Kata orang, setiap masalah akan ada jalan keluarnya. Tapi kenapa Lisa hanya merasakan jika masalahnya bertambah.
Bagaimana tidak,
Setiap Jungkook atau Eunha menjelaskan hubungannya, Nancy selalu menampar Lisa dengan fakta yang lain. Entah itu fakta atau bukan, tapi semua disertai bukti.
"Masih bingung mau percaya sama yang mana?" Suara itu menginterupsi Lisa. Dan dilihatnya Rose sedang menghampirinya dengan tangan yang memeluk satu kantong keripik kentang.
"Nancy punya bukti-"
"Yang pacar lo itu Jungkook, Lis. Bukan Nancy. Yang harusnya lo percaya ya Jungkook bukan Nancy" Rose kini duduk disamping Lisa dengan mulut berisi keripik kentang.
Lisa kembali termenung, ia jadi semakin bingung harus percaya pada siapa.
"Gimana hubungan lo sama Jimin?"
"Ganti topik ya?" Rose terkekeh sebentar, "Hubungan gue sama Jimin baik-baik aja" jelas Rose singkat.
"Lo balikan ya sama Jimin?"
"Gue sama dia gatau nama hubungan kita apa. Kita kayaknya belum pernah ngomong putus, atau udah? Gatau, gue lupa" Rose menghela sebentar, "Tapi kan itu masa lalu, jadi ya jadiin pelajaran aja lah. Sekarang gue sama dia mau fokus buat masa depan aja"
"Halah, sok-sok an masa depan lo. Dimainin lagi juga nangis kejer" ledek Lisa sambil menoyor kepala Rose.
"Yeuh, gak mungkin lah dia mainin gue lagi" Lisa menatap Rose bingung. "Gue sama Jimin sekarang udah saling percaya dan kalo ada masalah ya kita sharing bareng-bareng. Kalo buat masalah dulu kan, Jimin yang gak mau cerita sama gue dan gue yang baperan. Dan sekarang gue sama dia sadar, sifat yang kayak gitu yang harus dihindarin dari suatu hubungan" jelas Rose panjang lebar.
"Nyindir gue ya?" Tanya Lisa kesal.
"Empat puluh persen gue emang mau cerita aja sama lo dan enam puluh persen gue emang mau nyindir lo" jelas Rose tanpa merasa bersalah, "Mending lo omongin baik-baik deh, sebelum hal yang gak lo pengenin terjadi" jelas Rose mengganti saluran televisi.
Mereka kembali terlarut pada pemikiran masing-masing. Hingga suara bantingan pintu membuat mereka terperanjat kaget.
"Siapa tuh?" Rose dan Lisa saling menatap seolah terhubung. "Gak mungkin hantu kan?" Lisa kini mulai ketakutan. Masalahnya di dorm kali ini hanya ada dia dan Rose. Jennie sedang pergi dengan Taehyung ke Lotte Mall. Sementara Jisoo sedang menemui temannya. Lagipula jika Jennie atau Jisoo sudah pulang, mereka pasti menyapa Lisa dan Rose kan?
"Coba lo cek sana. Suaranya dari kamar Jisoo Unnie" suruh Lisa kepada Rose.
"Kok gue? Gak mau ah" tolak Rose.
"Kenapa sih? Takut ya lo? Cemen amat"
"Lo juga nyuruh gue karena lo takut kan?!"
"Lo lebih tua dari gue, jadi lo harus lindungin gue"
"Kita lahir di tahun yang sama Lalisa!"
"Tapi bulan yang beda Roseanne!"
"Cuman beda beberapa bulan aja woy"
"Sama aja lo lebih tua"
"Ya tapi-"
"BERISIK!"
Lisa dan Rose membungkam mulutnya masing-masing. "Kalo hantu gak bisa teriak kan?" Rose bertanya dengan suara pelan yang hampir seperti bisikan. Lisa tak menjawab melainkan hanya mengangguk.
"Kita cek bareng-bareng aja lah" Lisa berdiri yang diikuti Rose dibelakangnya. Ketika sudah didepan pintu kamar Jisoo, mereka berdua mendengar suara isakkan tangis dari dalam kamar. Lisa dengan cepat menukar posisinya dengan Rose menjadi ia yang dibelakang.
"Lo ngapain?!" Bisik Rose geram.
"Cepet buka" balas Lisa berbisik juga.
Ceklek
"Unnie?" Kepala Lisa dan Rose menyembul dari balik pintu yang terbuka sedikit.
Dilihatnya gumpalan diatas kasur yang dikurung oleh selimut tebal. Gumpalan itu bergetar diselingi dengan isakkan tangis.
"Unnie? Is that you?" Rose berjalan mendekati gumpalan tersebut pelan-pelan dan menyingkapnya cepat.
Rose dan Lisa saling berpelukan karena takut jika dibalik selimut Jisoo adalah monster bawah laut atau hantu yang akan mengambil organ manusia. Tapi yang didapatinya adalah Unnienya yang sedang menangis dengan mata memerah dan ingus yang keluar. Jijik sekali.
"Unnie what's wrong? Kenapa Unnie nangis?" Tanya Rose langsung memeluk Jisoo diikuti oleh Lisa.
