Fiance || Kim Seunghun✔

By Millenniums12

21.2K 4.1K 882

[Silverboys series Book 4] Risa harus dihadapkan pada kenyataan bahwa laki-laki yang selama ini bertingkah se... More

Hana
Dul
Set
Net
Daseot
Yeoseot
Ilgup
Yodol
Ahob
Yol
Yolhana
Yoldul
Yolset
Yolnet
Yoldasot
Yolilgup
-Majimak Chapter-
SEQUEL/KELANJUTAN CERITA SUDAH DIPUBLISH

Yolyosot

826 178 28
By Millenniums12

Author POV

Hyunsuk membawa Risa pulang. Lebih tepatnya membawa paksa. Dia mengatakan bahwa Mamanya Risa terus menangis karena Risa pergi dan menghilang begitu saja tanpa jejak setelah menyakiti dirinya sendiri waktu itu.

"RISA!"

Sang Mama beranjak bangkit dari sofa dan berlari memeluk Risa, waktu melihat putrinya itu dibawa pulang oleh Hyunsuk.

"Akhirnya kamu pulang juga, Sayang."

Risa menitikan air mata melihat Mamanya menangis sambil memeluknya. Tapi tak lama dia melepaskan diri dari pelukan beliau.

"Kami udah dengar soal siapa Seunghun sebenarnya dan apa yang udah dia lakukan sama kamu. Gimana bisa selama ini kamu bertahan untuk tinggal di rumahnya? Apa dia memperlakukan kamu dengan buruk?" tanya Papa Risa khawatir.

"Aku bisa bertahan di manapun, asal bukan di sini. Aku bisa tahan seburuk apapun Seunghun memperlakukan aku, karena sampai kapanpun aku gak mau kembali ke rumah ini." Risa hendak pergi, tapi secepat kilat sang Mama menahannya.

"Risa! Tunggu, Sayang! Jangan tinggalkan Mama! Mama janji akan melindungi kamu dan gak akan biarkan kejadian seperti 4 tahun lalu terulang lagi."

"Apa yang bisa Mama lakuin? Mama bahkan cuma diam tanpa lakuin apapun waktu aku ditarik paksa untuk pake pakaian terbuka, meneguk minuman beralkohol dan berakhir gantiin Kak Doyoung sebagai pelaku!" seru Risa penuh amarah. "... Apa yang udah Mama dan Papa lakuin untuk Risa sampai detik ini? Kalian bahkan gak bisa lakuin apapun tiap kali Risa dibicarakan di belakang punggung dan disebut pembunuh ..." ucap Risa diikuti isak tangis pilunya.

"Risa, kita selesaikan semuanya sekarang, ya. Kakak bakal akui semuanya supaya kamu gak perlu menanggung semua ini lagi," ucap Doyoung penuh rasa bersalah.

"Doyoung ..." lirih sang Mama khawatir tentang apa yang akan putranya lakukan.

"Liat! Mama dan Papa gak ada bedanya sama Kakek! Cuma kamu yang terpenting buat mereka!" ucap Risa pada Doyoung, sebelum kembali menatap kedua orang tuanya lagi, "kenapa kalian butuh Risa di sini? Supaya seandainya besok-besok dia bikin kesalahan lagi, ada aku yang bisa dijadiin pengganti dia sebagai pelaku? Sama kaya apa yang terjadi 4 tahun lalu. Iya, kan?"

"Engga, aku bakal pastiin hal serupa gak akan pernah terjadi lagi." Doyoung mendekat ke hadapan Risa, lalu menangkup kedua pipi adiknya itu dengan hati-hati. "Siapa yang pukul kamu?" tanyanya, waktu melihat permukaan pipi kiri Risa memerah seperti habis dipukul.

"Ibu dari gadis yang kamu tabrak 4 tahun lalu ..." ucap Risa masih berurai air mata. "Kamu tau gak betapa hancurnya beliau karena kehilangan putrinya dengan cara yang begitu menyakitkan? Dan kamu tau gak ... gimana hancurnya Seunghun karena kehilangan gadis yang dia cintai?  Kenapa kamu bikin aku keseret semua masalah ini?!" tanya Risa penuh amarah.

