HAPPY READING💙
Renaldi berjalan menuju Rumahnya. Dia baru pulang ketika langit sudah gelap. Renaldi membuka pintu Rumahnya ia menatap dingin lelaki paruh baya yang sedang duduk di ruang tamunya.
"Abis dari mana saja kamu? " ucap helmi yang tidak lain adalah papahnya Renaldi.
"Bukan urusan anda," balas Renaldi dingin dia langsung menaiki tangga dan masuk kekamar nya.
Sedangkan Helmi hanya menghembuskan napasnya kasar, jika dia tidak ingat, jika Renaldi adalah anaknya mungkin Renaldi bisa habis ditangan Helmi.
Tak lama dari itu Arnold-kakanya Renaldi jalan menghampiri Helmi.
"Aldi kenapa lagi pah?" tanya Arnold.
"Gatau tuh adik kamu" balas Helmi.
"Mungkin dia kecapean kali, udah udah kalian kesini mamah udah buatkan makan malam," ujar Kinaya yang sedang menghampiri dua laki laki yang tak lain suami dan anaknya.
"Arnold kamu ke kamar Aldi ya, suruh dia makan," sambungnya lagi yang dianguki oleh Arnold.
Arnold berjalan menuju kamar Renaldi ia membuka pintu tanpa seizin Renaldi. Ia tidak izin terlebih dahulu kepada Renaldi karena ini hal yang sudah biasa bagi dia. Mengajak Renaldi untuk gabung bersama keluarganya walapun kadang Renaldi tidak mau tetapi Arnold mempunyai seribu cara untuk dia mau bukan Arnold namanya jika tidak seperti itu.
"WOI ngelamun mulu cepetan turun kita makan," ucap Arnold ketika ia sudah duduk disamping Renaldi.
"Nggak ah bang masih kenyang gue! " balas nya.
"Sosoan lo! Kenapa lo? Galau baru tau gue adik gue yang imut ini galau."
"Apa sih Lo!!! " Renaldi beranjak dari duduk ya lalu pergi meninggalkan Arnold.
"Mau ke mana Lo? " teriak Arnold yang masih duduk di tepi kasur Renaldi.
" nyiapin tanah buat makamin Lo hidup hidup " ujarnya
"ADE GILA!!"
Ditempat lain Mita sedang bosen iya sendari tadi ia hanya berbaring di tempat tidurnya sambil memainkan ponselnya
"bosen juga gue kaya begini terus," ucapnya.
Mita berjalan keluar kamar, Rumahnya sepi semua penghuni rumah sedang pergi. Rafa sedang ada urusan disekolahnya, Rifal ayahnya masih dikantor biasanya ia pulang jika sudah jam 21.30 sedangkan sekarang jarum pendek sajah masih mengarah ke arah angka 7. Dan Bundanya ia sedang ada urusan diluar bersama teman temannya entah lah urusan apa.
Mita menghampiri bi lela - asisten rumah tangga nya yang sedang ada didapur.
"Eh neng? Ada apa neng ke dapur," ucap Bi Lela.
"Mita bosen bi," balasnya lalu duduk di meja makan. "bibi ada yang mau di beli ke supermarket gak?" sambungnya.
"Emm ... Ada si neng," ucapnya ragu-ragu.
"Sini Mita ajah bi yang beli, Mita bosen di rumah," ujarnya tetapi Bi Lela mengelengkan kepalanya dengan cepat. Karena mana mungkin ia membolehkan Mita yang beli, bisa bisa ia di omeli oleh majikannya.
"Nggak usah neng, biar Bibi ajah nanti beli sendiri ajah."
"Udah Mita ajah Bi."
"Nggak usah neng, nanti Tuan dan Nyonyo marah sama saya," ucapnya.
"Nggak bi, nanti Mita bilang kalau Mita yang minta sama Bibi," ujar Mita meyakini Bi Lela.
"Hmm baik deh neng, sebentar saya ambilkan list dan uang nya dulu." Bi Lela meninggalkan Mita di dapur.
Tak butuh waktu lama Bi Lela kembali lagi ke dapur, dia melihat Mita yang masih saja duduk di Meja makan.
Mita menyadari kehadiran Bi Lela, ia lalu beranjak dari duduk nya dan menghampiri Bi Lela. "Mana bi?" ucapnya.
"Ini Neng, beli di supermarket di depan komplek ajah ya neng."
"Iya bi, Mita pergi dulu yah." Mita pergi meninggalkan Bi lela yang masih sajah diam menatapnya.
Mita berjalan ke supermarket, ia tidak membawa mobil atau kendaraan lainnya karena kalau Mita membawa kendaraan ia akan cepat dan kembali bosen lagi di rumah.
Mita sudah ada di supermarket ia mengambil trolling belanja, ia mengambil setiap belanjaan yang sudah ada di List. Sudah semuanya lengkap Mita pergi kekasir untuk membayarnya.
