13. Princess in Love

Від ratihwul20

1.8M 83.4K 2.3K

Sequel Pengantin Bayaran.... Kisah cinta Putri Helena Bukan sembarang kisah cinta Kisah cinta yang diselimuti... Більше

Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 19
Hanya bertanya
Part 20
Part 21
Part 22
Part 23 - Extra Part
Promooo!!!

Part 18

63.1K 3.5K 120
Від ratihwul20

Maaf ya lama update, laptop author rusak jadi gak bs ngetik, ini aja ngetik di hp jd gak bs panjang2.

So cekidot.

****

Aku berdiri didepan sebuah gundukan tanah yang masih basah. Airmataku tak berhenti mengalir dari kedua mataku. Bekas operasi karena melahirkan masih terasa menyakitkan, tapi tetap tidak terasa lebih menyakitkan dibandingkan sakitnya ditinggal oleh orang yang kita sayangi.

"Kenapa ini semua bisa terjadi, hikssss" kembali aku meratapi kepergian dia yang secara tiba - tiba. Disaat keadaan sudah mulai membaik, ketika Daddy akhirnya menerimaku dan membatalkan niatnya untuk memisahkan aku dan Glen, tapi kenapa ini terjadi.

"Nyonya... lebih baik kita kembali ke Rumah Sakit, kata Dokter anda belum boleh terlalu banyak bergerak"

"Sebentar... sebentar lagi" kataku dengan nada lirih.

"Nyonya... Tuan akan marah jika saya tidak bisa menjaga Nyonya" pengawal itu melihat kearah gundukan tanah.

"Aku balik dulu... aku harus menjaga anak - anak" mengingat 3 bayi kembarku, kesedihan yang menyelimuti hatiku, tiba - tiba berubah menjadi riang.

Aku meninggalkan kuburan dan masuk kedalam mobil yang akan membawaku kembali ke rumah sakit. Aku menyandarkan kepalaku ke jok mobil. Mata ini belum sempat tertidur semenjak kejadian malam itu. Aku kembali mengingat kejadian yang mungkin kedepannya akan merubah garis hidupku.

Flashback on

Sebelum aku memasuki ruang operasi, jantungku tak berhenti berdetak, kecemasan dan juga kekuatiran akibat akan melahirkan dan juga karena kesehatan Glen yang makin memburuk membuat diriku tidak bisa tenang.

"Dad.. Glen, tolong dia Dad... kami membutuhkan dia" kataku dengan sangat memohon kepada Daddy.

"Kamu tidak perlu kuatir, Daddy akan menolong Michael, kamu tenang dan lahirkan cucu Daddy dengan baik dan sehat, suamimu akan Daddy selamatkan" aku melihat ketulusan di wajah Daddy. Aku juga melihatnya tersenyum, hal yang susah sekali aku lihat dan rasakan semenjak aku dan Glen menikah.

Aku masuk dan melihat Daddy untuk terakhir kalinya, entah kenapa aku merasa hari ini saat terakhirku untuk bertemu dengannya.

Seandainya Glen menemaniku melahirkan, betapa ini akan sangat sempurna, tapi sayang suamiku yang juga pria yang sangat aku cintai sedang berjuang untuk hidup di ruang sebelah.

"Glen... berjuang sayang.. demi aku, demi anak - anak, demi keluarga kecil kita" kataku dalam hati dengan nada lirih.

"Baiklah Nyonya, kita akan melahirkan 3 jagoan anda" kata dokter yang membantuku melahirkan.

Aku hanya bisa mengangguk, sakit dan kecemasan yang melandaku membuatku hanya bisa mengikuti apa maunya Dokter. Mataku terasa berat ketika dokter itu memasangkan alat di hidungku.

"Baby, Mommy harap kalian lahir dengan sehat dan selamat" aku menutup mataku dan tertidur.

****

Rudolf Pov

Setelah mengantar Helena ke ruang operasi, aku kembali ke ruang ICU dimana Michael di rawat. Aku melihat suster mondar mandir dengan wajah panik. Aku menghentikan salah satu suster.

"Ada apa sus, ada apa dengan anak saya" kataku dengan panik

"Pasien kritis pak, paling lama besok pagi kami harus sudah mendapat donor, tapi sampai sekarang, kami belum juga mendapat donor yang cocok" kata suster itu dengan penuh penyesalan.