"Maaf ..." lirih Doyoung, "4 tahun lalu ... aku cuma berniat buat mengakhiri semua ini. Aku cuma berharap malam itu aku bakal berhasil untuk mengakhiri hidup aku sendiri. Aku gak pernah berniat untuk mencelakai siapapun, Sa. Termasuk gadis bernama Shasha itu. Orang suruhan Kakek langsung bawa aku pergi dari tempat kejadian, sesaat setelah aku nabrak dia. Dan aku sama sekali gak pernah menduga, bahwa Kakek bakal bawa kamu ke sana dan bikin seolah kamu adalah pelakunya." Doyoung menangis penuh rasa bersalah.

Orang tuanya dan Risa menangis lebih hebat lagi. Karena ini pertama kalinya Doyoung mengaku bahwa di malam itu, 4 tahun yang lalu, dia mengemudikan mobil dengan kecepatan tinggi dalam keadaan mabuk dengan niat untuk mengakhiri hidupnya sendiri.

"Aku berusaha dengan segala cara untuk lepasin diri dari situasi menyesakkan ini sejak dulu, Sa. Tapi semuanya justru makin rumit. Aku bahkan harus nerima waktu kamu mulai menjauh dan berakhir benci aku setengah mati ..." lanjut Doyoung. Dengan wajah putus asa dia menatap Papanya. "Ini semua terjadi karena Papa bikin Doyoung jadi pengganti Papa. Seharusnya seseorang yang jadi penerus Kakek adalah Papa, bukan Doyoung...."

Risa mengerti sekarang. Doyoung selalu membuat onar sejak dulu, karena muak dengan perlakuan Kakek mereka.

Hari-hari bahagia dalam hidupnya yang Doyoung ingat hanyalah waktu usianya dibawah 6 tahun. Waktu dia dan Risa belum dibuat berjarak oleh Kakek mereka.

Sejak berusia 6 tahun kehidupan Doyoung mulai diatur Presdir Kim. Sejak kecil dia telah dinobatkan sebagai calon penerus sang Kakek. Kehidupan Doyoung setiap harinya diatur sepenuhnya oleh Presdir Kim. Beliau bahkan membatasi gerak gerik Doyoung. Melarang Doyoung bergaul dengan siapapun dan melarangnya melakukan apapun yang dia inginkan.

"Sa ..." panggil Doyoung.

Risa berbalik, melewati Hyunsuk yang sejak tadi berdiri tepat di belakangnya dan berlalu keluar.

Risa tak bisa mengatakan apapun lagi. Sama seperti kedua orang tuanya yang hanya bisa menangis karena merasa gagal menjaga Risa dan Doyoung selama ini. Mereka memang tak pernah berdaya di hadapan Presdir Kim. Bahkan Papa mereka yang merupakan satu-satunya putra dari Presdir Kim pun tak pernah bisa melawan Ayahnya itu.

"Kamu ..." Risa terkejut sekali melihat Seunghun berdiri di depan pintu rumahnya.

Laki-laki itu bahkan sama sekali belum membersihkan dan mengobati luka-luka di wajahnya karena dihajar Hyunsuk tadi.

Seunghun menarik dan membawa Risa pergi dengan mobilnya. Seunghun melajukan mobilnya tanpa tujuan. Risa yang duduk di sampingnya sama sekali tak bersuara di sepanjang perjalanan. Gadis itu menoleh ke belakang sesekali, lalu menghela nafas saat dilihatnya mobil hitam mengikuti mereka tak jauh di belakang.

Seunghun jadi teringat waktu Presdir Kim berkata beliau memerintahkan seseorang untuk memantau Risa diam-diam.

"Pegangan!" titah Seunghun. Ditambahnya kecepatan mobil begitu Risa telah berpegangan kuat-kuat.

Seunghun melajukan mobilnya secepat mungkin. Mendahului entah berapa mobil yang ada di depan, membawa mobilnya berbelok ke sana ke mari, sampai mobil hitam tadi akhirnya tak lagi terlihat.

Seunghun membawa Risa ke danau yang biasa didatanginya bersama Shasha, dulu.

Risa turun dari mobil lebih dulu. Dia berjalan mendekat ke arah danau yang letaknya tak jauh dari tempat mobil Seunghun terparkir.

Seunghun menyusul. Ada begitu banyak pertanyaan yang ingin dia lontarkan pada Risa sekarang juga. Namun gadis itu terus termenung selama beberapa saat. Bulir-bulir air terus meluncur dari matanya yang terpaku menatap permukaan air danau.