Supermarket tidak terlalu ramai hingga Mita tidak perlu memakan waktu lama untuk membayar belanjaannya.
Mita berjalan keluar supermarket, ia berniatan untuk segera pulang, jalan sudah lumayan sepi tetapi Mita terus berjalan sambil menengteng semua belanjaannya.
Suara drum motor terdengar sangat jelas Mita mempercepat perjalanannya, Mita takut jika dia orang jahat.
"Bos itu cewek yang kemarin sama Renaldi kan?" tanya salah satu anggota Agra. "Samperin ayo bos," sambungan lagi.
Agra hanya menganguk langsung tersenyum licik.
Agra menghampiri perempuan yang di bilang beni-salah satu anggota intic Motor mereka berhenti tepat di depan Mita.
Mita yang menyadari motor itu berhenti, ia tetap berusaha lari. Tetapi hasilnya nihil "aww...." pekik Mita
Nyesel gue gak bawa kendaraan Batin Mita.
"Mau kemana Nona manis?" tanya Agra. "Ikut kita yu, kita senang senang malam ini," sambungnya lagi.
"Lepasin gue!!" Mita berontak Tetapi hasilnya nihil tenaga Agra sangatlah kuat Mita tidak bisa lepas dari cekalannya "TOLONGGGGGG ...." teriaknya.
"Jangan berisik cantik kita kesini mau ngajak senang senang ko." Sekarang Beni yang berbicara.
"Gue gak mau!!!" balas Mita.
"Lo harus ikut!!!" ujar Agra.
Tak lama pertengkaran itu, ada sebuah motor yang berhenti mereka.
"Bangsat beraninya sama cewek!!" ucap Sendi yang turun dari motor tak lama disusuli oleh Arsen.
"Gue nggak ada urusan sama lo dan lo," ucap Agra sambil menunjuk muka Sendi dan Arsen.
Sendi maju beberapa langkah lalu menarik keras baju milik Agra begitu juga Arsen yang sudah siap untuk menghajar Beni. Sedangkan Mita ia hanya dia mematung untuk kedua kalinya ia melihat pertengkaran laki laki secara langsung.
"GUE PERINGATIN LO JANGAN GANGU DIA LAGI!!" Sendi Dan Arsen mendorong mereka hingga mereka berdua tersungkur.
Sendi dan Arsen berjalan kearah Mita yang masih mematung. "Lo nggak papa kan?" ucap mereka bersamaan yang hanya mendapat gelengan kepala oleh Mita. Sendi lalu menatap Arsen yang sedang memainkan ponselnya.
Renaldi sedang duduk di ruang tamu bersama keluarganya, sebenarnya ia malas berkumpul disini. Tetapi ia tak ingin bertengkar dengan kakanya. Karena kalau bertengkar pasti kakanya selalu menang entah dari mana caranya. Renaldi mengambil ponselnya yang bergetar ada pesan dari Arsen. Ia langsung membukanya.
Arsen
Cepetan Kerumah Mita gue lagi disini sama Sendi, tadi gue ketemu Mita dijalan diganggu Agra sama si Beni
Renaldi Menaruh kembali ponselnya ia bergegas kekamar mengambil kunci motor dan jaket, setelah itu ia pergi ke pintu utama Rumahnya.
"Mau kemana kamu?" tanya helmi. "Jangan keluar, Aldi! Kamu kenapa si kelayaban terus."
"Jangan Larang saya keluar. Ada orang yang lebih butuh saya sekarang, " balasnya lalu pergi meninggalkan Rumahnya melajukan motor diatas rata - rata. Hingga akhirnya ia sampai didepan Rumah Mita.
Renaldi mengetuk pintu besar milik Rumah Mita yang tak lama dibuka oleh bi lela. "Ada Mita?" tanya Renaldi.
"ada di ruang tamu den," balasnya, belum Bi Lela berbicara lagi tetapi sudah ditinggal oleh Renaldi.
Renaldi dapat menemukan Mita dan dua kesahabatnya.
"Siapa yang mau jelasin semuanya ke gue?" suara berat milik Renaldi keluar begitu sajah membuat semua menoleh kearahnya.
Semua mata tertuju pada Mita, untuk meminta penjelasan Mita menyadari hal itu dan tak lama iya menjelaskan semuanya secara detail.
"Bangsat!" geram Renaldi
Tak lama dari situ kedua temannya pergi meninggalkan Rumah Mita. Mita ditinggal bersama Renaldi.
"Hemm," deheman Mita hanya untuk memecah keheningan.
"kenapa? " tanya Renaldi
"Jangan pergi dulu gue takut," ucapnya membuat Renaldi tersenyum "tenang ajah gue di sini," balas Renaldi.
"Gue mau nanya sesuatu," ucap Mita.
"Ngomong ajah."
"Gue sebenernya siapa Lo?"
THANK YOU FOR READING💙
DON'T FORGET VOMENT+FOLLOW
SEE U NEXT CHAPTER💙
Ig : veraasy