om.

"Kenapa Nara gak diajak ke sini? Mama pengen banget ketemu dia."

"Nanti Seunghun ajak keluarga ke sini ya, Ma."

Mama Risa mengangguk, "kita harus makan bareng kapan-kapan," ujar beliau.

Makanan telah terhidang di meja makan. Mamanya Risa menuntun Seunghun ke sana untuk makan bersama.

"Kak Risa...."

Suara Hyunsuk di pintu menarik atensi Risa dan yang lainnya.

"Astaga ... Hyunsuk!" Mama Risa berseru—terkejut, melihat keponakannya datang dengan berjalan terpincang-pincang dan darah mengucur dari lengannya.

Risa berlari ke arah Hyunsuk, waktu laki-laki itu jatuh terduduk dan meringis kesakitan memegangi kakinya.

"Hyunsuk, lo kenapa?" tanya Risa panik.

"Jatoh dari motor. Seseorang nabrak gua pake mobil," ujar Hyunsuk dengan eskpresi menahan sakit. Dipeganginya lengan Risa erat-erat. "Kak ... jaga diri lo, ya. Lo harus hati-hati. Gua rasa ... orang yang sengaja nabrak gua tadi adalah orang suruhan Kakek lo."

Tubuh Risa melemas.
Kebahagiaan karena Seunghun telah melamarnya membuatnya melupakan soal sang Kakek yang keberadaannya masih belum diketahui sampai detik ini.

Risa yakin Kakeknya tak akan tinggal diam setelah gagal mencegah Doyoung menyerahkan diri dan mengungkap kebenaran terkait insiden 4 tahun lalu.

Mengingat seberapa besar usaha sang Kakek untuk melindungi Doyoung dari berbagai macam persoalan sampai sejauh ini. Bagi beliau ... Doyoung yang merupakan penerusnya harus bersih dan terbebas dari persoalan apapun.





















Yeay satu chapter lagi~
Masih semangat gak nih bacanya?
Jangan lupa vote dan komen ya^^

Continue Reading

You'll Also Like

986K 59.8K 35
Delissa Lois adalah seorang gadis cantik yang terkenal barbar, suka mencari perhatian para abang kelas, centil, dan orangnya kepo. tapi meskipun begi...
139K 25.7K 32
Sama-sama gengsi untuk mengakui perasaan, itu yang terjadi dengan Jungwon dan Feby. Keduanya yang selalu berusaha untuk menyangkal perasaan masing-ma...
26.5K 5.1K 18
[Silverboys series Book 1] "Gua ketemu tuan putri di belokan deket tangga!" Starring: -Choi Raesung/Millennium -Kim Haerin (OC) -Kim Hanbin -Jung Jae...