Seunghun menarik Risa, membuat gadis itu menjadi berdiri berhadapan dengannya. Tapi tangis Risa justru pecah waktu melihat wajah Seunghun yang babak belur. Dia menangis sesenggukan, tangannya terangkat hendak menyentuh permukaan wajah Seunghun, namun tertahan.

"Kenapa nangis?" tanya Seunghun.

"Maaf, kamu jadi luka-luka kaya gini. Pasti sakit banget ..." ucap Risa sambil menangis dan menutupi wajahnya sendiri.

Seunghun keheranan menatap gadis di hadapannya. "Kamu perempuan paling bodoh yang pernah aku kenal," ucapnya sambil menarik tangan Risa ke bawah agar tak lagi menutupi wajahnya sendiri.

Dahi Risa mengernyit, waktu mendengar Seunghun menyebutnya bodoh.

"Emang bodoh, sampai bisa kamu tipu habis-habisan," sahut Risa sekalian menyindir Seunghun yang sukses menipunya dengan pura-pura mencintai Risa hanya untuk balas dendam.

"Kenapa diam aja selama ini?" tanya Seunghun, "aku ngerti sekarang, kamu gak punya pilihan selain bungkam dan nerima kebencian dari orang-orang yang mandang kamu sebagai pembunuh. Tapi kenapa harus bungkam di depan aku juga?"

Risa menoleh ke samping kanan, memastikan tak ada mobil yang mengikutinya dan Seunghun ke sini.

"Kalau kamu gak bisa kasih tau semua orang bahwa bukan kamu pelakunya, setidaknya kamu bisa jujur sama aku sejak awal," ucap Seunghun lagi.

"Terus apa? Seandainya aku kasih tau kamu waktu di rumah penyimpanan abu, bahwa aku bukan pelaku yang sebenarnya ... kamu pasti bakal bantu aku untuk mengungkap kebenaran dan mendapat keadilan, kan?" ucap Risa.

Dia benar.
Seunghun tak mungkin diam saja jika mengetahui sejak waktu itu, bahwa Risa bukanlah pelaku yang sebenarnya.

"Kenapa kamu nanggung semua beban itu sendirian? Bahkan waktu kita pacaran, kamu sama sekali gak pernah bahas soal apa yang terjadi 4 tahun lalu. Kalau mengesampingkan fakta bahwa aku adalah laki-laki yang sengaja datang ke hidup kamu karena Shasha, aku jelas bingung. 'Kenapa dia gak pernah mau bagi beban terbesarnya sama aku? Padahal aku tau selama ini dia hidup dengan rasa bersalah karena udah nabrak seseorang sampai orang itu kehilangan nyawa'."

Risa mengusap pipinya yang basah, "aku takut. Waktu itu aku selalu mikir bahwa suatu saat aku harus kasih tau kamu soal itu. Tapi aku sama sekali gak pernah siap, karena takut ... gimana kalau kamu jauhin aku setelah tau bahwa aku adalah seseorang yang biasa orang-orang sebut pembunuh?" Risa kembali menatap ke tengah danau. "Sama halnya kaya Suhyun. Aku sama sekali gak berani untuk cerita soal itu ke dia, karena takut dia bakal jauhin aku begitu tau soal itu."

"Seandainya sampai kapanpun kamu gak akan pernah bisa mengungkap kebenaran dan membersihkan nama baik kamu sendiri, seengganya kamu bisa kasih tau aku dan Suhyun. Dengan begitu kamu bisa sedikit ngerasa tenang karena ada sedikit orang yang tau bahwa kamu cuma korban di sini."

Risa menggeleng, "aku gak mau melibatkan siapapun. Seunghun, kamu denger percakapan aku sama Mama, Papa dan Kak Doyoung tadi?"

"Soal kamu yang malam itu dipaksa pake pakaian terbuka, dipaksa minum minuman beralkohol dan dipaksa untuk ikut ke tempat kejadian 4 tahun lalu sampai akhirnya jadi pengganti Kakak kamu sebagai pelaku? Soal orang tua kamu yang cuma diam dan gak lakuin apapun waktu semua itu terjadi?" tanya Seunghun.