"Dokter Liam dimana?" tanyaku

"Di ruangannya, dokter masih mencari donor ginjal disemua rumah sakit" belum selesai suster itu berbicara, aku langsung berjalan ke ruangan Liam. Berapapun biayanya aku harus mendapat donor untuk anakku.

"Paman.." Liam terlihat dengan wajah penuh penyesalan setelah aku memasuki ruangannya.

"Belum dapat?" tanyaku, Liam menggeleng dan kembali duduk di mejanya.

"Ini terlalu mendadak, dan donor yang cocok susah dicari" Liam memberitahuku dengan nada kecewa dan penuh penyesalan.

"Liam, bagaimana jika ginjal paman yang tersisa, kamu ambil dan berikan kepada Michael" entah ide darimana tiba - tiba datang di otakku. Demi kesembuhan Michael aku rela memberikan sisa ginjal yang tersisa. Aku sudah terlalu banyak berbuat dosa dan terlalu banyak menyakitinya. Dendam dan kemarahanku, membuat anakku satu - satunya meregang nyawa.

"Paman.. itu sungguh tidak mungkin, seandainya aku mengambil sisa ginjal paman, dijamin Paman akan meninggal, aku tidak mau melakukan itu, Michael juga tidak akan setuju" Liam menolak ideku.

"Paman rela Liam, kamu lihat sendiri, Helena sedang melahirkan 3 orang anak dan mereka membutuhkan Michael, Paman sudah tua masalah meninggal sekarang atau nanti juga sama saja" aku menitikkan airmata.

"Paman..." Liam membuang nafasnya.

"Please Liam, ambil saja ginjal Paman, Paman rela" kataku masih memohon dengan memegang tangannya.

"Maaf Paman, aku tidak bisa jika mengambil ginjal Paman yang tinggal satu" Liam terlihat penuh penyesalan.

"Jika Paman meninggal, ginjal ini bisa kamu ambil dan berikan kepada Michael?" tanyaku lagi

"Paman... jangan bilang..."

Aku mengangguk dan menepuk punggung tangannya. "Demi Michael, dan dia jangan sampai tau kalo Daddynya yang jahat ini sudah meninggal"

"PAMAN, JANGAN BILANG PAMAN MAU BUNUH DIRI" Liam berteriak mendengar perkataanku.

"Stttsss semua hal mempunyai telinga Liam, jika Helena bangun tolong kamu jangan beritahu juga dia, lebih baik mereka tidak tau, karena jika mereka tau, mereka akan sangat bersalah dan mereka tidak akan bahagia, sudah terlalu banyak kesedihan yang paman berikan bagi mereka"

"Paman..." Liam masih berusaha menghentikan ide gila yang aku ucapkan.

"Paman mau pulang dulu, nanti paman kesini lagi, paman lelah"

"Oke lebih baik paman istirahat dulu daripada berpikir yang tidak - tidak, aku akan berusaha mencari donor yang cocok buat Michael"

Aku mengangguk dan menyalami Liam. Mungkin ini terakhir kalinya aku bertemu dengan dia.

Aku keluar dari ruangannya, aku berjalan menuju lobby rumah sakit, aku memanggil pengawal kepercayaanku.

"Marcos, jaga anakku dan keluarga kecilnya, jangan ada yang berani menyentuh mereka"

"Baik tuan, saya akan mengambil mobil dulu" katanya dan dia berlari menuju parkiran.

"Hanya ini yang bisa Daddy berikan untuk menebus kesalahan Daddy nak... berbahagialah engkau dengan anak dan istrimu, jangan melihat kebelakang dan jangan merasa bersalah jika suatu saat kau tau Daddy sudah tidak ada" kataku dalam hati.

Aku melihat Marcos keluar dari mobil dan membukakan pintu belakang untukku. "Aku pulang sendiri, kau jaga mereka dan jika mereka bertanya padamu dimana keberadaanku, kau jawab saja aku sedang diluar negeri untuk merenungi kesalahanku dan aku tidak akan kembali, ingat Marcos.." dia terlihat bingung dan karena perintahku dia mengiyakan dan memberikan kunci mobil kepadaku.

Aku melajukan mobil kesebuah tempat yang harus aku kunjungi sebelum aku meninggal. Aku menginjakkan kaki ke sebuah toko perlengkapan bayi, aku memilih semua jenis barang untuk ketiga cucuku. Tak lupa aku menyuruh pihak toko mengirimkan nanti setelah 1 minggu kepergianku.

