DEMAR

By Weejackie

12.1K 1.3K 841

"It's hard to not feel happy when you make someone smile." Siapa yang tidak terhibur dengan dirinya, Demar na... More

1 | Pertolongan pertama
2 | Geng Elvano
3 | Ria Afraa Dafeena
4 | Bagaikan Hercules
5 | Baru jadian
6 | Keberuntungan
7 | Pulang cepat
8 | Sakit
9 | Bella & Diana
10 | Dita
11 | Belanja
12 | Mengalah
13 | Sial
14 | Mode posesif on
15 | Sesak
16 | Berangkat sama-sama
17 | Video call
18 | Percaya
19 | Rasa bersalah
20 | Tiga rasa
21 | Tak tertahankan
22 | Mencari tau
23 | Acara ulang tahun
24 | Si kembar meminta maaf
25 | Tidak lama lagi
26 | Kerja kelompok
27 | Rencana gagal
28 | Korban
29 | Malam mingguan
30 | Kejutan tak terduga
31 • Ke taman
32 • Hujan deras
33 • Undangan
35 • Berubah
36 • Setidaknya berhasil
37 • Tak disangka
38 • Tetap erat
39 • Salah besar
40 • Nyerah
41 • Malaikat
42 • Surat kecil
43 • So Sweet
44 • Menemani
45 • Perasaan
46 • Kenapa
47 • Seharusnya
48 • Bukan teman
49 • Ditembak
50 • Pertemuan
51 ~ Tidak dijawab
52 ~ Frustasi
53 ~ Kelewatan
54 ~ Berada di dekatnya
55 ~ Langsung dari kakak
56 ~ Penyesalan
57 ~ Berkali-kali
58 ~ Percuma saja
59 ~ Akhir
60 ~ Semua terungkap
61 ÷ Sangat nyata
62 ÷ Kebenaran dan kenyataan
63 ÷ Percuma
64 ÷ Menghantui dirinya
65 ÷ Pertolongan terakhir
66 × Hanya beban
67 × Bahagia
68 × Ria
69 × Demar
COMING SOON1️⃣7️⃣
70💙The Wedding (Special one)

34 • Air mata

72 15 0
By Weejackie

Happy reading

🌼🌻

Dandanan make-up diwajahnya sudah membuat dirinya terlihat semakin anggun saja dan juga terlihat seperti bak bidadari jatuh dari langit.

Ia tersenyum melihat ke arah cermin, merasa bahagia karena disini dihari ulang tahunnya yang ke-17 bisa merayakannya bersama sang pujaan hati, apalagi ketika tau Wira yang merencanakan ini semua hanya untuknya dari jauh-jauh hari.

Membuat acara yang cukup besar, mahal dan juga megah.

Bahkan ketika dirinya tidak mengharapkan hal-hal seperti ini terjadi sebelumnya, Wira tetap akan membuat acara seperti ini tanpa meminta persetujuan dari Ria sebelumnya.

Terdengar bunyi suara ketukan dari arah belakang Ria itu.

Ria lalu melihat pintu dibelakangnya terbuka, menampakkan seseorang yang sudah menggunakan tuxedo berwarna putih dengan pita berwarna hitam, Ria sungguh dibuat mabuk bukan main karena ketampanan dari wajah Wira yang bertambah.

"Rara tampan ya? kayak malaikat, ya?" tanya Wira berjalan mendekati Ria yang masih setia duduk dibangku pendek dan kecil itu..

"Engga, tuh, biasa-biasa aja." Ria terlihat menampakkan wajah datarnya.

"Matamu tadi tidak bisa menipuku." Wira lalu menuduk, bertumpu pada satu kakinya, menatap ke arah wajah Ria. "Malaikat."

"Kamu ngomong apa?" Tanya Ria pura-pura tidak dengar sambil menahan senyumnya.

"Malaikat, kamu udah kayak malaikat jatuh dari surga." Ria yang mendengar itu, kian lama merasakan pipinya terasa memanas.