"Sekarang kamu tau, kan, orang macam apa Kakek aku? Dengan segala hal yang beliau punya, beliau bisa melakukan apapun. Aku gak pernah berani untuk gegabah selama ini. Aku gak punya pilihan lain selain nerima semuanya selama 4 tahun terakhir. Dipandang sebagai pembunuh, terbiasa dibicarakan di belakang punggung, ditatap sinis dan masih banyak lagi ..." Risa terisak, "... berat, Seunghun. Sama sekali gak mudah bagi aku untuk bertahan hidup setelah insiden itu terjadi."

Air mata Seunghun luruh. Melihat Risa menangis pilu di hadapannya ... membuatnya begitu merasa bersalah. Seunghun merasa jahat sekali karena telah menyakiti orang yang salah.

Seunghun mendekat, dipeluknya Risa erat-erat. Membiarkan tangis gadis itu pecah di dalam pelukannya.

"Aku minta maaf atas semua yang udah aku perbuat dan semua ucapan kejam yang pernah aku ucapkan sama kamu," ucap Seunghun.

"Aku harus gimana sekarang ..." lirih Risa di tengah isak tangisnya.

"Soal apa?" Seunghun melepas pelukannya, ditatapnya Risa lamat-lamat.

"Kamu dan Hyunsuk mungkin akan ada dalam bahaya. Waktu Hyunsuk hajar kamu tadi dan mengungkap bahwa bukan aku pelakunya, aku yakin ada mata-mata suruhan Kakek yang liat kejadian itu. Kamu bisa bayangin kan, apa yang bakal Kakek lakukan begitu tau bahwa Hyunsuk dan kamu udah tau bahwa aku bukan pelaku yang sebenarnya?" tanya Risa gelisah.

"Aku bisa jaga diri," ucap Seunghun menenangkan gadis di hadapannya, "... Ngomong-ngomong soal Hyunsuk, gimana bisa dia tau bahwa kamu bukan pelakunya?"

Risa juga masih terpikir soal itu, "4 tahun lalu di malam waktu insiden itu terjadi, aku lagi sama Hyunsuk. Dia minta diajarin materi matematika. Kita ada di kamar aku waktu itu. Sampai akhirnya Kakek datang dan tiba-tiba tarik aku secara paksa. Hyunsuk pasti bisa langsung nebak apa yang terjadi begitu liat aku kembali ke rumah dalam keadaan berantakan dengan pakaian terbuka, bahkan ditetapkan sebagai pelaku yang mengemudikan mobil dalam keadaan mabuk dan nabrak seorang gadis sampai kehilangan nyawa di tempat kejadian. Hyunsuk adalah salah satu orang yang tau banyak tentang aku. Dia jelas tau, aku bukan tipikal anak yang suka mabuk-mabukan, apalagi waktu itu aku masih di bawah umur. Hyunsuk juga tau ... orang macam apa Kakek aku. Dengan semua itu, dia pasti bisa langsung menyimpulkan apa yang terjadi."

Akhirnya Seunghun mendapat semua jawaban dari sekian banyak tanda tanya dalam benaknya atas apa yang sebenarnya terjadi 4 tahun lalu.

"Satu lagi, gimana bisa Hyunsuk tau soal keberadaan kamu dan soal apa yang aku perbuat sama kamu? Sampai dia datang ke rumah aku dan ngungkapin fakta bahwa bukan kamu pelakunya," tanya Seunghun lagi.

"Dia bilang ... gak sengaja dengar pembicaraan Kakek dan keluarga aku. Kakek yang kasih tau keluarga aku soal di mana keberadaan aku dan soal siapa kamu sebenarnya," ujar Risa. "Entah apa yang Kakek rencanakan dengan mengatur perjodohan antara kita berdua. Aku yakin beliau mengatur perjodohan kita bukan tanpa tujuan. Karena beliau tau kamu punya hubungan sama Shasha."

Seunghun jadi ikut berpikir keras. Ucapan Risa ada benarnya.

Seunghun membawa Risa pulang ke rumah orang tuanya, bukan ke rumah orang tua Risa. Gadis itu masih enggan untuk pulang ke rumah orang tuanya sendiri.

Waktu sampai di rumah orang tua Seunghun, mereka dikejutkan oleh kehadiran Doyoung yang berdiri di pagar menunggu Risa.

Waktu Risa turun dari mobil Seunghun, Doyoung langsung memeluknya.

"Pulang, ya?" pinta Doyoung, menatap Risa dengan tatapan khawatir.

Tapi Risa menggeleng. Dia menolak.