Jisoo tak menjawab. Ia masih asik menangis didalam pelukan kedua adiknya ini.
Cukup lama mereka saling berpelukan dengan Jisoo yang asik menangis sementara Rose dan Lisa yang saling memandang bingung.
Apa yang terjadi pada Unnienya?
Kenapa Unnienya menangis?
Siapa pelaku dari tangisan Unnienya ini?
"Ternyata semua cowok itu brengsek ya"
Dan saat itu pula, Rose dan Lisa sepakat bahwa pelaku dibalik tangisan Jisoo adalah SeokJin. Masalah apa? Itu yang menjadi tanda tanya sekarang.
-
SeokJin mengusap wajahnya frustasi. Ia bingung apa kalimat yang ia gunakan pada Jisoo tadi adalah kalimat yang tepat atau salah. Karena sejujurnya, SeokJin hanya ingin agar Jisoo mau menikah dengannya. Menjadi ibu dari anak-anaknya nanti.
"Kamu kemana aja sih? Kenapa gak nepatin janji kamu?"
"Aku ada acara sama temen aku"
"BTS lagi free kok. Aku kan telpon Namjoon"
"Emang temen aku cuman BTS? Aku punya temen yang lain kali"
"Kenapa gak ngomong sama aku? Malahan kamu gak baca pesan aku!"
"HP aku lowbat. Jadi aku matiin aja"
"Alesan! Jujur, kamu kenapa?"
"Kamu beneran gak mau nikah sama aku?"
"Jadi karena itu? Aku kan bilang mau tapi nanti. Aku belum siap SeokJin"
"Mau tunggu sampe aku umur berapa Jis? Huh?"
"Ya aku-"
"Atau aku harus cari yang lain? Yang emang udah siap"
SeokJin kembali mengusap wajahnya frustasi. Teringat kejadian yang baru saja terjadi. Setelah mengucapkan kalimat itu, Jisoo pergi meninggalakannya dengan mata yang berkaca-kaca. Apa ia menyakitinya lagi?
"Apa iya gue sama Jisoo emang gak cocok?"
SeokJin menghela napasnya berat. Dengan langkah gontai, ia menuju parkiran dimana mobil nya terpakirkan. Sebelum memasuki mobilnya, dilihatnya Jinyoung-manusia pembuat salah paham- sedang merangkul seorang gadis.
"Jinyoung kan?" Sapa SeokJin setelah menghampiri Jinyoung.
"Oh Jin Hyung, kan?" SeokJin mengangguk dan tersenyum sopan.
"Nay, kamu duluan aja ya. Aku mau ngomong sama SeokJin Hyung dulu nih"
Gadis yang dipanggil Nay itu mengangguk lalu membungkuk hormat lada SeokJin sebelum pergi.
"Dia Nayeon Twice. Inget kan?" SeokJin terkejut. Bagaimana bisa gadis yang dirangkul oleh Jinyoung adalah Nayeon? Gadis itu tidak seperti Nayeon. Perutnya sedikit buncit. Dia gadis kan? Apa sudah wanita? SeokJin bingung sendiri. "Dia emang banyak berubah. Tapi dia emang Nayeon" ucap Jinyoung meyakinkan.
"Lo sama dia pacaran?" Tanya SeokJin.
"Lebih tepatnya kita udah nikah sih. Dan Nayeon lagi hamil" SeokJin terbatuk-batuk saking kagetnya. Bagaimana bisa? Kok tidak heboh?
"Gue emang gak ngadain pesta, cuman keluarga gue sama keluarga Nayeon aja. Paling ya sama member Got7 lainnya" jelas Jinyoung sadar akan keterkejutan SeokJin.
"Oh" SeokJin mengangguk paham. Bicara soal pernikahan membuat ia teringat Jisoo. Gadis itu masih menolaknya walaupun dengan alasan yang logis. Mungkin SeokJin harus berpikir kembali, mungkin ia harus menyingkirkan ego nya sedikit.
Karena memang benar. Pernikahan itu tentang kesiapan dua manusia yang akan menuju jenjang yang lebih serius. SeokJin mengangguk seolah memantapkan diri.
Tak sadar jika Jinyoung sedari tadi masih memperhatikan.
"Gue duluan ya" ucap SeokJin pada akhirnya.
"Hati-hati hyung"
-
"LO BISA GAK SIH GAK USAH JADI PERUSAK HUBUNGAN ORANG?!"
Siapa sih itu yang terakhir? Emosi banget kayaknya. Wkwkwk
Maapkeun jikalau telat update karena ada beberapa faktor kalo aku telat update :
1. Lupa jalan cerita
2. Males ngetik
3. Badmood
4. Ada yang ngajak gelud
5. Sibuk di real life
700 vote? Gaskeun~~
CONGRATS BUAT CEO KANG DAN MBAK JIHYO❤
Aku dukung kalian kok gaes, walaupun aku syok tadi:"
Liat kan gaes? Kadang tuh realita selucu ini. Kapal yang sering dibilang halu dan miskin momen atau maksain momen malah real. Tetep berdoa untuk kapal kita Fams♡
Salam,
Author Chans.