Kemudian ketika keduanya masih saling bertatapan, terdengar suara dari luar ruangan yang memanggil-manggil nama Ria dan juga Wira.

Sepertinya sang pembawa acara atau host sudah memulai acara pada malam ini.

"Yuk, aku mau pamerin seberapa cantik malaikat milik Rara, ini." Wira sudah bangkit sambil mengenggam tangan Ria yang juga ikut bangkit dari tempatnya duduk.

Ketika sudah berada diluar ruangan, keduanya berjalan berdampingan, Ria yang sudah menggandeng tangan Wira yang cukup berotot itu berjalan pelan hingga sampai didepan pintu ruangan utama acara pesta.

Membuat dua orang laki-laki yang menjadi penjaga pintu ruang utama acara pesta itu langsung mendorong pintu besar ruangan utama tersebut.

Langsung saja terlihat cahaya bersinar lampu yang menyoroti Wira dan juga Ria ketika keduanya sudah berjalan bergandengan memasuki ruang utama acara pesta tersebut.

"Sekali lagi beri tepuk tangan yang paling meriah, sang pengeran yang menggunakan tuxedo berwarna putih, Wira Pratama Darma. Dan juga tuan putrinya, Ria Afra Dafeena yang sedang berulang tahun pada hari ini yang ke-17."

Banyak diatara para undangan yang merasa iri, dan juga beberapa menatap haru pasangan itu.

Sepasang kekasih yang mendapat banyak teriakkan dan tepuk tangan itu berjalan menaiki panggung yang sudah dibangun itu dengan santai lalu menatap ke arah para tamu undangan yang sudah pada hadir.

Terlihat juga Ronald bersama dengan pacarnya dan juga Anggi yang sudah menggandeng mesra Erik.

Sementara seseorang yang berada dibelakang dua pasangan itu hanya bisa tersenyum sambil memegang segelas air anggur.

Entah itu senyuman bahagia atau malah sebaliknya

Yng pasti ia sedang menatap terus-menerus pasangan yang berjalan dipanggung yang megah itu dalam diam tanpa mulut yang menyoraki dan juga tanpa tangan yang bergerak tidak seperti para undanga tamu yang lainnya yang terlihat heboh sekali.

Bahkan ketika ia berusaha untuk menatap mata dari Ria itu dirinya tau bahwa Ria tidak mengetahui kehadirannya.

Ia tau bahwa Ria sepertinya tidak lagi memerlukan dirinya untuk berada disamping perempuan itu.

Karena perempuan yang sedang memperlihat wajah dan juga senyum bahagianya itu sudah berada disisi seorang lelaki yang punya segalanya, romantis dan juga gentle. Pikir Demar.

•••

Demar yang duduk disalah satu meja itu menatap ke arah panggung dansa, disana terlihat banyak sekali anak-anak SMA dari sekolahnya yang berdansa dengan lawan jenisnya.

Berpasangan semua, ia yang duduk hanya sesekali meneguk sedikit demi sedikit air anggurnya itu sambil menatap lesuh ke arah panggung.

"Ketika sesuatu yang lo lihat didepan mata lo menyakitkan, cobalah untuk lihat ke arah sebaliknya." Demar menoleh dan melihat Patrick duduk disebelahnya.

"Lo engga dansa, Pat?" tanya Demar meminum lagi air anggurnya sedikit.

"Malas, engga pandai juga, gue." Demar mengangguk mengiyakan, sama, dirinya juga tidak pandai berdansa.

Ia sempat mengabadikan beberapa moment langkah tentunya tadi pada saat Ria meniup lilin hingga memotong kue besar yang telah dipesan dan disiapkan tentunya untuk acara ulang tahun Ria.

Ria yang ditemani oleh Wira sekarang sedang berbincang-bincang dengan kedua orang tua dari Wira, terlihat berdiri diujung pojok dekat panggung dansa itu, Demar juga sedang menatap ke arah Ria itu.