"Risa, Kakak bakal pulihkan nama baik kamu. Kakak bakal menyerahkan diri ke pihak berwajib dan mengungkap semua kebenaran atas insiden 4 tahun lalu," ujar Doyoung penuh kesungguhan.

Untuk pertama kalinya setelah sekian lama Risa menyentuh lengan Doyoung. Dia reflek memegangi Doyoung erat-erat waktu mendengar rencana Kakaknya itu.

"Tapi ..." Mata Risa berkaca-kaca. Dia memang membenci Doyoung yang selalu berbuat onar selama ini. Namun setelah mendengar pengakuannya di rumah tadi, Risa menjadi merasa bersalah karena tak pernah mencoba memahaminya.

"Maafkan Kakak, ya. Harusnya Kakak lakukan ini sejak 4 tahun lalu. Harusnya Kakak gak jadi pengecut dengan membiarkan kamu menanggung apa yang seharusnya Kakak tanggung," ucap Doyoung. Dia menitikan air mata.

Risa menangis tersedu-sedu mendengar ucapannya.

"Sebelum Kakak pergi, janji untuk selalu jaga diri baik-baik, oke?" ucap Doyoung lagi.

Risa menggeleng masih sambil terus menangis dan memegangi lengan Doyoung erat-erat.

"Dan satu lagi, begitu Kakak kembali setelah menerima hukuman atas perbuatan Kakak 4 tahun lalu, kita harus kembali kaya dulu, ya? Kembali jadi Doyoung dan Risa yang hidup layaknya adik kakak pada umumnya."

Doyoung memeluk Risa sekali lagi, "jangan lama-lama ya pulangnya. Mama nangis terus semenjak kamu pergi gitu aja dari rumah," ucap Doyoung lagi. Dia menatap Risa selama beberapa saat, sebelum melangkah pergi.

Risa berdiri terpaku menatap kepergiannya sambil terus menangis.

"Kakak ..." panggilnya, membuat Doyoung kembali berbalik menatapnya. "... Jangan pernah coba untuk pergi lagi. 4 tahun lalu, aku pasti bakal menyesal sampai detik ini seandainya Kakak beneran pergi."

Air mata Doyoung berjatuhan lagi. Dia jelas mengerti apa maksud dari ucapan Risa. Doyoung berpikir, adiknya pasti merasa terpukul sekali waktu Doyoung mengaku di malam waktu insiden 4 tahun lalu terjadi, dirinya berniat mengakhiri hidupnya sendiri.

Doyoung tersenyum, lalu mengangguk menanggapi ucapan Risa barusan. Sampai akhirnya dia pergi dengan mobilnya.

Tepat setelah Doyoung pergi, Hyunsuk datang lagi.

"Pulang! Ngapain balik ke sini?" tanyanya, bersiap menarik Risa menuju mobilnya.

Aksinya tertahan, karena Seunghun menarik tangan Risa yang satunya lagi.

"Dia belum mau pulang. Lagian barang-barang dia masih di sini," ucap Seunghun.

Risa menatap Seunghun penuh tanda tanya. Kenapa juga laki-laki itu menahannya? Pikir Risa.

"Kalau gitu cepetan kemas barang lo. Gua tungguin," ucap Hyunsuk lagi.

"Gua yang bakal anterin dia pulang," ujar Seunghun.

"Mau apa lagi sih lo? Jauh-jauh dari Kak Risa!" sewot Hyunsuk.

"Apa masalahnya sama lo? Dia kan tunangan gua!" balas Seunghun.

"Stop!" Risa melepaskan kedua tangannya dari genggaman Hyunsuk dan Seunghun. "... Gua gak bisa pergi seenaknya, karena gua kerja sebagai pengasuh keponakannya Seunghun." Risa menjelaskan pada Hyunsuk.

"Terus kapan pulangnya? Lo gak kasian sama Mama lo? Gak mikir gimana kesiksanya beliau karena jauh dari lo?"

"Iya, Hyunsuk, iya. Gua bakal pulang secepatnya," sahut Risa cepat-cepat, "minta maaf dulu sama Seunghun!" titahnya membuat Hyunsuk melotot.

"Kenapa gua harus minta maaf sama orang ini?" tanya Hyunsuk sambil menunjuk Seunghun.

"Kamu udah pukulin dia sampai bonyok gitu."

"Itu gak sebanding kali, Kak, sama apa yang udah dia lakuin ke lo!"