Aku menulis disebuah kartu ucapan \par

"Hay jagoan - jagoan Granpa, maaf Granpa tidak bisa menemani kalian, Granpa harus mengelilingi dunia, kalian harus menjadi anak - anak yang baik, jagalah Mommy dan Daddy kalian dengan baik"

Love you all

Aku memasukkan kartu itu kedalam amplop dan menyerahkan kepada pelayan toko.

"Terima kasih"

Aku meninggalkan toko dan kembali melajukan mobilku ke tempat dimana aku harus memberikan nyawaku untuk Michael.

"Maafkan Daddy nak... Maaf" aku melepaskan kakiku dari injakan Rem dan melepaskan tanganku dari stir. Mobil tetap melaju dan aku menutup mataku.

Brakkkkkkk

Aku merasakan hempasan yang sangat menyakitkan menimpa tubuhku. AKu tersenyum setelah melihat bayangan Aurora seakan memanggilku. "Aurora..." setelah mengucapkan itu aku tidak merasakan apapun juga.

****

Helena Pov

Mataku terbuka ketika mendengar suara tangisan bayi saling sahut menyahut di ruangan

"Dokter bagaimana dengan anak saya" kataku penasaran.

"Anak - anak Nyonya, sangat sehat dan selamat 3 jagoan, utuh dan sehat" aku menangis dan bahagia mengetahui anak - anakku lahir dengan sehat.

"Hay Baby.... Mommy sayang kalian" aku mencium satu persatu kening babyku, ah seandainya Glen menemaniku.

Aku kembali teringat akan Glen dan mencari keberadaan Daddy, kenapa aku tidak melihat batang hidung Daddy hanya Liam yang ada dengan wajah sedih. Jangan bilang....

"Liam.... Glen.. maksud aku Michael, bagaimana keadaannya" tanyaku dengan panik.

"Michael masih belum sadar setelah kami melakukan operasi, kami berhasil mendapat donor ginjal dan beruntungnya Michael bisa tertolong dengan bantuan ginjal itu" katanya dengan sedikit bergetar, kenapa dia seperti sedih.

"Apa Michael akan sembuh Liam, kenapa kamu terlihat sedih" tanyaku masih dengan nada panik.

Liam mendekatiku dan memelukku, aku merasakan dia seperti menangis. "Paman... Paman Rudolf.. Paman Rudolf meninggal Helena" katanya bergetar.

"Astaga.. daddy, Daddy kenapa Liam" kataku dengan suara menahan tangis.\par

Berceritalah Liam masalah donor ginjal dan bagaimana ginjal itu di dapat, aku hanya bisa menutup mulut mendengar cerita Liam, aku menangis sedih, begitu besar pengorbanan Daddy untuk kesembuhan Glen.

"Helena.. aku mohon jangan sampai Michael tau masalah ini, sebelum kesehatannya membaik, aku takut dia kecewa dan berdampak buruk bagi kesehatannya"

Aku mengangguk dan menghapus airmataku.

Glen akan menderita jika tau ayahnya rela memberikan nyawanya demi kesembuhannya

"Kamu harus sehat sayang... harus!!"

tbc

Next 50 comment 250 vote

Продовжити читання

Вам також сподобається

6.6M 338K 60
[SEBAGIAN DIPRIVATE, FOLLOW AUTHOR DULU SEBELUM BACA] Tanpa Cleo sadari, lelaki yang menjaganya itu adalah stalker gila yang bermimpi ingin merusakny...
XAVERIUS Від piscesyyy

Романтика

3.7M 40.3K 32
(⚠️🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞⚠️) [MASIH ON GOING] [HATI-HATI MEMILIH BACAAN] [FOLLOW SEBELUM MEMBACA] •••• punya banyak uang, tapi terlahir dengan satu kecac...
458K 25.3K 32
Saat sebuah lamaran mendadak datang ke rumahku oleh Bu Lia, dengan begitu semangat aku menyetujuinya tanpa berpikir dua kali karena yang ada di bayan...
155K 2.7K 14
DALAM TAHAP REVISI! [Sweet Ex Boyfriend, New Version] Blurb: Tidak ada salahnya membaca buku yang sama berulang kali, begitulah perumpamaannya. Sels...