"Lo kok engga ikut dansa, sih, Mar." Ucapan Patrick sama sekali tidak ditanggapi oleh Demar, karena yang Demar terkejut karena melihat Ria yang sudah pergi menjauh meninggalkan Wira dan juga kedua orang tua dari Wira itu.

Sempat sebelum Ria sudah mulai meninggalkan keluarga dari Wira itu, Wira yang baru hendak ingin mengejar kekasihnya yang pergi tiba-tiba ditahan oleh tangan ayahnya dan juga oleh ibunya.

Demar langsung bangkit mencoba untuk mengejar Ria yang sudah menekan-nekan tombol lift.

Demar yang berusaha untuk menyusul Ria itu terlihat mengaduh kesal karena sudah terlambat karena lift yang membawa Ria sudah tertutup dan sudah membawa turun perempuan itu menuju lantai dasar.

Ia lalu mencoba untuk menekan-nekan cepat tombol disamping lift itu lagi, lebih cepat ia menekannya lebih banyak ia menyia-nyiakan waktu, pikirnya.

Lalu mau tidak mau ia menggunakan tangga darurat yang tersedia diujung pojok lorong sebelah kirinya itu.

Entah tinggal berapa anak tangga lagi yang akan Demar turuni itu, yang pasti ia harus lebih cepat dari Ria sekarang agar bisa menghentikan perempuan itu yang tidak Demar ketahui ingin pergi kemana.

Demar menyeka keringatnya, mengambil napas dalam-dalam lalu dihembuskan keluar, siap untuk melangkah lagi.

Setelah berada dipintu luar dan akhirnya bisa merasakan udara segar pada malam hari itu, Demar melihat kesana kemari mencari keberadaan dari perempuan yang ia kejar tadi.

Ia lalu menendang asal batu yang terdapat dijalan-jalan tempat ia berdiri sekarang, ia kehilangan jejak Ria, pada saat itu juga dirinya pun memutuskan untuk ke area parkir tempat motornya terparkir itu karena ia memutuskan untuk segera pulang saja ke rumah karena gagal mengejar Ria, namun pada saat dirinya baru saja memasuki area parkir tersebut.

Ia melihat sosok perempuan memakai gaun berwarna putih persis seperti yang dikenakan oleh Ria itu duduk disalah satu kursi yang membelangkangi dirinya sehingga perempuan itu masih tidak mengetahui keberadaanya.

Perempuan itu adalah Ria, Demar tersenyum karena ia ternyata tidak sama sekali kehilangan jejak dari Ria.

Namun anehnya Demar malah mendengar isakan tangis yang sangat kecil, namun semakin lama semakin terdengar jelas bahwa Ria sedang menangis sekarang ini.

Demar lalu mencoba untuk berjalan mendekat ke tempat dimana Ria duduk sekarang.

Pada saat Demar sudah berada tepat dibelakang Ria dan siap menyentuh pundak dari perempuan itu, terdengar suara orang berteriak dari arah belakang Demar, siapa lagi kalau bukan Wira yang mencari keberadaan pacarnya itu sekarang.

Demar lalu mau tidak mau mengubur dalam-dalam niatnya itu untuk menenangkan, menjadi sandaran bagi Ria untuk sekarang ini karena kedatangan dari Wira yang dirinya tidak harapkan sama sekali.

Dirinya lalu bersembunyi dibalik mobil-mobil yang ikut terparkir di area parkir itu juga.

Dirinya dapat melihat dengan jelas ketika Wira menghampiri Ria, Ria yang merasakan Wira sudah berjalan mendekatinya langsung merasa panik dan dengan cepat dirinya menyeka matanya yang terlihat masih berlinang air mata sehabis menangis itu, Demar melihat kejdian itu.

Ia hanya menatap sedih perempuan yang terlihat sudah berantakan dandanan diwajahnya itu, ia merasakan sakit didadanya memuncak.