"Hyunsuk!"

"Sorry ..." Malah Seunghun yang mengucapkan maaf. Risa dan Hyunsuk keheranan menatapnya. "... Gua lakuin itu ke Risa karena gak tau kebenarannya. Dan makasih banyak, karena udah kasih tau gua bahwa Risa bukan pelaku yang sebenarnya. Andai lo gak datang dan hajar gua habis-habisan, mungkin sampai kapanpun gua gak bakal tau tentang kebenaran dari insiden 4 tahun lalu," ucap Seunghun pada Hyunsuk.

"Udahlah. Intinya jangan ganggu Kak Risa lagi. Gua tau apa yang udah lo lakuin ke dia. Dan gua gak bakal tinggal diam kalau sampai lo bikin dia nangis lagi!" Hyunsuk memperingatkan. "Jangan lama-lama di sini," ucapnya pada Risa.

Risa mengekori waktu Hyunsuk berjalan kembali menuju mobilnya.

"Apa?" tanya Hyunsuk keheranan, karena Risa menatapnya dengan tatapan penuh haru.

"Sejak kapan sih lo jadi sedewasa ini? Kok bisa anak kecil yang dulu selalu minta gua untuk bukain bungkus permen tiba-tiba jadi dewasa bahkan udah bisa lindungin gua?" tanya Risa.

"Ya iyalah gua udah dewasa. Masa iya mau jadi anak kecil terus," sahut Hyunsuk sebelum masuk ke dalam mobil dan melaju pergi.

Waktu masuk ke dalam rumah, Mamanya Seunghun langsung memeluk Risa sambil terisak.

"Tante dengar ucapan laki-laki tadi, bahwa bukan kamu pelaku yang sebenarnya ..." ucap beliau, merasa bersalah karena pernah memperlakukan Risa dengan dingin waktu mendengar bahwa Risa adalah pelaku yang menabrak Shasha 4 tahun lalu. "Ibunya Shasha juga dengar soal itu. Kamu harus jelaskan pada beliau nanti," ucap Mama Kim pada Seunghun.

"Nara ..." Terdengar suara Donghyuk, bersamaan dengan munculnya Nara yang berlari keluar dari kamarnya.

Gadis kecil itu berlari menghampiri Risa, lalu memeluknya sambil menangis.

"Sayang ..." Risa menggendong Nara dan memeluknya. Nara pasti terpukul karena menyaksikan waktu Risa ditampar habis-habisan oleh Ibunya Shasha.

Suasana makan malam kali ini menjadi cukup aneh setelah fakta bahwa sebenarnya Risa bukan pelaku yang menabrak Shasha telah terkuak.

"Om udah dengar semuanya. Maafkan apa yang telah putra Om perbuat sama kamu ya, Nak Risa." Papa Kim meminta maaf, merasa tidak enak atas perbuatan Seunghun pada Risa.

"Udah Risa maafkan, Om." Risa menunduk sejenak, dia ingin mengutarakan sesuatu. "Terima kasih banyak ya Om, Tante, udah mengizinkan Risa tinggal dan bekerja di sini selama ini. Risa gak bisa meneruskan untuk bekerja di sini. Ada banyak hal yang harus Risa selesaikan di rumah," ucap Risa. Walau berat rasanya pergi dari kediaman orang tua Seunghun, Risa tetap harus pulang. Karena situasi pasti akan menjadi kacau begitu Doyoung benar-benar menyerahkan diri pada pihak berwajib. Risa harus bersiap tentang apa yang akan dilakukan Kakeknya. Beliau tak akan diam saja, bahkan mungkin tak akan membiarkan Doyoung mengungkap kebenaran.

"Terima kasih juga ya, Risa, karena udah merawat Nara dengan baik selama ini," ucap Donghyuk.

"Sering-sering main ke sini, ya." Mama Kim menggenggam tangan Risa dengan begitu hangat.

"Soal perjodohan kalian ... akan Papa batalkan," ucap Papa Kim pada Seunghun dan Risa. "Papa gak tau bagaimana perasaan kalian terhadap satu sama lain setelah semua yang terjadi. Papa gak akan memaksa kalian untuk menerima perjodohan ini. Dan untuk menyelamatkan perusahaan ... Papa akan cari cara lain."

Gontai Risa kembali ke kamarnya setelah makan malam selesai. Dia mulai mengemas barang-barangnya ke dalam tas.

Aktivitasnya terjeda, waktu menatap berlembar-lembar foto dirinya dan Seunghun yang memang dia bawa waktu pergi dari rumah.

Risa duduk di tepi tempat tidurnya. Air matanya menetes waktu melihat dirinya dan Seunghun tersenyum bahagia dalam foto.

Andai perasaan Seunghun terhadap dirinya waktu itu benar-benar nyata, betapa akan indahnya hidup Risa.

"Kenapa masih nyimpan foto-foto itu?"

Suara Seunghun membuat Risa menoleh terkejut. Entah sejak kapan laki-laki itu berdiri di pintu, menatap Risa sambil memegang wadah berisi air dan handuk kecil.

"Buang." Seunghun merebut berlembar-lembar foto itu dari tangan Risa dan melemparnya ke tempat sampah.

Risa terpaku melihatnya. Air matanya makin berjatuhan.

"Udah aku bilang kan, bahkan seandainya kamu tau kebenarannya ... kita tetap gak bakal bisa lanjutin perjodohan ini," ucap Risa.

"Maksudnya?" Seunghun menekuk lututnya, mencelupkan handuk ke dalam air dan memerasnya. Dia mengompres pipi kiri Risa yang kemerahannya semakin terlihat jelas karena ditampar tadi.

"Walau bukan aku pelakunya, tetap aja ... yang terlibat dalam insiden 4 tahun lalu adalah Kakak aku sendiri. Orang yang mengirimkan banyak uang untuk Ibu Shasha adalah Kakek aku. Beliau juga yang mengubur semua kebenaran terkait insiden itu. Bahkan orang tua aku terlibat karena ikut menyembunyikan kebenarannya," ujar Risa, "kita memang gak akan pernah bisa lanjutin semua ini," lanjutnya, sambil melepas cincin pertunangan yang melingkar di jari manisnya.

Seunghun menatap kedua mata Risa dalam-dalam. Tangannya masih menempelkan handuk basah pada permukaan pipi kiri Risa.

"Cewe bodoh. Harusnya kamu kasih tau aku dari awal. Dengan begitu aku mungkin bakal langsung bawa kamu pergi dari sini dan memulai hidup baru di mana cuma ada kita berdua, sesuai sama apa yang kamu mau," ucap Seunghun tanpa Risa duga. "Kenapa kamu malah mutusin untuk menderita sendirian selama ini?" Seunghun tetap bertanya meski mengetahui bahwa Risa terpaksa bungkam karena paksaan Kakeknya.

Risa tak merespon ucapannya. Dia hanya menangis tersedu-sedu. Sementara Seunghun terus menitikan air mata karena rasa bersalah pada gadis di hadapannya.

"Kapan rencananya mau pulang?" tanya Seunghun.

"Mungkin besok atau ... lusa," ujar Risa.

Seunghun terdiam beberapa saat, "gak bisa nanti aja?" tanyanya lagi.

"Hah?"

"Bisa gak tinggal di sini sedikit lebih lama lagi?"

Risa terheran-heran menatap laki-laki di hadapannya. Tadi Seunghun langsung membuang foto-foto mereka berdua yang tengah ditatap Risa, seolah tak menyukainya. Tapi kenapa sekarang laki-laki itu meminta Risa untuk tinggal sedikit lebih lama lagi?

















Yeay dua chapter lagi🥳
Maafin chapter ini kepanjangan banget😭
Jangan lupa vote dan komen yaa~

Continue Reading

You'll Also Like

65.4K 10.5K 15
Yang publik ketahui, kedua pemimpin perusahaan ini sudah menjadi musuh bebuyutan selama bertahun-tahun lamanya, bahkan sebelum orang tua mereka pensi...
742K 35.6K 39
Alzan Anendra. Pemuda SMA imut nan nakal yang harus menikah dengan seorang CEO karena paksaan orang tuanya. Alzan kira yang akan menikah adalah kakek...
374K 39K 35
Menceritakan tentang seorang anak manis yang tinggal dengan papa kesayangannya dan lika-liku kehidupannya. ° hanya karangan semata, jangan melibatkan...
9.4K 1K 19
❝ Semua ini berawal dari pertemuan dingin yang singkat ❞ MAIN : JUNG FAMILY Cast : ° Park Sunghoon (Enhypen) ° Jung Hoseok (BTS) ° Jung Jaehyun (NCT...