Demar merasa dadanya sudah ditancapi dengan benda-benda tajam sekarang ini.

Apalagi ketika melihat Ria yang berusaha untuk tersenyum kepada Wira yang sudah duduk disamping pacarnya itu.

"Maaf ya, soal tadi, kamu jangan mau dengerin." Wira mengenggam kedua tangan Ria.

Demar lagi-lagi melihat itu.

Ria lalu nampak berusaha untuk menampilkan senyuman tanda dirinya itu baik-baik saja.

"Iya, kamu jangan khawatir gitu ya, aku engga bakal masukkin ke hati kok." Lalu Wira langsung memeluk erat Ria, disana terlihat jelas bahwa Ria masih berusaha untuk tersenyum meskipun Demar tau Ria sebenarnya hanya berusaha untuk menahan semua kesedihannya agar dirinya terlihat kuat dan baik-baik saja didepan kekasihnya itu.

Demar yang masih menatap jelas adegan didepannya itu terlihat begitu mengenaskan karena hanya bisa melihat tidak bisa melakukan lebih.

"Astaga." Ucap Wira membuat Ria menaikkan satu alisnya sambil menahan senyum.

"Kok kamu terkejut? Gara-gara make-up aku ya?" tanya Ria sambil merapikan rambut Wira itu.

"Kamu kok masih cantik aja, sih!"

Ria lalu tersenyum geli.

"Aku antar kamu pulang aja, ya, kamu kayaknya udah capek banget." Wira lalu berdiri sementara Ria masih setia duduk sambil menahan senyum lagi.

"Apaa?" Tanya Wira terlihat jutek, tapi ia tau apa yang diiginkan dari Ria itu.

"Aku capek, kamu gendong, aku dong." Ria lalu mengangkat kedua tangannya.

Wira lalu menghembuskan napas. "Sini," Wira lalu membungkuk didepan Ria tersebut.

"Asik."

"Untung kamu ringan, ya, untung juga aku sayang." Ucap Wira sudah berdiri dan memegangi kedua kaki dari Ria tersebut, sementara kedua tangan Ria sudah melingkar mantap di leher milik Wira itu.

"Te amor mi amor." Ucap lagi Ria.

"Artinya?"

"Aku mencintaimu, cintaku." Ucap Ria lagi sambil mencubit kedua pipi Wira membuat laki-laki tersebut menjadi salah tingkah dan akhirnya keduanya sudah meninggalkan area parkir karena mobil Wira yang diparkir ditempat khusus.

Demar?

Ia terlihat sudah duduk dan bersandar pada ban mobil tempatnya bersembunyi ini, ia sedang menutup matanya sekarang, entah kenapa ia merasakan matanya memanas sekarang.

Sepertinya ada sesuatu yang ingin keluar dari pelupuk matanya sekarang.

Tepat pada saat dirinya membuka matanya, setetes air jatuh menuju pipi hingga berada diujung dagunya sampai akhirnya jatuh dan menghantam pada tanah.

Dirinya menangis.

•••

See you in next chapter

35 • Berubah

Continue Reading

You'll Also Like

2.4M 446K 32
was #1 in paranormal [part 5-end privated] ❝school and nct all unit, how mark lee manages his time? gampang, kamu cuma belum tau rahasianya.❞▫not an...
3.1M 258K 62
⚠️ BL Karena saking nakal, urakan, bandel, susah diatur, bangornya Sepa Abimanyu, ngebuat emaknya udah gak tahan lagi. Akhirnya dia di masukin ke sek...
13.1M 1M 74
Dijodohkan dengan Most Wanted yang notabenenya ketua geng motor disekolah? - Jadilah pembaca yang bijak. Hargai karya penulis dengan Follow semua sos...
8.3M 517K 34
"Tidur sama gue, dengan itu gue percaya lo beneran suka sama gue." Jeyra tidak menyangka jika rasa cintanya pada pria yang ia sukai diam-diam membuat...